ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW PADA MATERI SUHU DI KELAS VII-6 SMP NEGERI 1 TEBING TINGGI

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP. Muhamad Kurnia Sugandi 1

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Pembelajaran Matematika Model PBL (Problem Based Learning) Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Luas Bidang Pada Siswa Kelas III SD

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen dengan menggunakan pretest dan postest. Pretest dilakukan untuk

Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Tipe NHT dan Tipe TPS Pada Materi Pecahan

Jurnal Bionatural, Volume 4 No. 1,Maret 2017 ISSN:

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200


THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

LISMAWATI MOHAMAD Meyko Panigoro Agil Bachsoan. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yarsi Efendi, Ramses Firdaus, Styvany. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan Koresponden :

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN KOLABORASI MODEL TPS DAN PBL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS X SMA NEGERI 6 ARTIKEL PENELITIAN OLEH WINDA ANGGRIAWATI F

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI KELAINAN DAN PENYAKIT REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. saat semester II Tahun Ajaran 2013/2014, yaitu pada tanggal 9 s.d 25 Januari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

Siska Wuryani, Yesi Gusmania, Farid Akhmad

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB III METODE PENELITIAN

EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini

SKRIPSI. Oleh: DERIA EGA FITRIAWATI NPM:

Transkripsi:

PERBANDINGAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DENGAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN Yennita Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu Email : yen.nita@rocketmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan hasil dan aktivitas belajar antara model kooperatif think pair share dengan model problem based learning pada pembelajaran fisiologi tumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi. Instrumen penelitian yang dipakai adalah lembar observasi dan lembar tes. Lembar observasi berupa lembar observasi dosen dan mahasiswa, sedangkan lembar tes hanya digunakan untuk mahasiswa. Analisis data observasi dilakukan secara deskriptif, sedangkan data hasil belajar dianalisis secara statistik dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar model PBI dan model TPS. Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan kedua model berlangsung sangat baik. Kata Kunci : aktivitas belajar, fisiologi tumbuhan, hasil belajar, problem based learning, think pair share I. PENDAHULUAN Mata kuliah Fisiologi Tumbuhan merupakan salah satu mata kuliah keahlian yang ada dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bengkulu dengan bobot 4 sks yang ditawarkan pada mahasiswa semester 4 (genap) pada setiap tahun ajaran. Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar fisiologi tumbuhan, hubungan tumbuhan dengan air, tanah dan nutrisi tumbuhan, fotosintesis, respirasi pada tumbuhan, metabolisme nitrogen dan lemak, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, hormon dan zat pengatur tumbuh, gerak pada tumbuhan, fotomorfogenesis, pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan jam biologi. Evaluasi mutu hasil dan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah dilakukan tim pengajar menunjukan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah fisiologi tumbuhan masih lemah. Indikator keberhasilan mahasiswa dalam KBM didasarkan pada hasil perolehan nilai ujian tengah semester dan ujian akhir semester per tahun yang belum optimal. Berdasarkan hal tersebut dan pengalaman peneliti dalam mengampu mata kuliah ini selama beberapa tahun terakhir, ditemukan beberapa permasalahan dalam proses belajar mengajar. Masalah yang teridentifikasi antara lain : (1) mahasiswa sulit untuk menyelesaikan soal atau masalah yang menyangkut pemahaman, analisis masalah, dan juga aplikasi, (2) aktivitas belajar rendah, hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya jadwal kuliah dan (3) kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan selama proses belajar juga tergolong rendah. Hal ini terlihat karena hanya sebagian kecil mahasiswa yang aktif menjawab pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut terdapat beberapa penyebab permasalahan dalam belajar mengajar diantaranya (1) model pengajaran yang masih bersifat konvensional sehingga tidak adanya variasi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) terbatasnya media dan sumber belajar sehingga mahasiswa lebih cendrung tergantung dengan dosen sebagai satu-satunya sumber belajar, hal ini menyebabkan mahasiswa menjadi kurang aktif dan kritis dalam proses belajar mengajar dan (3) rendahnya keinginan belajar dalam diri mahasiswa hal ini ditunjukan dengan adanya kebiasaan nyontek dalam ujian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang dinilai baik bagi mahasiswa adalah kegiatan belajar memecahkan masalah sebab merupakan tipe usaha mengembangkan kemampuan berpikir. Berpikir adalah aktivitas kognitif tingkat tinggi karena melibatkan asimilasi dan akomodasi berbagai pengetahuan dan struktur kognitif. Penerapan model pembelajaran merupakan langkah sistematis yang dapat meningkatkan Yenita Halaman 128

kegiatan belajar siswa yang nantinya akan berefek pada hasil belajar mahasiswa. Salah satunya pembelajaran kooperatif yang mencakup konsep lebih luas yaitu think pair share (TPS). Model TPS diawali dengan mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pembelajaran. Sedangkan model lain yang berdasarkan pemecahan masalah yaitu model problem based learning (PBL). Model PBL nantinya akan mengembangkan kemampuan penyelidikan pada diri siswa [1]. Berdasarkan masalah yang ada maka peneliti memandang perlu untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam kuliah Fisiologi Tumbuhan terutama dalam upaya peningkatan aktivitas mahasiswa dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar mahasiswa. Upaya yang diusulkan untuk meyelesaikan masalah-masalah tersebut adalah perbandingan model kooperatif think pair share dengan model problem based instruction dalam proses belajar mengajar Fisiologi Tumbuhan. Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah ada perbedaan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah fisiologi tumbuhan antara model pembelajaran TPS dengan model pembelajaran PBI? (2) Apakah ada perbedaan aktivitas belajar mahasiswa pada mata kuliah fisiologi tumbuhan antara model pembelajaran kooperatif TPS dengan model pembelajaran PBI? Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar mahasiswa pada pembelajaran Fisiologi Tumbuhan, (2) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan aktivitas belajar mahasiswa pada pembelajaran Fisiologi Tumbuhan yang diajar dengan dua model pembelajaran yang berbeda. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain kontrol group pretest-posttest untuk menguji hipotesis dengan rancangan penelitian, dimana kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda. Secara umum penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkahlangkah yaitu : (1) persiapan penyebaran tes (2) penyebaran tes dan (3) pengumpulan tes. Menggunakan lembar observasi dosen dan mahasiswa untuk mengetahui aktivitas proses pembelajaran. Tes diberikan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest berupa soal essay. Hasil tes di analisis dengan menggunakan uji hipotesis untuk menarik kesimpulan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Deskripsi Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Berdasarkan hasil penelitian dengan model pembelajaran kooperatif TPS terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Rerata Hasil Belajar pada Pembelajaran Kooperatif TPS Kelas Jumlah Siswa Rerata Nilai Tes Pre-test Post-test nilai TPS 20 22.75 33.25 10.50 Dari tabel 1 rerata hasil pretest mahasiswa adalah 22,75 sedangkan rerata hasil posttest mahasiswa adalah 33,25. Dari hasil rerata pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan nilai mahasiswa sebesar 10,50. Deskripsi Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL terjadi peningkatan hasil belajar. Rerata hasil pretest dan posttest disajikan pada tabel 2. Tabel 2 Rerata Hasil Belajar pada Pembelajaran PBL Kelas Jumlah Rerata Nilai Tes Siswa Pre-test Post-test nilai PBI 20 22.25 28.50 6.25 Sebelum menerapkan model pembelajaran PBL dilakukan pengukuran pengetahuan awal dengan memberikan pretest. Dari hasil pengukuran ini, didapat rerata hasil pretest adalah 22,25. Setelah diberi perlakuan dengan menerapkan model PBL, kembali diuji dengan pemberian posttest. Rerata hasil posttest adalah 28,50. Dari rerata pretest dan posttest terlihat adanya peningkatan nilai tes sebesar 6,25 Hasil Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk menguji hasil tes dari masing-masing model pembelajaran berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Chi Kuadrat. Hasil uji Chi Kuadrat skor tes dari masing-masing model disajikan pada tabel 3. Berdasarkan hasil uji Chi Kuadrat ternyata data hasil tes dari kedua model berdistribusi normal karena X 2 hitung < X 2 tabel. Yenita Halaman 129

Tabel 3 Hasil Uji Chi Kuadrat Model X 2 hitung X 2 tabel Keterangan (5%, db = 2) PBI 4,175 9,21 Berdistribusi normal TPS 5,64 9,21 Berdistribusi normal 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F, uji homogenitas ini mempunyai tujuan untuk membuktikan apakah hasil belajar dari kedua model penelitian mempunyai varians yang homogen atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas F hitung F tabel (0,01) Keterangan 2,22 3,03 Homogen Dari tabel 4 terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil tes adalah homogen. Syarat dilakukannya statistik parametrik yaitu data suatu penelitian harus berdistribusi normal dan homogen [2]. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas dari kedua sampel, menunjukkan bahwa data hasil tes tersebut berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Maka dari itu, statistik parametrik yaitu uji t mandiri dapat dilakukan. Hasil Uji Hipotesis Hasil uji t yang dilakukan adalah sebagai berikut: Analisis statistik menunjukkan dengan jumlah mahasiswa (n) sebanyak 20, mean model PBI adalah 28,50 dengan standar deviasi 6,71. Sedangkan model TPS dengan jumlah mahasiswa yang sama diperoleh rerata sebesar 32,25 dengan standar deviasi 7,66. Hal ini berarti bahwa rata-rata nilai posttest model PBI lebih rendah dari nilai posttest model TPS. Hal ini juga ditunjukkan dengan hasil t hitung yang negatif. Perbedaan ratarata (mean difference) sebesar -4,750 (28,5 33,25 ) dan perbedaan berkisar antara -9,358-1,42. Pada bagian hasil analisis statistik uji t mandiri dengan t hitung sebesar 2,087, tabel distribusi t dicari a = 5% ; 2= 2,5 % (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 40-2 = 38. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,024 dan p value 0,044. Oleh karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (-2,097 < 2,024) dan p value lebih kecil dari 0,05 (0,044 < 0,05) maka ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai posttest model pembelajaran PBI dengan model pembelajaran TPS. Hasil Observasi Terhadap Aktivitivitas Dosen Model TPS orang observer di peroleh total skor 69 dengan ratarata 34,5. Rata- rata skor tersebut termasuk dalam kriteria baik seperti yang terlihat pada tabel 5. Tabel 5. Deskripsi Hasil Observasi Terhadap 1 Observer 1 34 2 Observer 2 35 Jumlah 69 Rata-rata 34,5 bahwa aktivitas dosen selama mengajar secara umum sudah baik terlihat pada lembar observasi, karena sudah melakukan pembelajaran dengan baik terlihat dari siswa yang aktif dan pembelajaran berjalan cukup dengan lancar. Hasil Observasi Terhadap Aktivitivitas Dosen Model PBI orang observer di peroleh total skor 52 dengan ratarata 26. Rata-rata skor tersebut termasuk dalam kriteria baik seperti yang terlihat pada tabel 6. Tabel 6. Deskripsi Hasil Observasi Terhadap Aktivitivitas Dosen Model PBI 1 Observer 1 27 2 Observer 2 26 Jumlah 52 Rata-rata 26 bahwa aktivitas guru selama mengajar secara umum sudah baik. Deskripsi Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Mahasiswa Model TPS orang observer diperoleh total skor 63 dengan ratarata 31,5. Rata- rata skor tersebut termasuk dalam kriteria baik seperti yang terlihat pada tabel 7. Tabel 7. Deskripsi Hasil Observasi Terhadap 1 Observer 1 32 2 Observer 2 31 Jumlah 63 Rata-rata 31.5 Yenita Halaman 130

bahwa aktivitas mahasiswa selama pembelajaran secara umum sudah baik karena mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran tersebut dengan baik dan mahasiswa menjadi lebih aktif. Deskripsi Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Mahasiswa Model PBI orang observer diperoleh total skor 49 dengan ratarata 24,5. Rata- rata skor tersebut termasuk dalam kriteria baik seperti yang terlihat pada tabel 8. Tabel 8. Deskripsi Hasil Observasi Terhadap 1 Observer 1 25 2 Observer 2 24 Jumlah 49 Rata-rata 24.5 bahwa aktivitas mahasiswa selama pembelajaran secara umum sudah baik karena mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran tersebut dengan baik dan mahasiswa menjadi lebih aktif. Pembahasan Data hasil penelitian yang diperoleh berupa hasil belajar lalu dianalisis untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara pembelajaran bermodel kooperatif TPS dengan pembelajaran bermodel PBI. Pada kedua sampel diberikan materi yang sama tentang fotosintesis, konsep yang dipelajari yaitu rekasi terang fotosintesis. Berdasarkan analisis uji beda hasil belajar antara pembelajaran bermodel kooperatif TPS dan pembelajaran bermodel PBI menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini didasarkan dari hasil uji t dimana nilai p = 0,044 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Selain itu juga terlihat dari selisih kenaikan nilai tes berdasarkan nilai pretest dan posttest dari kedua kelas sampel, dimana selisih kenaikan nilai tes sebesar 4,750. Hasil uji t dimana nilai p = 0,044 lebih kecil dari taraf nyata 0,05, maka dapat disimpulkan untuk menolak hipotesis nihil (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran PBI. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar dikarenakan secara umum model pembelajaran kooperatif diarahkan oleh dosen. Pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model PBI pada materi fotosintesis, dosen menyajikan demonstrasi lalu memberikan suatu masalah yang harus dipecahkan oleh mahasiswa. Strategi TPS atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa [3]. Model pembelajaran TPS dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland pada tahun 1985. Model pembelajaran TPS merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa [4]. Hasil belajar dengan menggunakan model kooperatif TPS lebih baik daripada hasil belajar dengan menggunakan metode ekspositori [5]. Sedangkan Yanti (2001) dalam [6] menyatakan keefektifan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMUN 2 kota Bengkulu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Untuk mengetahui penerapannya dalam penelitian ini digunakan lembar observasi yang diamati oleh dua orang pengamat untuk mengamati aktivitas belajar mahasiswa dan aktivitas dosen. Secara umum, kegiatan dosen pada pembelajaran dengan penerapan pendekatan kooperatif tipe TPS dan PBI sudah baik. Istilah Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBM) diadopsi dari istilah Inggris yaitu Problem Based Instruction (PBI). Menurut Dewey dalam [7] belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, dan merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Karakteristik model pengajaran berbasis masalah yaitu : 1) pengajuan pertanyaan atau masalah; 2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin; 3) penyelidikan autentik; 4) menghasilkan produk dan memamerkannya; 5) kolaborasi. Berdasarkan karakter tersebut, pembelajaran berdasarkan masalah memiliki tujuan untuk : 1) membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah; 2) belajar peranan orang dewasa yang autentik; 3) menjadi pembelajar yang menarik [3]. Manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Selain manfaat tersebut, pengajaran berdasarkan masalah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan PBM adalah : 1) realistik dengan kehidupan siswa; 2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa; 3) memupuk sifat inquiry siswa; 4) retensi konsep jadi kuat; 5) memupuk kemampuan problem solving. Sedangkan kekurangan PBM adalah: 1) persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks; 2) sulitnya mencari problem yang relevan; 3) sering terjadi miskonsepsi; 4) konsumsi waktu [6]. Yenita Halaman 131

IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian Rerata hasil pretest pada pembelajaran kooperatif TPS adalah 22,75 sedangkan rerata hasil posttestadalah 33,25. Dari hasil rerata pretestdan posttest menunjukkan peningkatan sebesar 10,5. Rerata hasil pretest pada pembelajaran PBI adalah 22,2 sedangkan rerata hasil posttest adalah 28,5. Dari hasil rerata pretest dan posttest menunjukkan peningkatan sebesar 6,25. Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif TPS dengan model pembelajaran PBI. DAFTAR PUSTAKA 1. Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikas Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2. Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. 3. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group 4. Lie, A. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. 5. Widarti, A. 2007. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Segi Empat pada Siswa Kelas VII Senester 2. Semarang : Universitas Negeri Semarang 6. Zanti,YP, 2009. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan Pada Pembelajaran Kooperatif di SMA 9 Kota Bengkulu [Skripsi]. Bengkulu: Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNIB. 7. Sudjana, N. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yenita Halaman 132