I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Catecholamine mesolimbic pathway (CMP) merupakan jalur dopamin

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah-buahan, yang

Studi Anatomi Catecholamine Mesolimbic Pathway pada Kalong Kapauk (Pteropus vampyrus) Asal Pulau Timor

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

I. PENDAHULUAN. adanya berbagai nama. Di Indonesia bagian timur kelelawar disebut dengan

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

Gambar 29. Cynopterus brachyotis sunda Lineage

Kompetensi. created by darmadi ahmad MAMALIA. Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada Mamalia CIRI-CIRI UMUM PENYEBARAN

I. PENDAHULUAN. berbagai tipe vegetasi dan ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. : Chiroptera. Spesies : Pteropus vampyrus Gambar 1 Pteropus vampyrus (Kunz dan Jones 2000).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. mamalia dan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi. Sangat sedikit penderita

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

I. PENDAHULUAN. secara lokal yang menyebabkan terbentuknya ruangan-ruangan dan lorong-lorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Rabies merupakan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan II

Anesty Claresta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar adalah mamalia dari ordo Chiroptera dengan dua sub ordo yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelelawar menurut Corbet and Hill ( 1992) Kelelawar memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi dan menempati

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

DETEKSI VIRUS NIPAH PADA FESES KELELAWAR (PTROPUS SP) DENGAN REVERSE TRANSCRIPTASE PCR (RT- PCR) DI KABUPATEN MAROS, INDONESIA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Karst merupakan. saluran bawah permukaan (Setiawan et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar termasuk ke dalam Ordo Chiroptera, merupakan salah satu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai negara megadiversity (Auhara, 2013). Diperkirakan sebanyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yaitu bakteri berbentuk batang (basil)

SITUASI RABIES DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA TIMUR BERDASARKAN HASIL DIAGNOSA BALAI BESAR VETERINER MAROS

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

KEANEKARAGAMAN JENIS KELELAWAR (CHIROPTERA) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

PERBURUAN DAN PERDAGANGAN BEBERAPA JENIS KELELAWAR DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN BATANG TORU, SUMATERA UTARA RONALD ANDREAS PAJA SIAGIAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Mekanisme Penurunan Kognitif pada Infeksi STH. Infeksi cacing dapat mempengaruhi kemampuan kognitif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kingston (2006) terdapat lebih dari 31 jenis tumbuhan di Malaysia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelelawar masuk ke dalam ordo Chiroptera yang berarti mempunyai sayap

Penggolongan Hewan. Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang tubuh. Beranak. Bertelur. Bagan penggolongan hewan.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelelawar

TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Bioekologi

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

KELELAWAR SULAWESI. Jenis dan Peranannya dalam Kesehatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Megaerops Peters, Megaerops ecaudatus (Temminck, 1837) Pteropodidae

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 4 HASIL. 4.1 Koleksi Data Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Filariasis limfatik atau yang biasa disebut dengan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Menurut Napier dan Napier (1985) monyet ekor panjang dapat. Superfamili : Cercopithecoidea

Kekayaan Jenis Kelelawar (Chiroptera) di Kawasan Gua Lawa Karst Dander Kabupaten Bojonegoro

PENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk cenderung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beruang madu (H. malayanus) merupakan jenis beruang terkecil yang tersebar di

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders) sebagaimana telah didiskusikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. sumber: ( Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

Flona. 114 intisari-online.com

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma

1. Ciri Khusus pada Hewan

SPESIES KELELAWAR PADA KAWASAN LAHAN BASAH DI DESA SIMPANG ARJA, KECAMATAN RANTAU BADAUH, KABUPATEN BARITO KUALA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Mei 2011 di Stasiun Penelitian

BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh

Badak Jawa Badak jawa

BAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan

BAB I PENDAHULUAN. Akibat yang paling fatal bagi penderita yaitu kecacatan permanen yang sangat. mengganggu produktivitas (Widoyono, 2008).

TINGKAH LAKU SIANG HARI Cynopterus sphinx (Vahl,1797) Fauziah Syamsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah

IDENTIFIKASI FILARIASIS YANG DISEBABKAN OLEH CACING NEMATODA WHECERERIA

HEWAN YANG HIDUP DI AIR. 1. Hiu Kepala Martil

10 Hewan Langka Di Indonesia

ISSN situasi. diindonesia

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah aslinya adalah krst / krast yang merupakan nama suatu kawasan di

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Catecholamine mesolimbic pathway (CMP) merupakan jalur dopamin pada otak yang berasal dari badan sel di daerah mesensefalon (ventral tegmental area) dengan akson menuju ke daerah limbik yaitu nucleus accumbens, amigdala dan hipokampus. Dopamin merupakan salah satu neurotransmiter yang termasuk dalam kelompok katekolamin. Selain dopamin, neurotransmiter yang termasuk dalam kelompok katekolamin adalah norepinefrin dan epinefrin. Catecholamine mesolimbic pathway berperan dalam berbagai fungsi otak diantaranya kontrol motorik, kontrol motivasi, memori serta terlibat dalam pengaturan emosi dan kognitif. Pada manusia, gangguan pada jalur ini dapat mengakibatkan penyakit neuropsikiatri seperti skizofrenia dan stress (Klejbor et al., 2004). Pernah di laporkan juga bahwa jalur ini mengalami gangguan pada tikus yang diinfeksi virus rabies yang muncul berupa perubahan perilaku (Fu et al., 1993). Salah satu petanda keberadaan neuron katekolaminergik di jaringan adalah dengan mendeteksi enzim yang mensintesis neurotransmiter tersebut. Enzim utama yang mengontrol konsentrasi katekolamin dalam sintesis katekolamin adalah tirosin hidroksilase (TH), sehingga TH sering dipakai sebagai petanda keberadaan neuron katekolaminergik (Ong et al., 2011). Kalong kapauk (Pteropus vampyrus) merupakan salah satu spesies kelelawar pemakan buah (Megachiroptera) yang tersebar luas di dunia. Kelelawar ini umumnya disebut flying foxes atau fruit bats, di Pulau Jawa disebut kalong, di Manado disebut paniki dan di NTT disebut kabauk. Spesies ini memiliki berat 1

2 badan dewasa mencapai 1,1 kg, menciri dengan telinga yang panjang dan runcing, bermata besar serta tidak memiliki ekor (Kunz dan Jones, 2000), rambut berwarna hitam pada dada, perut dan punggung, bahu warna coklat kekuningan, membran antarpaha tidak tumbuh di tengah, dan betis bagian atas tidak berambut (Suyanto, 2001). Kalong kapauk (Pteropus vampyrus) hidup di Semenanjung Malaysia, Filipina, Sumatera selatan, Jawa, Kalimantan, dan tersebar hingga ke Pulau Timor bagian selatan (Corbet dan Hill, 1992). Kelelawar merupakan mamalia yang memiliki kemampuan untuk terbang yang didukung oleh adanya selaput kulit tipis yang membentang di antara tulangtulang telapak dan jari tangan/anggota tubuh depan, sampai sepanjang sisi samping tubuh dan kaki belakang. Kelelawar memiliki potensi untuk terbang dengan jarak yang jauh dan sering bergabung dalam koloni yang sangat besar. Beberapa jenis kelelawar hidup di sekitar pemukiman manusia tetapi sebagian besar hidup di dalam hutan (Turmelle dan Olival, 2009). Kelelawar termasuk ordo Chiroptera yang terdiri dari dua subordo utama yaitu Megachiroptera (pemakan buah) dan Microchiroptera (pemakan serangga). Subordo Megachiroptera meliputi 170 spesies dan subordo Microchiroptera meliputi sekitar 760 spesies (Cleave, 1999). Di Indonesia, sampai saat ini ada 215 spesies atau 20% dari jumlah jenis kelelawar yang sudah dikenal didunia (Suyanto, 2001). Kelelawar memiliki banyak manfaat bagi manusia, antara lain sebagai pemencar biji buah-buahan, penyerbuk bunga tumbuhan, pengendali hama serangga didaerah pertanian dan penghasil pupuk guano tetapi pada beberapa

3 tahun terakhir, kelelawar telah teridentifikasi ikut berperan dalam kejadian emerging infectious disease (EID) dan dikenal sebagai hospes dari beberapa virus yang dapat menginfeksi manusia, hewan domestik, dan mamalia liar lainnya diantaranya adalah henipavirus dan lyssavirus yang merupakan agen etiologi rabies akut (Calisher et al., 2006). Telah dilaporkan bahwa di Australia, India dan Thaliland spesies Pteropus vampyrus merupakan hospes dari Lyssavirus (Barret, 2004). Dilaporkan juga bahwa di Amerika Latin dan Australia, kelelawar dapat menularkan penyakit rabies pada orang yang memasuki goa (McColl et al., 2000). Pada tikus percobaan yang diinfeksi dengan virus rabies, menunjukkan bahwa neurotransmiter katekolamin memiliki peranan dalam menimbulkan gangguan saraf (Fu et al., 1993). Menurut Jackson dan Fu (2005), infeksi virus rabies di otak bisa mengakibatkan perubahan perilaku yang kemungkinan disebabkan karena infeksi neuron di area limbik. Populasi kalong kapauk (Pteropus vampyrus) di Pulau Timor Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup banyak dan pada saat ini Propinsi NTT termasuk daerah yang endemis rabies sehingga perlu kewaspadaan terhadap bahaya penularan penyakit rabies. Walaupun Pulau Timor sebagai salah satu wilayah NTT belum termasuk daerah endemis rabies namun potensi satwa liar disana sebagai reservoir alami penyakit rabies perlu mendapatkan perhatian. Mengingat besarnya peran CMP serta belum lengkapnya informasi mengenai gambaran anatomis CMP pada kalong kapauk (Pteropus vampyrus) sehingga menarik untuk diteliti gambaran anatomis tentang CMP pada kalong kapauk (Pteropus vampyrus) yang berasal dari Pulau Timor menggunakan

4 petanda antibodi terhadap TH. Sebagai pembanding akan dipakai studi pustaka tentang CMP pada mamalia lainnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumus masalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk dan ukuran neuron katekolaminergik penyusun mesolimbic pathway pada kalong kapauk (Pteropus vampyrus)? 2. Bagaimana jalur akson katekolamin yang terbentuk dari area mesensefalon menuju ke area limbik pada kalong kapauk (Pteropus vampyrus)? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Bentuk dan ukuran neuron katekolaminergik penyusun mesolimbic pathway pada kalong kapauk (Pteropus vampyrus). 2. Jalur akson katekolamin yang terbentuk dari area mesensefalon menuju ke area limbik pada kalong kapauk (Pteropus vampyrus). D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi mengenai bentuk dan ukuran neuron katekolaminergik penyusun mesolimbic pathway serta informasi mengenai jalur akson katekolamin pada kalong kapauk

5 (Pteropus vampyrus) yang akan dapat digunakan sebagai acuan penelitian lanjutan tentang saraf. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berkaitan dengan distribusi dan karakteristik morfologi sel katekolaminergik yang menggunakan antibodi terhadap TH telah dilakukan pada satwa liar. Manger et al (2002) melakukan penelitian pada dua spesies monotremata yaitu Platypus (Ornithorhynchus anatinus) dan Short-beaked echidna (Tachyglossus aculeatus) menunjukkan tidak adanya grup A3, A4, dan C3 pada dua spesies ini jika dibandingkan dengan sistem katekolaminergik pada mamalia lainnya. Anne Dell et al., (2010), juga melaporkan mengenai distribusi neuron katekolaminergik pada jaringan otak dua spesies Megachiroptera yaitu Eidolon helvum dan Epomophorus wahlbergi yang menunjukkan adanya perbedaan ukuran dan kepadatan nukleus katekolaminergik di diensefalon, mesensefalon dan pontine nukleus pada dua spesies tersebut. Sampai saat ini, belum ada informasi mengenai bentuk dan ukuran neuron katekolaminergik penyusun CMP serta jalur akson katekolamin yang terbentuk dari ventral tegmental area menuju ke area limbik pada kalong kapauk (Pteropus vampyrus).