BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN


1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

BAHAN PRESENTASI KELAS PROGRAM MAKSI UNDIP OLEH: MARYONO DS

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

2. Klasifikasi Belanja a). Jenis Belanja - Belanja operasi dirinci menjadi belanja pegawai, belanja barang 3 = membuat klasifikasi dengan lengkap

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB II Landasan Teori

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

TAHUN ANGGARAN Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2015 (audited).

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 04 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

B U P A T I K U N I N G A N

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 6 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang di atur di dalam Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005. Dengan menggunakan basis akuntansi yaitu basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam perhitungan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca, dan diukur dengan konsep biaya historis/perolehan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi (PSAP) 01 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) no. 24 tahun 2005. 2. Laporan Keuangan Tujuan umum Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok, yaitu: a. sebagai sarana informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok selama 1 (satu) periode pelaporan. b. digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja serta pembiayaan dengan anggaran yang ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan pada Pemerintah Kota Depok. 42

43 c. membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan, termasuk Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Untuk memenuhi tujuan umum ini Laporan keuangan Pemerintah Kota Depok menyediakan informasi mengenai: a. pendapatan b. belanja c. pembiayaan d. transfer e. aset f. kewajiban g. ekuitas dana h. arus kas. Laporan keuangan Pemerintah Kota Depok disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dengan terlebih dahulu melakukan konversi laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Konversi dilakukan dengan mengacu kepada Buletin Teknis Nomor 03 tentang Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Konversi yang diterbitkan oleh Komite Standar

44 Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Konversi mencakup jenis laporan, basis akuntansi, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pos-pos laporan keuangan, struktur APBD, klasifikasi anggaran, aset, kewajiban, ekuitas, arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. Pada Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok telah tercantum informasi sebagai berikut : 1. informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah 2. Informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah 3. Informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi 4. Informasi mengenai ketaatan terhadap anggarannya 5. Informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya 6. Informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintah 7. Informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

45 Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok mencantumkan hal-hal yang perlu dicantumkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP 01) yaitu : a) Nama entitas pelaporan b) Cakupan laporan keuangan c) Tanggal pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, yang sesuai dengan komponen-komponen laporan keuangan d) Mata uang pelaporan e) Tingkat ketepatan yang digunakan dalam penyajian angka-angka pada laporan keuangan

46 Komponen yang terdapat di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan dan terdapat juga di Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok, yaitu: a. Laporan Realisasi Anggaran Tujuan Pelaporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Depok adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya telah digambarkan pada Laporan Realisasi Anggaran yang terdapat pada lampiran, yang menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah Kota Depok telah mengidentifikasikan Laporan Realisasi Anggarannya secara jelas, yaitu dengan mencantumkan informasi berikut: 1) Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya 2) Cakupan entitas pelaporan 3) Periode yang dicakup 4) Mata uang pelaporan 5) Satuan angka yang digunakan.

47

48

49 Di dalam Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Depok terdapat pospos, yaitu (sesuai dengan PSAP 02) : 1) Pendapatan, 2) Belanja, 3) Transfer, 4) Surplus/defisit, 5) Penerimaan pembiayaan, 6) Pengeluaran pembiayaan, 7) Pembiayaan bersih (neto), 8) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA). b. Neraca Informasi keuangan pada Neraca Pemerintah Kota Depok menyajikan halhal sebagai berikut ini : 1) Aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang. 2) Mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca. Pengklasifikasian terpisah antara aset lancar dan aset non lancar berguna untuk memberikan informasi mengenai barang-barang yang akan digunakan dalam periode akuntansi berikutnya dan yang akan digunakan untuk keperluan jangka panjang (sesuai dengan PSAK 01).

50 Pemerintah Kota Depok telah mengidentifikasikan Neracanya secara jelas, yaitu dengan mencantumkan informasi berikut: 1. Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya 2. Cakupan entitas pelaporan 3. Periode yang dicakup 4. Mata uang pelaporan 5. Satuan angka yang digunakan.

51

52

53 Pos-pos yang terdapat di dalam Neraca Pemerintah Kota Depok adalah sebagai berikut (sesuai dengan PSAK 01): 1) Kas dan setara kas 2) Investasi jangka pendek 3) Piutang pajak dan bukan pajak Piutang Pajak merupakan hak Pemerintah Kota Depok yang diakui atas Pajak Daerah yang dicatat berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) yang telah dikeluarkan dalam tahun berjalan akan tetapi belum dilunasi oleh Wajib Pajak pada tanggal 31 Desember 2010. 4) Persediaan 5) Investasi jangka panjang 6) Aset tetap 7) Kewajiban jangka pendek 8) Kewajiban jangka panjang 9) Ekuitas dana. c. Laporan Arus Kas Pemerintah Kota Depok menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Keuntungan penggunaan metode langsung adalah sebagai berikut:

54 a) Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas di masa yang akan datang b) Lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan c) Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi. Pemerintah Kota Depok telah mengidentifikasikan Laporan Arus Kasnya secara jelas, yaitu dengan mencantumkan informasi berikut: 1) Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya 2) Cakupan entitas pelaporan 3) Periode yang dicakup 4) Mata uang pelaporan 5) Satuan angka yang digunakan.

55

56

57 Pemerintah Kota Depok menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Pos-pos yang terdapat di dalam Laporan Arus Kas Pemerintah Kota Depok, diklasifikasikan sebagai berikut ini (sesuai demgan PSAP 03) : 1. Aktivitas operasi 2. Aktivitas investasi aset non keuangan 3. Aktivitas Pembiayaan 4. Aktivitas non anggaran d. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) Pemerintah Kota Depok disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan (sesuai dengan PSAP 04).

58 Di dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) terdapat maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum di dalam penyusunan laporan keuangan, serta sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan. Pemerintah Kota Depok telah mengidentifikasikan Laporan Arus Kasnya secara jelas, yaitu dengan mencantumkan informasi berikut sesuai dengan PSAP 01 berdasarkan PP No. 24 tahun 2005: 1) Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya 2) Cakupan entitas pelaporan 3) Periode yang dicakup 4) Mata uang pelaporan 5) Satuan angka yang digunakan. Catatan atas Laporan Keuangan juga berisi tentang penjelasan perubahan anggaran yang penting selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disahkan oleh DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang

59 dianggap perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk diketahui pembaca laporan keuangan. Penjelasan pos-pos laporan keuangan telah dijelaskan dan dirinci secara detail, dengan menampilkan bagan-bagan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Sistematika penulisan catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok berpedoman kepada Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu sesuai dengan PSAP 04. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan padaa Pemerintah Kota Depok Bab I Pendahuluan 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD 2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan 2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan 3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan

60 Bab IV Kebijakan Akuntansi 4.1. Entitas Pelaporan Keuangan 4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan 5.1 Penjelasan Pos-pos Neraca 5.2 Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 5.3 Penjelasan Pos-pos Laporan Arus Kas Bab VI Bab VII Penjelasan atas Informasi-informasi Non Keuangan Penutup Jadi, Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yaitu dengan menyusun dan menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan pos-pos yang ada di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP 04). Laporan Keuangan setiap satu periode mencantumkan nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya, cakupan laporan keuangan, apakah satu entitas tunggal atau konsolidasian dari beberapa entitas pelaporan, Tanggal pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, yang sesuai dengan

61 komponen-komponen laporan keuangan, mata uang pelaporan serta tingkat ketepatan yang digunakan dalam penyajian angka-angka pada laporan keuangan. Dari hasil penyajian laporan keuangan maupun penjelasan dari masingmasing pos telah dirinci dan disajikan dengan jelas serta menggunakan basis akuntansi yang dijelaskan di dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) pada setiap periode akuntansi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005. B. Analisis Kuantitatif 1. Laporan Realisasi Anggaran Jenis Pendapatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Pendapatan Asli Daerah : Pajak Daerah Retribusi Daerah Bagian Laba Usaha Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 60.154.840.350,00 38.610.399.169,94 6.871.018.714,00 22.592.950.643,00 68.323.364.446,00 42.435.922.931,00 6.971.018.714,00 24.650.482.530,00 113,58 109,91 101,46 109,11 Jumlah Pendapatan Asli Daerah 128.229.208.876,94 142.380.786.621,00 111,04 Pendapatan Transfer : Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Transfer Pemerintah Provinsi 667.535.226.354,00 61.527.947.000,00 147.383.584.850,93 704.003.831.464,00 59.160.672.000,00 143.095.736.052,00 105,46 96,15 97,09 Jumlah Pendapatan Transfer 876.421.325.979,93 906.260.239.516,00 103,40 Lain-lain Pendapatan yang Sah 65.629.357.000,00 63.067.032.000,00 96,10 Jumlah Pendapatan 1.070.305.504.081,87 1.111.708.060.137,00 103,87 Secara keseluruhan pencapaian target kinerja APBD tahun anggaran 2010, dari sisi pendapatan dari melampaui target anggaran yang telah ditetapkan, yaitu dari anggaran sebesar Rp 1.070.305.504.081,87 terealisasi sebesar Rp 1.111.708.060.137,00 atau prosentase pencapaian sebesar 103,87%.

62 Pendapatan Asli Daerah Kota Depok tahun 2010 tergolong masih relative rendah yaitu sebesar 12,81% dari total pendapatan daerah. Dengan demikian, ketergantungan keuangan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat masih cukup besar. Komposisi Pendapatan Asli Daerah terdiri Pajak Daerah, Retribusi, Bagian Laba Usaha Daerah dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebagaimana yang tertera pada tabel di atas. Dari Penerimaan Pendapatan Asli Daerah ini yang memberikan kontribusi terbesar adalah dari Pajak Daerah yaitu sebesar 47,97%. Besarnya Dana Alokasi Umum (DAU) tahun anggaran 2010 adalah Rp 461.602.957.000,00 dimana dari jumlah Dana Alokasi Umum (DAU) ini dialokasikanuntuk pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil sebesar 53,45% dan sebesar 46,55% untuk pelayanan public dan lainnya. Hal ini menggambarkan bahwa Pemerintah Kota Depok masih belum dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal disebabkan kebutuhan untuk gaji dan aparatur masih dominan. Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tak 962.821.118.017,7 2 298.902.218.272,1 0 Total Belanja 1.283.574.069.410,7 6 864.439.188.468,00 219.717.984.878,00 4.471.860.700,00 89,78 73,51 20,47 1.088,629,034,046,00 84,81 Belanja operasi merupakan belanja yang terbesar dari seluruh komponen belanja yaitu sebesar 79,41%. Belanja operasi terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan sosial, dengan komposisi belanja pegawai 58,07%, belanja barang dan jasa 24,46%, belanja

63 hibah 4,54% dan belanja bantuan social sebesar 12,81% dari jumlah belanja operasi. Belanja modal terealisasi sebesar 20,18% dari nilai total belanja dalam tahun 2010, dengan komposisi belanja terbesar digunakan untuk belanja modal jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar 40,39%. Selanjutnya digunakan untuk belanja modal Tanah sebesar 23,37%, belanja peralatan dan mesin sebesar 19,09%, belanja modal Gedung dan Bangunan sebesar 16,80% dan belanja modal Aset tetap lainnya sebesar 0,32%. Realisasi belanja tak terduga tahun 2010 hanya sebesar 0,41% dari total belanja atau 20,46% dari jumlah yang dianggarkan. Pembiayaa nn Penerimaan Pembiayaan Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Lalu Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat Penerimaan Piutang Dana Bagi Hasil Pajak/ Pemerintah Provinsi Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 225.973.099.066,82 770.040.000,00 225.885.099.066,82-99,96 - Jumlah Penerimaan Pembiayaan 226.743.139.066,82 225.885.099.066,82 99,62 Pengeluaran Pembiayaan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pembayaran Utang Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya Pembayaran Utang Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pempus - 4.291.600.562,00 770.040.000,00 4.199.749.492,00 97,86 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 5.061.640.562,00 4.199.749.492,00 82,97 Jumlah Pembiayaan Neto 221.681.498.504,82 221.685.349.574,82 100,00 Anggaran pembiayaan tidak seluruhnya terealisasi, khususnya realisasi Pembayaran Pokok Utang hanya sebesar 97,86%, secara keseluruhan realisasi pembiayaan neto adalah 100,00% dari anggarannya. Sedangkan untuk Pinjaman

64 Dalam Negeri Pemerintah Pusat dan Pembayaran Utang Pokok Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat yang sedianya dianggarkan untuk program Beras Masyarakat Miskin (Raskin) tidak terealisasi, hal ini disebabkan atas asas kepercayaan Bulog kepada Pemerintah Kota Depok dalam program terseebut belum dapat direalisasikan. Jadi, Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Depok telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yaitu dengan menyusun dan menyajikan laporan realisasi anggaran sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan pos-pos yang ada di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP 02). 2. Neraca Aset Lancar Tahun 2010 (Rp) Tahun 2009 (Rp) Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran Piutang Pajak Daerah Piutang Dana Bagi Hasil Piutang Lain-lain Persediaan 241.473.930.457,82 65.135.480,78 3.312.304.701,00 229.796.332,00 36.503.696.512,00 954.431.867,00 14.507.125.660,79 225.141.349.764,82 230.800,00 854.722.563,00 69.215.694,00 2.931.318.355,08 656.854.051,00 13.282.383.197,59 Total Aset Lancar 297.037.421.020,39 242.936.074.425,49 Jumlah Kas di Kas Daerah di PT. Bank Jabar Banten sebesar Rp 241.473.930.457,82 terdiri atas Saldo per 31 Desember 2010 berdasarkan Buku Kas Umum Daerah (BUD) sebesar Rp 141.437.930.457,82 dan setara kas sebesar Rp 100.000.000.000,00 berupa deposito yang bersifat breakable yaitu dapat

65 dicairkan setiap saat serta tanpa syarat apapun pada PT. Bank Jabar Banten Cabang Depok. Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai yang berada di bawah tanggungjawab Bendahara Penerimaan. Kas tersebut berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan yang belum disetorkan ke Kas Daerah per 31 Desember 2010 yang terdiri dari Dinas RSUD sebesar Rp 65.135.480,78 sedangkan dari Dinas Pertanian dan Perikanan tidak terdapat saldo kas. Sedangkan jumlah kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2010 adalah sebesar 3.312.207.884,00. Nilai tersebut sudah termasuk uang yang masih harus disetor oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ke kas Daerah dan Kas Negara. Piutang pajak merupakan hak Pemerrintah Kota Depok yang diakui atas Pajak Daerah yang dicatat berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) yang telah dikeluarkan dalam tahun berjalan akan tetapi belum dilunasi oleh Wajib Pajak pada tanggal 31 Desember 2010. Piutang Pajak tersebut terdiri dari Piutang pajak hotel sebesar Rp 39.921.000,00, piutang pajak restoran sebesar Rp 72.769.332,00, piutang pajak hiburan sebesar Rp 21.371.200,00 dan piutang pajak parkir sebesar Rp 95.734.800,00.

66 Jumlah piutang dana bagi hasil per 31 Desember 2010 sebesar Rp 36.503.696.512,00. Sedangkan piutang lain-lain yang diterima Pemerintah Kota Depok sebesar Rp 954.431.867,00. Persediaan diakui sebesar biaya perolehannya yang terakhir diperoleh, berdasarkan hasil inventarisasi fisik (stock opname) yang dilakukan setiap akhir tahun anggaran. Persediaan terdiri dari persediaan alat tulis kantor, barang cetakan, alat kebersihan, alat listrik, bahan makanan, obat-obatan, bahan laboratorium, bahan radiologi, aspal, bahan pengairan, dan bahan material. Jumlah persediaan per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 14.507.125.660,79. Aset Tetap Per 31 Desember 2009 Penambahan / Pengurangan Per 31 Desember 2010 Tanah 1.534.206.974.446,00 431.389.594,00 00 1.534.638.364.040,00 Peralatan dan Mesin 273.408.886.625,00 25.053.873.221,00 299.739.581.746,00 Gedung dan Bangunan 502.898.372.392,00 10.469.924.937,00 513.368.297.329,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan 654.981.171.095,00 120.945.464.769,07 775.926.635.864,07 Aset Tetap Lainnya 8.349.732.855,00 2.091.769.799,78 10.441.502.654,78 Konstruksi Dalam 1.650.221.000,00 11.145.800.088,00 12.796.021.088,00 Pengerjaan Jumlah Aset Tetap 2.975.495.358.413,00 170.138.222.408,85 3.146.910.402.721,85 Pada kolom penambahan/pengurangan sebesar Rp 170.138.222.408,85 merupakan penjumlahan nilai mutasi tambah berdasarkan Belanja Modal sebesar Rp 219.717.984.878,00 dan realisasi pengeluaran pembiayaan yaitu: KPS air bersih Tahun Anggaran 2009 dan Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp10.820.978.296,07 dikurangi selisih hasil klarifikasi dan inventarisasi sebesar Rp 3.643.044.156,00, belanja modal gerobak pada Dinas Kebersihan

67 dan Pertamanan yang diberikan kepada masyarakat sebesar Rp616.130.000,00 dan belanja modal gunting rumput sebesar Rp 138.813.000,00, Belanja modal software (voucher internet) pada Dinas Komunikasi dan Informasi sebesar Rp50.964.000,00 serta ditambahkan dengan DED yang sedang dilaksanakan pada Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pendidikan dan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air sebesar Rp147.500.000,00. Dikurangi aset pada Dinas Pendidikan yang lebih catat sebesar Rp 381.532.280,00, serta dikurangi dengan aset APBN yang dicatat dalam saldo awal sebesar Rp 1.278.100.000,00 dan sebesar Rp 5.450.131.434,00 yang berasal dari Aset Provinsi, serta dikurangi dengan aset yang telah diakui sebagai aset namun berupa bahan habis pakai sebesar Rp 147.562.500,00, dikurangi dengan aset yang telah dihibahkan namun masih tercatat dalam saldo awal sebesar Rp 284.746.875,00 dan dikurangi aset milik swadaya yang diakui sebagai aset sebesar Rp 771.690.375,00 dikurangi dengan koreksi belanja modal tahun 2009 yang dicatat dalam saldo awal sebesar Rp 1.159.762.250,00 dikurangi dengan aset yang bukan milik pemkot Depok sebesar Rp34.737.500,00 dikurangi dengan dobel catat pada saldo awal sebesar Rp 49.541.741.500,00 dikurangi dengan kelebihan catat pada saldo awal sebesar Rp 40.522.890.775,00 dikurangi koreksi atas selisih RSUD dalam saldo awal sebesar Rp8.529.938.670,00, ditambah aset yang kurang catat akibat dari belanja hibah dari bantuan sosial sebesar Rp 990.000.000,00 serta ditambah sebesar Rp4.471.860.700,00 yang berasal dari belanja tidak terduga, ditambah koreksi

68 tambah akibat belum diperhitungkan dalam saldo awal sebesar Rp12.296.917.326,78 dan Rp 34.244.766.523,00. Pada Tahun 2009 Pemerintah Kota Depok telah melaksanakan kegiatan inventarisasi dan penilaian atas aset/barang milik atau dikuasai Pemerintah Kota Depok sampai dengan keadaan per 31 Desember 2008, yang dilakukan oleh konsultan aset yaitu PT. Indoprofita Konsultama. Adapun hasil kegiatan tersebut telah digunakan untuk penyajian saldo awal aset tetap per 1 Januari 2009 sebagai bahan untuk menyusun neraca awal Pemerintah Kota Depok, adapun perbedaan saldo aset hasil laporan keuangan per 31 Desember 2008 yang sebelumnya adalah sebesar Rp 2.730.526.536.189,00 setelah hasil klarifikasi dan inventarisasi menjadi sebesar Rp 2.726.883.492.032,78. Atas dasar nilai hasil klarifikasi dan inventarisasi ditambah dengan belanja modal Tahun 2009 dan 2010 dijadikan dasar aset tetap per 31 Desember 2010. Kewajiban Tahun 2010 (Rp) Tahun 2009 (Rp) Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang 1.509.731.666,19-7.398.241.161,88 8.880.838.039,07 Total Kewajiban 1.509.731.666,19 8.880.838.039,07 Kewajiban Jangka Pendek Pemerintah Kota Depok per 31 Desember 2010 sebesar Rp 1.509.731.666,19 sedangkan kewajiban jangka panjangnya tidak ada.

69 Ekuitas Dana Tahun 2010 (Rp) Tahun 2009 (Rp) Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan 295.527.689.354,20 3.280.061.683.977,85-235.537.833.263,61 2.877.766.233.904,21 - Total Ekuitas Dana 3.577.589.373.332,05 3.113.304.067.167,82 Ekuitas Dana Lancar adalah sebesar Rp 295.527.689.354,20 mencerminkan kekayaan bersih pemerintah daerah yang ditanamkan dalam aset lancar setelah dikurangi dengan kewajiban lancar. Ekuitas Dana Investasi adalah sebesar Rp 3.280.061.683.977,85 mencerminkan kekayaan bersih pemerintah daerah yang tertanam dalam kekayaan berjangka panjang. Jadi, Neraca Pemerintah Kota Depok telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yaitu dengan menyusun dan menyajikan neraca sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan pos-pos yang ada di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP 01).

70 3. Laporan Arus Kas Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi Tahun 2010 (Rp) Tahun 2009 (Rp) Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar 1.111.708.060.137,00 868.911.049.168,00 991.862.300.690,88 716.561.482.251,00 Total Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 242.797.010.969 275.300.818.439,88 Arus Kas Masuk yang diterima dari Aktivitas Operasi Pemerintah Kota Depok per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 1.111.7708.060.137,00 sedangkan Arus Kas Keluarnya sebesar Rp 868.911.049.168,00. Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan Tahun 2010 (Rp) Tahun 2009 (Rp) Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar - 219.717.984.878,00-239.253.505.474,00 Total Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan 219.717.984.878,00 239.253.505.474,00 Arus Kas Masuk yang diterima dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan Pemerintah Kota Depok per 31 Desember 2010 tidak ada saldo sedangkan Arus Kas Keluarnya adalah sebesar Rp 219.717.984.878,00. Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Pembiayaan Tahun 2010 (Rp) Tahun 2009 (Rp) Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar - 4.199.749.492,00 15.052.302.247,02 14.637.632.579,00 Total Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan 4.199.749.492,00 414.669.695,02

71 Arus Kas Masuk yang diterima dari Aktivitas Pembiayaan Pemerintah Kota Depok per 31 Desember 2010 yaitu tidak ada saldo, sedangkan Arus Kas Keluarnya adalah sebesar Rp 14.199.749.492,00. Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Non Anggaran Tahun 2010 (Rp) Tahun 2009 (Rp) Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar 44.365.773.661,00 44.365.773.661,00 65.744.100.536,00 65.744.100.536,00 Total Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran - - Arus Kas Masuk yang diterima dari Aktivitas Non Anggaran Pemerintah Kota Depok per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 44.365.773.661,00 sedangkan Arus Kas Keluarnya sebesar Rp 44.365.773.661,00 sehingga total kas bersih dari Aktivitas Non Anggaran adalah nol. Kenaikan/Penurunan Kas adalah jumlah arus kas bersih dari Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pembiayaan dan Aktivitas Non Anggaran dalam satu tahun anggaran, yaitu pada tahun anggaran 2010 dibandingkan dengan tahun anggaran 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp18.879.276.599,00. Jadi, Laporan Arus Kas Pemerintah Kota Depok telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yaitu dengan menyusun dan menyajikan laporan arus kas sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan pos-pos yang ada di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP 03).