BAB III METODOLOGI PENELITIAN Analisa teknis pencurian energi listrik pada kwh Meter 1 Phasa dilakukan dalam rangka penertiban pemakaian tenaga listrik oleh PT.PLN (Persero) terhadap konsumen. Pemakaian energi listrik oleh konsumen terukur dengan menggunakan alat ukur kwh Meter yang ditempatkan pada panel alat pengukuran dan pembatas (APP) pada sisi konsumen. Pengukuran yang dilakukan kwh Meter merupakan besarnya pemakaian energi listrik oleh konsumen yang harus dibayarkan kepada PT.PLN (Persero) sebagai produsen. Dalam penerapannya sering terjadi energi listrik yang dipakai oleh konsumen tidak sesuai dengan yang dibayarkan kepada PT.PLN (Persero), dimana nilai pembayaran jauh lebih kecil dari energi listrik yang dipakai. Oleh karena nilai pembayaran dari konsumen harus sebanding dengan besarnya energi listrik yang dipakai, sehingga jika terdapat nilai pembayaran lebih kecil dari pemakaian energi listrik mengindikasikan bahwa telah terjadi pencurian atau penyalahgunaan energi listrik. Untuk mengetahui adanya pencurian energi listrik oleh konsumen tertentu PT.PLN (Persero) melakukan analisa terjadinya pencurian atau ketidaktepatan dalam pengukuran energi listrik yang terpakai oleh konsumen sebelum mengadakan penertiban pemakaian tenaga listrik. Penelitian ini melakukan analisa teknik pencurian yang dilakukan melalui beberapa tahap dan prosedur yang dilaksanakan melalui studi kasus di PT. PLN (Persero) Rayon Cilegon. 28
29 3.1 Peralatan Yang Digunakan Peralatan Yang Digunakan untuk menganalisa pencurian energi listrik merupakan peralatan pengukuran dan peralatan kerja. Untuk mengetahui nilai besaran listrik, antara lain : 1. Tang Ampere Meter ; berfungsi unntuk mengukur arus listrik tanpa memutus jalur arus terbut. Sebuah tang ampere atau clamp meter terdapat fungsi lain selain untuk mengukur arus listrik adalah untuk mengukur voltase atau ukur nilai tahanan. Cara menggunakan tang ampere meter yaitu mengklem (mengalungkan) tang ampere meter pada salah satu kabel phasa (warna hitam) yang terdapat di atas atau di bawah kwh Meter (MCB) pembagi. 2. Tespen ; digunakan untuk mengetahui apakah suatu penhantar listrik (kabel atau kawat) memiliki tegangan listrik, terdapat lampu petunjuk (indikator) yang akan memberikan tanda apabila menyala maka pada bagian sumber terdapat tegangan, sebaliknya apabila tidak menyala maka pada bagian sumber tidak terdapat tegangan. 3. Volt Meter ; merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur tegangan, pemasangan volt meter dengan cara dihubung paralel dengan beban. 4. Cos Q Meter ; berfungsi untuk mengukur besarnya faktor (daya aktif dibagi dengan daya semu). Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar atau tidaknya urutan phasa, alat ini sangat penting artinya khusus dalam melaksanakan penyambungan-penyambungan listrik konsumen atau gardu karena kesalahan urutan phasa dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan atau putaran kwh Meter terbalik atau berhenti sama sekali dan lambat.
30 5. Phasa Sequence Indicator ; berfungsi untuk memeriksa urutan fasa pada saat tegangan sudah masuk ke kubikel. 6. Tang ; digunakan untuk mencengkram, memotong dan memutar kawat atau kabel. Jenisnya ada bermacam-macam seperti, tang potong untuk pemotong kawat atau kabel, tang buaya berfungsi untuk memotong kawat, mengencangkan baut dan menjepit sekaligus mengupas. 7. Obeng ; berfungsi untuk penggerak yang berbeda, panjang, pendek dan sangat pendek digunakan untuk melepas sekrup. 8. Kunci Pas ; digunakan untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur yang tidak terlalu kuat momen pengencangnya atau kepala baut dan mur yang telah dilonggarkan dengan kunci ring. 9. Tang segel ; digunakan untuk menjepit atau pengunci yang didesain khusus sebagai alat pengaman pada peralatan kwh Meter, kotak APP, APP milik PT.PLN (Persero) untuk mencegah pembukaan meter oleh buan petugas yang berwenang. 10. Stop Watch ; berfungsi untuk mengetahuiwaktu pada suatu pekerjaan yang akan kita ukur, contohnya waktu yang ditempuh putaran piringan kwh Meter untuk 5 putarran adalah 25 detik. 11. Skun Kabel ; berfungsi uuntuk penyambungan kabel ke terminal atau panel dengan dibautkan pada busbar atau panel. 12. Tempat untuk menyimpan barang bukti ; suatu tempat yang berfungsi untuk menyimpan barang bukti seperti untuk menyimpan kwh Meter, MCB. 13. Peralatan lain sesuai keadaan setempat.
31 3.2 Bahan Yang Digunakan Bahan yang digunakan untuk menganalisa pencurian energi listrik merupakan peralatan pengukuran dan peralatan kerja, antara lain : 1. kwh Meter ; adalah alat ukur listrik integrasi yang digunakan untuk mengukur besarnya energi aktif yang digunakan pelanggan dalam satuan kilo watt jam. 2. MCB ; merupakan alat pembatas energi listrik atau alat pengaman arus lebih dengan prinsip kerja yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih seketika. 3. Segel ; pengunci yang didesain khusus sebagai alat pengaman pada peralatan kwh meter, kotak APP, APP milik PT.PLN (Persero) untuk mencegah pembukaan meter oleh bukaan petugas yang berwenang. 4. Dokumen penting ; seperti rekening pemakaian energi listrik oleh konsumen yaitu data-data yang menyangkut informasitentang konsumen, SPK atau Surat Perintah Kerja tim pelaksana penertiban pemakaian tenaga listrik. 3.3 Prosedur Prosedur dari analisa teknik pencurian energi listrik yang merupakan metode penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain : 1. Pemeriksaan loses gardu, dengan cara membuat peta gardu atau daftar gardu bermasalah yang mempunyai loses >10 %. 2. Penyisiran lokasi target, menyisir lokasi sesuai daerah gardu yang telah terindetifikasi loses 10 %. Sasaran rumah penyisiran lokasi oleh tim P2TL yang ditentukan berdasarkan atas : - DPM ( Data Pembaca Meter ) atau DPK ( Daftar Pemakaian kwh ).
32 Sasaran pelanggan ditentukan oleh besar-kecilnya jam nyala yang dibandingkan dengan jam nyala rata-rata dari golongan tarip yang bersangkutan. Bila jam nyala terlalu kecil, maka patut diduga adanya pelanggaran mempengaruhi kwh meter atau adanya penyadapan. Bila jam nyala terlalu besar, maka patut diduga adanya pelanggaran mempengatuhi pembatas daya. - Pemakaian kwh dari pelanggan yang cenderung menurun atau tidak stabil. Data ini didapat pemakaian kwh beberapa bulan yang lalu. - Hasil pengumpulan Informasi atau laporan masyarakat, petugas pencatat meter atau pegawai PLN terhadap kelainan APP pelanggan, sambungan liar, pencurian listrik dan sebagainya. - Area area tertentu, contohnya daerah pertokoan, daerah perumahan tertentu. - Daerah lama yang mungkin SLTR dan APPnya perlu pemeliharaan. 3. Pemeriksaan Segel, Pemeriksaan segel dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat kerusakan pada segel, kawat segel atau digunakannya segel palsu atau bahkan tidak tersegel. Untuk memastikan kondisi segel dapat digunakan kaca pembesar dan apabila diketemukan adanya kerusakan walaupun tanpa mempengaruhi daya atau pemakaian kwh, sudah merupakan pelanggaran golongan A. Kode yang terdapat di metris segel kalau perlu dicocokkan dengan kode metris segel yang tercatat dalam Berita Acara atau (BA) yang memuat mengenai penyegelan. 4. Pemeriksaan adanya sadapan di SLTR (Saluran Listrik Tegangan Rendah) atau SLTM (Saluran Listrik Tegangan Menengah), dilakukan dengan :
33 - Secara visual, untuk mengetahui adanya sadapan, maka harus ditelusuri rute SLTR mulai dari titik penyambungan di tiang sampai ke APP. Bila rute SLTR tersembunyi, maka sebagai tindakan preventif perlu dirubah routenya sehingga mudah diamati. Cara ini sukar dilakukan apabila SLTR nya menggunakan kabel tanah, untuk itu diusahakan menghindari pemakaian kabel tanah. - Secara Pengukuran, pemeriksaan ini dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran di SLTR dengan hasil pengukuran kabel induk dari APP di PHB pelanggan pada kondisi semua peralatan listrik dinyalakan. Bila hasil pengukuran di SLTR lebih besar dari pada hasil pengukuran di PHB pelanggan, maka dapat dipastikan terdapat adanya pelanggaran. 5. Pemeriksaan fisik APP dan perlengkapannya, pemeriksaan fisik APP dan peralatannya bertujuan untuk mengetahui adanya cacat fisik yang tak wajar ataupun untuk menutupi data pengenal dari peralatan yang terpasang. 6. Pemeriksaan putaran kwh meter, pemeriksaan ini menggunakan alat ukur Cos Q Meter, dilakukan dengan membandingkan antara daya yang terukur di kwh meter dengan daya hasil pengukuran (hasil pengukuran langsung). 7. Pemeriksaan Pengawatan, pemeriksaan pengawatan pada hakekatnya adalah mencocokkan pangawatan yang terpasang dengan SPLN 50 tahun 1990. Penggunaan jenis kabel, penampang kabel dan warna kabel seharusnya dipenuhi sesuai dengan standar. 8. Pengambilan barang bukti, dalam pengambilan atau penyimpanan barang bukti harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
34 - Pengambilan barang bukti harus dilakukan dengan memakai formulirformulir yang dipergunakan untuk itu dilaksanakan oleh petugas penyidik yang sah atau POLRI. - Barang-barang bukti yang boleh atau dapat diambil adalah yang ada hubungannya dengan benda yang dipakai untuk melakukan pelanggaran. - Penyimpanan barang bukti harus diperhatikan dan dihindarkan terhadap kerusakan atau kehilangan. Seluruh tahap analisa pencurian energi listrik pada kwh Meter 1 Phasa. Digambarkan dalam bentuk diagaram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 Mulai Data: Losses>10% pada Gardu Distribusi Penyisiran Lokasi target: Data pembacaan meter dan pemakaian kwh meter Pemeriksaan fisik putaran dan pengawatan Apakah kejanggalan ditemukan? tidak ya Pemeriksaan kondisi instalasi tidak Apakah bukti pencurian ditemukan? ya Data: Barang bukti Pemutusan kwh meter Selesai Gambar 3.1 Diagaram alir tahap analisa pencurian
35 3.4 Perhitungan Biaya atau Iuran Energi Listrik Pemakaian energi listrik adalah jumlah kwh yang dipakai pelanggan pada tiap bulannya, untuk mengetahui biaya atau iuran energi listrik pada saat sebelum dan sesudah penyalahgunaan energi listrik, maka dapat dilakukan melalui perhitungan dengan rumus : Total Iuran Energi Listrik = Biaya beban + Biaya pemakaian Blok I + Biaya pemakaian Blok II + Biaya pemakaian Blok III + PPJ + Biaya admin...(3.1) (KEPDIR No. 1486.K/DIR/2011) Keterangan : Biaya beban Biaya pemakaian Blok I Biaya pemakaian Blok II Biaya pemakaian Blok III : biaya (Rp.kVA/bulan) sesuai TDL yang berlaku : Pemakaian sekian kwh pertama : Pemakaian diatas sekian kwh s.d. sekian kwh : Pemakaian diatas sekian kwh *Untuk perhitungan biaya pemakaian di setiap blok, pemakaian kwh tergantung golongan tariff dan batas daya tertentu. PPJ : Pajak Penerangan Jalan 5% Biaya admin : Rp. 1600 Pemakaian kwh : stand meter akhir-stand meter awal Sedangkan Untuk Perhitungan Iuran Energi Listrik pada kondisi normal dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Pemakaian kwh bulan Juni = Stand meter akhir stand meter awal...(3.2)