KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

BAHAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

PELAKSANAAN PENELITIAN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Haji Mena, Kecamatan Natar, Kabupaten

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN AWAL TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) KLON UJ-5 (Kasetsart)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

TATA CARA PENELITIAN

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari Khory (2014) yang

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. MATERI DAN METODE

Transkripsi:

KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK Sunyoto *, R. Murtopo, dan M. Kamal Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung, Indonesia, 35145 *Email :sunyoto_1955@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh tipe pemangkasan tajuk terhadap produksi dan kandungan aci ubikayu, dan 2) korelasi antara beberapa parameter produksi ubikayu akibat pemangkasan. Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung (POLINELA). Perlakuan disusun dalam Rancangan Kelampok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Stek ditanam dengan jarak tanam 80 x 60 cm. Perlakuan terdiri atas P 0= Tanpa pemangkasan maupun defoliasi; P 1 = Batang dipangkas 1/3 dari atas pada umur 16 Minggu Setelah Tanam (MST), P 2= Batang dipangkas ½ dari atas pada umur ; P 3= Batang dipangkas 2/3 dari atas pada umur ; P 4= Pangkas tunas atau buang tunas pada umur 2 MST; P 5= Pangkas tunas pada umur 2 MST dan defoliasi 25%; P 6 = Pangkas tunas pada umur 2 MST dan defoliasi 50%; P 7 = Pangkas tunas pada umur 2 MST dan defoliasi 75% pada umur ; P 8 Defoliasi 50%; P 9= Defoliasi 75% ; P 10= Defoliasi 100% pada umur. Hasil penelitian menujukkan pemangkasan batang menurunkan bobot ubi sebesar 14,4 sampai 27,2% dan menurunkan kadar aci sebesar 13,0 sampai 20,0 %, untuk perlakuan P 1,P 2, dan P 3. Sedangkan pemangkasan disertai defoliasi menurunkan bobot ubi sebesar 22,0 -- 32,5% untuk perlakuan P 4,P 5,P 6, dan P 7, sedangkan kadar aci menurun sebesar 33,5 -- 41,8%. Defoliasi 50; 75; 100 % menurunkan bobot umbi terjadi pada perlakuan P 8,P 9, dan P 10 sebesar 8,8 -- 19,4 %, perlakuan P 8, P 9, dan P 10 juga menurunkan kadar aci sebesar 6,8 -- 17,6 %. Adanya korelasi positif (r=0,82*) antara bobot ubi dengan kadar aci. Kata kunci : Ubikayu, kadar aci. pemangkasan pucuk, pemangkasan tunas, defoliasi, bobot ubi, 1. PENDAHULUAN Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan penting baik sebagai pangan, pakan, maupun untuk industri. Tanaman ini dikategorikan sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi kering dan tahan terhadap hama maupun penyakit. Oleh sebab itu di Indonesia singkong merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat atau petani, selain itu juga pertanamannyapun dapat dilakukan di lahan marginal, dimana tanaman pangan yang lainnya tidak dapat diusahakan secara ekonomis. Di Indonesia tanaman ubikayu merupakan tanaman pangan penting yang diamfaatkan sebagai pangan maupun ekspor (Saleh, dkk.) yang mempunyai luas areal ketiga setelah padi dan jagung (Subandi, dkk, tth). Produksi ubikayu di Indonesia menempati kedudukan ke-5 di dunia dan ke-2 di Asia dan merupakan eksportir terbesar ke-2 setelah Thailand (Wikipedia, 2011). Tetapi, akhir-akhir ini luasan dan produksi tanaman ubikayu terus menurun, bahkan saat ini Indonesia menjadi negara pengimpor ubikayu terbesar ketiga setelah China dan Jepang (Suci, 2011). Produktivitas ubikayu yang rendah disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah serangan hama dan penyakit, persaingan dengan gulma, kerebahan dan patah batang akibat angin kencang dan hujan lebat, sehingga tanaman tidak berproduksi secara maksimal. Kehilangan hasil akibat kerebahan /kerusakan pertumbuhan pada tanaman ubikayu belum banyak diketahui, tetapi pada tanaman lain seperti barley dan oat kerebahan pada saat heading menurunkan hasil 27-40 % (Remison dan Akinleye, 1978 dalam Koswara dkk. 1985). Selanjutnya Koswara dkk. (1985) menyimpulkan dari hasil penelitiannya tentang patah batang jagung pada beberapa stadia menurunkan produksi biji 12,3 41,3 %. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui akibat kerusakan pertumbuhan ubikayu 312

dalam hubungannya dengan produksi ubi dan kandungan aci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh tipe pemangkasan terhadap produksi ubikayu dan kadar aci. (2) korelasi antara beberapa parameter produksi ubikayu akibat tipe pemangkasan. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung (POLINELA), Bandar Lampung, dari bulan Juli 2009 sampai Mei 2010. Bahan tanaman stek ubikayu var. Kasetsart, pupuk Urea, SP-36, KCl dan insektisida Furadan 3G. Alat yang digunakan cangkul, sabit, tali rafia, koret, gembor, selang, meteran, bambu, plastik, timbangan, parut, pisau, alat tulis. Oven, loyang, saringan, dll. Perlakuan yang terdiri atas tipe kerusakan tajuk disusun dalam RTKS dengan tiga ulangan. Perlakuannya adalah: (1). Kontrol, yaitu tanpa pemangkasan maupun defoliasi (P 0 ), (2) Batang dipangkas 1/3 dari pucuk tanaman pada saat umur 16 Minggu Setelah Tanam (MST)(P 1 ), (3) Batang dipangkas ½ dari pucuk tanaman pada saat umur (P 2 ), (4) Batang dipangkas 2/3 dari pucuk tanaman pada saat umur 16 MST (P 3 ), (5). Pangkas tunas yaitu menghilangkan semua tunas tanaman pada saat umur 2 MST. (P 4 ), (6) Pangkas tunas dan defoliasi 25%; yaitu menghilangkan seluruh tunas tanaman pada saat umur 2 MST dan setelah tumbuh dilakukan defoliasi 25% pada umur 16 MST (P 5 ), (7) Pangkas tunas dan defoliasi 50%, yaitu menghilangkan seluruh tunas tanaman pada umur 2 MST dan dilakukan defoliasi 50% pada umur (P 6 ), (8) Pangkas tunas dan defoliasi 75%, yaitu menghilangkan seluruh tunas tanaman pada umur 2 MSTdan dilakukan defoliasi 75% pada umur (P 7 ), (9) defoliasi 50%, yaitu pengurangan daun 50% pada umur (P 8 ), (10) Defoliasi 75%, yaitu pengurangan daun 75% pada umur (P 9 ). (11) Defoliasi 100%, yaitu pengurangan daun 100% pada umur 16 MST (P 10 ). Perlakuan dikelompokkan ada empat tipe pemangkasan tunas yaitu tipe pertama adalah kontrol (P 0 ), tipe kedua adalah pemangkasan batang dari pucuk (P 1,P 2 dan P 3 ); tipe ketiga adalah pangkas tunas dan defoliasi (P 4,P 5,P 6 dan P 7 ); dan tipe keempat adalah defoliasi (P 8,P 9 dan P 10 ). Sebelum penanaman, tanahdiolah menggunakan traktor kemudian dibersihkan dan diratakan dengan cangkul dari sisa-sisa tumbuhan pengganggu. Stek ubikayu ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 60 cm, dalam plot ukuran 3m x 4m. Setiap ulangan terdiri dari 11 petak satuan percobaan dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Dosis pupuk Urea, TSP, dan KCL masingmasing 150, 100 dan 200 kg per hektar. Pemupukan diberikan dua kali, pertama diberikan pada saat tujuh hari setelah tanam (HST) yaitu 1/3 dosis urea, seluruh dosis TSP dan 1/3 dosis KCL. Pemupukan kedua diberikan pad umur 90 HST yaitu 2/3 dosis urea, dan 2/3 dosis KCl. Variabel pengamatan meliputi : (1) Jumlah akar (2) Jumlah umbi (3) Panjang umbi (4) Diameter umbi, (5) Bobot umbi segar, (6) Kadar aci. Pengukuran kadar aci dilakukan pada saat umur 10 bulan. Perlakuan disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Setiap perlakuan diterapkan pada unit percobaan (plot percobaan) yang berukuran 3m x 4m. Kesamaan ragam diuji dengan uji Bartlet, dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Tingkat hubungan antarvariabel yang diamati ditentukan dengan uji korelasi Keterangan : Perlakuan pemangkasan P0= Tanpa pemangkasan dan defoliasi -------------------------------------------------------- P1= Batang dipangkas1/3 dari pucuk pada umur P2= Batang dipangkas ½ dari pucuk pada umur P3=Batang dipangkas 2/3 dari pucuk pada umur --------------------------------------------------------- P4= Pangkas tunas atau buang tunas pd umur 2 MST P5= Pangkas tunas pada umur 2 MST dan Defoliasi 25% pada umur P6= Pangkas tunas pada umur 2 MST dan Defoliasi 50% pada umur, P7= Pangkas tunas pada umur 2 MST dan Defoliasi 75% pada umur ------------------------------------------------------ P8 = Defoliasi 50% pada umur P9 = Defoliasi 75% pada umur P10 = Defoliasi 100% pada umur 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe pemangkasan mempengaruhi jumlah akar, jumlah dan panjang ubi tidak nyata. Sebaliknya pemangkasan mempengaruhi nyata diameter, bobot dan kadar aci ubi. 313

Pemangkasan batang dari pucuk (tipe kedua = P 1,P 2, dan P 3 ), mempengaruhi diameter, bobot dan kadar aci ubi cukup signifikan (Gambar 1), dan penurunannya secara bertingkat (gradually). Selanjutnya pemangkasan tunas dari pucuk disertai defoliasi 25, 50, 75% pada umur (tipe ketiga =P 4,P 5,P 6 dan P 7 ), maupun defoliasi 50, 75, dan 100 % (tipe keempat = P 8,P 9 dan P 10 ), menunjukkan diameter ubi yang sama dengan kontrol (kondisi normal=po). Pemangkasan tipe ketiga dan keempat (P 5,P 6, P 7 dan P 8,P 9 dan P 10 ) memberikan pengaruh tidak nyata dibandingkan kontrol (P 0 )( Tabel 1, Gb. 1). Pada kondisi ini tanaman telah membentuk ubi, sementara pengisian ubi belum terbentuk. Tabel 1. Pengaruh tipe pemangkasan terhadap Jumlah akar, Jumlah, panjang diameter, bobot ubi dan kadar aci ubikayu No Perlakuan Jumlah Jumlah Panjang Diameter ubi Bobot ubi (kg) Kadar aci akar (bh) Ubi (bh) ubi (cm) (cm) (%) 1 P0 4,00 a 9,47 a 16,89 a 4,68 abc 61,00 a 21,53 a 2 P1 5,80 a 8,53 a 17,78 a 4,30 bcd 52,24 bc 18,74 c 3 P2 7,60 a 7,67 a 18,90 a 4,07 cd 48,93 cd 18,44 c 4 P3 4,20 a 8,73 a 16,58 a 3.71 d 44,40 def 17,24 d 5 P4 4,40 a 7,80 a 14,83 a 3,95 d 47,62 cde 14,31 e 6 P5 6,00 a 6,93 a 15,89 a 4.61 abc 44,48 def 14,00 e 7 P6 5,07 a 6,73 a 14,96 a 4,75 ab 42,70 ef 13,57 ef 8 P7 6,27 a 7,80 a 14,36 a 4,63 abc 41,15 f 12,54 f 9 P8 5,47 a 7,67 a 18,25 a 4,75 ab 55,62 a b 20,07 b 10 P9 3,27 a 7,53 a 18,32 a 4,97 a 51,13 bc 18,80 c 11 P10 6,73 a 7,80 a 17,09 a 4,61 abc 49,17 cd 17,74 cd Keterangan : Nilai tengah yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf Uji BNT 5% dalam kolom yang sama Gambar 1. Pengaruh tipe pemangkasan pada diameter ubi ubikayu saat berumur 10 bulan setelah tanam (40 MST) disertai defoliasi (tipe kedua dan ketiga =P 1 sampai P 7 ), menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap bobot dan kadar aci umbi, dan penurunan ini terus berlanjut semakin turun bobot dan kadar acinya. dan terjadi penurunan yang rendah pada defoliasi 50,75, dan 100% pada umur ( tipe keempat = (P 8,P 9 dan P 10 ; Gambar 2, 3). Pada umur 16 MST ubikayu mulai melakukan kegiatan pengisian ubi, sehingga pada saat ini terjadi Gambar 2. Pengaruh tipe pemangkasan pada bobot ubi ubikayu saat berumur 10 bulan setelah tanam (40 MST) Pada Tabel 1, Gb.2,3), memperlihatkan tipe pemangkasan tunas dan tipe pemangkasan Gambar 3. Pengaruh tipe pemangkasan pada kadar aci ubikayu saat berumur 10 bulan setelah tanam (40 MST) gangguan pertumbuhan yang menggangu penimbunan bahan fotosintat ke umbi dan berakibat pada rendahnya bobot dan kadar aci. Didasari dari pernyataan Goldsworthy 314

dan Fisher, 1996), bahwa defoliasi mampu mengurangi penimbunan karbohidrat yang tidak berguna pada daun, sehingga dapat meningkatkan laju fotosintesis yang berakhir dengan optimalnya pengisian umbi. Penimbunan karbohidrat yang tidak berguna dalam daun akan menghambat laju fotosintesis. Selanjutnya Notodimedjo, dkk, 1998), pemangkasan yang tepat dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetative dan produktif. Defoliasi yang tepat dapat mengurangi kanopi yang terlalu rapat, sedangkan kanopi yang rapat akan menyebabkan penggunaan karbohidrat yang lebih besar, sehingga efisiensi fotosintesis lebih rendah dan menyebabkan fotosintat ke ubi semakin kecil. Tabel 2. Tingkat penurunan bobot umbi dan kadar aci akibat beberapa tipe pemangkasan tanaman ubi kayu. No Perlakuan Bobot Penurunan Kadar Penurunan umbi gram % aci % % 1 P0 61,00 21,53 2 P1 52,24 8,76 14,36 18,74 2,79 12,96 3 P2 48,93 12,07 19,79 18,44 3,09 14,35 4 P3 44,40 16,60 27,21 17,24 4,29 19,93 5 P4 47,62 13,38 21,93 14,31 7,22 33,53 6 P5 44,48 16,52 27,08 14,00 7,53 34,97 7 P6 42,70 18,30 30,00 13,57 7,96 36,97 8 P7 41,15 19,85 32,54 12,54 8,99 41,76 9 P8 55,62 5,38 8,82 20,07 1,46 6,78 10 P9 51,13 9,87 16,18 18,80 2,73 12,68 11 P10 49,17 11,83 19,39 17,74 3,79 17,60 Keterangan : Penurunan berdasarkan bobot umbi normal dan kadar aci normal (Po) Tabel 3. Korelasi beberapa beberapa variable produksi ubikayu akibat beberapa tipe pemangkasan Jumlah akar Panjang umbi Jumlah umbi Diameter Umbi Bobot Umbi Kadar Aci Jumlah akar --- Panjang Umbi -0,28 tn --- Jumlah umbi 0,20 tn 0,12 tn --- Diameter umbi -0,28 tn 0,33 tn -0,40 tn --- Bobot umbi -0,21 tn 0,70* 0,21 tn 0,26 tn --- Kadar Aci -0,17 tn 0,69 tn 0,18 tn 0,17 tn 0,82* --- Keterangan : *) nyata pada tarf BNT 5% Pada Tabel 2. menunjukkan berturut-turut terjadi penurunan bobot umbi dan kadar aci dibandingkan dengan normal. Bila normal dianggap 100 % maka tipe pemangkasan yaitu batang dipangkas 1/3, ½, dan 2/3 dari pucuk (tipe kedua=(p 1,P 2 dan P 3 ) pada 16 MST menunjukkan penurunan bobot umbi masing-masing sebesar P 1 (14,36 %) ; P 2 (19,79%); P 3 (27,71%); dan kadar acinya masing-masing P 1 (12,96 %), P 2 (14,35%), dan P 3 (19,93 %); tipe pemangkasan kedua yaitu Pangkas tunas disertai defoliasi (P 4,P 5,P 6 dan P 7 ), penurunan bobot umbi masing-masing sebesar P 4 (21,93%); P 5 (27,08 %); P 6 (30,00%); dan P 7 (32,54 %); dan kadar acinya menurun masing-masing P 4 ( 33,53 %); P 5 (34,97%); P 6 (36,97%); dan P7(41,76%); sedangkan defoliasi 50, 75, dan 100% (tipe keempat = P 8,P 9 dan P 10 ), penurunan bobot umbinya masing-masing P 8 (8,82 %); P 9 (16,18%); dan P 10 (19,39%), sedangkan kadar acinya masing-masing yaitu P 8 (6,78%); P 9 (12,68%); dan P 10 (17,60 %) (Gambar 2 dan 3). Bila dilihat dari tingkat korelasinya bahwa kadar aci sangat dipengaruhi oleh bobot umbi (r = 0,82*) yaitu semakin berat bobot umbi maka kadar aci semakin tinggi tetapi kadar aci tidak dipengaruhi nyata oleh jumlah akar, panjang umbi, jumlah umbi, dan diameter umbi. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: (1).Perlakuan tipe pemangkasan dapat menurunkan diameter, bobot dan kadar aci ubi. Penurunan yang tertinggi yaitu pada pangkas tunas 2 MST dan defoliasi 75 % pada umur (P7), dan secara umum pada pangkas tunas 2 MST dan defoliasi umur ( tipe ketiga =(P 4,P 5,P 6 dan P 7 ). Sedangkan penurunan yang lebih kecil diakibatkan dari perlakuan defoliasi 50,75,100% (tipe keempat = P 8,P 9 dan P 10 315

(2).Bobot ubi dipengaruhi oleh panjang ubi (r=70*), sebaliknya kadar aci ubi dipengaruhi oleh bobot ubi (r=0,83*). Panjang ubi tidak nyata mempengaruhi kadar aci (r=0,69). PUSTAKA Goldsworthy, P. R., dan N.M. Fisher, 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Fress. Yogyakarta. Koswara, J; H. Aswidinnoor, dan B.S. Purwoko, 1985. Pengaruh patah batang terhadap Produksi jagung. Bul. Agr.Vol.XVI No.1 Notodimedjo, S., L.Agustina, E.Mitoyat, dan Pardono.1998. Pengaruh tingkat pemangkasan dan perompesan daun terhadap pertumbuhan pembungaan, dan pembuahan jambu biji (Psidium guajava L.). Agrivita 15 (2) : 7-10. Saleh, N., St.A. Rahayuningsih dan M Adie. Tanpa tahun. Peningkatan Produksi dan Kualitas Umbi-umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Malang, 21 hal.. Subandi, Y. Widodo, N. Saleh, dan L. J. Santoso.2005. Inovasi Teknologi Produksi Ubikayu untuk Agroindustri dan Ketahanan Pangan. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. 14 hal. Suci, P. 2011. Ubikayu Jarang Diperdagangkan secara Formal. Diakses 7 Juni 2012. Wikipedia. 2011. Singkong. http://id. wikipedia. org/wiki/ Singkong. Diakses 1 Juni 2012. 316