PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Keaktifan Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 12) berarti giat (bekerja atau berusaha),

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP VETERAN CIREBON SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II DI MTsN TANON SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masalah kualitas pendidikan atau hasil belajar siswa merupakan topik yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika HANAFI A

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam proses menuju dewasa. Dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sekolah adalah hasil belajar matematika. Pada umumnya, hasil belajar matematika

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

Transkripsi:

PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA VOLUME 3, NOMOR 3, APRIL 2015 Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia 1-14 Nurhaidah, M.Insya Musa Pelaksanaan Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar Favorit 15-20 Di Kota Banda Aceh Tahun 2009 Bachtiar Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan Prestasi Belajar 21-32 Monawati Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam Meningkatkan 33-43 Profesionalisme Guru Di SD Negeri 10 Banda Aceh Sulaiman, Hasmiana, Asmaini Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 44-59 Pada Materi Penjumlahan Pecahan Di Kelas V SD Negeri 18 Banda Aceh Mahmud HR Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kerangka Manusia 60-72 Melalui Media Kerangka Manusia Dan Media Gambar Siswa Kelas IV SDN Lampeuneurut Aceh Besar Humaira, Sardinah, M. Nasir Yusuf Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Dan Hasil Pembelajaran 73-87 Mata Pelajaran Geografi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Syamsul Bardi Unsur Penting Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Anak 88-96 M. Yamin Penerbit PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) UNIVERSITAS SYIAH KUALA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR Monawati (Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar FKIP Unsyiah) ABSTRAK Bagi anak kecerdasan interpersonal sangat membantu anak dalam menyesuaikan diri serta dalam membentuk hubungan sosial. Demikian pula sebaliknya, tanpa kecerdasan interpersonal siswa akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan masalah yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu terdapat sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan kelompok serta kurang mampu dalam beriteraksi dengan teman dan juga guru. Salah satu yang menentukan keberhasilan seseorang itu adalah intelegensi. Intelegensi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kecerdasan siswa dalam berinteraksi di suatu proses belajar mengajar. Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan Prestasi Belajar dan mengangkat masalah apakah hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan prestasi belajar. Kata kunci :kecerdasan Interpersonal, prestasi belajar PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mengusahakan anak belajar secara terarah dan bekesinambungan. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan agar seseorang dengan tujuan mendapatkan perubahan perilaku yang berbeda dari sebelumnya. Hasil dari proses belajar disebut dengan prestasi belajar siswa. Sebagian orang berpendapat bahwa prestasi yang tinggi hanya dapat diraih oleh siswa yang memiliki inteligensi tinggi. Kenyataannya siswa yang memiliki inteligensi tinggi belum tentu memperoleh prestasi yang bagus, begitu juga sebaliknya, karena inteligensi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya. Surya (2010:21) menyatakan bahwa Kualitas pergaulan anak memiliki andil dalam membentuk dorongan berprestasi. Kualitas pergaulan dapat dilihat melalui pihak-pihak yang terlibat dengan pergaulan anak, kegiatan yang dilakukan dalam pergaulan tersebut, dan sejauh mana pergaulan anak tersebut. 21

Begitu juga bagi siswa untuk mencapai prestasi yang tinggi pada suatu proses belajar, tidak hanya menggunakan kemampuan inteligensi yang dimilikinya, tetapi juga dalam menjalin hubungan dengan orang lain yang mencakup kecerdasan interpersonal. Safaria (2005:23) menyatakan bahwa Kecerdasan interpersonal juga disebut sebagai kecerdasan sosial dimana seseorang mampu menciptakan relasi, mempertahankan hubungan serta membangun hubungan baru. Bagi anak kecerdasan interpersonal sangat membantu anak dalam menyesuaikan diri serta dalam membentuk hubungan sosial. Demikian pulasebaliknya, tanpa kecerdasan interpersonal siswa akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Safaria (2005:13) bahwa kecerdasan interpersonal menjadi penting dikarenakan pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia pada dasarnya dalam kegiatan apapun dituntut untuk berhubungan dengan orang lain. Masalah yang sering kita jumpai pada diri siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu masih terdapat sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok, cenderung pasif, dijauhi serta kurang mampu berinteraksi dengan guru dan siswa lain. Adapun penelitian yang berhubungan dengan masalah di atas dan juga sudah diteliti yaitu: Hubungan Antara Kecerdasan Intrapersonal dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Taman. Berdasrkan uraian di atas penulis bermaksud mengadakan sebuah penelitian tentang HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kercerdasan Interpersonal a. Pengertian Kecerdasan 22

Sterner (dalam Alder, 2001:15) mendefinisikan bahwa Kecerdasan adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan masalah-masalah baru; tingkat kecerdasan diukur dengan kecepatan memecahkan masalah. Gardner (dalam Uno, 2008:60) menjelaskan kecerdasan sebagai: (1) Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia; (2) Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan; (3) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Franklin (dalam Alder, 2006:15) menurutnya Kecerdasan adalah kemampuan untuk mengambil sikap yang tepat untuk menghadapi situasi dalam sebuah lingkungan. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan atau intelegensi yaitu kemampuan jiwa seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah dan menghasilkan sesuatu dalam lingkungan masyarakat. b. Pengertian Kecerdasan Interpersonal Gardner (dalam Safaria, 2005:23) menyatakan bahwa Kecerdasan interpersonal adalah Suatu kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, menjalin interaksi dan mempertahankan hubungan yang sudah mereka jalin. Pendapat di atas didukung oleh Safaria (2005:23) menyatakan bahwa Kecerdasan interpersonal juga disebut sebagai kecerdasan sosial dimana seseorang mampu menciptakan relasi, mempertahankan hubungan serta membangun hubungan baru. Sedangkan menurut Hoerr (2007:15) berpendapat bahwa Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami orang dan membina hubungan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan lebih untuk menjalin suatu relasi dengan orang lain, 23

mempertahankan relasi, membaca kondisi serta karakter seseorang, mempertahankan relasi serta bagaimana beradaptasi dan menempatkan diri dalam berbagai kondisi. c. Karakteristik Kecerdasan Interpersonal Gunawan (2005:118) menyatakan bahwa Dalam kecerdasan interpersonal terdapat karakteristik sebagai berikut : 1. Membentuk dan mempertahankan suatu hubungan sosial, 2. Mampu berinteraksi dengan orang lain, 3. Mengenali dan menggunakan berbagai cara untuk berhubungan, 4. Mampu mempengaruhi pendapat dan tindakan orang lain, 5. Turut serta dalam upaya bersama dan mengambil berbagai peran yang sesuai, mulai dari menjadi pengikut hingga menjadi pemimpin, 6. Mengamati perasaan, pikiran, motivasi, perilaku dan gaya hidup orang lain, 7. Mengerti dan berkomunikasi dengan efektif baik dalam bentuk verbal maupun non verbal, 8. Mengembangkan keahlian untuk menjadi penengah dalam suatu konflik, mampu bekerjasama dengan orang yang mempunyai latar belakang yang beragam, 9. Tertarik menekuni bidang yang berorientasi interpersonal, manajemen, atau politik, 10. Peka terhadap perasaan, motivasi, dan keadaan mental seseorang. Lwin dkk (2008:197) mengatakan bahwa Orang dengan kecerdasan interpersonal adalah orang yang memiliki kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan, tempramen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak. Dari beberapa karakteristik kecerdasan interpersonal yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya anak-anak yang memiliki kecerdasan interpersonal dapat terlihat dari kemampuannya menjalin 24

komunikasi, mempertahankan hubungan dengan orang lain serta mampu dalam menghadapi serta memahami orang dengan berbagai karakter dengan baik. d. Dimensi Kecerdasan Interpersonal Safaria (2005:24) membagi Dimensi kecerdasan interpersonal menjadi tiga, yang mana ketiga dimensi tersebut ialah satu kesatuan yang utuh dan ketiganya saling mengisi satu sama lainnya. 1. Social sensivity atau sensivitas sosial, yaitu kemampuan anak untuk mampu merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan sosial orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun non-verbal. Anak yang memiliki sensivitas sosial yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif atau pun negatif. 2. Social insight, yaitu kemampuan seorang anak untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat apalagi menghancurkan relasi sosial yang telah dibangun anak. Didalamnya juga berkembangnya kesadaran diri anak secara baik. Kesadaran diri yang berkembang ini akan membuat anak mampu memahami keadaan dirinya baik keadaan dalam diri maupun luar diri seorang anak. 3. Social communication atau penguasaan keterampilan komunikasi sosial merupakan kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Dimana komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia dan untuk membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan yang ada. e. Unsur-Unsur Kecerdasan Interpersonal Goleman (2007:114) mengemuakan Unsur-unsur dalam kecerdasan interpersonal adalah sebagai berikut : 1. Kesadaran sosial, kesadaran ini menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan. Hal ini meliputi : 25

a. Empati dasar, keesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. b. Penyelarasan, menyesuaikan diri dengan keadaan atau situasi tertentu yang melibatkan orang atau hal lain diluar dirinya. c. Ketepatan empatik, memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang lain. d. Kognisi sosial, pengetahuan yang berkaitan dengan bagaimana dunia sosial bekerja. Dari paparan diatas siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal memiliki beberapa unsur yang khas. Jadi hal yang membedakan antara siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi diantaranya yaitu empati sosial yang tinggi, memiliki kecakapan sosial yang baik, mampu menjadi pendengar bagi orang lain, dapat berbicara dengan baik serta mampu membaur dimanapun dia berada. f. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Interpersonal Boeree (2006:168) mengemukakan Faktor yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan keluarga, dimana anak memerlukan perawatan serta perhatian orang tua. 2. Nutrisi, dimana pengaruh kekurangan nutrisi tidak terjadi secara langsung. Anak yang mengalami kekurangan gizi biasanya kurang responsif pada saat dewasa, kurang termotivasi untuk belajar, dan kurang aktif dalam mengeksplorasi daripada anak-anak yang cukup mendapatkan nutrisi. 3. Pengalaman hidup individu. Anak tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga, hubungan sosial pertama kali diperoleh individu melalui orang tua. Faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak adalah pola asuh. Pola asuh orang tua yang permisif, otoriter, demokratis sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. 26

Menurut Izzaty dkk (2008:15) menyatakan bahwa Setiap gaya pengasuhan yang diberikan oleh orang tua akan memberikan pengaruh dan dampak berbeda pada setiap individu. Izzaty dkk (2008:15) menjelaskan bahwa Gaya pengasuhan yang diberikan orang tua dibagi menjadi tiga tipe sebagai berikut : 1. Tipe Permisif, merupakan pola pengasuhan dimana orangtua cenderung lebih membebaskan anaknya dalam menentukan segala pilihan yang dimilikinya. Orang tua dengan tipe ini sangat membebaskan anaknya sehingga anak terkadang merasa kurang diperhatikan. 2. Tipe Otoriter, merupakan tipe pengasuhan dimana orang tua cenderung memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan anak. Anak berada dalam pengawasan penuh orang tua serta memiliki kebebasan terbatas 3. Tipe Otoritatif, merupakan pola asuh yang merupakan perpaduan dari pola otoriter serta permisif dimana orang tua tetap mengawasi serta juga memberikan kebebasan pada anak untuk menentukan sesuatu. Pada dasarnya hal-hal yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal memiliki porsi yang berbeda pada setiap individu. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh seseorang diantaranya lingkungan, pola asuh, nutrisi, serta pengalaman masing-masing individu. 2. Belajar dan Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Slameto (2010:2) menyatakan bahwa Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan teman. Sedangkan Gardner (dalam Slameto, 2010:13) berpendapat bahwa Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. 27

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap artinya setelah belajar seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. b. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh hasil sedangkan prestasi merupakan hasil dari suatu proses yang dilakukan oleh seseorang dari belajar. Menurut Azwar (2002:8) berpendapat bahwa Prestasi belajar merujuk pada apa yang mampu dilakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia melakukannya dalam menguasai bahan-bahan dan materi yang diajarkan. Sedangkan menurut Maryono (2000:246) Prestasi belajar suatu istilah yang menunjukkan derajat keberhasilan siswa mencapai tujuan belajar setelah mengikuti proses belajar dari suatu program yang sudah di tentukan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yaitu hasil dari usaha yang didapatkan seseorang dari suatu proses yang telah dilakukan atau keberhasilan siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan sehingga tercapai tujuan belajar yang telah di tetapkan. Akan tetapi, prestasi yang dihasilkan oleh suatu pendidikan tentu akan berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Seperti kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi dan adapula siswa yang memiliki prestasi belajar rendah meskipun siswa tersebut berada dalam suatu lembaga pendidikan yang sama dan dididik oleh guru yang sama. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari suatu kegiatan belajar. c. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari suatu kegiatan proses belajar yang bagus. Namun, proses belajar juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga akan menghambat seseorang memperoleh prestasi yang diharapkan. Menurut Slameto (2010:54) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 28

banyak jenisnya tetapi dapat digolong ke dalam dua golongan saja, yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. Adapun uraian dari kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor Intern Faktor intern yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang mempengaruhi belajar siswa. Adapun faktor intern meliputi: a. Faktor Jasmaniah Faktor jasmaniah yaitu faktor yang berhubungan dengan fisik siswa. Faktor jasmaniah dibagi lagi menjadi faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Jika kesehatan seseorang terganggu, maka ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah ataupun gangguan fungsi indra lainnya. Hal ini akan berdampak pada terganggunya proses belajar siswa. Selain itu cacat tubuh juga dapt mempengaruhi belajar siswa. Jika hal tersebut terjadi, siswa disarankan untuk belajar pada lembaga pendidikan khusus atau menggunakan alat bantu untuk mengurangi pengaruh kecacatannya tersebut. b. Faktor Psikologi 1. Inteligensi yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan ataupun belajar dari pengalaman. Siswa yang memiliki inteligensi tinggi mudah dalam mengikuti proses belajar, dengan kemampuan penyesuaian yang dimilikinya dapat memperoleh pelajaran dengan mudah. Sebaliknya, jika siswa yang memiliki inteligensi rendah, akan sulit menyesuaikan diri dalam proses belajar. 2. Perhatian yaitu mengfokuskan diri pada suatu hal. Begitu juga dalam belajar. Saat belajar siswa harus fokus atau memberi perhatian yang lebih pada materi yang diajarkan. Jika tidak, siswa akan merasa bosan dan akan mengurang rasa suka terhadap belajar. 3. Minat yaitu kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminat seseorang akan diperhatikan terusmenerus dan disetai dengan rasa senang. Begitupun dalam belajar, jika materi yang 29

disampaikan guru tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan baik. Sehingga tidak tercapainya tujuan dari belajar itu sendiri. 4. Bakat yaitu kemampuan untuk belajar. Individu yang memiliki bakat pada bidang tertentu akan lebih cepat memahami dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki bakat pada bidang tersebut. Bakat dapat mempengaruhi belajar. Jika materi yang diberikan guru sesuai dengan bakat yang di miliki siswa, maka hasil belajanya akan bagus karena terdapat rasa senang dan suka terhadap materi tersebut. 5. Kematangan yaitu suatu fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Siswa yang sudah memiliki kematangan atau siap dalam belajar, akan lebih berhasil dalam proses belajarnya. 6. Kesiapan yaitu kesediaan untuk memberi reaksi. Ketika siswa memiliki reaksi terhadap belajar, maka ia telah siap menngikuti proses belajar. c. Faktor Kelelahan Kelelahan dapat dibagi menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani yaitu adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern yaitu faktor siswa yang berasal dari luar diri siswa atau berada di lingkungan sekitar siswa. Adapun faktor ekstern meliputi: a. Faktor Keluarga Keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan pribadi serta belajar siswa karena sebagian besar kehidupan siswa berada di lingkungan keluarga. Faktor keluarga dapat dilihat dari cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang budaya. 30

b. Faktor Sekolah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya suatu pendidikan secara formal. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c. Faktor Masyarakat Faktor masyarakat yang mempengarugi belajar adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, misalnya jika siswa terlalu banyak mengikuti organisasi dalam masyarakat maka belajarnya akan terganngu. Media dan teman juga mempengaruhi belajar KESIMPULAN Kecerdasan interpersonal adalah Kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan, beradaptasi, dan menempatkan diri dengan mudah dalam berbagai kondisi bersama orang-orang disekitar. Bagi anak, kecerdasan interpersonal sangat membantu anak dalam menyesuaikan diri serta dalam membentuk hubungan sosial. Demikian pula sebaliknya, tanpa kecerdasan interpersonal siswa akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa setiap individu tidak sama. Begitu juga dalam mencapai prestasi, terdapat siswa yang memperoleh prestasi belajar tinggi dan adapula siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah. Maka dari itu, salah satu yang menentukan prestasi seseorang adalah kecerdasan interpersonal. DAFTAR PUSTAKA Adi M, Gunawan. 2005. Born To Be Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Alder, Harry. 2001. Boost Your Intelligence. Jakarta: Erlangga. 31

Boeree, Goerge. 2006. Belajar dan Cerdas Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Prismasophie. Goleman, Daniel. 2007. Sosial Intelligence (Edisi Indonesia). Jakarta: Gramedia. Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Lwin, May, dkk. 2008. Cara mengembangkan berbagai komponen kecerdasan. Jakarta: PT. Indeks. Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligence, Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak.. Yogyakarta: Amara Books. Saifuddin, Azwar. 2014. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Surya, Hendra. 2010. Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul. Jakarta: Elex Media Komputindo. Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 32