ABSTRAK. : Masa kerja, Lama kerja, Umur, Posisi tangan,cts Kepustakaan : 10 ( )

dokumen-dokumen yang mirip
Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

PENDAHULUAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung amat pesat, baik industri formal maupun industri di rumah tangga, pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

Oleh : Wawan Wahyudi 1, Sri Maywati 2

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, Juli 2015, Hal: Issn:

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga

Carpal tunnel syndrome

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016

Faktor Prediktor Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia,

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan

MEMPENGARUHI KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK TULIS SERULING ETAN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

ABSTRAK. perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

Hubungan Gerakan Fleksi Pada Pergelangan Tangan Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Pengepakan PT. Logan Food Karanganyar

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan

NOVITA ISMAN FACULTY OF HEALTH UNIVERSITY SILIWANGI TASIKMALAYA HEALTH SPECIALIZATION Abstract

HUBUNGAN GERAKAN BERULANG PADA TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENJULID BUKU DI PT. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI LEHER PADA PENGGUNA LAPTOP

BAB III METODE PENELITIAN

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

INTERVENSI ULTRASOUND

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP

SKRIPSI HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

FAKTOR RISIKO ERGONOMI SAAT MENGETIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR


HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

ARTIKEL ILMIAH. Hubungan Umur, Masa Kerja, IMT dan Frekuensi Gerakan Repetitif dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/April 2017; ISSN X,

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Januari Februari efektif terhadap kelengkapan pengisian Persetujuan Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

Kata Kunci : Lama Duduk, Sindroma Piriformis, Pemain Game Online

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015

INSIDEN CARPAL TUNNEL SYNDROME BERDASARKAN ANAMNESIS PADA KARYAWAN BANKDI KOTA BITUNG SULAWESI UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN BERDASARKAN VARIASI KEBISINGAN PADA PEKERJA PEMBUAT KOMPONEN-KOMPONEN TEKSTIL DI CV.AKBAR JAYA KIARACONDONG KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah

Transkripsi:

BEBERAPA FAKTOR KERJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PETUGAS RENTAL KOMPUTER DI KELURAHAN KAHURIPAN KOTA TASIKMALAYA Bambang Suherman 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja Universitas Siliwangi (bambangsuherman19@yahoo.com) 1) Dosen Pembimbing Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 2) ABSTRAK Berbagai aktivitas yang banyak menggunakan tangan dalam waktu yang lama sering di hubungkan dengan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Berdasarkan kriteria yang ditetapkan (NIOSH,1997) bilamana ditemukannya tenaga kerja dengan memiliki riwayat pekerjaan tersebut dan adanya keluhan subyektif serta secara objektif dijumpai hasil pemeriksaan fisik, tes phalen positif adalah suatu indikasi menderita CTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor kerja yang berhubungan dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada petugas rental komputer. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang dan uji statistik yang digunakan yaitu chi square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil pemeriksaan fisik terhadap 4 variabel bebas yang diteliti diantaranya variabel masa kerja,lama kerja,umur dan posisi tangan saat mengetik, CTS di dapatkan sebanyak 23 orang (92.0%) responden pada variabel masa kerja positif CTS, lama kerja sebanyak 37 orang (94.9%) responden, umur sebanyak 33 orang (89.2%) dan pada variabel posisi tangan saat mengetik sebanyak 36 orang (97.3%). Berdasarkan hasil uji chi square di dapatkan ada hubungan antara masa kerja (p= 0.000),lama kerja(p= 0.000),umur(p= 0.001),posisi tangan saat mengetik(p= 0.000) dengan kejadian CTS. Disarankan kepada pekerja untuk melakukan peregangan pada tangan (streching) guna mengurangi kekakuan otot tangan saat kerja. Kata Kunci : Masa kerja, Lama kerja, Umur, Posisi tangan,cts Kepustakaan : 10 (1988-2012)

ABSTRACT Various activities that use a with lot of hand for a long time is connected Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Based on the criteria that stated (NIOSH) when found the worker with history of its and there are subjective and objective complains encountered physical examination, test positive Phalen is an indication sustaining CTS. This research aim was to know some factor that connected with Carpal Tunnel Syndrome (CTS) on the computer rental clerk. This research used survey method with cross sectional approach. Sample was taken 50 people and statistic test that used chi square with level meaning 95%. The result of physical examination towards 4 independent variables that examined including the period of work, long life of work, age and hand position, CTS is 23 people (92.0%) of respondent on the period of work varia ble are positive CTS, long life work as many as 37 people (94.9%) respondent, the age 33 people (89.2%) and on position of the hands varia bles amount 36 people (97.3%). Based on the result of chi square test is gotten there relationship between the period of work (p=0.000), long life of work (p=0.000) the age (p=0.001), the position of hands when typing (p=0.000) with CTS accidence. Suggested to workers perform a hands stretching to reduce muscle stiffness at work. Keywords : the period of work, long life of work, age, hand position,cts Literature :10 (1988-2012)

I. Pendahuluan Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental maupun sosial. (Suma mur, 1996) Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status kesehatan masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya kesehatan ditempat kerja dan lingkungan kerja tetapi juga oleh faktor-faktor pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor lainnya (Depkes, 2009). Berbagai aktivitas yang banyak menggunakan tangan dalam waktu yang lama sering di hubungkan dengan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS). CTS berhubungan dengan pekerjaan yang menggunakan pekerjaan kombinasi antara kekuatan dan pengulangan gerakan yang lama pada jari-jari selama periode yang lama. CTS dapat tercetus akibat paparan terhadap gerakan atau fibrasi atau akibat kesalahan posisi yang terjadi dalam jangka waktu yang lama misalnya para pekerja komputer (Purwanti, 2011 :2). Purwanti (2011) menyatakan seseorang yang selalu bekerja di depan komputer bahkan menghabiskan waktu berjam-jam dan melakukan kesalahan dalam menggunakan mouse sehari-hari dapat berakibat terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome 10% lebih banyak pada orang dewasa dimana wanita beresiko 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan pria dan terbanyak pada usia 40-50 tahun dan angka kejadian kurang lebih 515/1000 populasi di USA pada 102 tangan (92 orang) 4 tangan didapatkan CTS dengan 21 tangan terkontrol. Tekanan kanal tangan pada pasien dengan CTS kurang lebih -43,8 mmhg sampai dengan 24 mmhg.

II. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah masa kerja,lama kerja,umur, dan posisi tangan saat mengetik. Variabel terikatnya yaitu kejadian Carpal Tunnel Syndrom. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan lembar kuesioner, sampel yang diambil 50 orang, diambil sebagai total populasi Masa kerja adalah lama responden bekerja sejak pertama kali bekerja sebagai petugas rental komputer sampai saat penelitian dalam satuan waktu tahun. Lama kerja adalah rata-rata jumlah waktu dalam jam yang dihabiskan oleh responden untuk aktivitas mengetik. Umur adalah lama hidup responden dalam tahun sampai saat penelitian. Posisi tangan saat mengetik adalah keadaan responden pada saat melakukan aktivitas mengetik, dikategorikan posisi tangan ergonomis dan tidak ergonomis dimana teks atau angka dimasukan pada alat dan mesin ketik, komputer dan kalkulator dengan menekan tombol pada papan ketik. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah entrapment neuropaty yang paling sering terjadi. Sindroma ini terjadi akibat tekanan nervus medianus pada saat melalui terowongan karpal di pergelangan tangan tepatnya di bawah fleksor retinakulum (Rambe, 2004), penentuan diagnosa CTS menggunakan test phalen. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner, dimana pengisian kuesioner menggunakan lembar checklist. Data yang telah terkumpul di uji dengan chi square pada taraf signifikan = 0.05.

III. Hasil dan Pembahasan Proporsi CTS yang terdeteksi positif berdasarkan uji test phalen ditemukan sebanyak 80 %. Carpal Tunnel Syndrome adalah suatu sindroma yang di akibatkan oleh karena penekanan arteri dan vena sehingga suplai darah ke nervus medianus berkurang. Dulu, sindroma ini juga di kenal dengan sebutan acroparestesismedian tenar neuritis atau partial thenar atropy, istilah Carpal Tunnel Syndrome diperkenalkan oleh Moersch pada tahun 1983 (Rambe, 2004:1). Sindroma terowongan karpal dapat menimbulkan gejala dan tanda bervariasi seperti, nyeri pada tangan dan pergelangan tangan yang disertai parastesia. Parastesia sering timbul pada daerah distribusi nervus medianus (bagian medial ibu jari,jari telunjuk,jari tengah dan bagian lateral jari manis). Untuk dapat menentukan responden mengalami gejala CTS dilakukan diagnose pemeriksaan fisik yaitu dengan tes phalen dimana responden diminta untuk fleksi secara maksimal serentak pada ke dua tangan, apabila dalam 60 detik terjadi gejala kesemutan, rasa kaku, kebal maka responden dinyatakan positif mengalami gejala CTS. 1. Analisis Hubungan antara Masa Kerja dengan Kejadian CTS Proporsi carpal tunnel syndrome (CTS) lebih banyak ditemukan pada responden yang mempunyai masa kerja > 4 tahun (92.0%), dibandingkan dengan responden dengan masa kerja 1-4 tahun (88.2%) yang mengalami kejadian positif CTS. Hasil analisis dengan uji chi square didapat nilai p = 0,000, ini berarti nilai p < α (0,05), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian CTS pada petugas rental komputer. Dengan nilai OR = 18.096. Hal ini berarti responden yang masa kerjanya > 4 tahun mempunyai resiko mengalami kejadian CTS 18.096 kali lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang masa kerjanya 1-4 tahun. Lusianawaty dkk (2004:102) mengemukakan masa kerja sebelum terjadinya CTS minimal berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2 tahun, Harsono melaporkan terjadinya peningktan masa kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Snydrome (CTS) pada pekerja dikarenakan gerakan berulang pada finger ( Jari-jari tangan) secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan stress pada jaringan di sekitar terowongan karpal.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh, Wahyudi tahun 2006 yang melakukan penelitian pada 31 responden di bagian penjahitan pada pekerja tikar mendong, secara signifikan terbukti bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan kejadian CTS (p = 0,046). 2. Analisis Hubungan antara Lama Kerja dengan Kejadian CTS Proporsi CTS lebih banyak ditemukan pada responden yang mempunyai lama kerja 4-8 jam, (94.9%), dibandingkan dengan responden dengan lama kerja 4 jam perhari ( 27.3%) yang mengalami kejadian CTS. Dengan nilai p = 0,000, maka p < α (0,05), sehingga dapat diambil kesimp ulan bahwa lama kerja berhubungan dengan kejadian CTS. Dengan nilai OR = 24.505. Hal ini berarti responden yang lama kerjanya 4-8 jam mempunyai resiko terkena CTS 24.505 kali lebih besar dibandingkan dengan perokok yang lama kerjanya < 4 jam.efek gerakan berulang sangat tergantung pada lama kerjanya begitu pula pada pekerja rental komputer bagian pengetikan mengalami adanya paparan dari media kerja. Lama paparan bagi tenaga kerja di tentukan oleh lama kerja dari pekerja itu sendiri. Karena dengan lama kerja maka selama itu pula pekerja terpapar oleh indikator penyebab CTS (Grandjean,1988 : 297). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawan dkk (2008) pada variable lama kerja menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena dari 31 responden yang di teliti di dapatkan p=0.0913 artinya tidak ada hubungan lama kerja dengan kejadian CTS pada pekerja pemetik melati.

3. Analisis Hubungan antara Umur dengan Kejadian CTS Proporsi CTS lebih banyak ditemukan pada responden yang mempunyai kisaran umur 25-34 tahun (89.2%), dibandingkan dengan responden dengan umur 24 tahun (28.6%) yang mengalami kejadian CTS. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,001, ini berarti nilai p < α (0,05), sehingga dap at diambil kesimpulan bahwa kategori umur berhubungan dengan kejadian CTS, Dengan nilai OR = 13.566. Hal ini berarti responden yang kisaran umurnya 24-34 tahun lebih mempunyai resiko terkena CTS 13.566 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok umur yang < 24 tahun. Umur salah satu resiko yang berkitan erat dengan kejadian CTS, hal tersebut disebabkan karena semakin tuanya seseorang cairan synovial akan berkurangsehingga bisa menyebabkan pembengkakan pada bagian persendian. Salah satu penelitian di Amerika Serikat menyebutkan CTS banyak penderita usia 25-34 tahun dan umumnya kejadian Carpal Tunnel Syndrome, biasanya terjadi pada usia 30-60 tahun (Darwono,2001). Pertambahan usia dapat memperbesar resiko terjadinya sindroma terowongan karpal (Pakasi,2005). Berdasarkan hasil penelitian pada kategori umur menunjukan perberdaan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Kurniawan dkk (2008) yang mendapatkan p value = 1.000 artinya tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian CTS.

4. Analisis Hubungan antara Posisi Tangan saat Mengetik dengan Kejadian CTS Pada variabel posisi tangan saat mengetik kejadian CTS lebih banyak ditemukan pada responden yang saat bekerja nya tidak ergonomis (97.3%), dibandingkan dengan responden yang saat bekerjanya ergonomis (30,8%) yang mengalami kejadian CTS. Dengan nilai p = 0,000, ini berarti nilai p < α (0,05), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi posisi tangan saat mengetik berhubungan dengan kejadian CTS. Perwujudan pekerjaan mengetik dalam pelaksanaannya dimana melakukan aktivitas dengan mengunakan gerakan berulang-ulang yang berlansung secara terus-menerus dengan postur kerja yang statis dan posisi kerja yang tidak ergonomis yang dapat menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome. CTS muncul ketika saraf medianus mengalami kompresi pada saluran dalam pergelangan yang disebut tendo fleksor, ligament karpal yang melitang dan tulang karpal yang sering dikenal sebagai nerve-entrapment syndrome. Penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2008) yang menunjukkan p value = 0.013 pada pekerja pemetik melati, yang artinya ada hubungan signifikan antara posisi tangan dengan kejadian CTS.

IV. Kesimpulan 1. Kejadian CTS adalah 80% dari total sampel. 2. CTS lebih banyak terjadi pada kelompok masa kerja >4 tahun, umur 25-34 dan dengan lama kerja 4-8 jam, serta dengan posisi tangan yang tidak ergonomis saat mengetik. 3. Gejala CTS paling banyak dirasakan berupa geli/kesemutan (98.0%), nyeri ngilu (96.0%), mati rasa (88.0%) dan sulit mengenggam benda kecil (72.0%). 4. Semua variabel bebas berhubungan secara signifikan ( p= 0.05) terhadap kejadian CTS. V. Saran 1. Bagi Pekerja Disarankan kepada para pekerja yang menderita gejala CTS sebelum melakukan pekerjaanya dilakukan dulu peregangan (streching). 2. Bagi Perusahaan Disarankan lebih memperhatikan tingkat kenyamanan ( ergonomis) media kerja dan memantau langsung pekerja untuk mengenali keluhan pekerja, guna mengungkap kasus CTS. 3. Bagi peneliti lain Disarankan untuk menggunakan pemeriksaan yang lain selain test phalen guna menambah pengetahuan dalam memperkuat diagnosa CTS.

Daftar Pustaka Darwono, Carpal Tunnel Syndrome,2001, http://www.tabloid Nova-Carpal Tunnel Syndrome.com, download tanggal 11 september 2012. Depkes,2009. Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Tentang Kesehatan. Download tanggal 4 juli 2012. Grandjean.Etienne. Fitting the Task to the Man : A Texx book of Ocupational Ergonomic, Taylor & Prancis, New York, 1988. Kurniawan, dkk. 2008. Faktor Resiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada wanita pemetik melati Karangcengis. Purbalingga Lusianawaty, dkk.usat penelitian dan pengembangan pemberantasan penyakit, Badan peneliti dan Pengembangan Kesehatan Departemen KesehatanRI Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Purwanti, Pengaruh Lama Mengetik Terhadap Resiko Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Pekerja Rental,FIK UNMSU Download tanggal 4 juli 2012 Rambe, Aldy S.,Sindrom Terowongan Karpal (CTS) Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP. H.Adam Malik,2004 http://library.usu.ac.id/download/pk/pen-saraf-aldi2.pdf,download tanggal 3 agustus 2012. Suma mur. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Gunung Agung Wahyudi. 2007. Hubungan Lama Paparan Getaran Dengan Kejadian CTS Pada Pekerja Tikar Mendong Di Bagian Penjahitan. Tugas Akhir Jurusan, Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.