EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) DI KOTA PANGKALPINANG

dokumen-dokumen yang mirip
Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2), 3)

Tujuan Penelitian. Menghitung berapa kemauan membayar masyarakat. (Ability to pay) terhadap tarif jasa angkutan umum pada

STUDI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) TRANSJAKARTA

EVALUASI TARIF ANGKUTAN PEDESAAN DI KABUPATEN KLUNGKUNG TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI POTENSI JUMLAH PENUMPANG BUS PEMADU MODA RUTE MALANG BANDAR UDARA JUANDA PP ABSTRAK

KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima)

KELAYAKAN TARIF BATIK SOLO TRANS (BST) DITINJAU DARI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Medan, disamping sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara, telah

Studi Kemampuan-Kemauan Membayar Konsumen Jasa Angkutan Umum Bus Damri-Ekonomi di Kota Surabaya

EVALUASI TARIF KERETA API KOMUTER LAWANG-MALANG-KEPANJEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini

EVALUASI TARIF BUS DAMRI EKONOMI DENGAN ANALISA ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY DI KOTA SURABAYA

1. Pendahuluan. Aviasti, 2 Asep Nana Rukmana, dan 3 Djamaludin

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN. umum. Angkutan umum adalah layanan jasa angkutan yang memiliki trayek,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN TARIF TAKSI DI KOTA MAKASSAR TESIS MAGISTER. Oleh : Viasmudji I.S. Bitticaca

LANDASAN TEORI. beroda karet yang fleksibel dan mengkombinasikan elemen-elemen halte,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA TRAYEK 011 DI KOTA TASIKMALAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM DAN ANALISIS ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNES TO PAY (WTP) DI DKI JAKARTA 1

TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PADA RUAS JALAN SORONG TEMINABUAN PROPINSI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

STUDI TARIF ANGKUTAN BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD ANTAPANI BERDASARKAN KEMAMPUAN MEMBAYAR, KEINGINAN MEMBAYAR DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN

KAJIAN TARIF ANGKUTAN ANTAR JEMPUT SEKOLAH DI YOGYAKARTA: STUDI KASUS TK/SD BUDI MULIA II, TK/SD SYUHADA, SD UNGARAN, DAN SD SERAYU

ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN, ATP DAN WTP

KAJIAN TARIF KERETA API PENATARAN JURUSAN BLITAR-SURABAYA

KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

Tarif dan Subsidi Angkutan Umum

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung)

ANALISIS KELAYAKAN TARIF BATIK SOLO TRANS (BST) DITINJAU DARI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP)

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN PEDESAAN SEBAGAI PENGUMPAN (FEEDER) DARI KECAMATAN KALIDAWIR MENUJU KOTA TULUNGAGUNG

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBAYAR TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Pengguna Jasa Angkutan Kota pada Empat Kecamatan di Kota Semarang) 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN ABILITY TO PAY, WILLINGNESS TO PAY DAN WILLINGNESS TO USE, CALON PENUMPANG KERETA API COMMUTER MALANG RAYA

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp PENDAHULUAN. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/362

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Potensi Demand Pada Sekolah Serta Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) Pada Batik Solo Trans (BST) Koridor Empat Di Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

KAJIAN PENENTUAN TARIF ANGKUTAN KOTA DI KOTA MALANG (STUDI KASUS ANGKUTAN KOTA TRAYEK AG DAN TST)

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

OPERASIONAL ANGKUTAN PARATRANSIT SEPEDA MOTOR DI KAWASAN TERMINAL BUNGURASIH SURABAYA

Kajian Sistem Pengaturan Tarif Untuk Meningkatkan Jumlah Penumpang

UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

ANALISIS ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY TARIF ANGKUTAN KOTA (STUDI KASUS : KOTAMADYA MEDAN) TESIS MAGISTER

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. yang optimal dalam Implementasi Bus Rapid Transit Sebagai Transportasi Publik

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam)

BAB VI PENGUMPULAN DATA

WILLINGNESS TO PAY PENGGUNA ANGKUTAN UMUM UNTUK PELAYANAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR I DI KOTA SURAKARTA: APLIKASI METODE CONTINGENT VALUATION

PENGARUH ANGKUTAN ONLINE TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK MALALAYANG - PUSAT KOTA)

yang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi

Pelayanan dan Tarif Speedboat Nusa Sebayang - Ruslan Effendie

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi penggunaan angkutan umum (angkot atau bemo) sangat

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) (Studi trayek Cilawu-Garut Kota Kabupaten Garut)

EVALUASI KINERJA DAN TARIF BUS TRAYEK YOGYAKARTA-SURABAYA BERDASARKAN BOK, ATP DAN WTP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KAJIAN TARIF DAN PELAYANAN BUS DALAM KOTA SURABAYA KELAS EKONOMI NON TOL TRAYEK PURABAYA-OSOWILANGON

Kata Kunci: Pelayanan, Tarif, Bus Ekonomi, Bus Eksekutif, Malang Surabaya, IPA, BOK, ATP, WTP.

KAJIAN KINERJA OPERASIONAL BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) KELAS EKSEKUTIF TRAYEK MALANG-JAKARTA

TUGAS AKHIR. Oleh: MUHAMMAD RIZKI TAMBA

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO

BAB II STUDI PUSTAKA

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

EVALUASI PENERAPAN TARIF ANGKUTAN UMUM KERETA API (STUDI KASUS KERETA API MADIUN JAYA EKSPRES)

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN KOTA DI KOTA JAMBI STUDI KASUS : RUTE ANGKOT LINE 4C JELUTUNG-PERUMNAS

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

ESTIMASI NILAI WILLINGNESS TO PAY BERDASARKAN CONTINGENT VALUATION METHOD TERHADAP RENCANA PENINGKATAN KUALITAS

PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA MAKASSAR

ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR (ATP-WTP) PENUMPANG BUS KOTA SURABAYA RUTE P1 PURABAYA DARMO PERAK

BAB I PENDAHULUAN. Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

Indikator lain yang menunjukkan pentingnya transportasi dalam berbagai kegiatan yang diukur dari persentase konsumsi sumber-daya tertentu, secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) DI KOTA PANGKALPINANG Revy Safitri Email: revy.safitri@gmail.com Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung Kampu Terpadu UBB Balunijuk, Merawang, Kab. Bangka ABSTRAK Kota Pangkalpinang sudah memiliki angkutan umum berupa angkot yang melayani kepentingan mobilitas masyarakat dalam melakukan aktivitas. Namun, minat masyarakat Kota Pangkalpinang dalam menggunakan angkutan umum masih sangat rendah dan jumlah pengguna kendaraan pribadi terus meningkat. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum adalah tarif dari angkutan umum itu sendiri. Sehingga, perlu dilakukan evaluasi tarif angkutan umum untuk mengetahui kesesuaian tarif yang berlaku terhadap kemampuan dan kemauan membayar masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi di Kota Pangkalpinang. Dalam penelitian ini, evaluasi tarif dilakukan berdasarkan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Dimana, pendekatan dalam analisis ATP berdasarkan besarnya alokasi biaya transportasi terhadap pendapatan dan frekuensi perjalanan dalam 1 bulan, sedangkan pendekatan analisis WTP berdasarkan kemauan membayar masyarakat terhadap kondisi pelayanan angkutan umum saat ini. Berdasarkan hasil evaluasi, tarif bukan masalah utama yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum. Agar dapat meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum dapat dilakukan dengan penyesuaian tingkat pelayanan. Dimana, Pemerintah Kota Pangkalpinang perlu memperbaiki pelayanan angkutan umum yang selama ini masih mengandalkan angkot dengan menyediakan angkutan umum berbasis bus (Bus Rapid Transit) seperti di beberapa kota di Indonesia. Kata kunci: Angkutan Umum, Tarif, Ability To Pay (ATP), Willingness To Pay (WTP) PENDAHULUAN Angkutan umum merupakan moda transportasi yang berperan memberikan pelayanan terhadap kepentingan mobilitas masyarakat dalam melakukan aktivitas, terutama masyarakat yang tidak memiliki alternatif pilihan moda transportasi (captive riders). Menurut Warpani, 2002, angkutan umum adalah angkutan penumpang dengan menggunakan kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar. Angkutan umum sangat diperlukan di wilayah perkotaan untuk mendukung mobilitas masyarakat yang berperan dalam pengembangan kota. Kota Pangkalpinang sudah memiliki angkutan umum berupa angkot yang melayani kepentingan mobilitas masyarakat dalam melakukan Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 156

aktivitas. Namun, minat masyarakat Kota Pangkalpinang dalam menggunakan angkutan umum masih sangat rendah dan jumlah pengguna kendaraan pribadi terus meningkat. Dalam upaya mengimbangi dan menekan laju penggunaan kendaraan pribadi diperlukan suatu perbaikan terhadap sistem angkutan umum. Dengan adanya perbaikan sistem angkutan umum diharapkan dapat meningkatkan jumlah penumpang angkutan umum (transit ridership), dimana sebagian besar pengguna kendaraan pribadi dapat beralih menggunakan angkutan umum. Menurut Taylor dan Fink, 2003, faktor faktor yang mempengaruhi transit ridership dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu internal dan eksternal. Faktor internal sendiri meliputi tarif, kualitas dan kuantitas pelayanan. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor sosio ekonomi, faktor kewilayahan, dan public finance. Berdasarkan penjelasan tersebut, salah satu faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum adalah tarif dari angkutan umum itu sendiri. Sehingga, perlu dilakukan evaluasi tarif angkutan umum untuk mengetahui kesesuaian tarif yang berlaku terhadap kemampuan dan kemauan membayar masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi di Kota Pangkalpinang. KAJIAN PUSTAKA Tarif Angkutan Umum Tarif adalah harga jasa angkutan yang harus dibayar oleh pengguna jasa, baik melalui mekanisme perjanjian sewa menyewa, tawar menawar, maupun ketetapan pemerintah (Warpani, 2002). Disamping itu, menurut Vuchic, 2005, tarif angkutan umum merupakan faktor terbesar dalam menarik orang untuk melakukan perjalanan menggunakan angkutan umum, dan merupakan elemen dasar sistem operasi angkutan umum yang mempengaruhi kondisi keuangan operator angkutan umum. Menurut Tamin, dkk., 1999, tarif angkutan umum bisa berupa tarif seragam (flat fares) ataupun tarif berdasarkan jarak (distance based fares), dimana dalam menetapkan tarif melibatkan tiga pihak yaitu: 1. Penyedia jasa transportasi (operator), tarif adalah harga dari jasa yang diberikan. 2. Pengguna jasa angkutan (user), tarif adalah biaya yang harus dikeluarkan setiap kali menggunakan angkutan umum. 3. Pemerintah (regulator), sebagai pihak yang menentukan tarif resmi. Besarnya tarif berpengaruh terhadap besarnya pendapatan daerah pada sektor transportasi. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan tarif jasa angkutan menurut Warpani, 2002, yaitu: Kelangsungan hidup dan pengembangan usaha jasa angkutan. Daya beli masyarakat pada umumnya. Tingkat bunga modal. Jangka waktu pengembalian modal. Biaya mayarakat (social cost) yang ditimbulkan karena operasi jasa angkutan. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 157

Ability To Pay (ATP) Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal. Menurut, Tamin, dkk., 1999, pendekatan yang digunakan dalam analisis ATP didasarkan pada alokasi biaya untuk transportasi dan pendapatan yang diterimanya, dengan kata lain ATP adalah kemampuan masyarakat dalam membayar ongkos perjalanan yang dilakukannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ATP diantaranya, sebagai berikut: 1) Besar penghasilan 2) Kebutuhan transportasi 3) Total biaya transportasi 4) Intensitas perjalanan 5) Pengeluaran total per bulan 6) Jenis Kegiatan 7) Persentase penghasilan yang digunakan untuk biaya transportasi Willingness To Pay (WTP) Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yan diperolehnya. Masih menurut Tamin, dkk., 1999, pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi WTP diantaranya, sebagai berikut: 1. Produksi jasa angkutan yang disediakan oleh pengusaha 2. Kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikab pengusaha 3. Utilitas pengguna terhadap angkutan umum tersebut 4. Penghasilan pengguna. Hubungan ATP dan WTP Dalam pelaksanan penentuan tarif angkutan umum, ada 3 kondisi hubungan antara ATP dan WTP, yaitu: a) ATP lebih besar dari WTP Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar jasa transportasi lebih besar daripada kemauan membayar. Pada kondisi ini, pengguna mempunyai penghasilan yang relatif lebih tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif lebih rendah, dimana pengguna disebut choiced riders. b) ATP sama dengan WTP Antara kemampuan dan kemauan membayar jasa ialah sama. Keseimbangan utiltas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut. c) ATP lebih kecil dari WTP Kemampuan membayar jasa transportasi lebih kecil daripada kemauan membayar. Pada kondisi ini, pengguna mempunyai penghasilan yang relatif lebih rendah tapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif tinggi, dimana pengguna disebut captive riders. Penentuan Tarif Berdasarkan ATP dan WTP Penentuan tarif, pada prinsipnya dapat ditinjau dalam 3 aspek utama dalam sistem angkutan umum, yaitu: d) Pengguna (user) e) Operator f) Pemerintah (regulator) Dalam penentuan tarif yang mengacu pada aspek pengguna, parameter yang ditinjau adalah ATP dan WTP. Menentukan nilai Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 158

tarif berdasarkan ATP dan WTP memiliki prinsip sebagai berikut: a) ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, sehingga nilai tarif yang diberlakukan tidak boleh melebih nilai ATP kelompok masyarakat sasaran. Intervensi pemerintah dalam bentuk subsidi langsung atau silang dibutuhkan pada kondisi dimana nilai tarif berlaku lebih besar dari ATP, hingga didapat nilai tarif yang sama besarnya dengan nilai ATP. b) WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan angkutan umum, sehingga bila nilai WTP masih berada dibawah ATP maka masih dimungkinkan melakukan peningkatan nilai tarif dengan perbaikan tingkat pelayanan angkutan umum. Gambar 1. Ilustrasi Keleluasaan Penentuan Tarif Berdasarkan ATP WTP Berdasarkan ilustrasi di atas, penyesuaian tarif diharapkan dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Tidak melebihi nilai ATP. 2) Berada di antara nilai ATP dan WTP, bila akan dilakukan penyesuaian tingkat pelayanan. 3) Bila tarif yang diajukan berada di bawah perhitungan tarif, namun berada di atas ATP maka selisih tersebut dapat dianggap sebagai beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah (regulator). 4) Bila perhitungan tarif, pada suatu jenis kendaraan, berada jauh di bawah ATP dan WTP, maka terdapat keleluasaan dalam penyesuaian tarif yang baru, yang selanjutnya dapat dijadikan peluang penerapan subsidi silang, pada jenis kendaraan lain yang kondisi perhitungan tarif di atas ATP. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data untuk mendapatkan nilai ATP dan WTP di Kota Pangkalpinang terhadap angkutan umum yang ada dilakukan dengan survei kuesioner (questionnaire survey) dan survei wawancara (interview survey) yang disebarkan ke 7 Kecamatan di Kota Pangkalpinang. Dimana, kuesioner disebarkan oleh tenaga survei (surveyor) secara langsung kepada responden dan surveyor juga bertindak sebagai pewawancara. Hal ini dimaksudkan agar lebih memperjelas maksud dari pertanyaan pada lembar kuesioner sehingga dapat membantu responden dalam mengisi kuesioner dengan baik. Selain itu, dalam mengevaluasi tarif perlu diketahui informasi mengenai tarif resmi dan tarif yang berlaku saat ini. Analisis ATP dan WTP Dalam penelitian ini, analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 159

dibagi berdasarkan kategori status pekerjaan. Selain itu, dikarenakan rendahnya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum, maka analisis ATP menggunakan pendekatan besarnya alokasi biaya transportasi terhadap pendapatan dan frekuensi perjalanan dalam 1 bulan. Sedangkan, analisis WTP berdasarkan kemauan membayar masyarakat terhadap kondisi pelayanan angkutan umum saat ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis, nilai ATP masyarakat terhadap angkutan umum di Kota Pangkalpinang tiap kategori ditampilkan berikut ini. Gambar 2. Nilai ATP Kategori Tidak Bekerja Gambar 3. Nilai ATP Kategori Pelajar/ Mahasiswa Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 160

Gambar 4. Nilai ATP Kategori Bekerja/ Swasta Berdasarkan grafik di atas, nilai ATP rata - rata sebesar Rp 12.162,00 untuk kategori tidak bekerja, Rp 7.928,00 untuk kategori pelajar/ mahasiswa, dan Rp 11.407,00 untuk kategori bekerja/ swasta. Dari nilai ATP rata rata tiap kategori tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai ATP rata rata paling rendah sebesar Rp 7.928,00 dari kategori pelajar/ mahasiswa, dan nilai ATP paling tinggi sebesar Rp 12.162,00 dari kategori tidak bekerja. Pada analisis ini, kategori tidak bekerja memberikan hasil nilai ATP rata rata tertinggi disebabkan jumlah frekuensi perjalanan yang rendah tiap bulannya, sehingga memberikan nilai ATP yang besar dibandingkan kategori lainnya. Selanjutnya, nilai WTP masyarakat terhadap angkutan umum di Kota Pangkalpinang tiap kategori ditampilkan berikut ini. Gambar 5. Nilai WTP Kategori Tidak Bekerja Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 161

, 2016 Gambar 6. Nilai WTP Kategori Pelajar/ Mahasiswa Gambar 7. Nilai WTP Kategori Bekerja/ Swasta Berdasarkan grafik di atas, nilai WTP rata - rata sebesar Rp 3.721,00 untuk kategori tidak bekerja, Rp 3.607,00 untuk kategori pelajar/ mahasiswa, dan Rp 4.181,00 untuk kategori bekerja/ swasta. Dari nilai WTP rata rata tiap kategori tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai WTP rata rata paling rendah sebesar Rp 3.607,00 dari kategori pelajar/ mahasiswa, dan nilai ATP paling tinggi sebesar Rp 4.181,00 dari kategori bekerja/ swasta. Evaluasi Tarif Dalam mengevaluasi tarif, hasil analisis ATP dan WTP ditinjau terhadap tarif resmi dan tarif yang berlaku saat ini. Sesuai dengan Keputusan Walikota Pangkalpinang Nomor 279 Tahun 2013 tentang Tarif Resmi Angkutan Kota dalam Kota Pangkalpinang, besaran tarif angkutan kota dalam Kota Pangkalpinang sebesar Rp 3.679,00 untuk penumpang umum dan Rp 2.450,00 untuk penumpang pelajar/ mahasiswa. Sedangkan, berdasarkan hasil survei, tarif yang berlaku saat ini sebesar Rp 5.000,00 untuk penumpang umum dan Rp 3.000,00 untuk penumpang pelajar/ mahasiswa. Diagram evaluasi tarif untuk masing masing kategori ditampilkan berikut ini. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 162

Berdasarkan diagram di atas, pada semua kategori nilai ATP jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai WTP. Selain itu, kategori tidak bekerja dan bekerja/ swasta menunjukkan tarif resmi berada di bawah nilai WTP dan tarif berlaku berada diantara nilai ATP dan WTP. Sedangkan, kategori pelajar/ mahasiswa menunjukkan baik tarif resmi maupun tarif berlaku berada diantara nilai ATP dan WTP., 2016 Gambar 8. Diagram Evaluasi Tarif Kategori Tidak Bekerja Gambar 9. Diagram Evaluasi Tarif Kategori Pelajar/ Mahasiswa Dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan membayar angkutan umum masyarakat di Kota Pangkalpinang lebih besar dari keinginan membayar. Selain itu, walaupun tarif yang berlaku lebih besar dibandingkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah, tidak mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum di Kota Pangkalpinang. Sehingga, dapat dikatakan bahwa tarif bukan masalah utama yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat. Bila ditinjau dari tarif berlaku yang berada di antara nilai ATP dan WTP, untuk meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum dapat dilakukan dengan penyesuaian tingkat pelayanan. KESIMPULAN, Gambar 10. Diagram Evaluasi Tarif Kategori Bekerja/ Swasta Berdasarkan hasil evaluasi tarif angkutan umum di Kota Pangkalpinang, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membayar angkutan umum masyarakat di Kota Pangkalpinang lebih besar dari keinginan membayar. Selain itu, walaupun tarif yang berlaku lebih besar dibandingkan tarif resmi yang ditetapkan Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 163

pemerintah, tidak mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum di Kota Pangkalpinang. Sehingga, dapat dikatakan bahwa tarif bukan masalah utama yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat. Dalam rangka meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum dapat dilakukan dengan penyesuaian tingkat pelayanan. Dimana, Pemerintah Kota Pangkalpinang perlu memperbaiki pelayanan angkutan umum yang selama ini masih mengandalkan angkot dengan menyediakan angkutan umum berbasis bus (Bus Rapid Transit) seperti di beberapa kota di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Keputusan Walikota Pangkalpinang Nomor 279 Tahun 2013 tentang Tarif Resmi Angkutan Kota dalam Kota Pangkalpinang. Kota Pangkalpinang Dalam Angka, 2016. BPS Kota Pangkalpinang. Tamin, Ofyar Z, dkk, 1999. Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisis Abilitiy To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di DKI Jakarta. Jurnal Transportasi Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) Vol 1 No.2, Tahun I, Desember 1999, ISSN: 1411-2422. Taylor, Brian D dan Fink, Camile N.Y, 2003. The Factor Influencing Transit Ridership: A Review and Analysis of the Ridership Literature. University of California Transportation Center. Vuchic, Vukan R, 2005. Urban Transit: Operations, Planning, and Economics. Penerbit: John Wiley & Sons, Inc. United States of America. Warpani, Suwardjoko P,2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penerbit: ITB. Bandung. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 164