LAPORAN ANALISIS KINERJA BIDANG KESEHATAN -NARKOBA-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

1. MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MASYARAKAT ( MODAL SOSIAL)

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi Kita Semua Yth. Para Narasumber, Para Peserta Sosialisasi, Serta hadirin yang berbahagia.

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

PETUNJUK TEKNIS DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NOMOR : JUKNIS/01/V/DE/PM.00/2015/DEP. DAYAMAS TENTANG

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015

Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara LAKIP BNN Tahun 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

KATA PENGANTAR Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara Laporan Kinerja BNN Tahun 2014

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, ASSALAMU ALAIKUM WR.WB

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 JUNI 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Juni 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN PECANDU UNTUK KEMBALI MENYALAHGUNAKAN NARKOBA (RELAPS) TESIS NAMA: NURMIATI HUSIN NPM :

KEBIJAKAN NON PENAL DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN NARKOTIKA. Adhi Prasetya Handono, Sularto*), Purwoto ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau

STRATEGI BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOTA SAMARINDA DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA DI KOTA SAMARINDA

SKRIPSI. UPAYA REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNNK/KOTA) PADANG (Studi Kasus di BNNK/Kota Padang)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

PROPINSI SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx


BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa disebut dengan Paralegal, dan diciptakan dengan tujuan menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT)

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Tgl. 24 Juni 2013, Istana Negara Senin, 24 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perintah ke setiap kementerian/lembaga berperang

BIO DATA KOTA TANGERANG

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

Peraturan...

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

BNNP DIY LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Narkoba merupakan istilah untuk narkotika, psikotropika, dan bahan

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. yang dirancang demi mewujudkan adanya kesejahteraan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Transkripsi:

LAPORAN ANALISIS KINERJA BIDANG KESEHATAN -NARKOBA- Disusun Oleh Alit Sri Lestari 1102120224 Arif Maulana Nasution 1102112970 Claudya Shelviana Angelina 1102113147 Chyntia Joneta 1102113072 Mimi Sartika 1102113108 Mutiara Islami 1102112825 Oktariani Wefa 1102112945 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia- Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tujuan pembuatan makalah ini adalah mengaplikasian metode penyusunan Laporan Kinerja Sektor Publik. Makalah ini juga dibuat dengan tujuan pemenuhan tugas akhir Akuntansi Sektor Publik. Ucapan terimakasih diucapkan Ibu Julita selaku pembimbing mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Atas bimbingannya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Serta kepada orang tua dan teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan proposal ini. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi perkembangan pengetahuan. Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Pekanbaru, 25 Mei 2013 ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Hubungan penelitian dengan sektor publik... 4 BAB II Pembahasan 2.1 Format Laporan 1 : Nilai aktual VS target... 6 2.2 Format Laporan 2: Nilai aktual VS target... 11 2.3 Format Laporan 3 : Nilai Hasil berdasar Lingkungan... 14 2.4 Breakout Tanggapan Survey Pengguna Layanan Berdasarkan Karakteristik Demografi atau Program... 18 BAB III Lampiran Data BNN... 20 BAB III Penutup... iv Daftar Pustaka... v iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang sangat mengkhawatirkan mendorong pemerintah melakukan berbagai upaya dalam rangka menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di tanah air. Tingginya angka kematian akibat overdosis yang berdampak pada semakin memburuknya kepribadian generasi penerus bangsa menjadi salah satu target pemerintah. Pemerintah melalui BNN (Badan Narkotika Nasional) menciptakan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) untuk memberantas penggunaan dan peredaran narkoba di kalangan penduduk Indonesia. 1.2 Hubungan Penelitian dengan Sektor Publik Hubungannya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran siswa, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat rentan/resiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. 2. Terciptanya lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, masyarakat, dan lingkungan keluarga bebas Narkoba melalui peran serta instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan Negara 3. Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat di lingkungan masing-masing terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. 4. Menurunnya produksi ganja dan kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba melalui program Pengembangan Alternatif/Pengembangan Komunitas di daerah perkotaan dan pedesaan 4

5. Meningkatnya pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu Narkoba dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan social 6. Meningkatkan tata kelola pemerintahan di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. Strategi yang dilakukan dengan caramembangun budaya organisasi yang menjunjung tinggi Good Governance di lingkungan Badan Narkotika Nasional. 5

BAB II PEMBAHASAN Penulis melakukan penyusunan laporan kinerja berdasarkan pencapaian yang dilakukan oleh BNN melalui program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang diterapkan pada individu, kelompok, dan lingkungan yang berada di dalam masyarakat. Format Laporan 1: Nilai Aktual vs Target Indicator 1 : Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia selama ini memang masih belum optimal, mengingat upaya pencegahan yang dilaksanakan BNN selama ini baru mampu membentuk kader anti narkoba yang jumlahnya baru 20 ribuan.dari para kader-kader anti narkoba yang terbentuk inilah diharapkan upaya pencegahan dengan memberikan informasi yang benar mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba kepada anggota masyarakat yang lainnya. BNN telah menjadikan siswa sebagai salah satu sasaran yang perlu dijaga untuk tidak terjerumus dalam masalah penyalahgunaan Narkoba. Pembentukan sikap siswa terhadap bahaya Narkoba dilakukan dengan berbagai upaya seperti pembentukan jaringan anti Narkoba, pembentukan kader anti Narkoba dilingkungan sekolah, pergelaran seni budaya anti Narkoba oleh siswa dan untuk siswa, serta diseminasi informasi melalui sarana komunikasi media elektronik dan media non elektronik.pada tahun 2012 program pencegahan penyalahgunaan Narkoba untuk siswa yang dilakukan BNN sudah semakin meningkat seiring dengan berfungsinya program program yang di buat oleh bnn serta peran bnn di tingkat daerah dan pusat. Melalui penelitian yang dilakukan oleh BNN terhadap siswa, yaitu pada 2011 tanpa memberikan program P4GN dan memberikan P4GN. Sikap positif yang di terima siswa dari 17% pada 2011 dan 18% pada tahun 2012 walau terjadi penuruan di dalam pencapain yang di sebabkan factor sumberdaya dana finansial yang di hadapai bnn dalam memberikan informasi tentang penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa. Tahun 2011 sebanyak 4.000 orang menjadi 28.126 orang pada tahun 2012.Capaian ini diperkuat dari hasil yang dilakukan oleh BNN ke berbagai provinsi di Indonesia terhadap implementasi tentang Pelaksanaan Kebijaksanaan Strategi Nasional 6

di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba ( P4GN) Indicator 2 : Penelitian di bidang mahasiwa dilakukan BNN sama seperti yang dilakukan terhadap siswa. Yaitu perubahan presentase mahasiswa yang bersikap positif terhadap narkoba jika tidak mengikuti program P4GN pada 2011 dan presentase mahasiswa yang bersikap positif terhadap narkoba dengan mengikuti program P4GN pada 2012. Pembentukan kepribadian mahasiswa juga terpengaruh oleh berbagai faktor antara lain faktor keluarga, sosial dan lingkungan, akan tetapi mahasiswa sudah lebih dewasa dalam berfikir dan bertindak saat menghadapi permasalahan baik individu, lingkungan maupun sosial. bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan pencegahan melalui penyebaran kuesionerdan selanjutnya untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap masalah Narkoba. Penelitian terhadap mahasiswa ini didasarkan pada mereka yang mengikuti program P4GN. Jumlah mahasiswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba tahun 2011-2012.apeningkatan dari tahun 2011 ke 2012. Tahun 2011 sebanyak 4.000 orang menjadi 17.852 orang pada tahun 2012.. Kinerja tersebut dapat dilihat dari meningkatnya tingkat tanggapan positif yang di terima siswa dari 13% pada 2011 dan 15% pada tahun 2012. Target yang tidak tercapai lebih di di sebabkan oleh tingkat pergaulan mahasiswa yang cenderung lebih bebas, dan karena sikap mahasiswa masih mudah dipengaruhi atau masih rentan terhadap perubahan sikap.selalin itu bnn juga di hadapi dengan masalahyang sumberdaya dana finansial yang di hadapai bnn dalam memberikan informasi tentang penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa. Indikator 3 Penelitian ini dilakukan BNN sama seperti yang dilakukan terhadap siswa dan mahasiswa. Yaitu perubahan presentase pekerja swasta yang bersikap positif terhadap narkoba jika tidak mengikuti program P4GN pada 2011 dan presentase pekerja swasta yang bersikap positif terhadap narkoba dengan mengikuti program P4GN pada 2012. Proses pembentukan kepribadian pekerja juga terpengaruh oleh berbagai faktor antara lain faktor keluarga, sosial dan lingkungan, akan tetapi pekerja sudah dewasa dalam berfikir dan bertindak saat menghadapi permasalahan baik individu, lingkungan maupun sosial. Pekerja juga merupakan sasaran yang potensial untuk diberikan pemahaman terkait dengan berbagai aspek-aspek kehidupan termasuk upaya 7

memberikan pemahaman yang benar dalam hal bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Pada pekerja swasta terdapat perbaikan pemahaman terhadap bahaya narkoba. Ini dapat dilihat dari nilai aktual pada periode 2011yaitu 10% dan periode 2012 17%. Terdapat peningkatan sejumlah 7%. Peningkatan ini terpjadi karena peraturan yang ditetapkan perusahaan semakin ketat. Sanksi-sanksi yang diberikan juga semakin berat terhadap mereka yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Reward yang diberikan kepada mereka juga sebanding dengan apa yang mereka lakukan. Seperti yang kita ketahui, narkoba dapat merusak syaraf sehingga menurunkan prestasi kerja. Selain itu penigkatan terjadi karna meningkatnya kesadaran pekerja akan bahaya narkoba itu sendiri Indikator 4 Pengukuran pemahaman anggota PNS/TNI/POLRI yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan pencegahan melalui penyebaran kuesioner (pre-test dan post-test) Presentase anggota TNI/ POLRI yang bersikap positif terhadap narkoba juga mengalami peningkatan. Dari nilai aktual 12% menjadi 19 %. Penigkatan sebesar 7% disebabkan oleh peraturan di dalam lingkungan militer yang sangat ketat, mengingat mereka adalah lini terdepan pertahanan Indonesia. Kesadaran tiap-tiap anggota untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani adalah salah satu faktor penentu sikap positif mereka. Indikator 5 Penelitian ini dilakukan BNN sama seperti yang dilakukan terhadap siswa, mahasiswa dan pekerja swasta. Yaitu perubahan presentase masyarakat luar yang bersikap positif terhadap narkoba jika tidak mengikuti program P4GN pada 2011 dan presentase masyarakat luar yang bersikap positif terhadap narkoba dengan mengikuti program P4GN pada 2012. Kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) adalah kelompok yang memiliki kenaikan nilai aktual yang paling sedikit, yaitu hanya 1%. Ini disebabkan karena mereka jauh dari bimbingan pemerintah dan merupakan masyarakat yang bisa dikategorikan kurang pendidikan. Selain itu, kurangnya sosialisasi mengenai bahaya narkoba menjadi salah satu penyebabnya. Kurangnya kasih sayang dari orang tua dan orang disekitarnya membuat mereka acuh tak acuh terhadap bahaya narkoba. Pemerintah seharusnya lebih banyak memberikan 8

perhatian di kelompok ini, mengingat mereka juga merupakan generasi penerus bangsa indonesia nantinya 9

FORMAT LAPORAN 1 PERIODE 2011 PERIODE 2012 INDIKATOR HASIL TARGET AKTUAL PERBEDAAN TARGET AKTUAL PERBEDAAN (%) (%) (%) (%) (%) (%) Persentase siswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dalam 12 bulan 15 17 +2 20 18-2 Persentase mahasiswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dalam 12 bulan 15 13-2 20 15-5 Persentase pekerja swasta yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dalam 12 bulan terakhir 15 10-5 20 17-3 Persentase anggota PNS/TNI/POLRI yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dalam 12 bulan 15 12-3 20 19-1 9

Persentase kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba 15 13-2 20 14-6 10

Format Laporan 2: Nilai Aktual vs Target Indicator 1 : Pemerintah melaui Program promotif atau disebut juga sebagai program pencegahan, dimana program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga profesional, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya. Kegiatan Pelatihan Pegawai Instansi Pemerintah Sebagai Fasilitator Penyuluh Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba ini dimaksudkan untuk pemberdayaan Pegawai Instansi Pemerintah dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan Instansi Pemerintah. Berdasarkan hasil terhadap program tersebut telah menunjukkan perkembangan yang positif dimana instansi pemerintah pusat dan daerah telah melaksanakan penyusunan Rencana Aksi dibidang P4GN.Namun pada tatanan aksi, masih belum semua kementerian atau lembaga baik pusat maupun daerah yang melakukan rencana aksi masing-masing. Hal tersebut bukan karena instansi tidak mau melakukan program P4GN, melainkan program P4GN belum merupakan prioritas nasional dalam instasi tersebut, program P4GN masih terbatas pada program bidang, sehingga instansi belum dapat melaksanakan sendiri program P4GN. Walaupun dengan berbagai program yang telah di jalankan oleh intasi pemerintah, namum hal itu di nilai tidak cukup, karena rendahnya target yaitu 5% dan pencapain yang terjadi sekitar 4%, dikarenakan kurangnya keseriusan instansi tersebut dalam menjalankan program, dan program yang di berikan BNN tersebut bukan merupakn program utama dalam instansi pemerintah. Indicator 2 dan 3: Program promotif juga dijalani di lingkungan masyarakat. Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan masyarakat agar masyarakat ini menjadi lebih sejahtera secara nyata, sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program yang ditawarkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Di lihat program yang di nilai sangat bagus untuk penyuluhan dan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba namu hal tersebut tidak membuat tingginya target (10%) dan pencapaian yang terjadi yaitu seitar 8%. Hali ini di karena kurangnya sumberdaya finansial dan sumber daya manusia seperti kader kader anti narkoba. 11

banyaknya organisasi sosial kemasyarakatan baik tingkat pusat maupun daerah menunjukkan perkembangan sikap positif terhadap P4GN, ini dibuktikan dengan semakin banyaknya surat masuk ke BNN dari berbagai kelompok organisasi masyarakat untuk melakukan program P4GN. Hal ini menandakan keprihatinan akibat permasalahan penyalahgunaan Narkoba yang sangat merugikan masyarakat. Satu hal yang menggembirakan adalah para pimpinan organisasi kemasyarakatan yang melakukan kegiatan sudah melaporkan ke BNN tentang kegiatankegiatan yang mereka lakukan selama ini di bidang P4GN. Hal ini lah yang membuat tingkat persentase pencapaian 8% 12

FORMAT LAPORAN 2 INDIKATOR HASIL Persetase Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba KUMULATIF DALAM SETAHUN TARGET (%) AKTUAL (%) 5 4 Persentase Organisasi Sosial Kemasyarakatan tingkat pusat dan daerah yang terlibat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba 10 8 Persentase kelompok Masyarakat tingkat pusat dan daerah yang terbentuk dan turut serta menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba 10 8 13

Format 3: Nilai Hasil berdasarkan Lingkungan BNN berupaya untuk menekan penggunaan narkoba melalui lingkungan. Karena lingkungan memberikan pengaruh terbesar terhadap penyalah gunaan narkoba.bnn menerapkan P4GN terhadap 5 lingkungan yaitu, sekolah, perguruan tinggi, instansi swasta, instansi pemerintah dan masyarakat. BNN menargetkan 10% dari total tiap-tiap lingkungan adalah lingkungan bebas narkoba. Program P4GN yang dilakukan seperti pembekalan kepada siswa/siswi mahasiwa/mahasiswi tentang Narkoba dan permasalahan yang ditimbulkannya, melakukan test uji Narkoba baik melalui media rambut maupun melalui test urine, dan membentuk Satuan Tugas (Satgas) anti Narkoba dilingkungan sekolah tersebut. Namun, berdasarkan realisasi program P4GN untuk menciptakan lingkungan bebas narkoba, masih jauh dari target. Salah satu faktor penentu adalah finansial. Keuangan yang belum memadai menyebabkan BNN belum mampu menjangkau seluruh sektor lingkungan. Jumlah dari tiap sektor lingkungan yang besar dan tersebar diseluruh indonesia juga merupakan alasannya. Untuk itu di buthkan waktu yang lebih untuk menjalankan program P4GN. Dengan tingkat penyebaran dan jumlah peredaranyang di hadapi setidaknya bnn membutuhkan waktu sampai 2025 untuk menuntaskan masalah untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba. Tingkat pecapaian di sekolah, perguruan tinggi dan instansi swasta hanya sebesar 60% dari total masing-masing sektor yang ada. Hal ini dikarenakan jumlahnya yang sangat besar dan tersebar. Selain itu kelompok ini tidak terikat peraturan secara langsung dengan pemerintah. Tingkat pencapain tertinggi yaitu di dapati di instansi pemerintah sebesar 80% di karena instasi pemerintah sendiri memiliki kerjasama dengan program BNN dan mempunyai internal control dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.sedangkan untuk menciptakan lingkungan yang bebas di masyarakat tingkat kecamatan sedikit menhadapi kendala karena banyaknya masyarakat yang apatis terhadap kegiatan kegiatan yang di lakukan BNN. Ini terbukti dengan tingkat pencapainnya hanya sebesar 40%. 14

FORMAT LAPORAN 3 LINGKUNGAN INDIKATOR HASIL SEKOLAH PERGURUAN TINGGI INSTANSI SWASTA INSTANSI PEMERINTAH MASYARAKAT TK. KECAMATAN Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Persentase Lingkungan bebas Narkoba 10% 6% 10% 6% 10% 6% 10% 8% 10% 4% Capaian : 60% 60% 60% 80% 40% 15

Format Laporan 4 Breakout Tanggapan Survey Berdasarkan Karakteristik Demografi atau Program Pesatnya peningkatan atas pembentukan lingkungan bebas narkoba di karenakan di keluarkannya peraturan presiden tentang pemberantasan narkoba. Namun perlu peran serta masyarakat dalam upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba ini.berbagai macam metode pencegahan ini terus digalakkan agar nantinya masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam program pemerintah ini. Di samping itu diperkuat dengan Undang-Undang dan peraturan pemerintah dan Peraturan Presiden, untuk melibatkan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program P4GN, diperkuat dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).Inpres tersebut menugaskan kepada seluruh pimpinan kementerian/ lembaga/instansi pusat dan daerah, berperan serta melakukan program P4GN sesuai dengan fungsi yang ada pada kementerian/lembaga/instansi masing-masing. Seperti terihat di data, lingkungan sekolah mendapati kenaikan yang paling tinggi yaitu dari 12 menjadi 999 lingkungan sekolah bebas narkoba hal ini di kerenakan banyaknya program BNN yang lebih memilih sekolah dalam penyampaian. Siswa sekolah juga di nilai lebih rentan terhadap penyalahgunaan narkoba karena sikap siswa yang tidak stabil.kalangan pelajar juga di nilai sebagai awal dari penyalahgunaan terhadap narkoba sehingga penyuluhan lebih dini di nilai lebih penting dalam memberantas penyebaran dan penyalahgunaan narkoba dalam masyarakat. Peguruan tinggi mengalami peningkatan sejumlah 326 perguruan tinggi. Bila dibandingkan dengan sekolah, perguruan tinggi masih jauh dibawah. Hal ini disebabkan perguruan tinggi yang memiliki tingkat jenjang (semester) dan program studi yang banyak dan berbeda diantara perguruan tinggi. Perguruan tinggi juga memiliki budaya yang berbeda dengan sekolahan. Perguruan tinggi memiliki tingkat kebebasan yang lebih tinggi dibanding sekolah. Instansi swasta memiliki peningkatan sebesar 574 instansi. Ini dikarenakan peraturan perusahaan yang semakin ketat dan mengikat. Lalu adanya dukungan pemerintah untuk penciptaan lingkungan swasta bebas narkoba. Sedangkan pada masyarakat dalam hal ini dikelompokkan menjadi kecamatan terdapat peningkatan sebanyak 349 kecamatan dibanding tahun 2011. 16

FORMAT LAPORAN 4 KARAKTERISTIK RESPONDEN (status pekerjaan) LAPORAN SURVEY ATAS SIKAP POSITIF TERHADAP BAHAYA NARKOBA (orang) 2011 2012 Peningkatan (tanpa P4GN) (melalui P4GN) Siswa 4.000 28.216 24.216 Mahasiswa 4.000 17.852 13.852 Pegawai Swasta 1.000 28.254 27.254 Pegawai Negeri Sipil & TNI 2.062 28.847 26.785 Kader Anti Narkoba 11.062 103.079 92.017 KARAKTERISTIK (lingkungan) LAPORAN SURVEY ATAS PERAN PEMERINTAH ATAS PEMBENTUKAN LINGKUNGAN BEBAS NARKOBA (unit) 2011 2012 TOTAL TANGGAPAN Sekolah 12 999 987 Perguruan Tinggi 16 342 326 Instansi Swasta 13 587 574 Instansi Pemerintah 15 344 329 Masyarakat (kecamatan) 15 364 349 17

BAB III LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA BNN TAHUN 2012 SASARAN STRATEGIS (OUTCOME) Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran siswa, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat rentan/resiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba INDIKATOR OUTCOME TARGET REALI- SASI % siswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba % mahasiswa yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba % pekerja swasta yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba % anggota PNS/TNI/POLRI yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba % kelompok masyarakat rentan (anak jalanan, pekerja seks komersil, dan pekerja tempat hiburan) yang bersikap positif terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba % Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang melaksanakan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba % Organisasi Sosial Kemasyarakatan tingkat pusat dan daerah yang terlibat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba % Kelompok Masyarakat tingkat pusat dan daerah yang terbentuk dan turut serta menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba 20% 18% 90 % PROG- RAM PAGU ANGGARAN REALISASI 9.622.646.000 8.306.601.000 86,32 20% 15% 75 1.506.037.000 1.402.487.000 93,12 20% 17% 85 P4GN 6.137.990.000 5.580.150.000 90,91 20% 19% 95 1.857.178.000 1.456.211.650 84,88 20% 14% 70 6.924.629.000 6.474.105.400 93,61 5% 4% 80 1.184.400.000 1.030.120.000 86,97 10% 8% 80 947.520.000 830.176.000 87,62 10% 8% 80 4.511.436.000 4.167.344.400 91,69 % 18

19

BAB IV PENUTUP Kesimpulan Penyalah gunaan narkoba menunjukkan penurunan yang semakin baik dilihat oleh beberapa indikator yang ada. Namun, hal ini masih memerlukan peningkatan di beberapa indikator yang mengalami penurunan. Penulis berharap semoga masyarakat indonesia semakin memiliki kesadaran akan bahaya narkoba, dan laporan ini diharapkan dapat berperan sebagai alat kendali untuk mengetahui kualitas kinerja demi pembangunan yang semakin membaik iv

DAFTAR PUSTAKA Laporan Akutabilitas Kinerja BNN 2012 ( BNN.go.id) v