BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

BAB III PERANCANGAN ALAT

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

PENDAHULUAN Latar Belakang

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

III. METODOLOGI. Penelitian dan pengambilan data dilakukan di Desa Bumi Jaya Kec, Anak

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN...

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi

Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

GERAKAN MANDIRI PANGAN DAN ENERGI "GEMAR PANEN" Kelompok Tani Organik "PADA LIANG" Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun Masyarakat

BAB III METODE, PENELITIAN

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jawa Barat. Kabupaten Sumedang terletak antara 6 o 44-7 o 83 Lintang Selatan

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

III. METODE PENELITIAN

Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan energi saat ini sama pentingnya dengan persoalan pangan,

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR

Modifikasi Biogester Tipe Vertikal Menggunakan Pengaduk dengan Teknik Pengelasan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: BIOGAS DARI LIMBAH DAUN BAWANG MERAH SEBAGAI SUMBER ENERGI RUMAH TANGGA ALTERNATIF DI KABUPATEN BREBES

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL

Edisi Juni 2013 No.3511 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

PROGRAM EDUKASI PEMBUATAN BIOGAS DI KANDANG PEMULIABIAKAN SAPI BALI TAMAN SAFARI INDONESIA II

MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2014 di Laborartorium

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

TEKNOLOGI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA DI KELOMPOK TANI TERNAK GANGSAR MAKMUR KECAMATAN PUNCU KABUPATEN KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

Dari Pengusaha Tepung Tapioka Jadi Konsultan Biogas

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU

III. METODOLOGI. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) di Lahan Sawah Tadah Hujan untuk Antisipasi Perubahan Iklim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANCANG BANGUN REAKTOR BIOGAS TIPE PORTABLE DARI LIMBAH KOTORAN TERNAK SAPI Design of Portable Biogas Reactor Type for Cow Dung Waste

PENERAPAN INSTALASI SEDERHANA PENGOLAHAN KOTORAN SAPI MENJADI ENERGI BIOGAS DI DESA SUGIHAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

DIGESTER MODEL TANDON SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF (Digester Tank Models As An Alternative Energy Source)

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RENEWABLE ENERGY

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd. Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Wahyu Eridiana, M.Si. Ir. Yakub Malik Nanin Trianawati Sugito, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

Transkripsi:

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA Kelompok Tani Usaha Maju II Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011 - Kelompok Masyarakat S A R I Kelompok Tani Usaha Maju II adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyakarat yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2229 K/74/MEM/2011 Tanggal 27 September 2011 tentang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa tahun 2011. Kelompok Tani Usaha Maju II dalam lampiran Keputusan Menteri ESDM tersebut dinyatakan berjasa luar biasa mengembangkan dan mengelola energi Biogas Skala Rumah Tangga (BSRT), dari hasil swadaya dan kemitraan sebanyak 259 Unit, berhasil sebagai inovator filter pemurnian gas metan untuk pembangkitan tenaga listrik, dan printis pengembangbiakan mikro organisma lokal (MOL) pembuatan kompos, dan suplemen nutrisi ternak yang berdampak besar tercapainya kemandirian air, pangan, energi, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. 1. BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA Kelompok Tani Usaha Maju II yang diketuai oleh M Slamet telah berhasil memprakarsai dan mengembangkan Biogas Skala Rumah Tangga (BSRT) di dusun Bendrong Desa Argosari Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penggunaan teknologi biogas termasuk sistem manajemennya di dusun Bendrong telah memberikan dampak atau manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar. Manfaat itu antara lain adalah berkurangnya pencemaran lingkungan akibat limbah ternak, pertanian berkembang dengan pemanfaatan limbah biogas, terjaganya kualitas lingkungan termasuk hutan lindung, dan yang terpenting adalah kesejahteraan warga meningkat karena tidak perlu membeli bahan bakar untuk keperluan memasak bahkan dapat menghidupkan generator listrik dan mesin penggilingan padi atau jagung. Awalnya lahan di dusun Bendrong desa Argosari ini masih asri, sebagian besar lahan difungsikan sebagai ladang, perkebunan dan hutan lindung. Potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang tersedia cukup melimpah terutama potensi ternak, pertanian, dan kehutanan. Sejalan dengan semakin berkembangnya dusun Bendrong terutama kegiatan ternak sapi perah menimbulkan beberapa masalah yang terkait dengan lingkungan sekitar dusun tersebut. Masalah tersebut antara lain : 1) Banyaknya limbah kotoran ternak. Akibatnya terjadi pencemaran lingkungan serta mudahnya masyarakat sekitar terjangkit penyakit. 2) Perkembangan penduduk yang semakin banyak menyebabkan kebutuhan hidup dan energi yang terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan memasak maka banyak penduduk yang mulai melakukan pencurian kayu bakar di kawasan hutan terutama hutan lindung. 3) Tenaga kerja melimpah atau banyak penduduk yang menganggur. Upaya mengatasi permasalahan tersebut di atas serta untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di dusun Bendrong, maka M. Slamet M&E, Vol. 9, No. 4, Desember 2011 37

selaku ketua Kelompok Tani Usaha Maju II memprakarsai kegiatan pengembangan Biogas Skala Rumah Tangga (BSRT). Prakarsa tersebut didukung pula oleh Bupati Malang melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang. Sebagai Pemrakarsa M Slamet mula-mula membangun biogas skala rumah tangga (BSRT) sendiri, kemudian secara bertahap menularkan pemahaman pemanfaatan biogas ini kepada masyarakat dusun Bendrong melalui pertemuan-pertemuan warga seperti rapat-rapat RT, arisan, jamaah tahlil dan kegiatan Pos Yandu. Setelah masyarakat dapat menerima dan paham, maka terbentuklah kelompokkelompok untuk mempermudah pengorganisasian dan bantuan-bantuan dari instansi terkait antara lain bantuan teknis dari Dinas teknis atau Perguruan Tinggi, serta bantuan modal dari kemitraan atau melalui Koperasi (Koperasi Agro Niaga, KUD dan Koperasi Simpan Pinjam). Dalam perjalanannya, masyarakat Argosari juga mengembangkan suatu manajemen biogas Sistem Mandiri, Sistem Arisan dan Sistem Yarnen khusus untuk pengadaan instalasi biogas. 2. TEKNOLOGI BSRT Teknologi biogas di Desa Argosari ini menggunakan plastik anaerobik biodigester (Gambar 1), dengan tipe aliran kontinu sehingga perawatan dan pengoperasiannya mudah. Komponen-komponen yang membentuk unit biodigester yang dirancang bangun adalah sebagai berikut : a. Bak pencampur, bak ini (Gambar 2) berfungsi sebagai tempat mencampur bahan dengan air sebelum dimasukkan ke dalam digester. Bak pencampur berbentuk silinder dan diletakkan sebelum inlet digester agar bahan mudah dicampur. Bak pencampur ini dibuat dari batu bata, campuran pasir dan semen. b. Inlet (Gambar 2), berfungsi sebagai jalan masuk bagi bahan baru yang akan diproses menjadi gas bio. Cara kerjanya adalah bahan segar yang akan dimasukkan dialirkan melalui inlet dan dengan gaya gravitasi masuk ke dalam biodigester. Bahan yang digunakan sebagai inlet adalah hing tanah liat dengan diameter 15 cm. Bahan yang telah diaduk diusahakan secepat mungkin masuk biodigester sehingga untuk mempercepat turunnya bahan tersebut maka kemiringan inlet dengan kemiringan sudut sebesar 45 o. Gambar 3. Desain Unit Biodigester 38 M&E, Vol. 9, No. 4, Desember 2011

Gambar 2. Bak Pencampur c. Outlet (Gambar 3), berfungsi sebagai jalan keluar untuk bahan yang telah diproses atau sludge yang kemudian dimanfaatkan untuk hal lain. Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan ketinggian outlet yang sama dengan permukaan bahan di dalam digester, dengan adanya bahan segar yang masuk dan tekanan dari gas yang dihasilkan di dalam digester maka sludge akan mengalir keluar. Bahan yang digunakan adalah pipa dengan diameter 15 cm. Sludge atau bahan yang telah melalui proses keluar melalui outlet, ujung outlet memiliki ketinggian yang sama dengan permukaan bahan yang terdapat di dalam digester. d. Digester (Gambar 4), berfungsi sebagai tempat pencernaan bahan oleh bakteri anaerobik dan kemudian diubah menjadi gas bio. Digester yang kedap udara menciptakan Gambar 3. Outlet lingkungan yang cocok untuk bakteri anaerobik yaitu tanpa kehadiran oksigen bebas. Bahan yang digunakan adalah plastik polythilene berbentuk silinder dengan diameter 1,2 m dan panjang 6 m. Sebenarnya plastik yang direkomendasikan dalam penggunaan biodigester biogas (FOA) adalah plastik UV. e. Pipa penyaluran gas, pipa ini (Gambar 5) menyalurkan gas dari biodigester ke tempat penyimpanan gas. Gas yang dihasilkan oleh bakteri anaerobik harus disalurkan ke tempat penyimpanan gas agar tidak ada tekanan yang berlebihan pada biodigester. Gas yang terkumpul dalam digester Gambar 4. Pembuatan dan Digester M&E, Vol. 9, No. 4, Desember 2011 39

menimbulkan tekanan, dengan adanya pipa penyalur gas akan terdorong menuju tekanan yang lebih rendah. Penyaluran gas menggunakan pipa PVC dengan diameter 0,5 inchi. Letak penyaluran gas berada di permukaan digester. f. Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan gas jika terjadi produksi gas yang berlebih. Karburator (Gambar 6) berbentuk tabung slinder yang setengahnya diisi air untuk mengeluarkan gas. Produksi gas yang berlebih akan mengakibatkan tekanan gas bertambah pada penampung gas, sehingga gas menuju karburator akan dikeluarkan beruap gelembung-gelembung udara pada air karburator. g. Pelampung gas, Pelampung ini (Gambar 7) fungsinya sebagi tempat menyimpan gas yang dihasilkan dari digester sebelum digunakan. Pelampung gas ini berukuran 2 m x 2 m x 0,5m yang memiliki volume 2 m 3. Gas yang terkumpul pada digester akan mendorong gas untuk menuju tempat penampung gas yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Penampung gas terbuat dari plastik polyethylene seperti halnya pada bahan pembuat digester. Penampung gas yang dirancang pada awalnya horizontal dan cukup dengan digantung pada atap rumah. Tetapi karena ketersediaan tempat tidak memungkinkan dan mekanisme pemanfaatan gas tidak praktis maka digunakan tipe vertikal. Gambar 6. Karburator Gambar 7. Sambungan pipa dan pelampung Gambar 5. Sambungan pipa dan pelampung Gambar 8. Kompor gas 40 M&E, Vol. 9, No. 4, Desember 2011

Biogas yang dihasilkan dari BSRT tersebut, dimanfaatkan untuk menyalakan Kompor Gas. Kompor gas ini sama seperti kompor gas pada umumnya dengan sedikit perubahan karena menggunakan gas metan. Nyala api akan timbul dengan membuka valve dan menyalakan pemicu api. Selain itu biogas yang dihasilkan dimanfaatkan untuk menghidupkan Generator Listrik dan Mesin Penggilingan padi atau jagung, sebagaimana terlihat pada Gambar 9 dan Gambar 10. Limbah yang dihasilkan dari BSRT dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk nabati sebagaimana terlihat pada Gambar 11 dan Gambar 12. Gambar 11. Nutrisi pakan ternak Gambar 9. Generator listrik Gambar 12. Pupuk nabati 3. MANAJEMEN BSRT Gambar 10. Mesin penggiling padi/jagung Kelompok Tani Usaha Maju II mengembangkan Manajemen BSRT, sistem ini diciptakan oleh masyarakat Argosari, terutama untuk membantu M&E, Vol. 9, No. 4, Desember 2011 41

masyarakat sekitar yang kurang mampu untuk memperoleh instalasi BSRT. Ada 3 macam sistem pembayaran untuk pengadaan BSRT yang dikembangkan bagi warga yang ingin mendapatkan BSRT, yaitu: Sistem Mandiri, dimana pengguna biogas membayar tunai; Sistem Arisan, dimana setiap bulan peserta arisan (25 orang) membayar iuran sebesar Rp 75.000,- lalu setiap bulan diundi. Yang menang akan mendapatkan pengadaan biodigester. Sistem Yarnen, yaitu Bayar Panen, Petani yang ingin mendapatkan BSRT, diadakan pemilihan untuk Petani yang memiliki sapi antara 1-3 ekor. Biaya awalnya ditalangi dulu oleh perusahaan mitra seperti LSM, PU, Dinas dan KAN Jabung. Dengan demikian biayanya menjadi lebih murah, sementaranya sisanya akan dibayar setelah panen. 4. PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN Keberhasilan dusun Bendrong membangun industri biogas digester menciptakan peluangpeluang usaha ke depannya yang dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat dusun Bendrong khususnya dan masyarakat luar pada umumnya. Prospek-pengembangan ke depan antara lain : a) Tersedianya ahli biogas dari dusun Bendrong yang dapat menularkan keahlian mengembangkan industri biogas di daerah lain. Bisa berupa panggilan sebagai tenaga ahli ataupun dalam bentuk pelatihan. b) Penjualan pupuk organik hasil pemakaian dari biogas akan menambah penghasilan peternak sapi. Kecenderungan makanan sehat masa kini yang didominasi oleh makanan organik akan membantu meningkatkan penjualan pupuk organik. c) Menjadikan dusun Bendrong sebagai daerah tujuan wisata sejalan dengan pencanangan dusun Bendrong oleh Bupati Malang sebagai tempat wisata Biogas. Dengan banyak pengunjung atau turis dari luar daerah yang tertarik akan keberhasilan industri biogas dusun Bendrong akan menumbuh kembangkan industri pariwisata diantaranya makanan dan minuman khas, tempat makan, transportasi, penginapan dan lain-lain. Dengan keberhasilan Kelompok Tani Usaha Maju II ini memperoleh Penghargaan Energi dari Pemerintah, diharapkan Pemerintah Daerah dan instansi terkait dapat menyebarkan keberhasilan dusun Bendrong dalam industri BSRT ke daerah-daerah lain yang memiliki potensi sumber daya yang sama. Dengan demikian diharapkan akan kesejahteraan masyarakat, dalam hal kualitas lingkungan dan yang tidak kalah penting penggunaan energi terbarukan di Indonesia. * Disusun oleh Otto Anne., Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan EBT dan Konservasi Energi ; dan Gandhi Kurnia Hudaya, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara 42 M&E, Vol. 9, No. 4, Desember 2011