BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA. saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara kebudayaan bersama.

Konsep Keluarga Sejahterah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah

3. Seluruh ayggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian. 6. Paling kurang satu orang aggota keluarga berumur 15 tahun ke atas

Membangun dan Membina Keluarga Sejahtera Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang ditulis Hernawati tentang Upaya Meningkatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pendapatan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Khusnul Khotimah, 2014 Studi Deskripsi Kemiskinan di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PEDAGANG DI OBYEK WISATA DESA WINDUAJI KECAMATAN PAGUYANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga )

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya

TINJAUAN PUSTAKA Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A /'\ purposive. pzzq. ' sampling METODE PENELITIAN sampling

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

2 Kebiasaan (Folksway) Norma yang menunjukan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA. HARYONO SUYONO CENTER 4 Mei 2015

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II SEJARAH DAN KONDISI UMUM DESA PAMIRITAN

\Pengertian Lembaga Keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB III INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut WHO (1970), Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM PELATIHAN PRA PERNIKAHAN BAGI PASANGAN USIA DEWASA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1998 TENTANG PENJELASAN ATAS UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG CACAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh setiap Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang isinya disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan 1. Pengertian Kesejahteraan Dari hasil Pre-Confrence Working for the 15th international confrence of social welfare.kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan memiiki tujuan utama untuk meningktakan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya juga tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dala berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya (Sulistiati, 2004: 25 dalam Huda, 2009 : 73). Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dinamis keluarga dimana terpenuhi semua kebutuhan : fisik materil, mental spritual dan sosial yang yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang mantap dan matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas (BKKBN, 2002). Fungsi Keluarga Sejahtera terdiri dari : a. Fungsi Keagamaan Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama. Keluarga juga dapat menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlah baik dan bertaqwa. 6

b. Fungsi Sosial Budaya Manusia adalah makhluk sosial. Ia bukan hanya membutuhkan orang lain. Setiap keluarga tinggal disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluarga sebagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengambangkan sosial budaya setempat. Disamping itu keluarga juga mampu menanamkan rasa memiliki terhadap budaya daerahnya tetapi berlebih-lebihan, sehingga ia mampu menghargai perbedaan budaya harus disajdikan rahmat bukan dijadikan bahan ejekan yang menyebabkan terjadinya permusuhan dan perpecahan. c. Fungsi Cinta Dan Kasih Sayang Mendapatkan cinta dan kasih sayang adalah hak anak dan kewajiban orangtua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orangtua, anak belajar bukan hanya menyayangi yang lainnya tetapi belajar menghargai orang lain. Membimbing dan mendidik mendidik anak dengan penuh cinta kasih akan membuat anak berkembang menjadi anak yang lembut penuh kasih sayang dan bijaksana. d. Fungsi Perlindungan Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindug bagi anggota keluarga. Dalam hal dimaksdukan keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya. Dalam ajaran islam bahwa salah satu tujuan pernikahan adalah diperolehnya rasa aman, tenang dan tentram. e. Fungsi Reproduksi Salah satu tujuan perkawinan adalah melestarikan keturunan, karena itu perkembangan suatu keturunan bagi suatu kelarga akan mengurangi kebahagiaan bahkan menjadi sebab penderitaan batin bagi keluarga. 7

f. Fungsi Sosialisasi Dan Pendidikan Orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Keluarga selain berfungsi sebagia pendidik juga sebagai pembimbing dan pendaping dalam tumbuh kembang anak, baik secara fiisk, mental sosial dan spritual, mendidik anak adalah kewajibanorangtua. Orang tua wajib mengarahkan anaknya agar mengenal, mengetahui dan menjalankan kewajibannya. g. Fungsi Ekonomi Pemenuhan kebutuhan berupa sandang pangan dan papan adalah kewajiban setiap orangtua, tetapi selain itu adalah bagaimana mendorong anggotan keluarganya untuk hidup sederhana tidak berlebih-lebihan sehingga ia dapat menghargai setiap jerih payah yang telah dilakukan oleh kedua orang tuanya. h. Fungsi Lingkungan Kemampuan keluarga dalam pelestarian lingkungan merupakan langkah yang positif. Penempatan untuk keluarga sejahtera dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamissecara serasi, selaras dan seimbang. Uapaya untuk pengembangan fungsi keluarga ini dimaksudkan sebagai wahana bagi keluarga agar dapat mengatualisasikan diri dalam membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera dengan difasilitasi oleh institut masyarkat sebagai lingkungan sosialnya dan dukungan dari pemerintah. Lingkungan hidup perlu dilestarikan karena baik buruknya lingkungan berkaitan dengan fungsi kelestarian lingkungan. 8

B. Aspek Kesejahteraan Kesejahteraan merupakan sesuatu yang bersifat obyektif, sehingga ukuran kesejahteraan bagi setiap individu berbeda atau keluarga berbeda sama lain. Tetapi pada prinsipnya kesejahteraan berkaitan erat dengan kebutuhan dasar. Apabila kebutuhan dasar terpenuhi, maka dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan individu atau keluarga tersebut dapat terpenuhi. Sedangkan tidak terpenuhnya kebutuhan dasar, maka dikatakan bahwa individu atau keluarga tersebut berada dibawah kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistik (2002), pendapatan per kapita sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Ekonomi masyarkat yang makmur ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang tinggi, dan sebaliknya ekonomi masyarkat yang kurang makmur ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang rendah. Tingkat kesejahteraan sosial pada penelitian diukur dengan pedekatan pengamatan terhadap kondisi pendidikan orangtua, pendapatan, konsumen dan pengeluaran. Kesejahteraan masyarakat mempunyai aspek yang sangat kompleks oleh sebab itu tidak mungkin meyajikan data yang mampu mengukur semua aspek kesejahteraan. Aspek yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan aspek kesejahteraan di Desa Pekandangan Kecamatan Banjarmangu. 1. Aspek Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Dalam keluarga sejahtera secara minimal kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi, menurut (BKKBN, 2002) Antara lain : a. Pangan Pangan adalah makanan sehari- hari yang sangat penting untuk pertumbuhan kesehatan jasmani dan rokhani dalam membentuk keluarga yang sehat, cerdas dan kuat. Ditinjau dari pangan keluarga sejahtera adalah keluarga yang mampu memnuhi 9

kebutuhan pangan, yaitu pada umumnya satu hari makan dua kali atau lebih dan paling kurang seminggu sekali keluarga menyediakan daging, ikan, telur sebagai lauk pauk. Jadi dalam keluarga sejahtera dibutuhkan mutu pangan untuk menjamin status kesehatan keluarga. b. Sandang Sandang merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan merupakan kelengkapan hidup manusia maka perlu selalu diusahakan adanya sandang dalam jumlah yang cukup terpelihara dan sehat. Bagi keluarga kecil, usaha pemenuhan kebutuhan sandang tidak begitu sulit bila dibandingkan keluarga yang banyak anaknya, maka keluarga sejahtera ditinjau dari segi sandang adalah keluarga yang mampu memenuhi sandang secara baik, yaitu memiliki pakaian yang berbeda saat dirumah bekerja sekolah dan bepergian. c. Perumahan Perumahan berfungsi sebagai tempat berteduh dan berlindung serta dapat memberikan rasa hidup tentram, aman dan bahagia. Oleh sebab itu perlu dusahakan perumahan yang memenuhi kesehatan teratur lingkungan untuk meningkatkan rasa bahagia, tentram dan mutu hidup. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang memenuhi kebutuhan perumahan, ini sesuai dengan persyaratan yang memadai yaitu setiap rumah ditempati kurang dari 8 orang. d. Kesehatan Kesehatan adalah syarat untuk kebahagiaan hidup, karena iti perlu dihayati bagaimana cara memelihara kesehatan itu baik pribadi maupun keluarga sampai 10

kesehatan lingkungan. Keluarga sejahtera secara kesehatan adalah keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan dengan mandiri. e. Pendidikan Untuk membentuk manusia seutuhnya berdasarkan pancasila, meliputi pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya. Medidik anak yang sedikit lebih mudah dari pada abanyak mendidik anak banyak. Keluarga yang mampu menempuh pendidikan dasar 9 tahun, merupakan standar terendah dari keluarga sejahtera. Karena keluarga tersebut baru memiliki syarat minimum pendidikan. 2. Penggolongan tingkat kesejahteraan masyarakat menurut BKKBN (2002) Secara rinci keberadaan keluarga sejahtera digolongkan ke dalam lima tingkatan sebagai berikut : a. Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) Keluarga pra sejarah (Pra KS) yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan spritual, pangan, sandang, papan dan kesehatan, termasuk keluarga pra sejarah. Kriteria keluarga pra sejarah (sangat miskin) adalah belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : 1) Indikator ekonomi a) Makan dua kali atau lebih sehari b) Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya dirumah, bekerja sekolah dan berpergian). c) Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah 11

2) Indikator Non ekonomii a) Melaksanakan ibadah b) Bila anak sakit dibawa kesarana kesehatan b. Keluarga sejarah 1 (miskin) Keluarga sejahtera 1 (miskin ) yaitu keluarga keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memnuhi kebutuhan sosial psikologisnya (sociopsycological needs). Seperti kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Kriteria keluarga sejahtera 1 (miskin) adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi : 1) Indikator ekonomi a) paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telor b) setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu setel pakaian baru c) luas lantai rumah paling kurang 8m² untuk tiap penghuni. 2) Indikator Non ekonomi a) Ibadah teratur b) Sehat tiga bulan terakhir c) Punya penghasilan tetap d) Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin e) Usia 6 15 tahun bersekolah f) Anak lebih dari 2 orang BerKB 12

c. Keluarga sejahtera 2 (KS II) Adalah keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi : 1) Memiliki tabungan keluarga 2) Makan bersama sambil berkomunikasi 3) Mengikuti kegiatan masyarakat 4) Rekreasi bersama (6bulan sekali) 5) Meningkatkan pengetahuan agama 6) Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah 7) Menggunakan sarana transportasi d. Keluarga sejahtera 3 (KS III) Keluarga sejarah 3 (KS III)yaitu keluarga keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologi dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat. Seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Kriteria keluarga sejahtera III Plus yaitu sudah dapat memenuhi beberapa indikator meliputi : 1) Aktif memberikan sumbangan secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan materi untuk kegiatan sosial. 2) Ada anggota keluarga secara aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/instusi masyarakat. 13

C. Pendidikan Anak 1. Pengertian Pendidikan Anak Menurut ihsan (2010 :1) ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Isitilah ini berasal dari kata pedagogia (yunani) yang berate pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan yang sering digunakan istilah pedagogos adalah seorang pelayan bujang pada zaman yunani kuno uang pekerjaan mengantar dan menjeput anak-anak sekolah. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan pedagogos yang awal mulanya beerati pelayanan kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia, Karena pengertian pedagogo dari pedagogos berati seorang yang tugasnya membimbing anak didalam pertumbuhannya kedaerah yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Menurut (Hadi, 2008:22). Orang dewasa yang bertanggung jawab atas pendidikan anak itu adalah : a. Orangtua(ayah ibu), menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Orangtua sebagai pendidik adalah kodrati. Begitu sepasang suami istri dikarunia anak, begitu pula sebutan orang tua sebagai pendidik diberikan dengan kesadaran yang mendalam disertai rasa cinta kasih sayang orang tua mengasuh dan mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab. Orang tua sering disebut sebagai pendidik kodrat atau pendidik asli dan berperan dalam lingkungan pendidikan informal atau keluarga. b. Pengajar atau guru disekolah yang disebut pendidik karena jabatannyaatau karena keahliannya, maka dinamakan pendidik formal atau disekolah. Guru sering pula disebut dengan pendidik pembantu, karena guru menerima limpahan sebagaian tanggung jawab orang tua atau menolong dan membimbing anaknya. 14

2. Tingkat pendidikan anak Menurut ihsan (2010:22) tingkat pendidikan atau jenjang pendidikan merupakan tahap pendidikan yang berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangaan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Disamping jenjang pendidikan itu dapat diadakan pendidikan pra sekolah yang tidak merupak pra syarat untuk memasuki pendidikan dasar. a. Pendidikan Dasar Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar pada prinsispnya pendidikan yang memberikan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat. b. Pendidikan Menengah Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat menegembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. c. Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan atau profesional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan 15

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia (Kepmendikbud No.0186/P/1984). Menurut (Yusuf,1982:25-34) memahami lingkungan-lingkungan pendidikan, pendidikan adalah merupakan suatu proses yang berkelanjutan secara terus menerus. Sebagai suatu proses, pendidikan itu berlangsung dalam macam-macam situasi dan lingkungan. Secara mencasar dapat dikatakan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat diklasifikasikan menjadi : 1) Lingkungan Keluarga Keluarga adalah merupakan kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang paling kecil. Dengan demikian jelaslah bahwa lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dalam membentuk pribadi anak didik. Dalam lingkungan ini anak dimulai dibina dan dilatih fisik, mental, sosial dan bahasa serta ketrampilannya, ia mulai dilatih berjalan, berlari dan sebagainya, ia mulai meraba dan selanjutnya berbicara. Pada waktunya yang bersamaan mereka juga bergaul dengan teman sebayanya. Ia mulai dikenalkan dengan tata karma kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. 2) Lingkungan Sekolah Jelaslah bahwa peranan dan fungsi sekolah yang pertama-tama ialah membantu keluarga dalam pendidikan anak-anaknya disekolah. Sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya melalui wewenang hukum yang dimiliknya berusaha melaksanakan tugas kedua yaitu memberikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara lengkap sesuai pula dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak mendapatkan pendidikan informal dengan terkait kepada tata aturan tertentu, maka setelah mereka datang kesekolah kepada mereka diperkenalkan tata karma, peraturan dan disiplin sekolah. 16

3) Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat adalah merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Pada lingkungan keluarga telah dikemukakan peranannya dalam pembentuk anak-anak, demikian juga lingkungan sekolah. Lingkungan masyarakat akan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam diri anak, apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat, tidak semua ilmu pengetahuan, sikap, ketrampilan maupun perfomans dapatdapat dikembangkan oleh sekolah ataupun dalam keluarga. Karena keterbatasan dana kelengkapan lembaga tersebut. Kekurangan yang dirasakan akan dapat diisi dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dalam membina pribadi anak didik atau individual secara utuh dan terpadu. D. Petani Petani adalah seseorang yang bergerak dalam pertanian, yaitu dengan cara melakukan pengolahan tanah dengan tujuan menumbuhkan dan memeliara tanaman (seperti padi, jagung, buah bunga dll) dengan harapan memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah ataua lebih), walau dia sudah mempunyai pekerjaan bukan sebagai petani. Maksudnya kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bekerja sama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berati pemilik tanah telah memberikan lapangan pekerjaan kepada orang lain walaupun hasilnya tidak banyak. 17

A. Penelitian Yang Relevan Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitin No. 1 2 3 Penulis Trisna Wulaningtyas Teguh Santosa Intan Indra Natalia (2015) (2015) (2016) Judul Kajian kesejahteraan Kajian tingkat Kajin tingkat pengrajin batu bata kesejahteraan penambang kesejahteraan dan terhadap pendidikan batu gamping dan pendidikan anak petani anak di desa tunjung kecamatan jatilawang pendidikan anak di desa darmakradenan kecamatan salak pondoh di Desa Pekandangan Kecamatan kabupaten bnyumas. ajibarang kabupaten Banjarmangu Kabupaten banyumas Banjarnegara. Tujuan Untuk mengetahui Untuk mengetahui tingkat Mengetahui keterkaitkan antara kesejahteraan dengan tingkat pendidikan anaknya kesejahteraan penambang batu gamping dan untuk menhgetahui tingkat pendidikan anak penambang batu gamping di desa darmakredanan kecamatan ajibarang Kabupaten Banyumas. Pengambilan dengan sampel teknik angket, dan dokumentasi. analisi data menggunakan table frekuensi dan tabulasi silang. Adanya sebuah hubungan positif antara kesejahteraan dengan pendidikan anak pada tingkat atau kategori tinggi yaitu didapat sebesar 0.01 yang lebih kecil dari 0,05 didesa darmakredanan kesejahteraan dan pendidikan anakk petani salak pondoh di Desa Pekandangan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Metode Random sampling. Pengambilan dengan Angket (kuesioner) sampel teknik angket, dan dokumentasi. analisi data menggunakan table frekuensi dan tabulasi silang. Hasil Kesejahteraan Kesejahteraan petani pengrajin batu bata di salak pondoh desa desa tunjung sangat pekandangan adalah rendah. Dan kategori III yaitu pendidikan anak berjumlah 32 orang 68%. sangat rendah Tingkat pendidikan anak petani salak pondoh tidak kecamatan ajibarang berpengaruh terhadap kabupaten banyumas kesejahteraan petani salak pondoh dan hasilnya negatife. Sumber : Trisna Wulaningtyas (skripsi 2015), Teguh Santoso (skripsi 2015) 18

B. Kerangka Pikir Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Pikir. C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pikir diatas maka disusun sebagai berikut tingkat kesejahteraan petani salak pondok di Desa Pekandangan lebih dari >50% termasuk dalam kriteria keluarga sejahtera III Dan kesejahteraan hanya mampu mempengaruhi pendidikan anak sebesar 1% dan hanya 99% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Tidak ada pengaruh yang signifikan kesejahteraan terhadap pendidikan anak. 19