Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

dokumen-dokumen yang mirip
76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-9 BULAN DI DESA PODOSOKO KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan. gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BATITA DI DESA BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

GAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Nisa khoiriah INTISARI

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB I PENDAHULUAN. interdependen, saling bergantung satu sama lainnya, dan tidak bisa dipisahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG BEKERJA LINGKUNGAN XX KELURAHAN KWALA BEKALA KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2013

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUTORIAL DAN PENDAMPINGAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN IMUN DAN KECERDASAN ANAK SEJAK DINI BAGI IBU-IBU PKK KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kembang berhubungan dengan aspek diferensiesi bentuk atau fungsi,

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

Suci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati, Vik Salamanja 1 Jurusan S1 Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. sampai umur 6 bulan tanpa diberikan MP ASI (Makanan Pendamping. diberikan sampai bayi berumur 2 tahun (Marmi, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius yaitu mendapat nutrisi yang baik (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Transkripsi:

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-4 Bulan di Desa Jembungan Abstract: (The Relationship of The Exclusive Breastfeeding with Fine Motoric Development of Children Ages 7-4 Months in Jembungan Village) Titik Anggraeni Akademi Keperawatan Mamba ul Ulum Surakarta titikanggraeni_akpermus@yahoo.com Keywords Abstrak: Kata kunci: ISSN 443-149 (Print) 355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 I. PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan (Depkes RI, 009). Pemberian ASI eksklusif, dimana ibu harus menyusui bayi secara murni dalam meningkatkan kecerdasan dan menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi (Dwiharso, 011). Pencapaian ASI eksklusif masih kurang, hal ini berdasarkan data hasil Survey tahun 007, pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 0-1 bulan hanya 48%. Persentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 34,4 % pada bayi berumur -3 bulan dan 17,8 % pada bayi berumur 4 5 bulan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 010 di Indonesia pemberian ASI baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 3,5% eksklusif adalah memberikan ASI Eksklusif adalah sebanyak 55%. Pada kenyataannya, data yang tercatat menunjukkan bahwa total jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif di provinsi Jawa Tengah tahun 009 baru mencapai 40,1% Dari keterangan tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah: Adakah hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik pada anak usia 7 4 bulan di desa Jembungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 7-4 Bulan di Desa Jembungan. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis korelasi, yaitu merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek dengan metode pendekatannya adalah yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data dan sekaligus pada suatu saat Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ASI secara eksklusif, dan variabel terikatnya adalah perkembangan motorik halus pada anak usia 7 4 bulan. Populasi penelitian ini adalah semua anak usia 7 1 bulan di desa Jembungan, berjumlah anak yang selanjutnya menjadi sampel dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan di desa Jembungan, kecamatan Banyudono, kabupaten Boyolali, pada bulan januari sampai Juni tahun 013. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis bivariat uji karena skala data yang digunakan adalah data nominal. Analisis univariat digunakan untuk mengambarkan distribusi frekuensi dari reponden penelitian. III. HASIL PENENLITIAN Analisa Univariat ASI Eksklusif Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif No Pemberian Presentase F ASI Eksklusif (%) 1 Ya 13 59,1 Tidak 9 40,9 Total Sumber Data Primer 01 100 ISSN 443-149 (Print) 355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 13 anak (59,1%). Motorik Halus Tabel. Tabel Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Halus No Perkembangan Motorik Halus F Presentase (%) 1 Normal 17 77,3 Tidak normal 5,7 Total 100 Sumber Data Primer 01 Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar perkembangan motorik halus anak dalam kategori normal yaitu sebanyak 17 anak (77,3%). Analisa Bivariat Tabel 3. Tabulasi silang antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik halus ASI Eksklusif Ya Tidak Perkembangan Motorik Halus Jumlah Normal Tidak Normal N % N % N % 1 5 54,6,7 1 4 4.5 18, 13 9 59,1 40,9 Jumlah 17 77,3 5,7 100 Sumber Data Primer Diolah 01 0,043 Tabel 3 menunjukan bahwa anak dengan ASI eksklusif yang mengalami perkembangan motorik halus dalam kategori normal sebanyak 1 anak (54,6%) dan 1 anak (4,5%) mengalami perkembangan motorik halus dalam kategori tidak normal. Sedangkan yang tidak diberikan ASI eksklusif mengalami perkembangan motorik halus dalam kategori normal sebanyak 5 anak (,7%) dan 4 anak (18,%) mengalami perkembangan motorik halus dalam kategori tidak normal. Hasil analisis hitung ) dengan program tabel (4,090 > 3,841) Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dengan perkembangan motorik halus anak usia 7-4 bulan. IV. PEMBAHASAN Analisa Univariat ASI eksklusif Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa dari anak, terdapat 13 anak yang diberikan ASI eksklusif dan 9 anak tidak diberikan ASI eksklusif. Dari 13 anak yang mendapatkan ASI eksklusif dilatarbelakangi oleh faktor pendidikan yang tinggi. Karena semakin tinggi pendidikan maka semakin mudah dan mampu seseorang menerima informasi khususnya tentang pengertian dan manfaat ASI eksklusif sehingga budaya-budaya yang tidak benar dapat diperbaiki. Walaupun mayoritas status pendidikan rata-rata setara dengan SMP dan SMA namun sebagian besar ibu bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga, sehingga lebih mudah dalam memberikan ASI nya secara eksklusif. Adapun beberapa anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif disebabkan karena ISSN 443-149 (Print) 355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 motorik halus khususnya untuk anak usia 7-4 bulan yang ditunjukkan dari hasil analisis data hitung (4,090 > 3,841) tabel Perkembangan motorik halus Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dari anak, terdapat 17 anak yang mengalami perkembangan motorik halus normal dan 5 anak lainnya mengalami perkembangan motorik halus tidak normal. Selain faktor ASI eksklusif terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Soetjiningsih. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa temuan bahwa dari 17 anak yang mengalami perkembangan motorik halus normal selain dipengaruhi oleh faktor pemberian ASI eksklusif namun dipengaruhi oleh lingkungan postnatal anak. Dalam kasus ini ditemukan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh stimulasi yang secara tidak langsung diperoleh dari kegiatan posyandu bayi balita yang dilaksanakan rutin tiap bulan oleh bidan desa dan kader yang aktif didukung dengan fasilitas APE yang memadai. Setelah berumur 6 bulan, sudah waktunya anak diberi makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi sangat pesat terutama perkembangan otak. Misalnya saja anak dengan berat badan sangat berlebihan (obesitas) cenderung malas untuk melakukan kegiatan dan perintah berbeda dengan anak yang mendapatkan makanan tambahan dengan nutrisi yang baik. Analisis Bivariat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keterampilan motorik halus ( ) merupakan keterampilan yang memerlukan kontrol dari otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum keterampilan motorik halus meliputi koordinasi mata dan tangan keterampilan ini membutuhkan kecermatan yang tinggi. Contohnya membenturkan kubus, menyusun menara, mencoret-coret, dan meniru garis vertikal (Magill Richard A, 010). Faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal dapat mempengaruhi tempo atau kecepatan dan sifat atau perkembangan seseorang, contohnya fakor nutrisi yaitu ASI yang diberikan secara eksklusif (Elizabeth B.Hurlock, 1998: 63). ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan atau makanan apapun sampai usia 6 bulan. meningkatkan kecerdasan dan menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi. Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif menurut Roesli (000 dalam Haniarti, 011) untuk bayi antara lain sebagai nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan risiko mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis, meningkatkan kecerdasan, menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang, sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia selama enam bulan, mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga bayi yang diberi ASI ekslusif lebih pandai, mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung, menunjang perkembangan motorik. pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan ISSN 443-149 (Print) 355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 Dari fenomena yang ada, bayi yang diberikan ASI secara eksklusif cenderung mangalami perkembangan motorik halus normal karena ASI mengandung asam lemak yang diperlukan unruk pertumbuhan otak, lemak jenuh ikatan panjang (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina, kolesterol untuk mielinisasi jaringan sarap, taurin neurotransmitter inhibitor dan stabilisator membrane, laktosa untuk pertumbuhan otak, kolin untuk meningkatkan memori, mengandung lebih dari 100 macam enzim. ASI mengandung protein lebih banyak sehingga akan membentuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserap usus bayi, menjadikan nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh kembang bayi terserap dengan sempurna. Karena diawal hidupnya bayi membutuhkan nutrisi yang adekuat sehingga dengan pemberian ASI secara eksklusif dapat mengoptimalkan seluruh proses tumbuh kembang dan ASI merupakan cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan tumbuh kembang anak. Pada penelitian ini terdapat 1 anak berusia 14 bulan yang diberikan ASI secara eksklusif namun mengalami perkembangan motorik kasar dalam kategori tidak normal dimana anak belum bisa menyusun menara dari kubus dan belum bisa mencoret-coret. Hal ini disebabkan karena tumbuh kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Selain itu sangat jarang ditemukan seorang ibu atau pengasuh yang memberikan stimulasi motorik halus dengan sengaja kepada anaknya karena ketidaktahuan tentang stimulasi perkembangan motorik halus, hal ini mempengaruhi keterlambatan perkembangan motorik halus seorang anak. Temuan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hidayat (009: 11-13) bahwa Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal dapat mempengaruhi tempo/ kecepatan dan sifat atau perkembangan seseorang. Menurut Elizabeth B.Hurlock (1998: 63) keturunan atau genetik juga dapat mempengaruhi perkembangan terutama dari orang tua, ayah, ibu, nenek dan kakek. Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dalam mencapai perkembangan anak di sampinng faktor-faktor lain. Dari 9 anak yang tidak diberikan ASI secara eksklusif terdapat 5 anak yang mengalami perkembangan motorik halus normal, perkembangan motorik halus normal berusia 14 bulan, 0 bulan, dan anak berusia 3 bulan dimana anak bisa melakukan keterampilan sesuai dengan usianya. 1 anak berusia 4 bulan mengalami perkembangan motorik halus dimana anak sudah bisa mengikuti garis vertikal. Dari fenomena yang ada disebabkan karena faktor lingkungan, genetik, stimulasi, juga nutrisi tambahan selanjutnya yang seimbang untuk anak. Hal ini sesuai menurut Soetjiningsih (000 dalam Nursalam, 008: 41-4) bahwa tumbuh kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu seperti kebutuhan asuh (Kebutuhan Fisik- Biomedis), asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang), dan asah (Kebutuhan Stimulasi). V. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: pemberian ASI eksklusif telah diberikan sebanyak 13 anak (59,1%) dan yang tidak diberikan ASI secara eksklusif sebanyak semblan anak (40,9%); perkembangan motorik halus dalam kategori normal yaitu sebanyak 17 anak (77,3%) dan dalam kategori tidak normal sebanyak lima anak (,7%); serta terdapat eksklusif dengan perkembangan motorik halus anak usia 7-4 bulan di Desa Jembungan. Hal ISSN 443-149 (Print) 355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No - Juli 016 (4,090 > 3,841) tabel hitung > DAFTAR PUSTAKA Dinkes Jateng. 011.. Diperoleh dari http://www. dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/ profil011/bab%0i-vi%0011.pdfv. Diakses pada Tanggal 9 Januari 01. Dwiharso. Christoforus Nata. 010.. Diperoleh dari http:// www.rri.co.id/index.php?option=com_ content&task=view&id=48. Diakses Pada Tanggal 8 Januari 01. Haniarti, 011. Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Inisiasi Menyusui Dini dan Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil di Kota Parepare. Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin. Hidayat, A.A. 009. Salemba Medika: 10.. Jakarta: Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga: 39. Magill, Richard A. 010. Florida: Social Sciences: 11. Nursalam, dkk. 008.. Jakarta: Salemba Medika: 41-43. ISSN 443-149 (Print) 355-1313 (On Line) - ijmsbm.org