Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

dokumen-dokumen yang mirip
Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Lingkungan Rumah Ideal

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Rumah Impian Mahasiswa

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Persepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Jababodetabek

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Ruang Favorit dalam Rumah

TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Physical Milieu Ruang Komunal Desa Adat (Pakraman) Tenganan Pegeringsingan Bali

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

Arsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa

Mushola di dalam Rumah

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMANFAATAN ENERGI DI INDONESIA

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

MENGIDENTIFIKASI ISU-MASALAH & MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN 1

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. penting oleh banyak kalangan. Banyak faktor yang dinilai menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Analisis Perseptual Penghuni Terhadap Kualitas Hunian Asrama Mahasiswa ITB

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi Aldissain Jurizat (1), Maulani Faradina (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Interaksi sosial memiliki peran penting dalam proses transfer pengetahuan antar individu seperti yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan. Masing-masing profesi memiliki sudut pandang yang berbeda dalam merespon suatu isu yang telah atau masih berkembang di masyarakat. Salah satu isu tersebut adalah penggunaan energi dalam rumah tinggal. Hal ini karena sektor perumahan menyumbang 33,2% penggunaan energi di Indonesia. Oleh karena itu, efisiensi energi dalam rumah tinggal harus dilakukan oleh setiap individu masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presepsi masyarakat terhadap efisiensi penggunaan energi dalam bangunan rumah tinggal dan keterkaitannya berdasarkan profesi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner online dan dianalisis menggunakan content analysis. Dari hasil analisis tersebut diperoleh dua kategori cara efisiensi penggunaan energi, yaitu: (1) merespon energi alami dan (2) efisien menggunakan energi sekunder. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden lebih dominan memilih kategori 2. Profesi yang lebih cenderung memilih kategori ini adalah engineer, mahasiswa, pegawai dan tenaga kesehatan. Kata-kunci : konsumsi energi, energi alami, energi sekunder, rumah tinggal, profesi Pengantar Indonesia merupakan negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara (Tharakan, 2015). Hal ini sejalan dengan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi yang memicu kebutuhan akan rumah tinggal. Jumlah penduduk yang tinggal di kota adalah 53% dari jumlah total penduduk (UN, 2014). Hal ini memicu berbagai permasalahan pemukiman, diantaranya kualitas lingkungan yang menurun, kesenjangan sosial dan penggunaan energi yang tidak berkelanjutan. Bangunan mengkonsumsi beberapa jenis sumber dari alam termasuk air, material dan energi buatan atau energi sekunder dan menghasilkan polusi dan emisi dalam penggunaannya. Di Indonesia, sektor perumahan menyumbang 33.2% dari keseluruhan konsumsi energi nasional dalam periode 2000-2013 (ESDM RI, 2014). Dengan jumlah tersebut, sudah dipastikan banyak masalah-masalah terkait dengan energi di Indonesia. Contohnya adalah penggunaan lampu di siang hari dalam ruangan yang memicu penggunaan energi listrik berlebihan. Padahal jika masyarakat sadar akan pentingnya penggunaan energi, maka desain bangunan seharusnya merespon energi alami seperti cahaya matahari untuk penerangan dalam ruangan. Usaha pengendalian penggunaan energi sangat tergantung terhadap individu. Setiap masyarakat seharusnya memiliki pemahaman, perilaku dan motivasi untuk menggunakan energi seefisien mungkin untuk lingkungan yang berkelanjutan. Pemahaman masyarakat tidak terlepas dari aktivitas sosial yang mereka lakukan. Interaksi sosial setiap individu masyarakat pada umumnya terjadi dalam lingkungan pekerjaan. Dengan terjadinya proses interaksi, maka pengetahuan mampu diterima secara langsung dan dipahami. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 061

Persepsi Mayarakat tantang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi Oleh karena itu, lingkungan pekerjaan diperkirakan berpengaruh terhadap pemahaman masing-masing individu khususnya pemahaman terhadap isu-isu penghematan energi. Secara umum, penggunaan energi dapat dikategorikan menjadi kontekstual dan psikologikal (behavior) (Wilson & Dowlatabadi, 2007). Kategori kontekstual meliputi iklim lokal, pemasaran energi dan atribut-atribut pada bangunan, termasuk fisik dan sistem penggunaan energi. Kategori kedua fokus pada akibat yang ditimbulkan dari atribut bangunan dan karakteristik pengguna (Estiri, 2014). (kontekstual dan struktural) yang mampu memengaruhi penggunaan energi dalam rumah tinggal dan konservasi energi. Pemahaman mengenai penggunaan energi dalam rumah tinggal menjadi penting. Masih banyak faktor dalam sosial dan tingkah laku masyarakat yang belum teridentifikasikan terkait dengan konsumsi energi pada rumah tinggal. A clear understanding of residential energy consumption is the key constituent of effective energy policy and planning (Hirst, 1980) Karakteristik Pengguna (umur, pendapatan, pekerjaan, dll) Karakteristik Bangunan (tipe, struktur, ukuran, dll) Iklim Lokal Penggunaan Energi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap efisiensi penggunaan energi pada rumah tinggal. Selanjutnya dilakukan analisis korespondensi untuk mengetahui hubungan antara profesi dari masing-masing responden terhadap isu efisiensi penggunaan energi dalam bangunan rumah tinggal. Cost Metode Gambar 1. Hubungan antara kategori yang memperngaruhi penggunaan energi (Estiri, 2014). Sejauh ini, penelitian mengenai penggunaan energi terus berkembang dan telah menentukan beberapa pendekatan yang terintegrasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Frederiks, Stenner dan Hobman (2015), konsep penggunaan energi dalam rumah tinggal adalah suatu proses yang komplek dan terdapat banyak prediksiprediksi termasuk individual dan situasional faktor dan interaksi antar keduanya yang mempengaruhi praktik-praktik dalam penggunaan energi (lihat gambar 2). Individual Predictors Household Energy Behavior Situational Predictors Energy Consumption Conservation Gambar 2. Konsep terintegrasi faktor individual (sosio-demografi dan psikologi) dan situasional faktor Penelitian ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan antara profesi dan persepsi responden tentang efisiensi penggunaan energi dalam rumah tinggal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (Creswell J. W., 2008). Keterkaitan antar dua variabel tersebut akan dibahas dalam bentuk deskriptif dari frekuensi yang muncul dari jawaban responden. Kemudian penelitian ini juga bersifat eksploratif (Groat & Wang, 2002) yang bermaksud untuk menginvestigasi kemungkinan yang terjadi antara hubungan profesi dan persepsi dalam penggunaan energi pada bangunan rumah tinggal. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan hasil dari teknik survei kuesioner online yang dibagikan secara bebas (snowball non-random sampling) dengan accidential sampling (Kumar dalam Rachman, 2014). Kuesioner ini disebarkan menggunakan media sosial di internet. H 062 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Karakteristik Responden Jumlah responden keseluruhan adalah 86 orang yang terdiri dari 61 laki-laki dan 39 perempuan (gambar 3). 39 Laki-Laki Gambar 3. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin Dari total 86 responden, terdapat beragam profesi yaitu: tenaga kesehatan (4 orang), tenaga akademisi (16 orang), pegawai (10 orang), mahasiswa (38 orang), engineer (16 orang), desainer (2 orang). Tenaga Kesehatan Tenaga Akademisi Pegaw ai Mahasisw a Engineer Designer Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan profesi Metode Analisis Data 4 2 61 Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan content analysis (analisis isi) yang digunakan untuk mendapatkan informasi terkait efisiensi penggunaaan energi dalam rumah tinggal. Analisis ini dilakukan menggunakan tiga 10 Perempuan 16 16 38 Aldissain Jurizat tahapan yaitu open coding, axial coding dan selective coding (Creswell, 2007). Tahapan open coding dilakukan untuk mengidentifikasi kata kunci dari keseluruhan jawaban yang muncul dari responden. Tahapan axial coding yaitu mengelompokkan setiap kata kunci yang muncil dari tahapan open coding. Tahapan selective coding dilakukan untuk mengetahui hubungan antar distribusi setiap kategori yang mucul. Analisis dan Interpretasi Dalam tahap ini, dilakukan content analysis dari data yang telah diperoleh menggunakan open coding atau tahapan untuk mengidentifikasikan kata-kata kunci dari data teks yang telah diperoleh. Berikut contoh dari open coding dari jawaban yang diisi oleh responden Berdasarkan data penggunaan energi, sekitar 50% energi dimanfaatkan oleh bangunan, sehingga efisiensi energi yang bersumber dari bangunan dapat dikatakan bekerja apabila penggunaan energi di dalam bangunan sesuai dengan kebutuhan dan digunakan seefektif mungkin. Salah satu contohnya pada aspek penerangan di dalam bangunan seoptimal mungkin menggunakan pencahayaan alami, juga pada penghawaan di dalam ruang memanfaatkan ventilasi/bukaan yang cukup tanpa perlu menambah beban energi bangunan dengan penggunaan AC. (Tenaga Akademisi) Berdasarkan jawaban tersebut, didapatkan beberapa kunci dari efisiensi yaitu penggunaan energi di dalam bangunan sesuai dengan kebutuhan, pencahayaan alami, ventilasi/ bukaan yang cukup dan tanpa perlu menam-bah beban energi bangunan dengan peng-gunaan AC. Kata kunci tersebut kemudian digolongkan berdasarkan kesesuaian. Diperoleh beberapa penggolongan kata kunci (Tabel 1). Dari penggolongan tersebut kemudian diperoleh dua kategori utama yaitu 1) Merespon Energi Alami dan 2) Efisien Menggunakan Energi Sekunder. Proses pengelompokan merupakan tahap axial coding. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 063

Persepsi Mayarakat tantang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi Tabel 1. Penggolongan kata kunci Kata Kunci Merespon Energi Alami Efisien Menggunakan Energi Sekunder Penggolongan Kata Kunci 1. Bijak dalam menggunakan air 2. Desain/Performa Bangunan 3. Energi ramah lingkungan 4. Teknologi terbarukan 1. Kebijakan 2. Kesadaran pengguna 3. Optimalisasi penggunaan listrik 4. Penyuluhan 5. Perangkat listrik hemat energi 6. Tidak menggunakan AC 7. Tidak menggunakan water heater Tabel 2. Contoh axial coding dari kata kunci yang diperoleh. Kata Kunci Penggolongan Kata Kunci Kategori rumah tinggal. Hasilnya adalah 37 kata kunci dari kategori merespon energi alami dan 57 kata kunci dari kategori efisiensi menggunakan energi sekunder. Merespon Energi Alami Efisien Menggunakan Energi Sekunder Gambar 6. Frekuensi kategori yang muncul dari jawaban responden Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden lebih cenderung untuk menggunakan energi sekunder lebih efisien dibandingkan memanfaatkan energi alami. 37 57 penggunaan energi di dalam bangunan sesuai dengan kebutuhan Sesuai dengan kebutuhan Efisien Menggunakan Energi Sekunder Kategori 2 61% Kategori 1 39% pencahayaan alami Pencahayaan alami Merespon Energi Alami ventilasi/bukaan yang cukup Desain/performa bangunan tanpa perlu Tidak menggunakan menambah beban AC energi bangunan dengan penggunaan AC H 064 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Merespon Energi Alami Efisien Menggunakan Energi Sekunder Dari kategori yang diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis distribusi melalui frekuensi yang muncul dari jawaban responden. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persepsi responden dalam menggunakan energi yang efisien pada Gambar 7. Frekuensi kategori yang muncul dari jawaban responden dalam presentase Frekuensi pada kategori 2 yaitu Efisien menggunakan energi sekunder muncul seba-nyak 69%. Pada kategori ini terdapat tujuh penggolongan kata kunci. Penggolongan kata kunci yang dominan adalah adalah optimalisasi penggunaan listrik dengan jumlah responden 36. Selanjutnya berturut-turut adalah pera-ngkat listrik hemat energi dengan 13 respon-den, kebijakan dengan 6 responden, kesada-ran pengguna dengan 5 responden, tidak menggunakan AC dengan 2 responden dan 1 responden masing-masing untuk jawaban tidak menggunakan water heater dan penyuluhan.

Tidak menggunakan w ater heater Tidak menggunakan AC Perangkat listrik hemat energi Penyuluhan Optimalisasi penggunaan listrik Kesadaran Pengguna Kebijakan Gambar 8. Frekuensi dari penggolongan kata kunci dari Kategori 2 yang muncul dari jawaban responden Kategori 1 (Merespon Energi Alami) muncul sebanyak 39%. Penggolongan kata kunci yang dominan adalah desain dan performa bangunan dengan 26 responden. Selanjutnya berturutturut adalah jawaban teknologi terbarukan dengan 10 responden, energi ramah lingkungan 8 responden dan bijak dalam penggunaan air dengan 5 responden. Teknologi Terbarukan Energi ramah lingkungan Desain dan Performa Bangunan Bijak dalam penggunaan air Gambar 9. Frekuensi dari penggolongan kata kunci dari Kategori 1 yang muncul dari jawaban responden Untuk mengetahui hubungan antara kategori dan profesi, dilakukan analisis korespondensi berdasarkan frekuensi yang muncul dari responden. Dari hasil analisis korespondensi antara profesi dan dua kategori dalam efisiensi penggunaan energi dalam rumah tinggal ditemukan hasil yang signifikan. Profesi desainer dan tenaga akademisi lebih cenderung memilih kategori merespon energi alami. Hal ini berarti kedua profesi 5 1 2 1 8 5 6 10 13 26 36 Aldissain Jurizat ini dalam pengetahuan dan penga-lamannya berdasarkan hasil analisis lebih meng-utamakan bijak dalam penggunaan air, desain dan performa bangunan, energi yang ramah lingkungan dan teknologi yang terbarukan. Designer Tenaga Akademisi Merespon Energi Alami Engineer Mahasisw a Efisien Menggunakan Energi Sekunder Pegaw ai Tenaga Kesehatan Gambar 10. Analisis korespondensi antara kategori efisiensi penggunaan energi pada rumah tinggal dan profesi responden Kategori 2 (efisien dalam menggunakan energi sekunder) lebih cenderung dipilih oleh engineer, mahasiswa, pegawai dan tenaga kesehatan. Jumlah responden mahasiswa adalah yang terbanyak dari profesi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa profesi-profesi ini lebih cenderung memilih efisiensi penggunaan energi dalam rumah tinggal dalam mengikuti kebijakan yang berlaku untuk mengefisienkan penggunaan energi listrik, kesadaran dari pengguna, melakukan optimalisasi dalam penggunaan energi listrik, adanya penyuluhan mengenai efisiensi penggunaan energi listrik, menggunakan perangkat listrik yang hemat energi dan tidak menggunakan air conditioner (AC) dan water heater. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden melakukan efisiensi dalam penggunaan energi di rumah tinggal dengan memimimalisir penggunaan energi sekunder dibandingkan dengan melakukan respon efektif terhadap energi alami. Selain itu, ditemukan juga kecenderungan bahwa responden lebih memilih untuk mengoptimalisasikan penggunaan energi listrik dibandingkan cara-cara efisiensi energi lainnya. Ditemukan juga bahwa kategori bijak dalam menggunakan air, tidak menggunakan water Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 065

Persepsi Mayarakat tantang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi heater dan AC paling sedikit dilakukan oleh responden. Hubungan antara profesi dan penggunaan energi dalam rumah tinggal menunjukkan bahwa Kategori 1 memiliki hubungan dengan profesi desainer dan tenaga akademisi. Kategori 2 memiliki hubungan dengan profesi engineer, mahasiswa, pegawai dan tenaga kesehatan. Daftar Pustaka Estiri, H. (2014). The Impact of Household Behaviour and Housing Choice on Residential Energy Consumption. University of Washington, Urban Design and Planning Group. Michigan: ProQuest LLC. Tharakan, P. (2015). Summary of Indonesia s Energy Sector Assessment. Asian Development Bank. Manila: Asian Development Bank. Frederiks, E. R., Stenner, K., & Hobman, E. V. (2015). The Socio-Demographic and Psychological Predictors of Residential Energy Consumption: A Comprehensive Review. Basel: MDPI AG. Hirst, E. (1980). Review of Data Related to Energy use in Residential and Commercial Buildings. Institute for Operations Research and the Management Sciences. Linthicum: Management Science (pre-1986). UN, U. N. (2014). World Urbanization Prospect. New York: UN. ESDM RI, K. (2014). Handbook of Energy and Economic Statitics of Indonesia. Jakarta, Indonesia: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Groat, L., & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons Inc. Wilson, C., & Dowlatabadi, H. (2007). Models of Decision Making and Residential Energy Use. University of British Columbia, Institute for Resources, Environment and Sustainability. Canada: Annual Review of Environment and Resources. Surrahman, U., Kubota, T., & Higashi, O. (2015). Life Cycle Assessment of Energy and CO2 Emissions for Residential Buildings in Jakarta and Bandung, Indonesia. MDPI AG, 2. BP. (2016, 06 20). BP Statistical Review 2016 : Indonesia's energy market in 2015. Retrieved 09 14, 2016, from www.bp.com: http://www.bp.com/content/dam/bp/pdf/energyeconomics/statistical-review-2016/bp-statisticalreview-of-world-energy-2016-indonesia-insights.pdf Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publication Inc. Kumar, R. (2005). Research Methodology. London: SAGE Publication Ltd. Creswell, J. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approach. California: SAGE Publications. H 066 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016