ANALISA KANDUNGAN FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI REMPAH TUMBUHAN OBAT SUMATERA BARAT Deddi Prima Putra 1, Verawati 2 1 Fak. Farmasi Universitas Andalas, 2 STIFI Perintis Padang ABSTRACT Antioxidant activity and total flavonoid content of five medicinal plant specieses of West Sumatera have been measured. The spesieses are Jahe (Zingiber officinale Rosc), Kunyit (Curcuma domestica Val), Kencur (Kaemferia galanga Linn), Lengkuas (Alpinia Galanga Linn), and Pala (Myristica fragrans Houtt). The total flavonoid content and antioxidant activity were measured on total ethanolic extract, liphofilic fraction and hydrophilic fraction of each species. The total flavonoid content was measured using colorimetric with alumunium chloride used as complexing agent and quercetin used as standard compound.the examination of antioxidant activity was carried out by spectrophotometry UV-Visible using DPPH reagent. The total flavonoid content of Jahe (Zingiber officinale Rosc), Pala (Myristica fragrans Houut), Kunyit (Curcuma domestica Val) were 0.85; 0.54; 19.77 µg/g respectively (quercetin equivalent).the result showed that these three plants have highest antioxidant activity. IC 50 of jahe against 20 µg/ml DPPH were 80.62, 69.35, 109.98 µg/ml for total ethanolic extract, liphofilic fraction and hydrophilic fraction respectively. IC 50 of ethanolic extract and hydrophilic fraction of kunyit were 68.21 and 47.09 µg/ml, while IC 50 of ethanolic extract and hydrophilic fraction of pala were 50.08 and 71.67 µg/ml. Keywords : Antioxidant, Flavonoid, medicinal plants PENDAHULUAN Obat asli Indonesia merupakan obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, atau bahan mineral. Pada umumnya obat asli Indonesia belum mempunyai data klinik dan penggunaannya hanya berdasarkan pengalaman. Pengolahan obat asli Indonesia masih sederhana dengan menyeduh bahan tumbuhan kering atau segar dengan air panas, kemudian air seduhan ini diminum. Oleh karena itu bahan obat asli Indonesia perlu distandarisasi, sehingga manfaat dan keamanannya dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian tumbuhan obat asli Indonesia dapat dikembangkan menjadi fitofarmaka (Depkes, 1981). Rempah-rempah sudah lama dikenal di Indonesia. Makanan seharihari kita mengandung paling tidak satu jenis rempah. Rempah punya arti lebih dari sekedar penambah rasa hidangan. Rempah tumbuhan obat juga berpotensi besar memerangi sederet panjang penyakit dan masalah kesehatan seperti kanker, jantung, diabetes melitus, dan arterosklerosis. Pemicu timbulnya penyakit-penyakit tersebut salah satunya adalah akibat radikal bebas (Rungkat, 1994). Radikal bebas adalah senyawa kimia yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Senyawa ini bersifat tidak stabil dan sangat reaktif. Untuk mencapai kestabilan, molekul harus mencari elektron lain sebagai pasangan. Reaksi berantai ini dapat menimbulkan kerusakan sel yang berujung pada mutasi sel dan apabila 1
merusak organ yang memiliki fungsi tertentu dapat menimbulkan penyakit degeneratif. Radikal bebas dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai seperti akibat metabolisme yang berlebihan atau berasal dari lingkungan seperti asap rokok, polusi udara, bahan kimia beracun, pestisida serta radiasi sinar UV (Raharjo, 1992; Silalahi, 2001; Youngson, 2005). Untuk menanggulangi efek dari radikal bebas ini, secara alami tubuh mempunyai benteng yang dapat mencegah serangan radikal bebas tersebut yaitu enzim (katalase) ataupun antioksidan yang berasal dari luar tubuh yang umumnya berasal dari makanan. Kegunaan utama dari antioksidan adalah menghentikan atau memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas dengan cara menyediakan dirinya bereaksi dengan radikal bebas itu sendiri. Dengan kata lain, antioksidan dapat menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan, akibat serangan radikal bebas (Karyadi,1997). Antioksidan dapat berasal dari alam maupun sintetik. Antioksidan alam lebih disukai karena efek sampingnya lebih kecil. Salah satu sumber antioksidan alam yang terdapat dalam tanaman adalah flavonoid yang bisa ditemukan pada beberapa tanaman dari Famili Zingiberaceae seperti rimpang kunyit (Curcuma domestica. Val), rimpang kencur (Kaemferia galanga. Linn), rimpang jahe (Zingiber officinale. Rosc), rimpang lengkuas (Alpinia galang. Linn, Willd), dan dari tanaman famili Myristicaceae seperti buah Pala (Myristica fragrans. Houtt) (Rukmana. 1994; Rukmana, 1995). Berdasarkan potensi rempah tersebut sebagai obat dan adanya kandungan flavonoid didalamnya, maka dilakukan penelitian untuk menentukan kadar flavonoid total dalam rempah secara kolorimetri dengan menggunakan alumunium klorida sebagai pengompleks dan penentuan aktivitas antioksidan menggunakan metode radikal DPPH (Zhinshen, 1999; Molyneux, 2004). METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan berupa seperangkat alat maserasi, rotary Evaporator (BUCHI ), labu rotary, Erlemeyer berbagai ukuran, corong, kapas, pipet tetes, pipet mikro, botol, vial, label, spatel, alumunium foil, timbangan digital, spektrofotometri UV- Vis Pharmaspec 1700 (shimadzu ), mesin penghalus (Brook Crompton ), pisau, tabung reaksi, rak tabung reaksi. Bahan Sampel rempah-rempah: rimpang kunyit (Curcuma domestica. Val), rimpang lengkuas (Alpinia galanga. Linn, Willd), rimpang jahe (Zingiber officinal., Rosc), rimpang kencur (Kaemferia galanga. Linn) dan buah pala (Myristica fragrans. Houtt), yang masing-masing diambil dari daerah berbeda yaitu Alahan Panjang Bukittinggi dan Batu Sangkar, etanol 96%, heksan 96%, metanol, DPPH, Natrium asetat 1 M, AlCl 3 10%, Aquadest, Quersetin, Aquadest. Pembuatan Ekstrak Sampel Serbuk sampel sebanyak 5 g diekstraksi dengan menggunakan pelarut yang berbeda sehingga diperoleh 3 macam ekstrak. a. Pembuatan ekstrak etanol total (ekstrak total): 5 gram sampel diekstrak dengan 25 ml etanol 96% selama 2 x 24 jam. Kemudian 2
b. maserat disaring dan filtrat dikentalkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental total. c. Pembuatan ekstrak heksan (ekstrak lipofil): 5 gram sampel diekstrak dengan 25 ml heksan 96% selama 2 x 24 jam. Kemudian maserat disaring dan filtrat dikentalkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental lipofil. d. Pembuatan ekstrak etanol setelah heksan (ekstrak hidrofil): ampas dari hasil ekstraksi dengan heksan diekstraksi lagi dengan etanol 96% sebanyak 25 ml selama 2 x 24 jam. Kemudian maserat disaring dan filtrat dikentalkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental hidrofil. Penentuan Aktivitas Antioksidan Sampel Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH (Molyneux, 2004). 0,2 ml larutan sampel (1 mg/ml, 100, 50 dan 25 µg/ml) serta larutan stándar kuersetin (0,1; 0,2; 0,4; 0,6 g/ml) di dalam vial, ditambah 3,8 ml larutan DPPH (20 µg/ml). Campuran larutan dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit di tempat gelap. Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum DPPH yaitu 517 nm. Absorban kontrol yaitu DPPH (20 µg/ml) dalam metanol juga diukur. sedangkan IC 50 sampel dihitung dengan metoda analisa probit menggunakan finney. Penentuan Kandungan Flavonoid Total Kandungan flavonoid total ditentukan dengan metode kolorimetri menggunakan Aluminium klorida. Sebanyak 2 ml dari larutan ekstrak (1mg/ml) serta larutan standar kuersetin (100; 80; 60; 40; 20; 10; 5 µg/ml) ditambah 0,1 ml AlCl3 10 %; 0,1 ml Na asetat 1M dan 2,8 ml air suling. Campuran dikocok homogen lalu biarkan selama 30 menit. Serapan diukur pada panjang gelombang 415 nm. Total kandungan flavonoid sampel dinyatakan sebagai kesetaraan gram kuersetin/100 gram sampel kering. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian mengenai analisa kandungan flavonoid total dan aktivitas antioksidan dari tanaman obat dan rempah Sumatera Barat didapatkan hasil bahwa dari 5 macam sampel rempah (jahe, kunyit, kencur, lengkuas dan pala) didapatkan tiga sampel memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi yaitu jahe, kunyit dan pala. Ketiga rempah ini ditentukan IC 50nya yakni konsentrasi sampel yang mampu merangkap radikal DPPH sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC 50 maka semakin aktif sampel tersebut sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan sampel dinyatakan sebagai persentase inhibisi dihitung dengan rumus: Abs. kontrol Abs. Sampel x 100 % Abs. kontrol Dengan menggunakan persamaan linear dari data stándar maka dapat dihitung IC 50 stándar kuersetin 3
Tabel I. Nilai IC 50 sampel No Nama sample Konsentrasi % Inhibisi IC50 100 52.96 1 Jahe.BS.Total 50 36.14 90.56 25 21.51 100 69.31 Jahe.BS.Lipofil 50 49.24 57.67 25 32.41 100 69.89 Jahe.Bkt.Total 50 47.61 60.68 25 29.06 100 63.38 Jahe.Bkt.Lipofil 50 44.93 68.98 25 26.58 100 58.63 Jahe.Bkt.Hidrofil 50 39.45 79.3 25 22.54 100 52.81 Jahe.Ap.Total 50 36.59 90.62 25 21.95 100 57.22 Jahe.Ap.Lipofil 50 39.12 81.4 25 23.08 100 35.54 Jahe.Ap.Hidrofil 50 17.50 140.66 25 8.83 100 50.72 2 Kunyit.BS.Total 50 28.18 97.92 25 15.09 100 92.58 Kunyit.BS.Hidrofil 50 58.26 46.81 25 28.04 100 89.59 Kunyit.Bkt.Total 50 65.76 32.44 25 42.12 100 85.9 Kunyit.Bkt.Hidrofil 50 59.09 46.51 25 30.27 100 60.85 Kunyit.Ap.Total 50 43.82 74.27 25 21.48 100 73.09 Kunyit.Ap.Hidrofil 50 49.72 47.97 25 25.95 3 Pala.BS.total Pala.BS.Hidrofil 100 78.36 50 49.72 25 29.4 100 76.18 50 43.38 25 23.72 54.44 61.55 4
Pala.Bkt.Total Pala.Bkt.Hidrofil 100 88.47 50 57.56 25 31.85 100 58.81 50 36.09 25 16.45 45.69 81.8 Keterangan : Ap : Alahan Panjang BS : Batu Sangkar Bkt : Bukittinggi Dari data IC 50 sampel dan IC 50 stándar kuersetin, maka diperoleh suatu nilai jumlah sampel yang akan memberikan aktivitas antioksidan yang setara dengan 1 mg kuersetin (IC 50 kuersetin = 0,442 µg/ml). Tabel II. Aktivitas Antioksidan dari Sampel Setara mg Kuersetin No Nama sampel Nilai rata-rata IC50 aktivitas antioksidan terukur (µg/ml) Aktivitas antioksidan 1g ekstrak setara mg kuersetin (mg) Jahe. total 80.62 182.39 1 Jahe. lipofil 69.35 156.9 Jahe. hidrofil 109.98 248.82 Kunyit. total 68.21 154.32 2 Kunyit. lipofil - - Kunyit hidrofil 47.09 106.53 Pala. total 50.06 113.26 3 Pala. lipofil - - Pala. hidrofil 71.67 162.16 Pada pengukuran absorban flavonoid total untuk penentuan kurva kalibrasi kuersetin pada panjang gelombang 415 nm didapat persamaan regresi y = - 0,016 + 0,017x dengan koefisien korelasi 0,999, simpangan baku 0,0106371, batas deteksi 0,114942 g/ml, batas kuantisasi 4,216 g/ml. Pada pengukuran flavonoid total tiap gram sampel kering setara kuersetin diperoleh kadar flavonoid total dari masing-masing sampel dimana kadar paling tinggi adalah pada ekstrak etanol kunyit 19.70 µg/g diikuti kencur 0.92 µg/g, jahe 0.84 µg/g, pala 0.54 µg/g, lengkuas 0.52 µg/g. 5
Tabel III. Kandungan Flavonoid total dari ekstrak total sampel Nama Sampel Konsentrasi Flavonid (µg/ml) Kadar Flavonoid tiap 5 g serbuk kering (µg/g) Jahe.BS.Total 10.62 0.91 Jahe.Bkt.Total 8.1 0.70 Jahe.AP.Total 10.83 0.93 Rata-rata ± SD 9.85 ± 1,51 0.84 ± 0,13 Kunyit.BS.Total 157.55 25.03 Kunyit.Bkt.Total 71.99 11.43 Kunyit.AP.Total 142.67 22.66 Rata-rata ± SD 124.07 ± 45,71 19.70 ± 7,26 Kencur.BS.Total 8.5 0.84 Kencur.Bkt.Total 8.64 0.85 Kencur.AP.Total 11.03 1.09 Rata-rata ± SD 9.39 ± 1,42 0.92 ± 0,14 Lengkuas.BS.Total 4.53 0.37 Lengkuas.Bkt.Total 9.27 0.76 Lengkuas.AP.Total 5.02 0.41 Rata-rata ± SD 6.27 ± 2,60 0.52 ± 0,21 Pala.BS.Total 4.96 0.60 Pala.Bkt.Total 4.05 0.49 Rata-rata ± SD 4.50 ± 0,64 0.54 ± 0,078 6
Dari data IC 50, aktivitas antioksidan dan penentuan kadar flavonoid total diketahui bahwa ekstrak yang kadar flavonoidnya tinggi mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Jadi kemungkinan senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi adalah golongan flavonoid yang terdapat pada ekstrak polar atau fraksi hidrofil terutama pada jahe, kunyit dan pala. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dari 5 tanaman yang berasal dari 3 daerah, kadar flavonoid yang tinggi terdapat pada kunyit, jahe dan pala setara kuersetin berturut-turut : 19.77; 0.85; 0.54 g/g terhadap sampel kering. Ekstrak hidrofilik memberikan aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan ekstrak lipofilik. Rukmana, R., 1994, Kencur, Kanisius, Yogyakarta. Rungkat, F., 1994, Radikal Bebas dan Patofisiologi Penyakit, Proseding Seminar : Senyawa Radikal dalam Sistem Pangan : Reaksi Biomolekuler, Dampak terhadap Kesehatan dan Penangkalan, Bogor. Silalahi, J., 2001, Free Radicals and antioxidant Vitamin in Degenerative Disease. The Journal of Indonesian Medical Association : II (5), 1-13. Youngson, R., 2005, Antioxidant : Vitamin C dan E For Health, diterjemahkan oleh Susi Purwoko, Jakarta. Zhinshen, J., T. Mengcheng and W. Jianming, 1999, The determination of flavonoid contents in mulberry and their scavenging effects on superoxide radicals, Food Chem., 64: 555-559. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI, 1981, Modifikasi Peraturan Perundang undangan Obat Tradisiona, Jakarta. Karyadi, E., Antioksidan, Resep Sehat dan Umur Panjang, http//www.indomedia.com/intisari /1997/juni/antioksidan.htm Molyneux, P., 2004, The Use of Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, J. Sci. Tecnol, 26(2), 211-219. Raharjo, M., 1992, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Penebar Swadaya, Jakarta. Rukmana, R., 1995, Temulawak Tanaman Rempah Obat, Kanisius, Yogyakarta. 7