Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRACT

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

Devi C.D. Simbolon 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN PARITAS IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL TAHUN 2013

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Eti Eliza NIM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

BONA F. P. BANJARNAHOR

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

ASTRID FARMAWATI SINIPAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Pengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

Fitri Ani 1), Ari Andayani 2), Moneca Diah L. 3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI BPM NY.DIAH COLTINA, KENDAL. ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI BPS NY M DESA WONOSARI KECAMATAN NGORO MOJOKERTO HELMI NUR SEFAULITA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Linda Januarti Kamariatmi*), Sigit Ambar W.**), Gipta Galih Widodo***)

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

Transkripsi:

The Description of Characteristics of the Mothers who Provide Complementary Feeding in Infants Aged 0-6 Months at Jati Village Jati Sub-district Blora Regency Roro Hany Nursitoresmi 1, Fitria Primi Astuti, S.SiT, M.KeS 2, Vistra Veftisia, S.SiT 3 hany.ohhany@gmail.com Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK WHO, UNICEF dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan waktu 6 bulan direkomendasikan untuk memberikan ASI Ekslusif. Cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Blora masih belum memenuhi target (80%) meskipun setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu, tahun 2013 sebesar 74,10% dan tahun 2014 sebesar 76,40%. Data bulan September 2014 terdapat 2 bayi yang menderita diare karena pemberian MP-ASI yang salah. Alasan ibu sudah memberikan MP-ASI sejak dini dikarenakan faktor pekerjaan, tradisi, sosial budaya dan ibu beranggapan bahwa ASI saja tidak mencukupi kebutuhan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan yang meliputi umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan ibu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan sejumlah 135 orang. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 72 responden. Pengumpulan data menggunakan analisis univariat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini diperoleh gambaran karakteristik ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan sebagian besar dalam kategori dewasa akhir (17-25 tahun) sebanyak 49 responden (68,0%), sebagian besar dalam kategori multipara sebanyak 42 responden (58,3%), sebagian besar dalam kategori pendidikan dasar sebanyak 45 responden (62,5%), sebagian besar dalam kategori bekerja sebanyak 39 responden (54,2%). Hendaknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan pelayanan dengan memberikan informasi lebih rinci tentang program ASI Ekslusif dan Pemberian MP-ASI yang tepat pada bayi usia 0-6 bulan, serta bisa menghilangkan mitos-mitos yang kurang benar tentang menyusui. Bagi ibu menyusui yang bekerja diharapkan tetap dapat memberikan ASI Ekslusif melalui pemerahan dan penyimpanan ASI yang dapat dilakukan di tempat bekerja. Kata Kunci : Umur, Paritas, Pendidikan, Pekerjaan, MP-ASI Daftar Pustaka : 31 Pustaka (2004-2014) 1

ABSTRACT WHO, UNICEF and the Ministry of Health of Indonesian Republic through the Minister of Health Decree No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 dated April 7, 2004 has established that period of the first 6 months is recommended to give exclusive breastfeeding. However, the coverage of exclusive breastfeeding in Blora has not met the target (80%) yet, although annually has risen in 2013 reaching 74.10% and in 2014 reaching 76.40%. In September 2014, there were two infants suffering from diarrhea because the mistake in giving breast milk. Mother s reason already given breast milk early due to socio cultural, work and mother thought that breast milk alone is not sufficient for babies. This study aimed to find the description of characteristics of the mothers giving complementary feeding in infants aged 0-6 months old that include age, parity, maternal education and employment. This was a descriptive study with cross sectional approach. The population in this study was the mothers with infants aged 7-12 months old as many as 135 mothers. The samples were taken by using purposive sampling technique as many as 72 respondents. The data were collected by using univariate analysis in the form of frequency distributions table. The results of this study obtained the description of the characteristics of the mothers who provided complementary feeding in infants aged 0-6 months were mostly in the category of late adult (17-25 years) old is 49 respondents (68.0%), mostly in the category of multipara in 42 respondents (58.3%), mostly in the category of basic education in 45 respondents (62.5%), mostly in the category of working in 39 respondents (54.2%). Health workers should further improve the services by providing more detailed information about exclusive breastfeeding programs and administration of appropriate complementary feeding in infants aged 0-6 months old, and can dispel the untrue myths about breastfeeding. For breastfeeding mothers who are working are expected to still be able to provide exclusive breastfeeding through pumping and storing breast milk in the workplace. Keywords : Page, Parity, Education, Work, Complementary feeding Bibliographies : 31 (2004-2014) 2

PENDAHULUAN Latar Belakang Derajat kesehatan merupakan pilar utama yang sangat erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kondisi derajat kesehatan yang tinggi diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang tangguh, produktif dan mampu bersaing untuk menghadapi semua tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan disegala bidang. Beberapa indikator derajat kesehatan terdiri atas angka kematian (angka kematian bayi, kematian anak balita, dan angka kematian ibu), angka kesakitan, dan status gizi. Menurut Data Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi sebesar 32 kematian/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 40 kematian/1000 kelahiran hidup. Penyebab angka kematian bayi dan balita antara lain 42% adalah penyakit pneumonia dan sebanyak 58% terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali terkait dengan kurangnya asupan ASI (Kosim. M, 2005). Upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB, antara lain upaya memperbanyak layanan kesehatan kepada masyarakat. Yaitu, dengan pengadaan Pos Persalinan Desa (Polindes), Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar (PONED), Pelayanan Obstetri Neonatus Essential Komprehensif (PONEK), meningkatkan program jaminan persalinan (Jampersal), meningkatkan program Keluarga Berencana (KB) dan pemberian ASI Ekslusif. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004-2009, cakupan pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi umur 6 bulan meningkat, yaitu pada tahun 2004 sebesar 58,9% dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 61,3% (Depkes, 2014). Di Kabupaten Blora, target cakupan pemberian ASI ekslusif sebesar 80%, sedangkan cakupan pemberian ASI ekslusif masih belum memenuhi target yang telah ditetapkan, walaupun terus naik angka cakupannya tetapi belum memenuhi target nasional. Pada tahun 2012 sebesar 72,73%, tahun 2013 sebesar 74,10% dan pada tahun 2014 sebesar 76,40%. Upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan cakupan ASI ekslusif yaitu dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang ASI ekslusif di setiap kegiatan Posyandu dan melalui iklan atau poster yang dipajang di tempat umum tentang ASI Ekslusif (Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, 2014). Kendala pemberian ASI ekslusif antara lain produksi ASI kurang, ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar, ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi susu formula (relaktasi), kelainan pada ibu seperti puting susu lecet, ibu hamil lagi padahal masih menyusui, ibu bekerja dan pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini (Purwanti, 2004). MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari reflek menghisap menjadi menelan makanan yang 3

berbentuk bukan cairan dengan memindahkan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang (Depkes, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan November 2014 di Desa Jati dikarenakan cakupan ASI ekslusif di Desa Jati sebesar 73,10%, ini merupakan cakupan terendah dibandingkan dengan 11 Desa yang lain dibawah wilayah kerja Puskesmas Jati Doplang dan Di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora terhadap 10 orang ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan didapatkan hasil 3 ibu yang usianya 15-17 tahun, pendidikan terakhir SD-SMP, jumlah anak yang dimiliki 1, pekerjaan ibu rumah tangga, mereka mengatakan sudah memberikan MP-ASI pada bayinya saat usia 3 bulan dengan alasan dengan ASI saja tidak mencukupi kebutuhan bayi. Dan 3 ibu yang usianya 24 dan 26 tahun, pendidikan terakhir SMA, jumlah anak yang dimiliki 2, pekerjaan ibu sebagai pedagang di pasar, mereka mengatakan sudah memberikan MP-ASI pada bayinya saat usia 4 bulan dengan alasan tidak ada waktu untuk menyusui karena setiap hari harus berdagang di pasar. Serta ada 3 ibu yang usianya 26-28 tahun, pendidikan terakhir S1, jumlah anak 1, pekerjaan sebagai PNS, 1 diantaranya sudah memberikan MP-ASI pada bayinya pada usia 3 bulan karena merasa ASI nya tidak cukup untuk bayinya, sedangkan 2 lainnya tidak memberikan MP-ASI pada bayinya. Ada juga 1 orang ibu usia > 35 tahun, pendidikan terakhir SD, jumlah anak yang dimiliki 3, pekerjaan petani, mereka mengatakan sudah memberikan MP-ASI pada bayinya saat usia 4 bulan dengan alasan beranggapan bahwa ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Data pada bulan September 2014, terdapat 2 bayi yang menderita diare karena pemberian MP-ASI yang salah. Berdasarkan data dan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran karakteristik ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi umur 0-6 bulan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran umur ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Jati, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. b. Mengetahui gambaran paritas ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Jati, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. c. Mengetahui gambaran pendidikan ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Jati, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. d. Mengetahui gambaran pekerjaan ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Jati, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. 4

Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah pemahaman wawasan tentang metodologi penelitian dan mengetahui gambaran karakteristik ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan. 2. Bagi Bidan Sebagai acuan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. 3. Bagi Ibu Menyusui Untuk menambah pengetahuan dan wawasan ibu tentang pentingnya ASI ekslusif dan pemberian MP-ASI secara tepat. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Peneliti selanjutnya tentang metode penelitian, MP-ASI, karakteristik ibu yang memberikan MP-ASI yang meliputi umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora, pada tanggal 30 Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan periode Januari-Desember 2014 sebanyak 135 orang. Teknik pengambilan sample yang digunakan ialah Purposive sampling dengan jumlah responden 72. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari penelusuran buku register ibu dan bayi yang dilihat dari bidan untuk melihat umur ibu, paritas ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu. Serta buku register bayi untuk melihat cakupan ASI Ekslusif. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu Master Tabel. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan tabel distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora Umur Frekuensi Persentase Remaja Akhir Dewasa Awal Dewasa Akhir 49 20 3 (%) 68,0 27,8 24,2 Jumlah 72 100,0 2. Paritas Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora Paritas Frekuensi Persentase Primipara Multipara Grande Multipara 28 42 2 (%) 38,9 58,3 2,8 Jumlah 72 100,0 3. Pendidikan Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi 5

Berdasarkan Pendidikan Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Dasar Menengah Tinggi 45 22 5 62,5 30,6 6,9 Jumlah 72 100,0 4. Pekerjaan Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora PEMBAHASAN A. Gambaran Umur Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar umur responden yang memberikan MP-ASI dalam kategori remaja akhir (berumur 17-25 tahun), yaitu 49 responden (68,2%). Hal ini terjadi karena pada umur tersebut ibu dianggap masih belum matang dan belum dewasa, sehingga belum bijaksana dalam mengambil keputusan termasuk memutuskan memberikan MP-ASI sejak dini, informasi yang bisa diterima juga terbatas. Hal ini sesuai dengan teori Suhartini (2009), usia sangat penting dalam pengetahuan manusia karena berhubungan dengan sikap dan perilaku, dua sikap tradisional mengenai hidup yaitu semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga dapat menambah pengetahuannya. Hasil penelitian juga menunjukkan sebagian kecil umur responden yang memberikan MP-ASI dalam kategori dewasa akhir berumur 36-45 tahun yaitu 3 responden (24,2%). Hal ini terjadi karena pada usia ini fungsi organ reproduksi dan fisik ibu sudah menurun sehingga dapat mempengaruhi produksi ASI. Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Frekuensi Persentase (%) 54,2 45,8 Hal ini sesuai dengan teori Martadisoebrata (2005), ibu berumur diatas 35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun. Bisa terjadi risiko bawaan pada bayinya dan juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan, nifas, maupun menyusui, tetapi ibu yang berumur 36-46 tahun masih bisa memberikan ASI Ekslusif dengan cara lebih menyusui lebih sering atau on demand, menyusui dengan kedua payudara secara bergantian, gunakan pompa payudara untuk memerah ASI selama bayi tertidur, mengkonsumsi makanan yang bergizi, banyak minum air putih dan vitamin (Arini, 2012). jalannya perkembangan selama 6 39 33 Jumlah 72 100,0

B. Gambaran Paritas Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar paritas ibu yang memberikan MP-ASI adalah multipara yaitu 42 responden (58,3%) dan sebagian kecil Grande multipara 2 responden (2,8%). Pada ibu multipara dan grandemultipara biasanya sering tidak memperhatikan tentang pemberian ASI secara Ekslusf, karena pada ibu multipara dan grandemultipara menganggap bahwa dirinya sudah paham atau sudah mengerti tentang ASI Ekslusif dan pemberian MP-ASI secara tepat sehingga mereka kurang antusias dalam mencari informasi tentang ASI Ekslusif. Anggapan pemberian MP-ASI secara dini tidak berpengaruh apa-apa pada bayinya di pengalaman menyusui sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori Perinasia (2005), paritas adalah status seseorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkan. Ibu yang pertama kali menyusui merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Sebaliknya ibu yang sudah pernah menyusui lebih dari satu kali beranggapan bahwa dia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk menyusui bayinya secara Ekslusif. Hasil penelitian sebagian kecil ibu yang memberikan MP-ASI dalam kategori primipara yaitu sebanyak 28 responden (38,9%). Hal ini dikarenakan pada ibu primipara kurang bepengalaman dalam menyusui, dan pengetahuan tentang ASI Ekslusif masih cenderung kurang. Hal ini didukung oleh teori Perinansia (2004), yang menyatakan bahwa seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara-cara yang sebenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang kurang baik yang dialami orang lain, hal ini memungkinkan ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya. C. Gambaran Pendidikan Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora Hasil penelitian menunujukkan sebagian besar pendidikan responden yang memberikan MP-ASI adalah dalam kategori pendidikan dasar (SD-SMP) yaitu 45 responden (62,5%). Seseorang yang berpendidikan rendah akan lebih sulit dalam menerima informasi, dan pengetahuan, apabila informasi dan pengetahuannya kurang maka tidak bisa menerapkan informasi atau pengetahuan yang didapat misal dari media informasi maupun dari tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori Nursalam (2004), Pendidikan yang kurang akan 7

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Dan Seseorang yang berpendidikan kurang akan rentan terhadap penjelasan yang tidak rasional. dengan pendidikan terlalu rendah akan sulit menerima pesan dan informasi yang disampaikan. Hasil penelitian juga menunjukkan sebagian kecil pendidikan responden yang memberikan MP-ASI adalah berpendidikan tinggi (PT) yaitu sejumlah 5 responden (6,9%). Hal ini dikarenakan pada ibu yang berpendidikan tinggi semuanya bekerja sehingga kurang mempunyai waktu untuk mengurus dan menyusui bayinya secara Ekslusif. Selain itu, faktor budaya seperti anggapan pemberian ASI saja tidak cukup untuk keperluan makanan bayi sehingga memberikan makanan tambahan seperti bubur lumat, pisang sebelum bayi berusia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan teori Puslitbang Gizi Depkes RI dalam Kholifah (2008), yang menyatakan bahwa pengetahuan secara budaya tentang pangan adalah salah satu faktor yang menentukan apa yang dapat dimakan dan apa yang tidak. Seringkali inipun masih dibatasi adanya kemungkinan kepercayaan agama ataupun tradisi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dimakan, apa yang baik dan yang tidak baik secara sosial. Semua itu diperoleh melalui proses pewarisan dari generasi tua kepada generasi muda secara terus menerus. Lewat proses enkulturasi dan sosialisasi tiap individu membiasakan diri dalam apa yang patut dimakan. D. Gambaran Pendidikan Ibu yang Memberikan MP-ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jati Kecamatan Jati Kabupaten Blora Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang memberikan MP-ASI adalah ibu yang bekerja 39 responden (54,2%). Rata-rata pekerjaan ibu yang memberikan MP-ASI adalah pedagang di pasar dan petani. Ibu yang bekerja di pasar sebagai pedagang dengan jam kerja dari pagi sampai sore maka ibu kurang mempunyai banyak waktu untuk mengasuh dan menyusui secara ekslusif kepada bayinya. Hal ini sesuai dengan teori Budiasih (2008), bahwa ibu yang bekerja di luar rumah merupakan alasan yang paling kuat dan dianggap rasional. Umumnya ibu sangat percaya diri tidak menyusui dan memberikan susu formula karena alasan bekerja. Sebaliknya, memberikan ASI ekslusif dan tetap bekerja menjadi peristiwa yang mengherankan. Ibu bekerja tampaknya banyak yang tidak bisa membuat pilihan dengan tugas mengurus bayinya. Begitu mudah membuat keputusan, tidak menyusui sama sekali. Banyak ibu yang menolak menyususi karena alasan internal dan dari dirinya sendiri menganggap mencari uang lebih 8

penting daripada mengurus bayi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil respoden yang memberikan MP-ASI dalam kategori tidak bekerja sebesar 33 responden (45,8%). Hal ini dikarenakan ibu yang tidak bekerja sebagian besar ibu primipara yaitu 22 responden (66,7%). Hal ini dikarenakan pada ibu primipara dianggap belum berpengalaman dan akan mengalami masalah ketika menyusui. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor tradisi dan budaya seperti beranggapan bahwa dengan ASI saja tidak mencukupi kebutuhan bayi. Hal ini sesuai pendapat Mardiyana (2004), yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI adalah adat istiadat dan kebiasaan masyarakat yang turun menurun. Hasil penelitian Suhardjo (2004), dengan hasil adat istiadat mempengaruhi pola pemberian MP-ASI pada bayi. PENUTUP A.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan dalam kategori umur remaja akhir yang berumur (17-25tahun) yaitu sebanyak 49 responden (68,0%). 2. Sebagian besar ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan dalam kategori paritas multipara yaitu sebanyak 42 responden (58,3%). 3. Sebagian besar ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan dalam kategori pendidikan dasar (SD-SMP) yaitu sebanyak 45 responden (62,5%). 4. Sebagian besar ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan adalah ibu yang bekerja yaitu sebanyak 39 responden (54,2%). B. SARAN 1. Bagi Bidan Diharapkan Bidan dapat meningkatkan pelayanan dengan memberikan informasi lebih rinci dan memberikan konseling tentang program ASI Ekslusif dan Pemberian MP-ASI yang tepat pada bayi terutama pada ibu yang bekerja serta memberikan motivasi dan dorongan pada ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan agar dapat memberikan MP-ASI sesuai dengan jadwal pemberian MP-ASI yang benar. Diharapkan juga Bidan Desa melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan menjelaskan tentang mitos-mitos yang berhubungan dengan menyusui sehingga kepercayan dengan mitos yang tidak benar bisa dihilangkan. Bagi institusi pendidikan Diharapkan hasil atau isi penelitian ini dapat memperkaya keilmuan dan 9

wawasan untuk mahasiswi kebidanan 2. Bagi Peneliti Diharapkan agar dapat meneliti tentang hubungan pendidikan dengan pemberian MP-ASI, faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI seperti faktor tradisi, sosial budaya, dan dukungan orang terdekat.. Sehingga penelitian tentang Pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan terus berkembang. 3. Bagi Ibu Menyusui Diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan ibu tentang nutrisi yang tepat bagi bayi usia 0-6 bulan. Meningkatkan pengetahuan tentang ASI Ekslusif pada ibu bekerja. Selain itu bagi ibu bekerja diharapkan tetap dapat memberikan ASI secara Ekslusif melalui pemerahan ASI yang bisa dilakukan pada malam hari dan penyimpanan ASI secara benar. Untuk ibu usia >35 tahun diharapkan tetap melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi ASI sehingga ibu usia >35 tahun tetap bisa memberikan ASI secara Ekslusif DAFTAR PUSTAKA Ariani, S. 2008. Kiat Asuh Anak Untuk Ibu Bekerja. Jakarta: Buku Kita. Arini, H. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Yogyakarta: Flash Books. Arief, Nurhaeni. 2009. ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Jakarta : PT Buku Kita. Azwar, Azrul. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI. Baskoro, 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media. Budiasih, 2008. Hand Book Ibu Menyusui. Bandung : PT Karya Kita. Chairani, Kiki. 2013. Alasan Ibu Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dini dengan Pendekatan teori Health Belief Model di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasanggrahan Jakarta Selatan tahun 2013. Jakarta: FKIK UI. Depkes RI Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi Masyarakat, 2004. ASI Ekslusif untuk Ibu Bekerja. Jakarta : Tanpa Penerbit. Depkes RI. 2007. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal. Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta. Ginting D, Sekrwarna N, Sukandar H. 2012. Pengaruh Karakteristik, faktor internal, dan eksternal ibu terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi usia <6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Barusjahe Kabupaten Karo Provinsi Sumatra Utara. http://www.pustaka.unpad.ac.id/ wp-content/uploads/2013.01/pus taka_unpad_pengaruh_karakteris tik_faktor_internal.pdf. Diakses tanggal 15 Mei 2015. Hurlock. 2007. Psikologi Perkembangan. Edisi ke-5. Jakarta: EGC. 10

IDAI. 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta: badan penerbit IDIAI Krisnaningtyas, Devi. 2011. Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan ASI Eksklusif. Krisnatuti dan Yenrina. 2008. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Puspa Swara. Nazarina. 2009. Menu Sehat dan Aman untuk Bayi Usia 6-12 bulan. Jakarta: Hikmah Mizan Publika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2005. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Infomedika. Perinasia, 2005. Melindungi, Meningkatkan, dan Mendukung Menyusui. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Perinasia, 2005. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta: Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Ekslusif. Yogyakarta: Diva Pres. Ridwan. 2007. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta: Media Baca. Roesli, Utami. 2004. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta: PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Soetjiningsih, 2004. ASI petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Siregar, 2008. Sepuluh Langkah Untuk Keberhasilan / Sukses Menyusui. http://rumahkusorgaku.wordpres s.com. Soraya, 2005. Risiko Pemberian MP-ASI Dini. http://www.mail.archief.com/bal ita_anda.com.msg181398.html Suhardjo, 2004. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius. Suhartini. 2009. Makanan Untuk Tumbuh Kembang Bayi. Jakarta: Gramedia Pustaka Media. Supariasa, I.D.N. 2013. Pendidikan dan Konseling Gizi. Jakarta: EGC Ulya, Alifiandra. 2013. Gambaran Paritas dan Pendidikan Terhadap Pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Pembina Palembang. http:blogjoeharno.blogspot.com. Diakses tanggal 9 Mei 2015. 11