LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMASRANOMUUT KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7

Karakteristik Umum Responden

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Kata Kunci : aktivitas fisik, tekanan darah, lansia penderita hipertensi Kepustakaan : 35 ( )

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

Jurnal Dunia Kesmas Volume 3. Nomor 1. Januari

HUBUNGAN OBESITAS DAN RIWAYAT DIABETES MELLITUS DENGAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan

Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Konsumsi Natrium Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Tahun 2015

Transkripsi:

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel dengan judul Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia yang disusun oleh : Nama : Nanik Winarningsih NIM : 020111a014 Prodi : Kesehatan Masyarakat Telah dikonsulkan dan disetujui untuk dipublikasikan oleh pembimbing utama skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. Ungaran, September 2015 Pembibing Utama Yuliaji Siswanto, S.KM. M. Kes (Epid)

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA 45 SAMPAI 54 TAHUN DI DESA KEBUMEN KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG Nanik Winarningsih* Yuliaji Siswanto** Puji Pranowowati** *Alumni Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Ngudi Waluyo **Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Ngudi Waluyo E- mail : nankacoucuitcuit@ymail.com ABSTRAK Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana darah dipompakan dengan kekuatan tinggi keseluruh tubuh. Menurut DINKES 2011, terjadi kenaikan angka kasus hipertensi pada tahun 2006,yaitu 1,87% kasus menjadi 2,02% kasus pada tahun 2007 dan 3,30% pada tahun 2008. Hipertensi meningkat disebabkan oleh beberapa faktor tidak hanya satu faktor. Desa Kebumen merupakan Desa tertinggi masyarakat yang menderita hipertensi karena memiliki kebiasaan olahraga yang tidak teratur, riwayat hipertensi, konsumsi makanan asin secara berlebih dan penggunaan alat kontrasepsi.tujuan peneliti adalah mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 sampai 54 tahun di Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten. Desain penelitian adalah observasional, jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia 45 sampai 54 tahun dan menggunakan purposive sampling didapatkan sebanyak 85 wanita usia 45 sampai 54 tahun yang belum menaupause. Data diperoleh melalui kuesioner, pengukuran tekanan darah menggunakan alat spignomanometer. Teknik analisis data yang digunakan adalah Chi square ( =0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara riwayat keluarga hipertensi (p=0,013), konsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi (p=0,014). Selanjutnya tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga (p=0,770), penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi (p=0,768). Saran dari penelitian ini yang dapat diberikan yaitu mengatur pola hidup agar lebih baik karena pola hidup merupakan kontribusi tinggi terhadap kejadian hipertensi selain karena faktor keturunan. Kata kunci : Hipertensi, Riwayat Keluarga, Kebiasaan Konsumsi asin, Kebiasaan olahraga, Penggunaan alat kontrasepsi Daftar pustaka : 49 pustaka (2003-2013) 1

ABSTRACT Hypertension is a condition in which blood is pumped with high power throughout the body. Hypertension can affect almost all segments of society worldwide. According to the Central Java Health Office in 2011, the incidence of hypertension has increased from 1.87% in 2006 to 2.02% in 2007 and 3.30% in 2008. The purpose of this study is to find the correlation between exercise habits, history family, salty consumption habits and hypertension in women aged 45 to 54 years old at Kebumen village Pringsurat Sub-district Regency. This was an observational and analytical study with cross sectional approach. The samples in this study were women aged 45 to 54 years old who have not menopause as many as 85 respondents that sampled by using purposive sampling technique. The data were obtained through questionnaires, blood pressure measurement used spignomanometer. The data analysis used Chi square test (α= 0.05). The results of this study indicate that there is no correlation between exercise habits (p = 0.770), contraceptives use (p = 0.768) and the incidence of hypertension. There is a correlation between family history of hypertension (p = 0.013), the consumption of salty foods (p = 0.014) and the incidence of hypertension. Based on these results, the women are expected to make blood pressure checks regularly and to reduce consumption of salty foods. Keywords : Hypertension, family history, salty consumption habits, exercise habits, contraceptives use Pendahuluan Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi dapat menyerang hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar dari penderitanya untuk menderita stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih besar kemungkinan meninggal karena gagal jantung. 1 Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu-pertiga mencapai target darah yang optimal/normal. Sebanyak satu milyar orang di dunia atau satu dari empat orang dewasa menderita penyakit hipertensi, bahkan diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025. 2 Menurut Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2011, terjadi kenaikan angka kasus hipertensi pada tahun 2006 yaitu 1,87% kasus menjadi 2,02% kasus pada tahun 2007, dan 3,30% pada tahun 2008. Selain itu jangka panjang prevelensi untuk kasus penyakit lain seperti stroke non hemoragik. Prevelensi kasus hipertensi esensial di provinsi Jawa Tengah menunjukkan angka yang tinggi yaitu pada tahun 2011 sebanyak 634,860 kasus. 3 Lanjut usia merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan, proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologi, berlangsung secara alamiah, terus menerus dan berkelanjutan yang dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, biokimia pada jaringan tubuh dan ahirnya mempengaruhi fungsi, kemampuan badan dan jiwa. 4 Pada usia lanjut dinding arteri telah terjadi penebalan dan kehilangan elastisitasnya sehingga dapat menyebabkan arterosklerosis, oleh karena itu Lansia perlu melakukan olahraga teratur agar terhindar dari penyakit hipertensi.pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada 2

orang yang berumur 45 sampai 59 tahun. 5 Prevelensi hipertensi meningkat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah usia, jenis kelamin, toksik, keturunan, obesitas, lingkungan dan faktor geografi, macam pekerjaan, konsumsi garam, gaya hidup dan kebiasaan olahraga. 4 Pola makan juga perpengaruh terhadap prevalensi hipertensi di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia diatas 10 tahun mengonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Mengonsumsi makanan asin juga mempengaruhi hipertensi. Jika asupan garam 5 sampai 15 gram per hari prevalensi hipertensi meningkat 15-20%. 6 Prevelensi hipertensi meningkat tidak hanya disebabkan oleh konsumsi garam berlebih tetapi juga adanya faktor genetik atau keturunan pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan kadar sodium intraselular dan rendahnya rasio antara potasium dengan sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70% - 80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga. 7 Faktor lain yang mempengaruhi hipertensi adalah olahraga. Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular (hipertensi), karena olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu. Peningkatan intensitas aktifitas fisik, 30 45 menit per hari, penting dilakukan sebagai strategi untuk pencegahan dan pengelolaan hipertensi.olahraga atau aktivitas fisik yang mampu membakar 800 1000 kalori akan meningkatkan High density lipoprotein (HDL) sebesar 4,4 mmhg. 8 Selain faktor-faktor diatas penggunaan alat kontrasepsi juga berpengaruh terhadap kejadian hipertensi hasil survai BKKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Jawa Tengah 2005 alat kontrasepsi yang banyak dipakai oleh WUS ( Wanita Usia Subur) di Jawa Tengah adalah kontrasepsi hormonal suntik yaitu 2.497.665 WUS, sedangkan Pil 873.556 WUS dan kondom 49.220 WUS. Keluarga berencana yang menggunakan kontrasepsi hormonal suntik dalam kurun waktu tertentu sering mengeluhkan masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang sering di alami oleh aseptor kontrasepsi suntik adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. 9 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 sampai54 di Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten. Metode Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang berusia 45 sampai 54 tahun dan menggunakan purposive sampling didapatkan sebanyak 85 wanita usia 45 sampai 54 tahun yang belum menaupause. Data diperoleh melalui kuesioner dan pengukuran tekanan darah. Data yang dikumpulkan meliputi : kebiasaan olahraga, Konsumsi garam berlebih, riwayat keluarga hipertensi, penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Pengolahan data dianalisis dengan uji Chi square (α=0,05). 3

Hasil Tabel 1 Distribusi beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 samapi 54 tahun di Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Kebiasaan Olahraga Olahraga - Olahraga Riwayat hipertensi Konsumsi makanan asin Penggunaan alat kontrasepsi hormonal Kejadian hipertensi - Hipertensi Hipertensi Variabel f % 67 18 43 42 45 40 66 19 47 38 78,8 21,2 50,6 49,4 52,9 47,1 77,6 22,4 55,3 44,7 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 85 responden terdapat 78,8% tidak memiliki kebiasaan olahraga, terdapat 50,6% memiliki riwayat hipertensi, terdapat 52,9% mengonsumsi makanan asin terdapat 77,6% menggunakan alat kontrasepsi hormonal, serta terdapat 55,3% mengalami hipertensi Tabel 2 Distribusi beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 samapi 54 tahun di Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Variabel Kebiasaan Olahraga Olahraga - Olahraga Riwayat Hipertensi Konsumsi Makanan Asin Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Kejadian Hipertensi f % 36 11 30 17 31 16 36 11 53,7 61,1 69,8 40,5 68,9 40,0 54,5 57,9 p 0,770 0,013 0,014 1,000 Tabel 2 menunjukkan bahwa. responden yang mengalami hipertensi lebih tinggi pada responden yang mempunyai kebiasaan olahraga yaitu 61,1% dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki kebiasaan olahraga 53,7%. Dan secara statistik terbukti tidak bermakna (nilai p = 0,770). Responden yang mengalami hipertensi lebih tinggi pada responden yang mempunyai riwayat hipertensi yaitu 69,8% dibandingkan dengan responden yang tidak mempunyai riwayat keluarga hipertensi (40,5%). Dan secara statistik terbukti bermakna (p = 0,013). Responden yang mengalami hipertensi lebih tinggi pada responden yang mengkonsumsi makanan asin yaitu 68,9% dibandingkan dengan responden yang tidak mengonsumsi makanan asin (40,0%). Dan secara statistik terbukti bermakna (p = 0,014). Responden yang mengalami hipertensi lebih tinggi pada responden yang menggunakan alat kontrasepsi non hormonal sebesar 57,9% dibandingkan dengan responden yang 4

menggunakan alat kontrasepsi hormonal 54,5%. Dan secara statistik terbukti tidak bermakna (p = 1,000). Pembahasan Hubungan kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 sampai 54 tahun (p=0,770). Hal ini disebabkan karena kualitas olahraga tiap individu berbeda, ditandai dengan pencapaian denyut nadi maksimal, seseorang dikatakan telah melakukan olahraga dengan benar jika denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan olahraga berbeda, ada kemungkinan responden tidak melakukan olahraga dengan benar sehingga pencapaian denyut nadi tidak maksimal, hal inilah yang mengakibatkan kejadian hipertensi. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada waktu melakukan latihan olahraga, denyut nadi akan naik sedikit demi sedikit, akibatnya proses ventilasi pada alveolus paru-paru meningkat, sehingga semakin banyak oksigen yang akan dibawa oleh darah, pusat pernafasan yang terdapat di pons varolli ( bagian pusat pneumostasstik) akan memberikan perintah berupa mempercepat pernafasan untuk lebih banyak mengeluarkan CO2 dan mengambil O2, sehingga terjadi peningkatan denyut nadi. 11 Hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian hipertensi Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat hipertensi dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 sampai 54 tahun ( p=0,013). Hal ini dikarenakan faktor genetik merupakan faktor bawaan yang menjadi pemicu timbulnya hipertensi, adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko menderita hipertensi hal ini berubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. 7 Hubungan konsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara konsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 sampai 54 tahun ( p=0,014). Hal ini dikarenakan garam merupakan hal yang sangat penting dalam mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada kondisi keadaan sistem hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada hipertensi primer (esensial) mekanisme tersebut terganggu, disamping adanya faktor lain yang berpengaruh. 12 Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa kejadian hipertensi lebih banyak diderita oleh orang yang asupan natriumnya lebih banyak daripada orang yang asupan natriumnya sedikit, rata-rata penurunan asupan natrium sebesar ± 1,8 gram/ hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmhg dan diastolik 2 mmhg pada penderita hipertensi. Teori lain yang mendukung yaitu diet tinggi garam dapat memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang yang makin sempit yang pada akhirnya menyebabkan tekanan darah semakin meningkat. 10 5

Hubungan antara penggunaan jenis alat kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 sampai 54 tahun ( p=1,000). Hal ini kemungkinan responden menggunakan alat kontrasepsi kurang dari dua tahun. Wanita yang memakai kontrasepsi hormonal terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik terutama pada dua tahun pertama penggunaanya tidak pernah ditemukan terjadi peningkatan yang patologik karena jika pemakaian kontrasepsi di hentikan, biasanya tekanan darah akan kembali normal. 12 Resiko terjadinya hipertensi akan meningkat dengan lama pemakaian alat kontrasepsi hormonal, namun timbulnya hipertensi mungkin memerlukan waktu berbulan bulan atau bertahun tahun. 12 Tetapi tidak semua wanita yang memakai alat kontrasepsi hormonal menderita hipertensi karena efek samping alat kontrasepsi berbeda beda. Hal ini terjadi karena kandungan alat kontrasepsi ada yang progesteon saja, estrogen saja atau kombinasi estrogen dan progesteron dalam proporsi yang bervariasi. Jumlah hormon estrogen pada wanita lebih banyak sehingga berkurangresiko hipertensi, karena estrogen merupakan pelindung terhadap peningkatan tekanan darah. Kesimpulan 1. Sebagian besar responden memiliki penyakit hipertensi yaitu sebesar 47 responden (55,3%). 2. Sebagian besar responden tidak memiliki kebiasaan olahraga yaitu sebesar 67 responden (78,8%). 3. Sebagian besar responden memiliki riwayat hipertensi yaitu sebesar 43 responden (50,6%). 4. Sebagian besar responden mengonsumsi makanan asin yaitu sebesar 45 responden (52,9%). 5. Sebagian besar responden menggunakan alat kontrasepsi yaitu sebesar 82 responden (96,5%) jenis hormonal sebesar 66 (80,5%). 6. Tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 54 tahun di Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten temanggung (p = 0,770) 7. Ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 54 tahun di Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten temanggung (p = 0,013) 8. Ada hubungan antara konsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 54 tahun di Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten temanggung (p = 0,014) 9. Tidak ada hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 45 54 tahun di Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat Kabupaten temanggung (p = 1,000) Saran 1. Masyarakat Desa Kebumen Kepada masyarakat Desa Kebumen diharapkan agar: a. Melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin setidaknya 1 bulan sekali b. Mengurangi konsumsi makanan asin agar tidak terjadi penyakit hipertensi yang berlanjut 2. Bagi akademik Sebagai referensi untuk meningkatkan pengetahuan terhadap beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dan dapat diterapkan dalam pembelajaran 3. Peneliti selanjutnya 6

Hendaknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang berhubungan dengan kejadian hipertensi seperti pola hidup yang tidak baik, kegemukan, merokok, dan konsumsi alkohol untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Daftar Pustaka 1. Smeltzer, S.C. & Brenda G. B. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Jakarta: ECG 2. Wahdah. N. 2011. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta: MultiPress. 3. Dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2011. Profil Kesehatan Jawa Tengah: Semarang 4. Bastiansyah. 2008. Panduan lengkap : Membaca Hasil Tes Kesehatan. Jakarta : Penebar Plus 5. Kuswardhani. 2007. Hipertensi pada lansia. Bandung: Medika Swara 6. Gunawan. 2005. Hipertensi dan Penyebabnya.Jakarta: PT Duta Aksara 7. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta 8. Khomsan. 2004. Olahraga dan Kebugaran. Jakarta: Buana Ilmu 9. Suiraoka Ip. 2012. Penyakit degeneratif mengenal, mencegah dan mengurangi faktor resiko 9 penyakit degenerative. Yogyakarta: Andi offset. 10. Suyono. 2010. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Pustaka 11. Harianto. I, 2010. Hubungan Riwayat Olahraga (Aktivitas) Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Lanjut Usia Majapahit Mojokerto: Jombang. BPPM STIKE SPEMKAB Jombang 12. Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta : Rineka Cipta 7