Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

dokumen-dokumen yang mirip
Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Oleh: Tinggal Hermawan BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

METODE PENELITIAN. Materi Penelitian

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

Pematangan Gonad di kolam tanah

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE BENIH IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI BENIH

EFISIENSI PENGGUNAAN PLANKTON UNTUK PEMBENIHAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

II. BAHAN DAN METODE

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

MODUL: BUDIDAYA ROTIFERA

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

MODUL: PEMIJAHAN INDUK IKAN TETRA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

MODUL: PENEBARAN NENER

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH (Holothuria scabra)

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 2: Produksi induk

PRODUKSI BENIH UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) KELAS BENIH SEBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA IKAN KOI Cyprinus carpio DI KELOMPOK PETANI KOI SUMBER HARAPAN, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR

THE BLUE DEVIL (Chrysiptera cyanea) HATCHERY TECHNIQUE AT THE BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

MODUL TEACHING FACTORY

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscogutaftus) PEMELIHARAAN LARVA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

II. BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III BAHAN DAN METODE

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 12/PERMEN-KP/2015 TENTANG

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

Transkripsi:

1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus), lebih khususnya invensi ini berhubungan dengan suatu metoda produksi massal benih ikan hias mandarin dengan cara mengelola induk ikan hias mandarin, memijahkan, memelihara larva, mendederkan, memanen benih, dan memindahkannya sehingga dapat menekan angka kematian atau mortalitas. Latar Belakang Invensi 1 2 Invensi yang berkaitan dengan produksi massal benih ikan mandarin (Synchiropus splendidus) secara terkontrol, sebelumnya telah banyak dilakukan produksi ikan mandarin secara konvensional, dimana masih tergantung pada tangkapan di alam. Produksi ikan mandarin telah dilakukan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon sejak tahun dan telah dituangkan dalam kegiatan dan tulisan kerekayasaan BPBL Ambon tahun 13 secara komprehensif, namun demikian invensi tersebut masih banyak kelemahan-kelemahan dan keterbatasan antara lain adalah rendahnya jumlah kelangsungan hidup benih ikan mandarin, yang menjadi penyebabnya antara lain belum adanya pengelolaan pemeliharaan benih, dan tingginya angka kematian akibat belum ditemukan pakan ikan hias mandarin yang sesuai untuk dikonsumsi oleh ikan mandarin, kurangnya induk dan rendahnya produktivitas ikan hias mandarin yang dihasilkan. Untuk mengatasi kelemahan teknologi sebelumnya, melalui invensi ini disediakan suatu metoda produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus) yang bisa dikontrol

2 melalui tahapan: mengelola induk ikan hias mandarin, memijahkannya, memelihara larva, mendederkan, memanen dan memindahkannya sehingga dapat menekan angka kematian atau mortalitas. Uraian Singkat Invensi 1 Tujuan dari invensi ini adalah untuk mengatasi permasalahan tingginya mortalitas pada budidaya ikan hias mandarin, tujuan khususnya adalah untuk menyediakan suatu metoda produksi massal benih ikan hias mandarin dengan cara mengelola induk ikan hias mandarin yang berasal dari alam ditempatkan dalam suatu wadah berupa bak yang dapat memudahkan pengontrolan kondisi ikan dan lingkungannya, memijahkan, memelihara larva, mendederkan, memanen benih, dan memindahkannya sehingga dapat menekan angka kematian atau mortalitas. Uraian Singkat Gambar Gambar 1 adalah alur proses produksi massal benih ikan hias mandarin (synchiropus splendidus) menurut metode yang sesuai dengan invensi ini. Gambar 2 adalah sarana semi outdoor pemeliharaan induk. Gambar 3 adalah wadah atau bak untuk memelihara induk disertai dengan kolektor telur (egg s collector). 2 larva. Gambar 4 adalah wadah untuk penetasan telur dan pemeliharaan akuarium. Gambar adalah wadah untuk pendederan larva berupa Gambar 6 adalah sarana indoor pemeliharaan benih.

3 Uraian Lengkap Invensi 1 2 Invensi ini akan secara lengkap diuraikan dengan mengacu kepada gambar-gambar yang menyertainya. Mengacu pada gambar 1 metoda produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus) dengan tahapan terdiri dari: a) menyediakan tempat berupa bak yang sudah diisi air bersih untuk memelihara induk; b) mengontrol kondisi lingkungan terhadap suhu, salinitas, ph, oksigen terlarut, dan nitrat-nitrit yang sesuai dengan kebutuhan hidup induk; c) memilih induk dari hasil tangkapan dialam; d) memasukkan induk hasil c) ke bak a) yang sudah dikontrol sesuai hasil b)dengan perbandingan induk jantan dan betina adalah 1:1 (1 jantan dan 1 betina; e) memberi pakan pada induk yang sudah berada di d) dengan frekuensi 2 kali sehari 3 % dari berat badan; f) membersihkan kotoran pada dasar bak a) dengan cara penyiponan setiap hari sekali; g) menyiapkan akuarium yang berisi air tawar bersih; h) memindahkan induk ikan kedalam akuarium g) dan merendamnya selama menit; i) mencuci bak a) dengan cara mengurangi volume air sebanyak 0% dilakukan 2 minggu sekali; j) menambahkan air sebanyak 7% kedalam bak a) setelah i); k) memindahkan kembali induk ikan yang terdapat pada g) dan h) kedalam bak a) yang sudah dikondisikan menurut j); l) mengamati kematangan gonad induk ikan mandarin yang dilakukan setiap hari; m) melakukan pemijahan secara alami yang ditandai dengan naiknya induk jantan dan betina ke permukaan air dalam bak untuk melepaskan telur dan spermanya sehingga terjadi proses pembuahan; n) memanen telur hasil m) yang dilakukan pada malam hari sampai pagi hari dengan menggunakan gayung atau kolektor telur;

4 1 2 o) menyiapkan bak tempat larva yang terbuat dari fiberglass dan diisi air laut bersih; p) memindahkan telur hasil n) ke bak larva yang telah disiapkan sebagaimana o); q) menutup permukaan bak larva dengan penutup plastik transparan; r) memberi pakan larva setelah larva berumur 3 hari dengan rotifer sebanyak 2 kali sehari sampai larva berumur hari; s) memberikan tambahan pakan berupa artemia setelah larva berumur 21 hari; t) menyiapkan wadah berupa akuarium untuk pendederan larva yang telah berumur 31 hari; u) memindahkan larva yang telah berumur 31 hari atau berukuran 0,3 0,7 cm ke dalam akuarium pendederan t); v) memberikan pakan larva yang terdapat pada u) sebanyak 2 kali sehari; w) membuang kotoran benih ikan yang berada pada t) setiap hari dengan cara penyiponan dan bersamaan dengan itu dilakukan sirkulasi air; x) membersihkan akuarium dengan menggunakan disinfektan selama 2 minggu sekali; y) mengurangi volume air dalam akuarium sampai ketinggian 12 cm sebelum dilakukan pemanenan; z) memanen benih pada akuarium dilakukan saat benih berukuran 1 2 cm pada saat pagi atau sore hari dengan cara mengangkatnya menggunakan serokan selanjutnya ditempatkan pada wadah berupa ember atau baskom plastik; aa) memindahkan hasil panen dengan jarak lebih dari 1 km harus menggunakan kantong plastik beroksigen dengan kepadatan 4 6 ekor ikan ukuran 1 2 cm dan bila kurang dari jarak tersebut cukup menggunakan ember; bb) mengirimkan benih ikan yang sudah dikemas dalam kantong plastik sebagaimana yang terdapat pada bb);

1 2 Metoda produksi massal telur ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus), dimana memijahkan induk secara alami yang ditandai dengan naiknya induk jantan dan betina ke permukaan air dalam bak untuk melepaskan telur dan spermanya sehingga terjadi proses pembuahan, dilengkapi dengan kolektor berupa pipa paralon dengan ukuran sekurang-kurangnya 2 inch dan panjang cm sebagai tempat untuk menempel telur yang sudah siap untuk dipanen. Metoda produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus), dimana kolektor berupa pipa paralon lebih disukai dibungkus dengan plastik transparan. Metoda produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus), menggunakan dimana kantong plastik beroksigen ukuran 9 x 21 centimeter lebih disukai dengan kepadatan 4 6 ekor ikan ukuran 1 2 cm dengan perbandingan oksigen dan air 4 : 1. Sarana tempat budidaya induk ikan mandarin (Synchiropus splendidus) sebagaimana terlihat pada gambar 2, dimana bak ditempatkan pada lokasi yang beratap (semi out door) dengan persyaratan teknis struktur bak berupa fiberglass segi empat volume 2-3 meter kubik atau bundar dengan volume ± 2 meter kubik dan kedalaman air 0-80 centimeter. Parameter kualitas air; salinitas -3 ppt, suhu 2-33 0 C, Oksigen terlarut minimal 4 miligram/liter, ph optimum 6,-9. Mengacu pada gambar 3, 4 dan terlihat jelas dan terbukti bahwa ikan mandarin telah berhasil dipijahkan dan dibudidayakan. Dimana ikan hias mandarin yang sebelumnya hanya mengandalkan tangkapan dialam dapat dikembangkan di bak terkontrol. Telur ikan hias mandarin dikoleksi dari hasil pemijahan Induk ikan mandarin kemudian telur tersebut ditetaskan pada bak pemeliharaan larva berbentuk empat persegi dengan persyaratan teknis kualitas air salinitas 33-3 ppt, suhu 29-0 C untuk menjaga kestabilan suhu, permukaan bak ditutupi dengan terpal plastik, Oksigen terlarut lebih dari miligram/liter, ph 6,

6 1 2 9 dan bagian dalam bak dicat warna biru atau hitam. Telur ikan hias mandarin akan menetas 13-14 jam setelah pembuahan. Larva yang baru menetas berukuran panjang total 1.8 milimeter, berwarna putih transparan, bersifat planktonik dan bergerak mengikuti arus. Telur yang tidak menetas akan mengendap didasar bak, untuk membersihkannya dilakukan penyiponan. Pakan awal larva ikan mandarin adalah rotifera (Brachionus plicatilis) diberikan pada saat kuning telur pada larva akan habis yaitu pada hari ke-tiga atau pada ukuran bukaan mulut 0.18 milimeter dan panjang total larva 1.98 milimeter. Sebelum rotifer diberikan terlebih dahulu diberikan fitoplankton beberapa saat. Rotifera dan fitoplankton diberikan sampai larva berumur hari. Dosis rotifer yang diberikan adalah - individu/mililiter. setelah larva berumur 21-3 hari atau umur panen sebagai benih. Dosis nauplii artemia yang diberikan adalah 1-2 individu/mililiter. Untuk menjaga daya tahan larva ikan mandarin pakan rotifer atau nauplii artemia yang diberikan, dapat diberi pengkayaan dengan minyak ikan atau vitamin, pengkayaan ini dapat dilakukan selama 2 jam sebelum rotifer atau nauplii artemia diberikan pada larva. Selama pemeliharaan larva ikan mandarin penggantian air sebanyak 3 persen dilakukan pada saat larva berumur hari dan tidak dilakukan penyiponan dasar bak, hal ini karena sifat dari larva ikan mandarin yang selalu berada didasar bak. Untuk menghindari menurunnya kualitas air secara periodik diberikan probiotik. Larva dapat dipanen sebagai benih pada umur 3 hari atau berukuran 0,-1 centimeter. Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan stress. Adapun tahapan panen benih ikan mandarin sebagai berikut : Air dalam bak pemeliharaan dikurangi dengan menggunakan siphon sampai ketinggian air kurang dari centimeter, ikan diseser atau diserok dan dimasukan ke dalam baskom atau ember dengan air mengalir secara perlahan agar kotoran yang terikut

7 1 2 pada saat panen terbuang, ikan dihitung dan ditebar pada wadah pemeliharaan benih dengan padat penebaran 3- ekor/liter air. Wadah pemeliharaan benih ikan mandarin minimal bervolume 60 liter yang dilengkapi sistem aerasi, saluran pemasukan air dan saluran pembuangan. Pada ujung saluran pembuangan diberikan saringan yang bertujuan untuk mencegah benih ikut keluar bersama arus air lewat saluran pembuangan. Wadah pemeliharaan benih ikan mandarin dapat berupa akuarium, baskom, bak papan berlapis plastik, bak fiberglass bak beton atau wadah lain yang layak digunakan. Penyiponan kotoran pada dasar wadah pemeliharaan dilakukan 1-2 kali sehari. Pada saat penyiponan diperlukan kehati-hatian karena benih ikan mandarin warnanya hampir sama dengan kotoran dan terkadang tidak bergerak walaupun mulut siphon sudah ada didekatnya. Pencucian wadah dilakukan 1 atau 2 pekan sekali tergantung kondisi wadah, namun frekuensi pencucian wadah dapat dikurangi dengan memanfaatkan hewan pemakan lumut seperti lola (Trocus niloticus). Pada saat pendederan, benih ikan mandarin masih mengandalkan pakan hidup nauplii artemia dan dapat juga diberikan kopepoda yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut ikan mandarin. Pada fase pendederan ini dapat juga diberikan pakan pellet ukuran C1 frekuensi pemberian pakan adalah 3 kali sehari. Sebagai kegiatan lanjutan dari pendederan ikan mandarin adalah kegiatan pembesaran. Pembesaran ikan mandarin dapat dilakukan dengan wadah pemeliharaan berupa bak beton atau fiberglass dengan kapasitas 0, 3,0 meter kubik dan akuarium atau container plastik dengan kapasitas ± 0 liter. Wadah pemeliharaan dilengkapi dengan system sirkulasi air dan instalasi aerasi. Kegiatan pembesaran ini dapat dilakukan pada ruang tertutup (indoor) atau ruangan beratap (semi outdoor). Intensitas pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari dengan jenis pakan yang diberikan adalah pellet, copepod, udang renik, cacing renik, jentik nyamuk, dan pakan hidup lainnya yang sesuai dengan bukaan mulut ikan mandarin. Ukuran pakan pellet yang diberikan

8 sedikit lebih besar dari ukuran pakan pellet yang diberikan pada ikan mandarin fase pendederan. Untuk transportasi benih ikan hasil panen dari wadah pendederan dengan cara memindahkan hasil panen, dimana bila jarak lebih dari 1 km harus menggunakan kantong plastik beroksigen dengan kepadatan 4 6 ekor ikan ukuran 1 2 cm dan bila kurang dari jarak tersebut cukup menggunakan ember.

9 1 2 Klaim 1. Suatu metoda produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus) dengan tahapan terdiri dari: a) menyediakan tempat berupa bak yang sudah diisi air bersih untuk memelihara induk; b) mengontrol kondisi lingkungan terhadap suhu, salinitas, ph, oksigen terlarut, dan nitrat-nitrit yang sesuai dengan kebutuhan hidup induk; c) memilih induk dari hasil tangkapan dialam; d) memasukkan induk hasil c) ke bak a) yang sudah dikontrol sesuai hasil b); e) memberi pakan pada induk yang sudah berada di d) dengan frekuensi 2 kali sehari 3 % berat badan; f) membersihkan kotoran pada dasar bak a) dengan cara penyiponan setiap hari sekali; g) menyiapkan akuarium yang berisi air tawar bersih; h) memindahkan induk ikan kedalam akuarium g) dan merendamnya selama menit; i) mencuci bak a) dengan cara mengurangi volume air sebanyak 0% dilakukan 2 minggu sekali; j) menambahkan air sebanyak 7% kedalam bak a) setelah i); k) memindahkan kembali induk ikan yang terdapat pada g) dan h) kedalam bak a) yang sudah dikondisikan menurut j); l) mengamati kematangan gonad induk ikan mandarin yang dilakukan setiap hari; m) melakukan pemijahan secara alami yang ditandai dengan naiknya induk jantan dan betina ke permukaan air dalam bak untuk melepaskan telur dan spermanya sehingga terjadi proses pembuahan; n) memanen telur hasil m) yang dilakukan pada malam hari sampai pagi hari dengan menggunakan gayung atau kolektor telur;

1 2 o) menyiapkan bak tempat larva yang terbuat dari fiberglass dan diisi air bersih; p) memindahkan telur hasil n) ke bak larva yang telah disiapkan sebagaimana o); q) menutup permukaan bak larva dengan penutup plastik transparan; r) memberi pakan larva setelah larva berumur 3 hari dengan rotifer sebanyak 2 kali sehari sampai larva berumur hari; s) memberikan tambahan pakan berupa artemia setelah larva berumur 21 hari; t) menyiapkan wadah berupa akuarium untuk pendederan larva yang telah berumur 31 hari; u) memindahkan larva yang telah berumur 31 hari atau berukuran 0,3 0,7 cm ke dalam akuarium pendederan t); v) memberikan pakan larva yang terdapat pada u) sebanyak 2 kali sehari; w) membuang kotoran benih ikan yang berada pada t) setiap hari dengan cara penyifonan dan bersamaan dengan itu dilakukan sirkulasi air sebanyak 0%; x) membersihkan akuarium dengan mencucinya selama 2 minggu sekali; y) mengurangi volume air dalam akuarium sampai ketinggian 12 cm sebelum dilakukan pemanenan; z) memanen benih pada akuarium dilakukan saat benih berukuran 1 2 cm pada saat pagi atau sore hari dengan cara mengangkatnya menggunakan serokan selanjutnya ditempatkan pada wadah berupa ember atau baskom plastik; aa) memindahkan hasil panen dengan jarak lebih dari 1 km harus menggunakan kantong plastik beroksigen dengan kepadatan 4 6 ekor ikan ukuran 1 2 cm dan

11 1 bila kurang dari jarak tersebut cukup menggunakan ember; bb) mengirimkan benih ikan yang sudah dikemas dalam kantong plastik sebagaimana yang terdapat pada bb); 2. Metoda produksi massal telur ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus) sebagaimana diklaim pada klaim 1, dimana memijahkan induk secara alami yang ditandai dengan naiknya induk jantan dan betina ke permukaan air dalam bak untuk melepaskan telur dan spermanya sehingga terjadi proses pembuahan, dilengkapi dengan kolektor berupa pipa paralon dengan ukuran sekurang-kurangnya 2 inch dan panjang cm sebagai tempat untuk menempel telur yang sudah siap untuk dipanen. 3. Metoda produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus) sebagaimana diklaim pada klaim 1 dan klaim 2, dimana kolektor berupa pipa paralon lebih disukai dibungkus dengan plastik transparan. 4. Metoda produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus) sebagaimana diklaim pada klaim 1, dimana kantong plastik beroksigen ukuran 9 x 21 centimeter lebih disukai dengan kepadatan 4 6 ekor ikan ukuran 1 2 cm dengan perbandingan oksigen dan air 4 : 1. 2

12 Abstrak METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Invensi ini berhubungan dengan Produksi Massal Benih Ikan Hias Mandarin (Synchiropus splendidus) Secara Terkendali terdiri dari (a) Penanganan induk yang dilakukan di bak fiber bekapasitas 1, ton dengan kepadatan 0 ekor/ton, perbandingan jantan dan betina adalah 1:1 (1 jantan dan 1 betina). Bak berupa fiberglass segi empat volume 2-3 m 3 atau bundar dengan volume ± 2 m 3 dan kedalaman air 0-0 cm. Parameter kualitas air ; salinitas -3 ppt, suhu 2-33 0 C, Oksigen terlarut minimal 4 miligram/liter, ph optimum 6,-9. (b) produksi benih ikan mandarin dimana pemijahan dan pendederannya dilakukan secara alami pada bak terkendali. Pemijahan berlangsung pada saat matahari mulai tenggelam, induk jantan dan betina naik ke permukaan air melepaskan telur dan sperma yang pada akhirnya terjadi pembuahan dan proses ini berlangsung beberapa kali sampai telur yang matang gonad pada perut betina habis dikeluarkan. 2

13 Produksi Massal Benih Mandarin Fish Menyediakan Bak Pemeliharaan Induk Bak siap dipakai? Tidak Isi air bersih 1 Ya Pengontrolan kondisi lingkungan 2 Pemilihan induk Peletakan induk pilihan pada bak terkontrol Pemberian Pakan Pengontrolan pemberian pakan, frekuensi: 2 x sehari 3 Pembersihan bak Kontrol kebersihan & pencucian bak: 2 minngu x 1 40 Bak Sudah bersih? Ya Perendaman ikan menggunakan air tawar Kontrol Perendaman selama s.d menit 4 Tidak Penyiponan dasar bak,perendaman bak menggunakan air tawar Pengamatan Kematangan gonad induk Saat bulan baru atau gelap 0 A

14 A Terjadinya pemijahan secara alami Jumlah telur Pemanenan telur Dilakukan malam hari 1 Pemindahan telur ke bak larva Jumlah larva Pemberian pakan (artemia) pada Larva D3 Pemindahan larva ke wadah pendederan Pengontrolan pemberian pakan, frekuensi; 2 x sehari Larva berumur 31 hari & berukuran 0,3 0,7 cm; Aquarium sebagai wadah pendederan 2 Pemberian pakan pada larva pendederan Pengontrolan pemberian pakan + Vitamin B & C, Frekuensi ; 2 x sehari Pembersihan wadah pendederan Penyiponan dilakukan setiap hari 3 Jumlah benih Pemanenan benih (ukuran 1 2 cm) Dilakukan saat pagi atau malam hari 40 Packing benih Pengontrolan alat & bahan packing; Jarak > 1 km gunakan kantong plastik beroksigen, jarak < 1 km gunakan ember / waskom Distribusi / pemasaran benih 4 Nilai Produksi benih 0 Gambar 1

1 1 Gambar 2 2 3 40 Gambar 3 4 0

16 1 Gambar 4 2 3 40 Gambar 4 0

17 1 Gambar 6 2