Klasifikasi Inceptisol Pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. energi dan serat kasar. Konsumsi ternak rumiansia akan hijauan makanan ternak ±

Lampiran 1. Deskripsi Profil

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami

Klasifikasi Tanah Di Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir Berdasarkan Keys To Soil Taxonomy 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil

PENULISAN LAPORAN FIELDWORK & UAP PRAKTIKUM SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal

Kajian C-Organik, N Dan P Humitropepts pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta

Klasifikasi Dan Pemetaan Famili Tanah Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah di Desa Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

Lampiran 1 Hasil pengamatan kedalaman tanah dan batuan (bedrock) untuk pemasangan peralatan pengamatan hidrokimia di DAS mikro Cakardipa.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

PENGAMATAN MINIPIT DI LAPANG DAN KLASIFIKASI TANAH

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

Ap 0 - cm Coklat (7,5 YR 5/4 ), pasir berlempung, sedang,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Tingkat Perkembangan Tanah Berdasarkan Pola Distribusi Mineral Liat Di Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

PENULISAN LAPORAN FIELDWORK 4 PRAKTIKUM SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN

3. TAHAP ANALISA CONTOH TANAH 4. TAHAP ANALISA DATA

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KLASIFIKASI TANAH GAMBUT TOPOGEN YANG DIJADIKAN SAWAH DAN DIALIHFUNGSIKAN MENJADI PERTANAMAN KOPI ARABIKA DAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

Bahan diskusi minggu ke-1

BAB III PERANCANGAN. Tabel 3.1. Ciri-ciri Horison Generik pada klasifikasi tanah. Nilai Indikator Horison O A E B. Indikator

DASAR-DASAR ILMU TANAH

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA

Deskripsi Pedon Tanah (lanjutan)

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

II. TINJAUAN PUSTAKA

DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI JENIS TANAH DI WILAYAH SAGALAHERANG, SUBANG

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

II TINJAUAN PUSTAKA. induknya (Hardjowigeno, 1993). Tanah Inceptisols yang terdapat di dataran rendah, solum

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISASI DAN KLASIFIKASI TANAH ULTISOL DI KECAMATAN INDRAJAYA KABUPATEN PIDIE. Sri Handayani 1, Karnilawati 2.

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

IV. SIFAT FISIKA TANAH

TUJUAN PEMBELAJARAN : Survei Tanah dan Evaluasi Lahan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

IV. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

Mg dpt. ditukar. Na dpt. ditukar. K dpt. ditukar KTK NH 4 OA C

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

KLASIFIKASI TANAH DI KECAMATAN LUMBANJULU KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN KEYS TO SOIL TAXONOMY 2014 SKRIPSI OLEH :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

LAMPIRAN. Deskripsi Profil I (Desa Sionggang Selatan) Profil I Horison Kedalaman Keterangan

Lampiran 1. Sifat-sifat Morfologi Masing-masing Profil Tanah

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (14): Klasifikasi Tanah Gambut di Dataran Tinggi Toba

METODE PENELITIAN. Sampel tanah untuk analisis laboratorium yaitu meliputi sampel tanah terusik dan sampel tanah tidak terusik. 2.

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Bab IV. Hasil Pengujian dan Analisis

Pemetaan Tanah.

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

Transkripsi:

Klasifikasi Inceptisol Pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan Inceptisol Soil Classification OnThe Various Elevationat Sub-District of Lintong Ni Huta, Regency of Humbang Hasudutan Samuel Evans Ketaren,Posma Marbun*,Purba Marpaung Program StudiAgroekoteknologi, FakultasPertanian USU, Medan 20155 *Corresponding author: posmamarbun12@gmail.com ABSTRACT This research aims to classify inceptisol soil at sub-district of Lintong Ni Huta, Regency of Humbang Hasudutan on the various elevation. On the elevation of 1200-1300, 1300-1400, 1400-1500, and >1500m on above sea level. The sampling of soil was took at 3 soil profile holes on Field Map unit and Key to Soil Taxonomy 2010. Of the result of this research, it obtain the classification of profile 1, 2, and 3 with Ordo, Sub Ordo, and Great Groupin the same is Inceptisol, Udept,and Dystrudept. On Sub Group category the classification of profile 1 is Psammentic Dystrudept. On Sub Group category the classification of profile 2 is Pachic Dystrudept. On Sub Group category the classification of profile 3 is Fluventic Dystrudept. Key words : Various elevation, Inceptisol ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi tanah Inceptisol di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan pada ketinggian tempat yang berbeda.pada ketinggiam tempat 1200-1300, 1300-1400, 1400-1500 dan diatas 1500 mdpl. Pengambian sampel dilakukan dengan cara pembukaan lubang profil pada setiap SPL yang telah ditentukan dengan menggunakan acuan buku Pedoman Pengamatan Tanah di Lapang dan Key to Soil Taxonomy 2010. Dari hasil penelitian ini diperoleh Klasifikasi profil 1,2 dan 3 dengan kategori Ordo, Sub Ordo, dan Great Group yang sama yaitu masing masing : Inceptisol, Udept dan Dystrudept. Pada kategori Sub Group diperoleh Klasifikasi profil 1 adalah Psammentic Dystrudept, profil 2 adalah Pachic Dystrudept, profil 3 adalah Fluventic Dystrudept. Kata kunci : Ketinggian tempat, tanah Inceptisol 1451

PENDAHULUAN Inceptisol (inceptum atau permulaan) dapat disebut tanah muda karena pembentukannya agak cepat sebagai hasil pelapukan bahan induk.inceptisol mempunyai kandungan liat yang rendah, yaitu < 8% pada kedalaman 20-50 cm. Tanah Inceptisol, digolongkan ke dalam tanah yg mengalami lapuk sedang dan tercucisanchez,(1992).tanah jenis ini menempati hampir 4% dari luas keseluruhan wilayah tropika atau 207 juta hektar.oleh karena itu sebagian besar jenis tanah ini mengalami pelapukan sedang dan tercuci karena pengaruh musim basah dan kering yang sangat mempengaruhi tingkat pelapukan dan pencucian. Desa Lintong Ni Huta merupakan salah satu desa di Kabupaten Humbang Hasundutan yang terletak di daerah dataran tinggi dengan berbagai pada ketinggian tempat yang berbeda.di daerah ini terdapat tiga jenis tanah yang salah satunya adalah tanah Inceptisol.Berbagai budidaya pertanian yang dominan pada umumnya adalah budidaya kopi.namun sebagian besar tanah Inceptisol adalah sebagai hutan.penelitian perubahan karakteristik tanah Inceptisolpada ketinggian yang berbeda belum pernah ada. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian ini untuk mengetahui klasifikasi tanah Inceptisol pada kategori sub ordo, great group, dan sub group. Taksonomi tanah adalah bagian dari klasifikasi tanah baru yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dengan nama Soil Taxonomy (USDA, 1975) menggunakan 6 kategori yaitu ordo, sub ordo, great group, sub group, family dan seri. Sistem ini merupakan sistem yang benar-benar baru baik mengenai cara-cara penamaan (tata nama) maupun definisi mengenai horizon penciri ataupun sifat penciri lain yang dugunakan untuk menentukan jenis tanah. Dari kategori tertinggi(ordo) ke kategori terendah (seri) uraian mengenai sifat-sifat tanah semakin detail (Rayes, 2007). Sifat fisik dan kimia tanah Inceptisol antara lain; bobot jenis 1,0 g/cm3, kalsium karbonat kurang dari 40 %, kejenuhan basa kurang dari 50 % pada kedalaman 1,8 m, COLE (Coefficient of Linear Extensibility) antara 0,07 dan 0,09, nilai porositas 68 % sampai 85 %, air yang tersedia cukup banyak pada 0,1 1 atm (Resman dkk., 2006). Karakteristik tanah Inceptisol memiliki solum tanah agak tebal yaitu 1-2 meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu, dan lempung, struktur tanah remah konsistensi gembur, ph 5,0 sampai 7,0, bahan organik cukup tinggi (10% sampai 31%), kandungan unsur hara yang sedang sampai tinggi, produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi (Nuryani dkk, 2003). Proses pedogenesis yang mempercepat proses pembentukan tanah Inceptisol adalah pemindahan, penghilangan karbonat, hidrolisis mineral primer menjadi formasi lempung, pelepasan sesquioksida, akumulasi bahan organik dan yang paling utama adalah proses pelapukan, sedangkan proses pedogenesis yang menghambat pembentukan tanah Inceptisol adalah pelapukan batuan dasar menjadi bahan induk (Resman et.al., 2006). Inceptisol yang banyak dijumpai pada tanah sawah memerlukan masukan yang tinggi baik untuk masukan anorganik (pemupukan berimbang N, P, dan K) maupun masukan organik (pencampuran sisa panen kedalam tanah saat pengolahan tanah, pemberian pupuk kandang atau pupuk hijau) terutama bila tanah sawah dipersiapkan untuk tanaman palawija setelah padi. Kisaran kadar C-Organik dan kapasitas tukar kation (KTK) dalam inceptisol dapat terbentuk hampir di semua tampat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika (Munir, 1996). Daerah yang memiliki curah hujan tinggi, menyebabkan pergerakan air pada suatu lereng menjadi tinggi pula sehingga dapat menghanyutkan partikel-partikel tanah. Proses penghancuran dan transportasi oleh air akan mengangkut berbagai partikel-partikel tanah, bahan organik, unsur hara, dan bahan tanah lainnya. Keadaan tersebut disebabkan oleh energi tumbuk butir-butir hujan, intensitas hujan, dan penggerusan oleh aliran air pada permukaan tanah yang memberikan 1452

pengaruh dalam proses pembentukan dan perkembangan tanah (Arsyad, 2000). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di KecamatanLintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutanyang mempunyai luas wilayah 18.126,03 Ha dengan luas lahan kebun rakyat 1.185 Ha, dengan letak geografis 2 o 13 2 o 20 LU dan 98 o 47 98 o 57 BT pada ketinggian tempat 1200-1300 diatas permukaan laut, 1300-1400 diatas permukaan laut, 1400-1500 diatas permukaan laut, dan >1500 diatas permukaan laut. Yang dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 sampai dengan selesai. Analisis tanah di Laboratorium Kimia Tanah dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: Peta Satuan Peta Lahan (SPL) Kecamatan Lintong Nihuta skala 1:50.000 yang merupakan hasil overlay peta jenis tanah skala 1:250.000, peta ketinggian tempat skala 1:50000 dan peta kemiringan lereng skala 1:50000. Sampel tanah yangdiambil dari setiap horison pada masing-masing profil tanah yang dibuat di setiap SPL, serta bahanbahan yang akan digunakan untuk analisis di laboratorium. Peralatan yang digunakan adalah: GPS, meteran, ring sampel, buku Munsell Soil Colour Chart, kantong plastik, kertas label, cangkul, parang, pisau pandu, spidol, alat tulis serta peralatan laboratorium untuk analisis kimia tanah. Penelitian ini menggunakan metode survey untuk mengetahui morfologi dan karakteristik tanah bagi pengklasifikasian tanah setiap SPL hingga pada kategori Sub Group.Penelitian ini dimulai dengan melakukan survey pendahuluan (Pra-survey) dengan melakukan kunjungan lapangan untuk menentukan lokasi penelitian jenis tanah Inceptisol berdasarkan Satuan Peta Lahan (SPL) Kecamatan Lintong Nihuta.Selanjutnya dilakukan survey untuk pengamatan morfologi pada masing-masing profil yang dibuka di setiap SPL yang telah ditentukan dengan menggunakan acuan buku Pedoman Pengamatan Tanah di Lapang dan Key to Soil Taxonomy 2010.Data-data pengamatan bentang alam, topografi makro dan mikro serta lingkungan sekitarnya meliputi vegetasi, penggunaan lahan, drainase, ketinggian tempat, dan letak geografis dimasukkan ke dalam formulir isian profil, selanjutnya dideskripsikan. Contoh tanah diambil pada setiap horison atau lapisan tanah untuk dianalisis sifat kimia tanahnya di laboratorium sedangkan pengambilan contoh tanah tidak terganggu dengan menggunakan ring sample.kajian karakteristik fisik dan kimia tanah pada masing-masing profil di setiap SPL dilakukan untuk menentukan horison penciri atas dan horison penciri bawah guna pengklasifikasian tanah hingga tingkat Great Group. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi profil pada daerah penelitian adalah sebagai berikut : Deskripsi Profil 1 Lokasi : Desa Pearung Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan Koordinat : N = 02 0 19.316 E = 098 0 52.752 Fisiografi : datar Ketinggian tempat : 1417 meter di atas permukaan laut Cuaca : S =cerah K = mendung Panjang lereng : 18 m Tempat profil : Datar Penghanyutan/erosi : kecil Drainase : baik Pemakaian tanah : kopi, ubi, petai cina, pinus 1453

A 0 27 Coklat gelap (7,5YR 2,5/2), pasir, struktur remah, konsistensi lepas, perakaran halus banyak, beralih nyata ke lurus. AB 27 65 Coklat gelap (7,5YR 2,5/1) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke Bw 65 90 Coklat gelap (7,5YR 3/2) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke BC 90-110 Coklat gelap (7,5YR 3/3) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke C > 110 Coklat kekuningan (7,5YR 4/4) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke Deskripsi Profil 2 Lokasi : Desa Lumban Sihite Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan Koordinat : N = 02 0 17.796 E = 098 0 47.559 Fisiografi : datar Ketinggian tempat : 1433 meter di atas permukaan laut Cuaca Panjang lereng Tempat profil Penghanyutan/erosi Drainase Pemakaian tanah : S = cerah K = cerah : 18 m : landai : kecil : terhambat : ubi, kopi, petai cina, pinus 1454

Ap 1 0 10 Coklat gelap (10YR 2/1), pasir, struktur remah, konsistensi lepas, perakaran halus banyak, beralih nyata ke lurus. Ap 2 10 32 Coklat gelap (10YR 2/1) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke AB 32 65 Coklat kekuningan (10YR 3/3) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke Bw > 65 Coklat kekuningan (10YR 6/4) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke Deskripsi Profil 3 Lokasi : Desa Dolok Saribu Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Koordinat : N = 02 0 12.017 E = 098 0 50.912 Fisiografi : berbukit Ketinggian tempat : 1364 meter di atas permukaan laut Cuaca : S = hujan K = mendung Panjang lereng : 37 m Tempat profil : Lereng Penghanyutan/erosi : besar Drainase : terhambat Pemakaian tanah : hutan sekunder 1455

A 0-10 cm Coklat (10YR 6/3), pasir, struktur remah, konsistensi lepas, perakaran halus banyak, beralih nyata ke lurus. Bb 10-34 cm Coklat gelap (10YR 5/8) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke C 1 34-65 cm Coklat kekuningan (10YR 6/1) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke C 2 >65 cm Kuning (2,5YR 6/4) pasir, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, perakaran halus tidak ada, beralih baur ke Berdasarkan data-data yang diperoleh baik data laboratorium, pengamatan di lapangan dan data iklim, maka dapat dilakukan klasifikasi tanah dengan menggunakan Kunci Soil Taxonomy (USDA, 2010). Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan horison atas penciri (epipedon), horison bawah penciri (endopedon) serta sifat penciri lain. Setelah itu dilakukan penentuan ordo, sub ordo, great group dan sub group. Penentuan Horison Atas Penciri : Profil 1 termasuk epipedon Umbrik karena posisi di atas permukaan, struktur tidak massive yaitu granular, warna tanah dengan nilai value dalam keadaan lembab kurang dari 3 yaitu sebesar 2.5, sedangkan nilai chroma dalam keadaan lembab kurang dari 3.5 yaitu sebesar 2. Kandungan c-organik lebih dari 0.6% yaitu 6.23%.Tanah dalamkeadaan lembab lebih dari 3 bulan. Profil 2 termasuk epipedon Umbrik karena posisi di atas permukaan, struktur tidak massive yaitu granular, warna tanah dengan nilai value dalam keadaan lembab kurang dari 3 yaitu sebesar 2, sedangkan nilai chroma dalam keadaan lembab kurang dari 3.5 yaitu sebesar 1. Kandungan c-organik lebih dari 0.6% yaitu 5,16%.. Tanah dalam keadaan lembab lebih dari 3 bulan. Profil 3 termasuk epipedon Umbrik karena posisi di atas permukaan, struktur tidak massive yaitu granular, warna tanah dengan nilai value dalam keadaan lembab kurang dari 3 yaitu sebesar 2, sedangkan nilai chroma dalam keadaan lembab kurang dari 3.5 yaitu sebesar 1. 1456

Kandungan c-organik lebih dari 0.6% yaitu 2.00%..Tanah dalam keadaan lembab lebih dari 3 bulan. Penentuan Horison Bawah Penciri : Profil 1 termasuk horison Kambik, karena memiliki tekstur sangat halus, ketebalan horison lebih dari 15 cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dan memiliki kandungan % liat yang lebih besar dari horison yang berada di atas maupun dibawahnya, tetapi tidak memenuhi kriteria argilik. Profil 2 termasuk horison Kambik, karena memiliki tekstur sangat halus, ketebalan horison lebih dari 15 cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dan memiliki kandungan % liat yang lebih besar dari horison yang berada di atas maupun dibawahnya, tetapi tidak memenuhi kriteria argilik. Profil 3 Termasuk horison Kambik, karena memiliki tekstur sangat halus, ketebalan horison lebih dari 15 cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dan memiliki kandungan % liat yang lebih besar dari horison yang berada di atas maupun dibawahnya, tetapi tidak memenuhi kriteria argilik. Penentuan Ordo :Profil 1, 2 dan 3termasuk Inceptisol, karena memiliki epipedon umbrik serta memiliki horison bawah penciri kambik. Penentuan Sub Ordo :Profil 1, 2 dan 3 termasuk Udept, karena memiliki ciri Inceptisol lain dengan regim kelembaban tanah udik. Penentuan Great Group :Profil 1, 2 dan 3 Termasuk Dystrudept, karena memiliki epipedon umbrik.penentuan Sub Group :Profil 1Termasuk Psammentic Dystrudept, karena memiliki ukuran kelas partikel kasar pada semua subhorison menyeluruh pada bagian ukuran partikel kontrol. Profil 2 Termasuk Pachic Dystrudept, karena memiliki horison atas penciri umbrik dengan kedalaman 50 cm atau lebih tebal. Profil 3 Termasuk Fluventic Dystrudept, karena memiliki lereng kurang dari 25% serta memiliki kandungan bahan organik 0.2% pada kedalaman 125 cm di bawah permukaan tanah mineral. SIMPULAN Profil 1, 2 dan 3 termasuk Ordo Inceptisolkarena memiliki epipedon umbrik serta memiliki horison bawah penciri kambik. Profil 1, 2 dan 3 termasuk Sub Ordo Udeptkarena memiliki ciri Inceptisol lain dengan regim kelembaban tanah udik, memiliki bulan kering <90 mm dan bulan basah > 270 mm, suhu tanah tahunan rata-rata <22 o C dan suhu tanah pada musim dingin dan musim panas rata-rata pada kedalaman 50 cm dari permukaan tanah berbeda 5 o C atau lebih.profil 1, 2 dan 3 termasukgreat Group Dystrudeptkarena memiliki epipedon umbrik. Pada kategori Sub Group, yaitu : Profi1 1 : Psammentic Dystrudeptkarena memiliki ukuran kelas partikel kasar pada semua subhorison menyeluruh pada bagian ukuran partikel control, profil 2 : Pachic Dystrudeptkarena memiliki horison atas penciri umbrik dengan kedalaman 50 cm atau lebih tebal, profil 3 : Fluventic Dystrudeptkarena memiliki lereng kurang dari 25% serta memiliki kandungan bahan organik 0.2% pada kedalaman 125 cm di bawah permukaan tanah mineral. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Cetakan Ketiga. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor. Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi dan Pedogenesis Tanah. Akademia Pressindo, Jakarta. Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Pustaka Jaya. Jakarta. Nuryani dkk. 2003. Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 63-69. Resman, A.S. Syamsul, dan H.S. Bambang. 2006. Kajian beberapa sifat kimia dan fisika inceptisol pada toposekuen lereng selatan gunung merapi kabupaten sleman. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 6 (2):101-108. 1457

Salim, E.H. 1998. Pengelolaan Tanah. Karya Tulis. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung. Soil Survey Staff. 2010. Keys to soil taxonomy. Ed ke-11.usda, Natural resources conservation service. 161-196p 1458