Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

dokumen-dokumen yang mirip
sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

PADA BUAH ANGGUR HIJAU

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

STUDI PEMBUATAN DAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) DENGAN PEWARNA DAN RASA SECANG

METODE. Materi. Rancangan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

I. PENDAHULUAN. ketersediaan air, oksigen, dan suhu. Keadaan aerobik pada buah dengan kadar

I. PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang. agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

Mulai. Memanaskan 300 ml aquades dengan hot plate hingga mencapai suhu 60 C

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Dihaluskan permukaan yang kasar.

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

Perhitungan 20 g yang setara 30 kali kemanisan gula. = 0,6667 g daun stevia kering

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

Lampiran 1. Penetapan Kadar Air Tanah (Sumber : Foth H.D,1984) - Ambil cawan 2 buah yang sudah diketahui beratnya.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Februari sampai Mei 2016 di Laboratorium. Peternakan, Unversitas Muhammadiyah Malang.

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

METODE PENELITIAN. Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Alat alat yang digunakan untuk pembuatan dan pengukuran edible film. Gambar 1 Gambar 2

Temu Putih. Penyortiran Basah. Pencucian. Pengupasan. Timbang, ± 200 g. Pengeringan sesuai perlakuan

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography)

Lampiran 1. Tekstur Buah Alpukat pada hari ke-3

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

3 Metodologi penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

Transkripsi:

55 Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi: a. Pengukuran Ketebalan Film (McHugh dan Krochta, 1994). Film yang dihasilkan diukur ketebalannya dengan menggunakan mikrometer. Pengukuran dilakukan pada 5 tempat yang berbeda. b. Pengukuran Tensile strength dan Persen Elongasi Kuat tarik film diukur dengan menggunakan Lloyd Instrument dengan cara bahan yang akan diuji dipotong dengan bentuk tertentu (sesuai spesifikasi alat) dan ukuran tertentu. Kemudian dipasang pada alat. Tombol start ditekan dua kali. Tekanan I akan mengaktifkan alat dan tekanan II akan mengoperasikan alat (berlangsungnya pengujian). Pada alat akan terbaca gaya yang diberikan sampai film terputus (robek) serta penambahan panjangnya. Kuat tarik dihitung dengan membagi gaya maksimal yang diberikan pada film sampai sobek (Newton) dibagi dengan luas penampang film (m 2 ). Elongasi film diukur dengan menggunakan Lloyd Instrument. Persen elongasi dihitung dengan membagi selisih antara panjang maksimal dan panjang awal dengan panjang awal film dikalikan dengan 100%. Bentuk pemotongan film serta cara menghitung luas film dapat dijelaskan pada gambar Gambar 14. Pemotongan film untuk uji Tensile strength dan uji % Elongasi

56 Keterangan: L 1 = bujur sangkar L 2 = lingkaran L 1 = 2 x 2 = 4 cm2 atau L 1 = 0,02 x 0,02 = 0,0004 m 2 L2 = 3,14 x 1 x 1 = 3,14 cm 2 atau L 2 = 3,14 x 0,012 = 0,000314 Jadi L 1 - L 2 = 0,0004 0,000314 = 0,000086 Luas daerah tarik 0,05 x 0,1 = 0,005 m 2 Luas area sampel film dalam uji tensile strength dan % elongasi A = luas daerah tarik + (L 1 L 2 ) = 0,05 + 0,000086 = 0,000586 m 2 Tensile strength = Maka: Tensile strength = F/m2 =... Pa x 0,1... Kg/m2 Elongasi = x 100 %

57 c. Pengukuran Laju Transmisi Uap Air (Gontard dkk., 1993) Laju transmisi uap air film diukur dengan menggunakan watervapourtransmissionratetester metode cawan. Sebelum diukur film dikondisikan dalam ruangan bersuhu 25 o C, RH 75% selama 24 jam. Bahan penyerap uap air sebanyak 10 gram ditempatkan dalam cawan sedemikian rupa sehingga permukaan berjarak 3 mm dari film yang akan diuji, film diletakkan ke dalam tepi cawan dan disekat dengan lilin sedemikian rupa sehingga film tersebut tidak terdapat celah pada tepinya. Selanjutnya cawan ditimbang dengan ketelitian 0,001 gram, kemudian diletakkan di dalam toples yang berisi garam NaCl sebanyak 40 gram dalam 100 ml air destilasi (kelembaban relatif setara dengan 75%), kemudian ditutup dengan rapat. Toples beserta cawan di dalamnya diletakkan dalam ruangan yang bersuhu tetap yaitu 25 o C. Cawan ditimbang tiap hari pada jam yang sama dan ditentukan pertambahan berat konstan hingga 4 penimbangan terakhir. Gambar 15. Diameter Cawan untuk Mengukur Laju Transmisi Uap Air Diameter potongan = 9 cm Diameter bidang penyerapan = 0,08 cm; r = 0,04 cm Luas bidang penyerapan = 3,14

58 d. Kelarutan dalam air (Gontard dkk., 1992) Berat film kering mula-mula ditentukan setelah pengeringan pada suhu 100 C selama 24 jam. Film digunting berbentuk persegi dengan diameter 2 cm, sebanyak dua buah, ditimbang, kemudian direndam dalam 50 ml akuades yang mengandung Na-azida. Perendaman dilakukan selama 24 jam pada suhu 200 C. Selama perendaman diaduk perlahan-lahan menggunakan secara periodik. Setelah perendaman lembaran film tersebut dikeringkan pada suhu 100 o C selama 24 jam untuk menentukan berat bahan kering yang tidak larut dalam air. Kelarutan film ditentukan dengan mengurangi berat awal film dan berat film yang tidak larut, dan dinyatakan sebagai berat kering.

59 Lampiran 2. Diagram alir proses pembuatan pati biji nangka Biji nangka Pengupasan kulit ari Pemarutan biji nangka Air Tepung biji nangka Air Penyaringan Filtrat Air Pengendapan Pati basah Pengeringan dengan sinar matahari selama 6-8 jam Penghalusan dan pengayakan Pati kering Gambar 16. Proses pembuatan pati biji nangka (Wijaya, 2005)

60 Lampiran 3. Diagram alir pembuatan edible film pati biji nangka Pati biji nangka (1%, 3%, dan 5%) (b/v) Pelarutan dengan akuades 80 ml Pemanasan di atas hot plate (70 o C) Penambahan gliserol 30% (b/b) pati Pemanasan dipertahankan pada 80 o C dan penambahan volume sampai 100 ml Penuangan ke dalam plat plastik yang telah dilapisi mika Pengeringan dalam oven suhu 50 o C selama 24 jam Pendinginan selama 10 menit dalam suhu ruang Pelepasan dari plat plastik Edible film Gambar 17. Proses pembuatan edible film pati biji nangka (Wijaya, 2005)

61 Lampiran 4. Diagram alir pembuatan edible film variasi pektin apel komersial Komposisi konsentrasi pati dengan sifat fisik dan mekanik edible film terbaik (dari percobaan 1) yaitu dengan WVTR terendah Pelarutan dengan akuades 80 ml Pemanasan di atas hot plate (70 o C) Penambahan gliserol 30% (b/b) pati Penambahan pektin (0,01%, 0,02%, dan 0,03%) (b/b pati) Pemanasan dipertahankan pada 80 o C dan penambahan volume sampai 100 ml Penuangan ke dalam plat plastik yang telah dilapisi mika Pengeringan dalam oven suhu 50 o C selama 24 jam Pendinginan selama 10 menit dalam suhu ruang Pelepasan dari plat plastik Edible film Gambar 18. Proses pembuatan edible filmvariasi konsentrasi pektin (Wijaya, 2005)

62 Lampiran 5. Diagram alir proses wrapping buah anggur hijau Pencucian buah anggur hijau Perlakuan buah anggur hijau dengan kontrol, pembungkusan dengan edible filmdan pembungkusan dengan plastik Uji pengurangan kadar air/susut berat, warna fisik dan kesegaran selama 8 hari setiap dua hari sekali Gambar 19. Pembungkusan buah anggur hijau dengan edible film (Wijaya, 2005)

63 Lampiran 6. Tabel 17. Data ketebalan, elongasi, kuat tarik, dan WVTR edible film pati biji nangka Kekuatan Konsentrasi Ketebalan Renggang Elongasi WVTR Ulangan Pati (mm) Putus (N/m 2 ) (g.mm/m 2.jam) (KPa) 1 0,076 297 35859 0,039 2 0,068 364 33885 0,039 3 % 3 0,07 627 34777 0,039 Total 0,214 1288 104521 0,117 Ratarata 0,0713 429,33 34840,33 0,039 1 0,092 558 48216 0,065 2 0,09 944 44713 0,062 4 % 3 0,09 412 50191 0,062 Total 0,272 1914 143120 0,189 Ratarata 0,091 638,00 47706,67 0,063 1 0,142 658 59108 0,049 2 0,142 617 57452 0,048 5 % 3 0,148 658 63694 0,044 Total 0,432 1933 180254 0,141 Ratarata 0,144 644,33 60084,67 0,047 Tabel 18. Data kelarutan edible film pati biji nangka Ulangan 1 2 3 0,047 0,049 0,048 3 % 4 % 5 % 0,045 0,048 0,046 0,002 0,001 0,002 0,032 0,044 0,033 0,030 0,036 0,031 0,002 0,008 0,002 0,053 0,055 0,056 0,048 0,05 0,051 0,005 0,005 0,005

64 Lampiran 7. Tabel 19. Data WVTR edible film pati biji nangka Jam ke- 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0 0,851 0,853 0,850 0,817 0,821 0,813 0,871 0,875 0,870 2 0,857 0,840 0,853 0,83 0,822 0,815 0,875 0,877 0,871 4 0,857 0,841 0,852 0,82 0,823 0,819 0,871 0,878 0,871 6 0,858 0,841 0,851 0,823 0,825 0,819 0,872 0,878 0,871 8 0,858 0,84 0,854 0,828 0,825 0,819 0,877 0,878 0,872 10 0,858 0,841 0,857 0,831 0,825 0,819 0,878 0,878 0,872 12 0,859 0,841 0,856 0,829 0,827 0,819 0,868 0,880 0,875 14 0,859 0,841 0,858 0,825 0,827 0,819 0,87 0,880 0,874 16 0,859 0,841 0,858 0,823 0,827 0,819 0,876 0,880 0,875 total 0,008 0,008 0,008 0,006 0,006 0,006 0,005 0,005 0,005 dibagi 16 jam 0,0005 0,0005 0,0005 0,000375 0,000375 0,000375 0,000312 0,000312 0,000312 wvtr/luas 0,063 0,047 0,039 TOTAL 0,189 0,141 0,117 rata-rata 0,063 0,047 0,039

65 Lampiran 8. Tabel 20. Data ketebalan, elongasi, kuat tarik, dan WVTR edible film pektin apel Konsentrasi Pektin 0,01 % 0,02 % 0,03 % Ulangan Ketebalan (mm) Kekuatan Renggang Putus (KPa) Elongasi (N/m 2 ) WVTR (g.mm/m 2.jam) 0,0813 619,33 56177,67 0,02753 0,119 716,67 96730 0,02467 1 0,084 521 48662 0,0318 2 0,074 551 50445 0,0318 3 0,086 786 69426 0,0190 Total 0,244 1858 168533 0,0826 Ratarata 1 0,1 726 89490 0,05 2 0,132 686 100764 0,012 3 0,126 738 99936 0,012 Total 0,358 2150 290190 0,074 Ratarata 1 0,154 907 240700 0,0318 2 0,160 877 105541 0,0190 3 0,156 1027 204012 0,0190 Total 0,47 2811 550253 0,0698 Rata- 0,156 937 183417,67 0,02327 rata Tabel 21. Data kelarutan edible film pektin apel Ulangan 1 2 3 0,074 0,055 0,077 0,01 % 0,02 % 0,03 % 0,069 0,049 0,072 0,005 0,006 0,005 0,061 0,060 0,033 0,053 0,054 0,031 0,008 0,006 0,002 0,036 0,033 0,036 0,023 0,03 0,028 0,013 0,003 0,008

66 Lampiran 9. Tabel 22. Data WVTR edible film pektin apel Jam 3 % - 1 3 % - 2 3 % - 3 4 % - 1 4 % - 2 4 % - 3 5 % - 1 5 % - 2 5 % - 3 0 1,041 1,131 1,111 0,734 0,755 0,771 0,641 0.683 0,674 2 1,042 1,135 1,114 0,738 0,757 0,773 0,642 0,686 0,677 4 1,045 1,136 1,114 0,742 0,757 0,774 0,642 0,686 0,677 6 1,046 1,136 1,114 0,742 0,757 0,774 0,646 0,686 0,677 8 1,046 1,136 1,114 0,742 0,757 0,774 0,646 0,686 0,677 10 1,046 1,136 1,114 0,742 0,757 0,774 0,646 0,686 0,677 12 1,046 1,136 1,114 0,742 0,757 0,774 0,646 0,686 0,677 14 1,046 1,136 1,114 0,742 0,757 0,774 0,646 0,686 0,677 16 1,046 1,136 1,114 0,742 0,757 0,774 0,646 0,686 0,677 18 1,046 1,136 1,114 0,742 0,757 0,774 0,646 0,686 0,677 20 1,046 1,136 1,114 0,747 0,757 0,774 0,646 0,686 0,677 PERUBAHAN 0,005 0,005 0,003 0,008 0,002 0,002 0,005 0,003 0,003 wvtr/20jam 0,00025 0,00025 0,00015 0,0004 0,0001 0,0001 0,00025 0,00015 0,00015 wvtr/luas 0,0318 0,0318 0,0190 0,0500 0,0120 0,0120 0,0318 0,0190 0,0190 Total 0,0826 0,0740 0,0698 rata-rata 0,02753 0,02467 0,02327

67 Lampiran 10. Analisis Statistik Tabel 23. Anova untuk Transmisi Uap Air Edible Film Variasi Konsentrasi Pati Biji Nangka JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 0,001 2 0,000 134,400 0,000 Galat 2,00 x 10-5 6 3,33 x 10-6 Total 0,023 7 Tabel 24.DMRT untuk WVTR Edible Film Variasi Konsentrasi Pati Biji Nangka Perlakuan Tingkat Kepercayaan 95 % Ulangan Konsentrasi A B C 3% 3 0,039 4% 3 0,063 5% 3 0,047 Tabel 25.Anova untuk Ketebalan Edible Film Variasi Konsentrasi Pati Biji Nangka JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 0,008 2 0,004 415,696 0,000 Galat 6,13 x 10-5 6 1,02 x 10-5 Total 0,102 9 Tabel 26.DMRT untuk Ketebalan Edible Film Variasi Konsentrasi Pati Biji Nangka Perlakuan Tingkat Kepercayaan 95 % Ulangan Konsentrasi A B C 3% 3 0,071 4% 3 0,091 5% 3 0,144 Tabel 27. Anova untuk Kelarutan Edible Film Variasi Konsentrasi Pati Biji Nangka JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 1,76 x 10-5 2 8,78 x 10-6 2,135 0,199 Galat 2,47 x 10-5 6 4,11 x 10-6 Total 0,000 9 Tabel 28. Anova untuk Elongasi Edible Film Variasi Konsentrasi Pati Biji Nangka JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 956033783 2 478016891,4 74,964 0,000 Galat 38259826,0 6 6376637,667 Total 2,134 x 10 10 9

68 Tabel 29.DMRT untuk Elongasi Edible Film Variasi Konsentrasi Pati Biji Nangka Perlakuan Tingkat Kepercayaan 95% Ulangan Konsentrasi A B C 3 % 3 34840,33 4 % 3 47706,67 5 % 3 60084,67 Tabel 30. Anova untuk Tensile strength Edible Film Variasi Konsentrasi Pati Biji Nangka JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 89806,889 2 44903,444 1,264 0,348 Galat 213085.333 6 35514,222 Total 3232695,000 9 Tabel 31. Anova untuk Ketebalan Edible Film Variasi Konsentrasi Pektin Apel JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 0,009 2 0,004 37,557 0,000 Galat 0,001 6 0,000 Total 0,137 9 Tabel 32. DMRT untuk Ketebalan Edible Film Variasi Konsentrasi Pektin Apel Perlakuan Tingkat Kepercayaan 95 % Ulangan Konsentrasi A B C 0,01 % 3 0,081 0,02 % 3 0,119 0,03 % 3 0,156 Tabel 33. Anova untuk Kuat Tarik Edible Film Variasi Konsentrasi Pektin Apel JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 158932,67 2 79466,33 8,484 0,018 Galat 56199,33 6 9366,556 Total 5381661,00 9 Tabel 34. DMRT untuk Kuat Tarik Edible Film Variasi Konsentrasi Pektin Apel Perlakuan Tingkat Kepercayaan 95% Ulangan Konsentrasi A B 0,01 % 3 619,33 0,02 % 3 716,67 0,03 % 3 937,00

69 Tabel 35.Anova untuk Elongasi Edible Film Variasi Konsentrasi Pektin Apel JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 2,535 x 10 10 2 1,267 x 10 10 7,519 0,023 Galat 1,011 x 10 10 6 1685667288 Total 1,486 x 10 11 9 Tabel 36.DMRT untuk Elongasi Edible Film Variasi Konsentrasi Pektin Apel Perlakuan Tingkat Kepercayaan 95% Ulangan Konsentrasi A B 0,01 % 3 56177,67 0,02 % 3 96730,00 0,03 % 3 183417,67 Tabel 37. Anova untuk Kelarutan Edible Film Variasi Konsentrasi Pektin Apel JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 1,42 x 10-5 2 7,11 x 10-6 0,615 0,571 Galat 6,93 x 10-5 6 1,16 x 10-5 Total 0,000 9 Tabel 38.Anova untuk Transmisi uap air Edible Film Variasi Konsentrasi Pektin Apel JK DB KT F Hitung Sig. Perlakuan 2,84 x 10-5 2 1,42 x 10-5 0,072 0,931 Galat 0,001 6 0,000 Total 0,007 9

70 Lampiran 11. Perhitungan Susut Berat Buah Anggur Hijau Susut berat = a. Buah anggur hijau sebagai kontrol Susut berat = = 0,625 gram / hari b. Buah anggur hijau yang dikemas dengan plastik Susut berat = = 0,387 gram / hari c. Buah anggur hijau yang dikemas dengan edible film Susut berat = = 0,00625 gram / hari

71 Lampiran 12. Kurva Amilosa Standar dan Perhitungan Kadar Amilosa (%) y = a + bx y = 0,036 + 0,187 x Gambar 20. Hasil analisis amilosa murni Persamaan : y = ab + bx x = y = nilai absorbansi sampel ( = 590 nm) % amilosa = 100 % Kadar amilosa pati biji nangka a. Absorbansi = 0,433 x = = 2,12 % amilosa = 100 % = 2,12 % b. Absorbansi = 0,443 x = = 2,17

72 % amilosa = 100 % = 2,17 % c. Absorbansi = 0,437 x = = 2,14 % amilosa = 100 % = 2,14 % Rata-rata % amilosa = = 2,14 %

73 Lampiran 13. Uji Fisik dan Mekanik Edible Film Gambar 21. Uji Elongasi Edible film Pati Biji Nangka dan Pektin Apel (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 22. Uji Kuat Tarik Edible film Pati Biji Nangka dan Pektin Apel (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

74 Gambar 23. Uji Kelarutan Edible film Pati Biji Nangka dan Pektin Apel (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 24. Uji WVTR Edible film Pati Biji Nangka dan Pektin Apel (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 25. Uji Ketebalan Edible film Pati Biji Nangka dan Pektin Apel (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

75 Gambar 26. Pengamatan hari ke-2 (kiri-kanan: kontrol, plastik, edible film) (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 27. Pengamatan hari ke-4 (kiri-kanan: kontrol, plastik, edible film) (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Gambar 28. Pengamatan hari ke-6 (kiri-kanan: kontrol, plastik, edible film) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)