SKRIPSI ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PADA PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN. Oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Anggaran. oleh pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatankegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

S K R I P S I PERANAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENGUKURAN KINERJA DAN PENGENDALIAN BIAYA PUSAT BIAYA PADA PT

BAB II BAHAN RUJUKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penganggaran Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Sekretariat, penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Program, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

DRAFT SKRIPSI. Oleh : Nama : Tuti Auliawati NIM : Departemen : Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III TOPIK PENELITIAN. A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan. PT TELKOM merupakan langkah awal dalam menetapkan anggaran

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI LATEKS PEKAT PADA PT. GOTONG ROYONG JAYA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI MURNIATY CHANDRA S

Penganggaran Perusahaan

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

Sri Utami Nova Yanthi : Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Operasional Dalam Rangka Peningkatan Laba Perusahaan Pada PT. Adira Dinamika Multifinance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

SKRIPSI MEI VIVI ENY SIBUEA

S K R I P S I AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA (STUDI KASUS PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I)

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI MINYAK SAWIT PADA PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

NAMA : CINDY MEGASARI NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan perlu untuk menyusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah untuk memperoleh laba maksimal dengan pengobanan tertentu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN KARIR (Studi Kasus pada Universitas Sumatra Utara) OLEH :

PERANAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MUTIFA MEDAN OLEH :

S K R I P S I PERANAN SAP (SYSTEM APLICATION PROCESSING) DALAM PELAPORAN PIUTANG PADA PT. MESTIKA MANDIRI MEDAN. Oleh :

Transkripsi:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PADA PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN Oleh : NAMA : MERDA LISTANA L. MALAU NIM : 030503149 DEPARTEMEN : AKUNTANSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar Sarjana Ekonomi 2007

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas. Medan, 16 November 2007 Yang Membuat Pernyataan Merda Listana L Malau NIM : 030503149

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih, berkat dan karunia-nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun skripsi ini berjudul : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan terutama untuk kedua orang tua penulis tercinta, ayahanda S. Malau dan bunda A. Sitanggang. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat, bimbingan, doa, dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yaitu kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak sdan Bapak Drs. Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc., Ak selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Syamsul Lubis, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku dosen pembanding/penguji yang telah banyak memberikan kritik dan sarannya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak., selaku dosen wali penulis yang telah memberi banyak nasehat dan arahan pada penulis selama masa perkuliahan. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi yang memberikan banyak ilmu dan bimbingan pada penulis selama perkuliahan. 7. Bapak Ahmad Nasoha selaku Manajer HRD PT Coca Cola Bottling Indonesia yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset di perusahaan tersebut. 8. Amangboru Raksa Pangaribuan, Kak Riska dan Ibu Fadillah Nasution serta seluruh staf PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan yang telah membantu penulis selama melakukan riset di perusahaan dan memberikan data yang dibutuhkan. 9. Untuk adik-adikku tersayang : Indah Malau, Vina Malau, Vani Malau, dan Linggom Malau yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk Inangtua Darlin, Amangboru dan Namboru Bobsi, Bapatua dan Inangtua Pedo, Amangboru dan Namboru Bommen, Uda dan Inanguda Rois, Uda dan Inanguda Gabe. Tak lupa untuk K Roma, K Elis dan B Herpa, serta semua uda, namboru, kakak, abang, adik, pariban, sepupu yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk dukungan dan doanya.gbu all. 11. Teristimewa untuk yang terkasih Alfred Rolando O. Sinaga. Terima kasih buat dukungannya kepada penulis selama penulisan skripsi ini. 12. Sahabat-sahabat terdekatku : Yosua, mbak Yosie, SH, anggota tiga kurcaci Lala, SE dan Ibeth baby SE, Muti, SE, Etenk, SE, Dee, dan Titine, SE. yang selalu ada untuk berbagi suka dan duka. Terima kasih untuk persahabatan indah yang kita jalin selama empat tahun ini. Untuk teman teman Aksi 03 : Muel, Heru, Iyos, Andi, mak Dora, mak Riris, Erika, Putri, SE.,Omeh, Fenny, Yanne,SE., Y beth, Sariasih, Sri L, Mano, Okto, Amister, Edwin serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih buat kenangan manis dan keceriaan yang pernah kita lalui bersama 13. Kakak-kakak dan adik-adik Aksi 02, 04, dan 06 : K Uci, K Dewi, K Zui, K Ferly, Tumpal, Mangindang, Jo, Okta, Acong, dan Ari Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya. Medan,16 November 2007 Penulis Merda Listana L. Malau NIM : 030503149

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa terjadi penyimpangan biaya produksi dan apakah anggaran biaya produksi pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan sebagai alat pengawasan telah berfungsi dengan baik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis data untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil analisis data ini kemudian dibandingkan dengan dasar teori yang terkait dengan masalah yang dibahas atau diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan metode top down dalam penyusunan anggaran setiap tahunnya. Tidak ada batas yang dianggap material atau signifikan dalam menilai setiap penyimpangan yang terjadi, namun tergantung kepada kondisi perekonomian pada saat itu, apakah penyimpangan tersebut wajar atau tidak. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan telah berfungsi dengan baik. Kata kunci : Anggaran Biaya Produksi, Pengawasan

DAFTAR ISI PERNYATAAN i KATA PENGANTAR. ii ABSTRAK v DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL.... ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR TAMPILAN xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan dan Perumusan Masalah..... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..... 4 D. Kerangka Konseptual.... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Karakteristik Anggaran 1. Pengertian Anggaran. 7 2. Karakteristik Anggaran. 9 B. Tujuan, Manfaat dan Kelemahan Anggaran 1. Tujuan Anggaran 9 2. Manfaat Anggaran 10 3. Kelemahan Anggaran.. 10 C. Fungsi, Jenis, dan Proses Penyusunan Anggaran

1. Fungsi Anggaran... 11 2. Jenis Jenis Anggaran. 12 3. Proses Penyusunan Anggaran.. 14 D. Anggaran Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi 18 2. Unsur Unsur Biaya Produksi. 18 3. Pengertian Anggaran Biaya Produksi... 21 E. Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengawasan.. 27 F. Penyimpangan Biaya Produksi... 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.... 35 B. Jenis Data... 35 C. Teknik Pengumpulan Data. 35 D. Metode Analisis Data. 36 E. Jadwal dan Lokasi Penelitian. 36 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan... 37 2. Struktur Organisasi Perusahaan. 41 3. Kegiatan Operasional Perusahaan. 48 4. Unsur Unsur Biaya Produksi.. 50 5. Jenis Jenis Anggaran Pada Perusahaan.. 53 6. Proses Penyusunan Anggaran Biaya Produksi... 57

7. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan.. 59 B. Analisis Hasil Penelitian 1. Proses Penyusunan Anggaran Biaya Produksi. 65 2. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan... 67 3. Analisis Anggaran Biaya Produksi dan Realisasi... 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. 77 B. Saran... 79 DAFTAR PUSTAKA..... 81 LAMPIRAN 82

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 2.1 Contoh Anggaran Kuantitas Produksi.. 23 Tabel 2.2 Contoh Anggaran Biaya Produksi..... 24 Tabel 2.3 Contoh Anggaran Biaya Produksi...... 24 Tabel 2.4 Contoh Laporan Realisasi Biaya Produksi.... 25 Tabel 4.1 Anggaran Produksi dan Realisasi Tahun 2003.. 60 Tabel 4.2 Anggaran Produksi dan Realisasi Tahun 2004.. 61 Tabel 4.3 Anggaran Biaya Produksi dan Realisasi Tahun 2003... 61 Tabel 4.2 Anggaran Biaya Produksi dan Realisasi Tahun 2004... 62

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual..... 6

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman Lampiran 1 Struktur Organisasi... 82 Lampiran 2 Daftar Pertanyaan. 83 Lampiran 3 Kuesioner.. 87

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya, banyak perusahaan yang berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar. Sehubungan dengan perkembangan perusahaan tersebut, maka kegiatan kegiatan yang ada dalam perusahaan menjadi bertambah banyak, baik jenis kegiatan maupun volume kegiatan yang dilaksanakan. Jika perusahaan berkembang menjadi besar atau perusahaan yang didirikan dengan skala perusahaan besar, maka perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan haruslah memadai dengan besarnya perusahaan tersebut. Kegiatan kegiatan yang ada di dalam perusahaan semacam ini akan merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan akan mempunyai akibat terhadap kegiatan lain di dalam suatu bagian, atau bahkan dengan bagian yang lain di dalam perusahaan. Dengan demikian, maka perencanaan dan pengawasan dalam perusahaan tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya dan secara terpadu. Dengan diharapkan pemborosan dapat dicegah atau setidak-tidaknya dapat dikurangi dari periode-periode sebelumnya. Untuk menjawab tantangan dalam perusahaan, maka dewasa ini lazim dipergunakan anggaran sebagai sistem perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam perusahaan. Anggaran sebagai suatu sistem nampaknya cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengawasan dari

seluruh kegiatan perusahaan. Dengan mempergunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan dengan lebih baik sehingga koordinasi dan pengawasan yang dilakukan dapat memadai pula. Anggaran merupakan kumpulan berbagai informasi yang diharapkan akan dapat dicapai di masa yang akan datang dalam suatu periode tertentu. Anggaran dibutuhkan manajemen untuk merencanakan semua aktivitas dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkoordinasian kegiatan. Dengan adanya koordinasi diharapkan kerja sama yang baik dari seluruh bagian untuk mencapai tujuan bersama. Perencanaan terhadap anggaran harus disertai dengan pengawasan. Pengawasan bukan lagi dianggap sebagai tekanan dan unsur paksaan tetapi rasa tanggung jawab terhadap tujuan yang hendak dicapai untuk kepentingan dan kehidupan bersama. Pengawasan sangat berfungsi bagi manajemen untuk mengetahui bahwa aktivitas yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan dapat berjalan seperti direncanakan. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana efisiensi telah dicapai dalam melaksanakan kegiatan. Dengan demikian, perencanaan merupakan salah satu unsur sistem pengawasan. Penyusunan anggaran biaya produksi yang baik akan menunjang kegiatan produksi perusahaan sehari hari yang nantinya akan menunjang seluruh kegiatan perusahaan. Demikian pula, pengawasan biaya produksi sebagai suatu fungsi memperbandingkan biaya produksi yang sebenarnya dengan anggaran biaya

produksi. Dengan adanya perbandingan tersebut dapat dievaluasi apakah telah terjadi penyimpangan baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Penyimpangan biaya yang terjadi, baik itu yang bersifat menguntungkan/merugikan perusahaan perlu dianalisis supaya lebih informatif dan akurat dalam pemakaiannya. Analisis ini perlu untuk meneliti dimana penyimpangan itu terjadi, apa penyebabnya dan siapa saja yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut. Lebih lanjut hasil analisis ini dapat digunakan pihak manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan perbaikan dan juga sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan-keputusan yang relevan. PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan merupakan sebuah perusahaan pembotolan yang bergerak dalam bidang minuman ringan (soft drink). Adapun minuman yang diproduksi adalah Coca Cola, Sprite, Fanta, Frestea, dan Hi-C. Seperti yang kita ketahui, penjualan produk-produk ini sampai pada daerah yang terpencil sekalipun. Ini menggambarkan bahwasanya penjualan merupakan hal yang sangat berpengaruh pada pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan penghematan biaya produksi agar laba yang nantinya diperoleh perusahaan akan maksimal. Dari hasil pengamatan, penulis menjumpai adanya perbedaaan/varian yang cukup signifikan antara pos-pos biaya produksi dengan realisasinya untuk periode 2003 dan 2004. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan pada perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, penulis memilih judul Analisis Anggaran Biaya

Produksi Sebagai Alat Pengawasan pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan. 2. Batasan dan Perumusan Masalah a. Batasan Masalah Karena banyaknya produk yang dihasilkan oleh PT Coca Cola Bottling Indonesia Medan, maka penulis membatasi permasalahan pada produk Coca Cola kemasan botol dengan ukuran 6,5 OZ atau ukuran 193 ml. b. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perusahaan menyusun anggaran biaya produksinya dan apakah anggaran biaya produksi pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan sebagai alat pengawasan telah berfungsi dengan baik? 2. Mengapa terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi biaya produksi? 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan menyusun anggaran biaya produksinya dan apakah anggaran biaya produksi pada PT. Coca Cola

Bottling Indonesia Medan sebagai alat pengawasan telah berfungsi dengan baik. 2. Untuk mengetahui mengapa terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi biaya produksi.. b. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain : 1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi dalam menentukan dan menerapkan kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam anggaran perusahaan. 3. Bagi mahasiswa lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian sejenis.

4. Kerangka Konseptual Adapun kerangka konseptual adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Kerangka Konseptual PT COCA COLA BOTTLING INDONESIA - MEDAN PRODUKSI ANGGARAN BIAYA PRODUKSI REALISASI BIAYA PRODUKSI VARIANS ANALISA KESIMPULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Karakteristik Anggaran 1. Pengertian Anggaran Kata anggaran (budget) sudah sering kita dengar dalam kegiatan sehari hari. Ada yang memahaminya sebagai target, ada yang mengatakan penghasilan atau biaya yang diproyeksikan atau diharapkan, dan yang lainnya. Anggaran juga didefinisikan secara beraneka ragam oleh para ahli. Setiap definisi memberikan penekanan yang berbeda beda, hal itu disebabkan karena mereka melihat dari sudut pandang yang berbeda pula. Definisi anggaran menurut M. Nafarin (2004:12) : Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan definisi anggaran menurut Henry Simamora (1999:190) : Anggaran (budget) adalah suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. Dari definisi definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anggaran mencakup unsur unsur sebagai berikut :

a. Rencana. Anggaran merupakan suatu rencana karena merupakan suatu penentuan terlebih dahulu aktivitas atau kegiatan yang akan datang. Dengan adanya rencana, maka perusahaan akan berjalan terarah menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran harus mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Hal ini mengingat bahwa anggaran adalah suatu rencana yang dijadikan pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan. c. Dinyatakan dalam unit moneter. Anggaran dinyatakan dalam unit moneter, mengingat kegiatan perusahaan yang beraneka ragam sering memiliki satuan unit yang berbeda beda. Dengan satuan unit yang sama maka seluruh kegiatan perusahaan akan dapat dihitung, dianalisis dan kemudian dapat disusun perencanaan terpadu yang memadai bagi perusahaan yang bersangkutan. d. Jangka waktu tertentu yang akan datang. Anggaran perusahaan disusun untuk berbagai jangka waktu, misalnya per minggu, per bulan, per triwulan, per semester, per tahun, atau jangka waktu lebih dari satu tahun. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pihak manajemen dan kesepakatan yang ada dalam perusahaan tersebut.

e. Sumber daya. Perusahaan harus membuat perencanaan mengenai sumber daya yang diperlukan dan yang tersedia, agar rencana operasi dapat direalisasikan dengan baik. 2. Karakteristik Anggaran berikut : Menurut Mulyadi (2001:490) anggaran mempunyai karakteristik sebagai 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran direview dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. B. Tujuan, Manfaat dan Kelemahan Anggaran Anggaran diperlukan karena ada tujuan dan manfaatnya. Menurut M. Nafarin (2004:15) ada beberapa tujuan dan manfaat anggaran yang dijelaskan sebagai berikut 1. Tujuan Anggaran Tujuan disusunnya anggaran, antara lain : 1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. 2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan. 4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat 6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. 2. Manfaat Anggaran Anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain : 1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai 3. Dapat memotivasi pegawai 4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai 5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu 6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin 7. Alat pendidikan bagi para manajer. 3. 3. Kelemahan Anggaran Anggaran selain mempunyai banyak manfaat, juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan anggaran menurut M. Nafarin (2004:15) antara lain : 1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian 2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat 3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif.

C. Fungsi, Jenis, dan Proses Penyusunan Anggaran 1. Fungsi Anggaran Pada umumnya, anggaran mempunyai tiga fungsi utama, yaitu : a. Sebagai alat perencanaan. Anggaran merupakan salah satu alat perencanaan karena anggaran yang ditetapkan terlebih dahulu adalah rencana laba keuangan secara formal dalam angka- angka yang mendetail sehingga dalam peranannya sebagai alat perencanaan, anggaran dapat dijadikan sebagai suatu arah pencapaian tujuan karena perencanaan yang disusun mempengaruhi organisasi dalam pelaksanaan rencana dan menjamin pengendalian rencana dapat dicapai. b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling mendukung, saling bekerja sama dengan baik untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin. c. Sebagai alat pengawasan kerja. Fungsi ini dilakukan dengan tujuan memantau pelaksanaan anggaran dan menemukan penyimpangan anggaran yang direalisasikan dengan membandingkan budget dengan realisasi dan mencari jalan keluarnya.

2. Jenis Jenis Anggaran Jenis anggaran ada berbagai macam, hal itu sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan dalam melakukan kegiatan. Jenis - jenis anggaran dapat dikelompokkan dari berbagai sudut pandang sebagai berikut : 1. Menurut dasar penyusunan anggaran a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. 2. Menurut cara penyusunannya a. Anggaran Periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, umunya satu tahun, yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran Kontinu, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktu a. Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis), yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

b. Anggaran Jangka Panjang (anggaran strategis), yaitu anggaran yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya a. Anggaran Operasional, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional terdiri dari : Anggaran Penjualan Anggaran Biaya Pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik. Anggaran Beban Usaha Anggaran Laporan Laba Rugi. b. Anggaran Keuangan, yaitu anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari : 1. Anggaran Kas 2. Anggaran Piutang 3. Anggaran Persediaan 4. Anggaran Utang 5. Anggaran Neraca

5. Menurut kemampuan menyusun a. Anggaran Komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran Parsial merupakan anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. 6. Menurut fungsinya a. Anggaran Apropriasi, yaitu anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. b. Anggaran Kinerja, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing masing aktivitas tidak melampaui batas. 3. Proses Penyusunan Anggaran Suatu anggaran disusun untuk mencoba menjawab dan memperkirakan apa-apa saja yang akan terjadi di masa yang akan datang. Hal ini merupakan bagian dari fungsi perencanaan, karena merupakan proyeksi ke depan dan dijabarkan dalam bentuk angka angka. Untuk itu sangat dibutuhkan persiapan penyusunan anggaran yang matang, tajam dan teliti.

Untuk menyusun anggaran perusahaan dapat menggunakan berbagai metode yang lazim digunakan. Pilihan metode ini sangat tergantung pada kondisi dan keinginan manajemen perusahaan yang bersangkutan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:83) Proses penyusunan anggaran adalah tahap kegiatan yang dilakukan dalam anggaran sehingga tersusun dan menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasionalnya. Penyusunan anggaran dalam suatu perusahaan biasanya dikoordinasi oleh satu lembaga yang bertugas menyusun anggaran yang dinamakan Komite Anggaran. Komite Anggaran beranggotakan manajer divisi dan manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-fungsi pokok kegiatan suatu perusahaan dan memberikan arahan kerja penyusunan anggaran. Komite Anggaran pada umumnya berada langsung di bawah direksi. Sebabnya yang utama adalah karena baik dalam penyusunannya maupun dalam pelaksanaannya anggaran perlu melibatkan personalia dari berbagai bagian. Dengan menempatkan Komite Anggaran secara langsung di bawahnya, maka anggaran yang tersusun nantinya akan memperoleh dukungan secara penuh dari semua bagian yang ada dalam perusahaan sehingga anggaran benar-benar akan merupakan alat bagi manajemen untuk menggerakkan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan seluruh bagian. Secara rinci,menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:87-88) tugas dari Komite Anggaran adalah sebagai berikut : a. Menetapkan keputusan tentang kebijaksanaan umum yang akan ditempuh di masa yang akan datang

b. Komite anggaran bertugas menyusun dan menyempurnakan semua prosedur yang berkaitan dengan masalah anggaran yang menjadi pedoman bagi divisi-divisi lain c. Komite budget bertugas menyelesaikan anggaran tahunan d. Meminta atau menerima seta mereview anggaran masing-masing departemen e. Melakukan saran atau perbaikan anggaran departemen f. Menyetujui atau mensahkan budget atau revisi anggaran g. Untuk pelaksanaan anggaran maka komite ini juga bertugas mengikuti dan melihat penerapan anggaran, dan hal ini yang menyangkut rencana pelaksanaan anggaran dan untuk membicarakan beberapa hal yang menyangkut penyimpangan dari anggaran h. Pada akhir tahun, Komite ini bertugas juga menyelesaikan revisi dan penyesuaian anggaran dan mempersiapkan rekomendasi dalam penyusunan anggaran tahun berikutnya. i. Komite ini pada akhir tahun anggaran akan membahas beberapa hal tentang anggaran yang belum rampung pada tahun lalu dan menyelesaikan anggaran yang lalu dan bila mungkin mengangkat kembali ke anggaran tahun berikutnya. j. Menerima analisis dan laporan tentang pelaksanaan anggaran. k. Komite anggaran bertugas untuk melakukan perbaikan secara terus menerus konsep anggaran komprehensif ini. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:83) proses penyusunan anggaran dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut : a. Ditinjau dari siapa yang membuatnya. Ditinjau dari siapa yang membuatnya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara : 1. Otoriter atau Top Down Dalam metode ini anggaran disusun dan ditatapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim khusus untuk menyusunnya. 2. Demokrasi atau Bottom Up Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika

karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses lama dan berlarut. 3. Campuran atau Top Down dan Bottom Up Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Disini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan. b. Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran, proses penyusunan anggaran terdiri dari : 1. A Priori Dalam metode ini dalam menyusun budget dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah laba ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian. Keuntungan metode ini adalah : karena laba ditetapkan terlebih dahulu maka bagian lain yang terlibat dalam penciptaan laba ini diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan itu. Sedangkan kerugiannya adalah cara ini seolah tidak memperdulikan bagian bagian yang lain, sehingga dapat menimbulkan sikap apatis, stress, frustasi. 2. A Posteriori Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi. Dalam hal ini misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya. Dari masing masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang diharapkan dan setelah semua diperhitungkan maka akan dapat diketahui angka laba. Keuntungan metode ini adalah : anggaran menjadi lebih akurat, karena semua bagian terlibat. Biasanya bagian bagian inilah yang lebih tahu batas kemampuan mereka. Kerugian mungkin dalam prosesnya yang lebih lama dan mungkin tidak memenuhi keinginan pemilik. 3. Pragmatis Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran ini dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman pengalaman tahun tahun sebelumnya. Metode ini lebih realistis jika kita lihat pengalaman yang lalu tetapi kurang melihat peluang masa depan.

D. Anggaran Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Setiap perusahaan tanpa melihat sifat kegiatannya apakah perusahaan atau non perusahaan selalu mempunyai keterkaitan dengan biaya. Dalam proses produksinya, perusahaan akan mengeluarkan biaya-biaya dari mulai pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya-biaya secara umum dapat diklasifikasikan menurut fungsinya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi hanya terdapat dalam perusahaan industri. Sebabnya ialah karena kegiatan perusahaan industri bersifat lebih luas yaitu mencakup semua fungsi usaha produksi, pemasaran dan administrasi. M. Nafarin (2004:383) mengemukakan biaya produksi sebagai berikut : Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode sekarang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah dengan persediaan barang dalam proses awal. 2. Unsur Unsur Biaya Produksi Dalam melakukan kegiatan produksi, terdapat unsur unsur produksi yang menjadi biaya produksi. Terdapat tiga komponen di dalam unsur biaya produksi yaitu a. Bahan Baku Bahan baku merupakan salah satu komponen utama di dalam pembentukan produk. Ketiadaan bahan baku akan menimbulkan terhentinya proses produksi. Dengan demikian kehadiran bahan baku di dalam perusahaan

mutlak diperlukan. Bersama sama bahan baku, dikenal pula bahan lain namun tidak disebut sebagai bahan baku. Bahan bahan ini lazim disebut sebagai bahan penunjang atau bahan penolong, atau sering disebut dengan bahan pembantu. b. Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung merupakan salah satu dari tiga komponen pembentuk harga pokok produksi di samping biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik. Sebagaimana halnya di dalam bahan baku, sehubungan dengan pelaksanaan proses produksi di dalam suatu perusahaan akan dipisahkan adanya pengertian tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Hal ini perlu untuk mendapatkan perhatian karena tidak seluruh tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan akan dapat dikategorikan ke dalam tenaga kerja langsung. Contoh tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi antara lain pada pabrik tegel, tenaga kerja langsungnya adalah karyawan pencetak tegel sedangkan contoh karyawan tidak langsungnya adalah para pengawas, karyawan administrasi dan lainnya. Tenaga kerja langsung di dalam perusahaan akan direncanakan kegiatannya melalui anggaran tenaga kerja langsung sedangkan tenaga kerja tidak langsung akan masuk ke dalam anggaran biaya overhead. c. Overhead Biaya overhead merupakan komponen yang ketiga di dalam pembentukan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead ini terdiri dari beraneka ragam macam dan jenisnya. Oleh karena itu, maka tidak jarang timbul kesulitan dalam membebankan masing masing biaya ini ke dalam perhitungan harga pokok produksi. Kesulitan untuk membebankan

biaya overhead pabrik ke dalam masing-masing produk perusahaan ini juga disebabkan karena sebagian besar dari biaya overhead ini merupakan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan. Beberapa jenis biaya yang termasuk di dalam biaya overhead pabrik ini antara lain : Bahan Pembantu Untuk menyelesaikan proses produksi sehingga produk perusahaan dapat mempunyai kualitas yang baik diperlukan bahan pembantu. Besarnya kebutuhan bahan pembantu ini akan bergantung kepada jumlah dan jenis produk akhir yang memerlukannya yang diproses dalam suatu tahun anggaran. Tenaga Kerja Tidak Langsung Di samping tenaga kerja langsung untuk penyelesaian proses produksi di dalam pabrik diperlukan pula tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung ini akan berfungsi melancarkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Meskipun tenaga kerja tidak langsung ini terlibat langsung di dalam penyelesaian produk, namun kehadirannya di dalam pabrik sangat diperlukan. Contoh tenaga kerja tidak langsung antara lain para pengawas (mandor), tenaga administrasi pabrik, tenaga pemeliharaan pabrik, dan sebagainya. Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Gedung pabrik yang digunakan untuk proses produksi akan memerlukan biaya pemeliharaan sehingga gedung tersebut dapat dipergunakan dengan baik dan dalam jangka waktu yang panjang. Biaya Reparasi dan Perbaikan Mesin

Mesin dan peralatan mesin yang ada di dalam perusahaan perlu dipelihara dengan baik. Pemeliharaan dapat dibagi atas dua yaitu pencegahan dan perbaikan kerusakan. Keduanya memerlukan biaya agar produksi dapat berjalan dengan lancar. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan juga termasuk di dalam perhitungan biaya produksi. Penyusutan dapat berupa penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin dan peralatan produksi. Biaya biaya lain yang juga termasuk dalam overhead adalah biaya asuransi gedung dan peralatan produksi, biaya listrik dan biaya bahan bakar. 3. Pengertian Anggaran Biaya Produksi Ada banyak definisi dari anggaran biaya produksi. Tetapi semuanya menunjukkan karakteristik yang hampir mirip. Anggaran merupakan rencana biaya produksi yang akan terjadi untuk tahun yang akan datang. Anggaran biaya produksi meliputi rencana tentang kualitas barang yang akan diproduksi, jumlah serta waktu kapan produksi tersebut dilakukan. Anggaran biaya produksi meliputi : a. Anggaran Biaya Bahan Baku Merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan mentah langsung untuk proses produksi selama periode yang akan datang. Dengan diketahuinya kuantitas produksi dan standar bahan langsung, maka penyusunan anggaran bahan langsung dapat

dilakukan dengan mudah. Dari anggaran biaya bahan baku dapat disusun anggaran pembelian bahan untuk memenuhi kebutuhan produksi dan persediaan selama periode yang akan datang. Anggaran biaya bahan baku dapat dihitung dengan cara: Rencana Pemakaian Bahan Baku x Standar Harga Bahan Baku b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Anggaran biaya tenaga kerja merencanakan kebutuhan tentang biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat dihitung dengan cara : c. Anggaran Biaya Overhead Jam Kerja Standar x Standar Tarif Upah Anggaran ini merencanakan secara lebih terperinci mengenai beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang. Biaya Overhead Tetap + ( Rencana Produksi x Tarif Overhead Variabel ) Contoh anggaran biaya produksi Anggaran kuantitas produksi PT.ABC adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 PT ABC Anggaran Kuantitas Produksi Ketera ngan Janu ari Febr uari Mar et Apri l Mei Juni Juli Agu stus Sept emb er Okto ber Nov emb er Dese mbe r Unit 3900 4200 3700 3300 2800 3800 4200 3100 2800 4000 3000 2000

Biaya produksi per unit sejumlah Rp.3500 terdiri dari : - Biaya bahan baku : 2 kg karet @ Rp 500 = Rp 1000 - Biaya upah langsung : 2 jam @ Rp 1000 = Rp 2000 - Biaya produksi tidak langsung = Rp 500 Jumlah biaya produksi/unit Rp 3500 Maka anggaran biaya produksi PT ABC dapat disusun sebagai berikut : Tabel 2.2 PT ABC Anggaran Biaya Produksi (dalam 000 Rp) Ketera ngan Janu ari Febr uari Mar et Apri l Mei Juni Juli Agu stus Sept emb er Okto ber Nov emb er Dese mbe r Unit 3900 4200 3700 3300 2800 3800 4200 3100 2800 4000 3000 2000 HPP / 3500 3500 3500 3500 3500 3500 3500 3500 3500 3500 3500 3500 unit Jumlah 1365 0 1470 0 1295 0 1155 0 9800 1330 0 1470 0 1080 0 9800 1400 0 1050 0 7000 Tabel 2.3 Keter angan Unit Bahan Baku Standar Bahan Baku PT ABC Anggaran Biaya Produksi (dalam 000 Rp) Anggar an Bahan Baku Upah Langsung Standar Upah Langsung Anggaran Upah Langsung Overhead Standar Overhead Angg aran Overh ead Jumlah Janua 3900 1000 3900 2000 7800 500 1650 13650 ri Febru 4200 1000 4200 2000 8400 500 2100 14700 ari Maret 3700 1000 3700 2000 7400 500 1850 12950 April 3300 1000 3300 2000 6600 500 1650 11550 Mei 2800 1000 2800 2000 5600 500 1400 9800

Juni 3800 1000 3800 2000 7600 500 1900 13300 Juli 4200 1000 4200 2000 8400 500 2100 14700 Agust 3100 1000 3100 2000 6200 500 1550 10850 us Septe 2800 1000 2800 2000 5600 500 1400 9800 mber Oktob 4000 1000 4000 2000 8000 500 2000 14000 er Nove 3000 1000 3000 2000 6000 500 1500 10500 mber Dese mber 2000 1000 2000 2000 4000 500 1000 7000 Contoh Laporan Realisasi Biaya Produksi Table 2.4 PT ABC Laporan Realisasi Biaya Produksi Anggaran Aktual Varian Unit yang 2400 3000 600 (M) diproduksi Biaya bahan baku Rp 624.000 Rp 927.300 Rp 303.300 (TM) langsung Biaya tenaga kerja Rp 288.000 Rp 360.000 Rp 72.000 (TM) langsung Overhead: Variabel Rp 288.000 Rp 340.000 Rp 52.000 (TM) Tetap Rp 320.000 Rp 320.000 0 Total Rp 1.520.000 Rp 1.947.300 Rp 427.300 (TM) Keterangan : M = Menguntungkan TM = Tidak Menguntungkan

Dari contoh laporan realisasi biaya produksi di atas maka dapat dianalisis penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, sebagai berikut : 1. Unit yang diproduksi mengalami kenaikan 600 unit dari yang dianggarkan sebelumya yaitu 2400 unit. Hal itu berarti penyimpangan yang menguntungkan. Penyimpangan tersebut disebabkan kenaikan aktivitas penjualan, sehingga produksi naik melebihi tingkat yang direncanakan. 2. Menurut laporan di atas, penyimpangan yang tidak menguntungkan muncul untuk bahan baku langsung sebesar Rp 303.300, tenaga kerja langsung sebesar Rp 72.000, dan overhead variabel sebesar Rp 52.000. karena bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel merupakan biaya variabel maka penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh kenaikan produksi melebihi dari yang direncanakan. Jika produksi naik maka bahan baku yang diperlukan juga bertambah. Tenaga kerja juga harus ditambah agar permintaan produksi terpenuhi tepat waktu. Begitu juga dengan overhead variabel yang berkaitan dengan produksi akan ikut meningkat. Perusahaan yang telah menggunakan sistem penganggaran, akan mengembangkan standar untuk membentu dalam penyusunan anggran, menilai prestasi kerja, menghasilkan harga pokok produksi dan menghemat biaya pembukuan. Standar dapat dikatakan sebagai suatu hal yang mutlak diperlukan dalam menyusun anggaran. Hal itu disebabkan standar dan anggaran sama-sama mempunyai tujuan yang sama, yaitu pengendalian manajerial. Penyusunan

anggaran tanpa biaya standar tidak akan memungkinkan dalam mencapai sistem pengendalian anggaran yang sebenarnya. E. Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengawasan Sebelum membahas peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan dalam suatu perusahaan, ada baiknya kita membahas pengertian dari pengawasan itu sendiri. Menurut Hansen dan Mowen (2001:714) : Kontrol (pengendalian) adalah proses menetapkan standar, menerima umpan balik dari kinerja aktual, dan melakukan tindakan perbaikan ketika kinerja aktual bergeser secara signifikan dari kinerja yang direncanakan. Pengawasan didefinisikan oleh Glenn A. Welsch sebagai : Pengawasan adalah tidakan untuk menjamin pencapaian rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan yang dilakukan pimpinban perusahaan dimaksudkan untuk lebih menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dengan demikian apa yang telah ditentukan di dalam perencanaan seperti rencana, anggaran, program dan yang lainnya benar-benar dilaksanakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengawasan juga bertujuan untuk meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin terjadi. Tahap dan proses pengawasan :

1. Menyusun standar 2. Menilai prestasi 3. Membandingkan prestasi dengan standar 4. Menilai dan menyesuaikan dengan situasi Anggaran merupakan salah satu alat yabng sering digunakan sebagai alat pengawasan, karena jika anggaran disusun dengan baik maka akan mempermudah penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Menurut M. Nafarin (2004:21), anggaran merupakan alat pengendalian atau pengawasan (controlling). Oleh sebab itu, pengawasan terhadap biaya produksi sangat dibutuhkan untuk menilai apakah setiap kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pengawasan berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara : Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan) Pada perusahaan industri, pengawasan diarahkan pada unsur unsur biaya produksi yang terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung (biaya overhead). Melalui pengawasan ini diharapkan pemborosan biaya dapat dicegah atau setidak tidaknya dapat dikurangi dari periode-periode sebelumnya. Alat yang tepat bagi manajemen untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap biaya produksi adalah berdasarkan perencanaan yang teliti, dimana

perencanaan tersebut disusun dalam bentuk anggaran. Melalui anggaran ini diharapkan manajemen mengetahui apakah biaya yang sebenarnya sesuai, di atas atau di bawah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan melalui anggaran biaya produksi dapat juga dilakukan dengan adanya biaya standar. Menurut Henry Simamora (2000:636) : Biaya standar (standar cost) adalah ukuran yang ditentukan sebelumnya secar tepat menyangkut berapa biaya seharusnya dalam kondisi tertentu Langkah-langkah yang diambil dalam menetapkan biaya standar : 1. Melakukan inventarisasi dari pengalaman-pengalaman yang akan datang. Dalam hal ini berarti harus meneliti biaya yang sesungguhnya terjadi di masa lalu. 2. Menanyakan rencana pimpinan pada masa yang akan datang. Hal ini perlu pula diketahui bahwa setiap perubahan kebijaksanaan pimpinan akan secara otomatis dapat mempengaruhi rencana biaya pada masa yang akan datang. 3. Ramalkan perubahan harga pada masa yang akan datang. Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan yang paling sulit. Hal ini disebabkan karena perubahan harga yang merupakan salah satu faktor ekstern perusahaan. Standar akan menjadi dasar dalam melakukan perbandingan dengan realisasi untuk mengetahui penyimpangan (varian). Penyimpangan (varian) yang terjadi dapat dianalisis dengan cara membandingkan anggaran biaya produksi dengan realisasinya pada perusahaan.

Menurut Sofyan Safri Harahap (2001:101), penyimpangan realisasi dari anggaran dapat disebabkan oleh : 1. Kesalahan budget 2. Kesalahan akuntansi klasifikasi / pencatatan 3. Kesalahan operasi Penyimpangan ini harus dianalisis penyebabnya. Pada umumnya perusahaan telah menetapkan ukuran yang harus dilakukan investigasi dan mana yang tidak. Analisa penyimpangan (varian) dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk : 1. Mengetahui prestasi pusat pertanggungjawaban 2. Mengetahui siapa yang akan diberikan penghargaan atau sanksi 3. Sebagai bahan pengalaman untuk perbaikan operasi selanjutnya. Siapa yang akan dicontoh dan siapa yang tidak perlu dibantu mengatasi unfavorable 4. Untuk melihat pos-pos biaya yang perlu mendapat lampu kuning 5. Menjadi early warning system atas manajemen biaya dan hasil 6. Sebagai bahan kemungkinan revisi budget Mekanisme anggaran sebagai alat pengawasan dapat dicapai dengan cara : 1. Mendesain format anggaran yang sesuai dengan format akuntansi 2. Menyusun sebelum dilaksanakannya kegiatan operasi 3. Membandingkan antara anggaran dengan hasil realisasi dan menghitung penyimpangan (varian)

4. Menjadikan penyimpangan sebagai dasar investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut 5. Menjadikan hasil investigasi untuk menilai prestasi bagian dan memperbaiki serta menyempurnakan anggaran berikutnya. F. Penyimpangan Biaya Produksi Apabila terdapat perbedaaan antara biaya yang terealisasi dengan anggaran yang ditetapkan sebelumnya berarti terjadi penyimpangan biaya. Penyimpangan tersebut dapat bersifat menguntungkan atau merugikan perusahaan. Setiap penyimpangan yang terjadi pada unsur-unsur biaya produksi yaitu biaya bahan baku langsung, biaya upah langsung dan biaya overhead, baik yang menguntungkan maupun merugikan perlu diselidiki dan dianalisis. Sebab bila terdapat penyimpangan yang menguntungkan belum tentu itu efisien, mungkin saja ini terjadi akibat penetapan harga standar yang terlalu rendah. Analisis ini perlu untuk meneliti dimana penyimpangan itu terjadi, apa penyebabnya dan siapa saja yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut. Lebih lanjut hasil analisis ini dapat digunakan pihak manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan perbaikan dan juga sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan keputusan yang relevan. Penyimpangan antara anggaran dan realisasi disebut dengan varians. Menurut Welsch et.al (2000:498) dalam mengevaluasi varians untuk mengetahui penyebab terjadinya, kemungkinan berikut perlu untuk dipertimbangkan yaitu : 1. Varians tersebut tidaklah material atau signifikan

2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang direncanakan atau dianggarkan dan data aktual yang disediakan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya. 3. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Varians jenis ini harus diidentifikasi, sekali diidentifikasi, biasanya tidak memerlukan penelitian lebih lanjut karena bila keputusan telah dibuat maka telah disadari adanya varians dari rencana. 4. Varians yang berasal dari faktor yang tidak dapat dikendalikan. 5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian utama dan harus diselidiki secara teliti. Dengan kata lain, manajer harus memberikan perhatian khusus kepada varians yang membutuhkan penjelasan. Ini adalah perkecualian yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Ada banyak cara untuk mempelajari atau menyelidiki varians untuk menentukan sebab yang mendasarinya. Ada beberapa pendekatan utama menurut Welsch et.al (2000:498) : Pertemuan dengan manajer pusat tanggung jawab dan penyelia dan karyawan lainnya dalam pusat tanggung jawab yang terlibat. Analisis situasi kerja termasuk arus kerja, koordinasi aktivitas, keefektifan penyeliaan dan keadaan umum lainnya. Pengamatan langsung Penyelidikan di tempat oleh manajer lini Penyelidikan oleh kelompok staf Pemeriksaan intern Penelitian khusus Analisis varians Analisa varians mencakup analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu varians. Analisis varians mempunyai aplikasi yang sangat luas. Menurut Welsch et. Al (2000:498) analisis varians sering diaplikasikan dalam situasi sebagai berikut : 1. Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap dasar. 2. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar 3. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba.

Dalam menilai penyimpangan anggaran biaya produksi dan realisasi maka dilakukan analisis varians terhadap masing-masing unsur biaya produksi yaitu bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead. Penyimpangan biaya produksi dapat terbagi atas : a. Penyimpangan Biaya Bahan Baku, terdiri dari Penyimpangan Harga Bahan Baku, dengan rumus perhitungannya : Selisih Harga Bahan = (Harga Bahan Sesungguhnya/unit Harga Bahan Standar/unit) x Kuantitas Pemakaian Aktual. Penyimpangan Kuantitas Bahan Baku, dengan rumus perhitungannya : Selisih Kuantitas Bahan Baku = (Kuantitas Pemakaian Aktual/unit Kuantitas Pemakaian Standar/unit) x Harga Bahan Standar/unit. b. Penyimpangan Upah Langsung, terdiri dari : Penyimpangan Tarif Upah Langsung, dengan rumus perhitungannya : Selisih Tarif Upah = (Tarif Upah Aktual Tarif Upah Standar) x Jam Kerja Aktual Penyimpangan Efisiensi Waktu, dengan rumus perhitungannya : Selisih Efisiensi/Waktu = (Jam Kerja Aktual Jam Kerja Standar) x Tarif Upah Standar c. Penyimpangan Biaya Tidak Langsung, terdiri dari : 1. Metode Dua Selisih

Penyimpangan Terkendali Selisih Overhead = Overhead Aktual Anggaran menurut menurut Jam Kerja Standar yang dioperasikan Penyimpangan Volume Selisih Overhead = Anggaran Overhead menurut Jam Kerja Standar Biaya Standar Overhead 2. Metode Tiga Selisih Penyimpangan Pembelanjaan Selisih Overhead = Overhead Aktual Anggaran Overhead menurut Jam Kerja Aktual Penyimpangan Kapasitas Selisih Overhead = Anggaran Overhead menurut Jam Kerja Aktual ( Jam Kerja Aktual x Tarif Overhead Standar ) Penyimpangan Efisiensi Selisih Overhead = ( Jam Kerja Aktual Jam Kerja Standar ) x Tarif Overhead Standar. 3. Metode Empat Selisih Sama dengan metode tiga selisih, hanya bedanya ada pada penyimpangan efisiensi, dimana dalam metode empat selisih penyimpangan efisiensi dipisahkan menjadi 2 yaitu penyimpangan efisiensi variabel dan penyimpangan efisiensi tetap.