Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

dokumen-dokumen yang mirip
Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

KAJIAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS MELALUI PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

Kata kunci: Inkuiri Terbimbing kolaboratif, hidrolisis garam

Inge Ratna Dwi Alitalya, Puger Honggowiyono. Kata-kata kunci: Numbered Head Together (NHT), CTL, NHT berbasis CTL

METODE. Kata kunci: inkuiri terbimbing, hasil belajar, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

PENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS

PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE (LC 5-E) & LC 5E-STAD PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMK NEGERI 6 MALANG

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol 3, No 2, pp , May 2014

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

siswa dituntut mampu untuk membayangkan bagaimana proses serah terima elektron, pelepasan, dan pengikatan oksigen dari spesi satu ke spesi yang lain

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

IMPLEMENTASI PRAKTIKUM APLIKATIF BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar saja akan tetapi bias berkarya dan mampu bersaing dengan negara-negara

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DAN STAD MEMPERHATIKAN MOTIVASI

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

PENGARUH KEG DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SISTEM KOLOID

Kata kunci: Learning Cycle 5 Fase, stoikiometri, prestasi belajar

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Dosen Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang 2 Mahasiswa Pasca sarjana UM.

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION


OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PENERAPAN TEKNIK CATATAN TULIS DAN SUSUN DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI POKOK BUNYI DI SMP NEGERI 1 MOJOKERTO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STAD DIPADU PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 44 49

Annisaul Karimah dan Abdul Azis Abdullah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

SKRIPSI. OLEH: Siska Agustiana Dewi NPM:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGGUNAAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS X SMA ARTIKEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment atau Penelitian

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE ROUND ROBIN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

PENGARUH MEDIA MAKET DALAM MODEL STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII DI SMP NEGERI 11 BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI SMA

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

Transkripsi:

PENGARUH PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) DALAM MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMAN 10 MALANG PADA MATERI MINYAK BUMI Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang Email: ditaningtias@gmail.com ABSTRACT: The purposes of this research are to know: feasibility model of learning, and the effect of CEP approach in model STAD on students cognitive and entrepreneurship interest of the tenth graders of SMA Negeri 10 Malang in studying petroleum. Data was collected using tests and questionnaires about interest in entrepreneurship, then the data were analyzed using descriptive and inferential statistics (t-test). The results showed that there are effect of CEP approach in model STAD on students cognitive and entrepreneurship interest of the tenth graders of SMA Negeri 10 Malang in studying petroleum. The result of the study showed that the students who learnt with CEP approach in STAD model got higher score, which was 81.6, than those who learnt with STAD model only, which was 70.0. The students entrepreneur interest of experimental class was also had higher score, which was 84.7, than control class, which was 80.4. ABSTRAK: Tujuan penelitian adalah mengetahui: keterlaksanaan model pembelajaran; dan pengaruh pendekatan CEP dalam model STAD terhadap kemampuan kognitif dan minat berwirausaha siswa pada materi minyak bumi. Data dikumpulkan dengan menggunakan soal tes dan angket minat berwirausaha, selanjutnya data dianalisis menggunakan statistika deskriptif dan inferensial (ujit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan CEP dalam model STAD terhadap kemampuan kognitif dan minat berwirausaha siswa pada materi minyak bumi. Kemampuan kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CEP dalam model STAD lebih tinggi (rata-rata kelasnya 81,56) daripada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran STAD (rata-rata kelasnya 70,00). Minat berwirausaha siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CEP dalam model STAD lebih tinggi (rata-rata kelasnya 84,70) daripada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran STAD (rata-rata kelasnya 80,40). Kata kunci: Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) dalam Model Student Teams Achievement Divisions (STAD), kemampuan kognitif, minat berwirausaha. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa SMA. Materi kimia sebagian besar berupa teori dan perhitungan membuat guru sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. Pada metode ini kadang-kadang membuat konsentrasi siswa menjadi mudah terpecah dengan hal lain, sehingga sebagian besar siswa tidak dapat memahami dan menyerap materi kimia yang disampaikan guru dengan baik. Akibatnya hal ini akan berdampak langsung pada nilai pengukuran pemahaman siswa. Hal ini terbukti dengan data nilai rata-rata ulangan tengah semester kelas X pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 sebesar 61,64. Data rata-rata nilai ini masih di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) di SMAN 10 Malang, mengingat bahwa SKM yang harus ditempuh untuk materi kimia adalah 78. Berdasarkan hal tersebut, tentunya perlu dilakukan perubahan besar dalam pembelajaran kimia di SMA. Mengingat kimia merupakan salah satu mata pelajaran bidang IPA yang diikutsertakan dalam ujian nasional. Hal ini akan 1

berdampak pada mutu lulusan SMA. SMA adalah jenjang pendidikan yang mempersiapkan siswanya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Akan tetapi tidak semua siswa lulusan SMA melanjutkan jenjang pendidikannya ke perguruan tinggi, sehingga berpotensi menjadi pengangguran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 7,6 juta orang. Dan pengangguran dari pendidikan menengah atas menempati posisi tertinggi dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 10,34%. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan adanya upaya untuk mempersiapkan siswa SMA menjadi lulusan berkualitas dan memiliki ketrampilan sehingga mampu memenuhi lapangan kerja di Indonesia. Kebutuhan akan orientasi baru dalam pendidikan ini terasa begitu kuat dan nyata dalam berbagai bidang studi, demikian pula dalam bidang studi kimia. Kimia merupakan salah satu pelajaran yang aplikasinya sangat banyak dalam kehidupan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sebuah wirausaha dalam bidang kimia. Berdasarkan data minat kewirausahaan dari dua sampel penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan skor rata-rata angket minat kewirausahaan sebesar 76,07. Skor ini termasuk tinggi, akan tetapi minat berwirausaha siswa yang tinggi ini belum mendapatkan sarana yang tepat untuk mengembangkannya. Berangkat dari masalah tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah agar pendidikan di SMA juga dapat membekali siswa dengan ketrampilan di dunia kerja (vocational skill) di samping pengetahuan tentang materi kimia, sehingga siswa tidak hanya pandai dalam bidang teori saja tetapi juga memiliki ketrampilan yang dapat digunakan setelah menyelesaikan jenjang pendidikannya. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menjawab permasalahan di atas adalah pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP). CEP merupakan suatu pendekatan pembelajaran kimia yang kontekstual, yaitu pendekatan kimia yang mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan objek nyata. Dengan demikian selain memperoleh materi pelajaran siswa juga memiliki kesempatan untuk mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi suatu produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan semangat berwirausaha. Melalui pendekatan CEP ini diharapkan siswa lebih kreatif sehingga dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari dalam kehidupannya sehari-hari (Supartono, dkk., 2009: 477). Pendekatan pembelajaran kimia CEP juga memberi peluang kepada siswa untuk dapat mengatakan dan melakukan sesuatu. Jika pendekatan pembelajaran CEP diaplikasikan, maka siswa dapat mengingat lebih banyak konsep atau proses kimia yang dipelajari. Dampak dari penerapan CEP ini menjadikan belajar kimia bermakna, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. hal demikian sesuai dengan kerucut pengalaman belajar bahwa siswa belajar 10% dari yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari yang dilakukan, dan 90% dari yang dilakukan dan dikatakan (Supartono, dkk., 2009: 339) Kegiatan siswa dengan pembelajaran CEP ini perlu dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan memadukan pembelajaran CEP dengan suatu model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipadukan dengan 2

pembelajaran CEP adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Divisions (STAD). STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah model pembelajaran yang baik untuk permulaan bagi seorang guru untuk mendekatkan pembelajaran pada pedekatan kooperatif (Slavin, 2005:143). Inti kegiatan dalam STAD adalah presentasi kelas, belajar dalam tim, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan kepada kelompok yang tampil sangat baik. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sangat berpengaruh besar dalam prestasi belajar siswa. Dengan model ini siswa dapat belajar dan dapat mengetahui bagaimana menyelidiki suatu hal secara sistematik dan analitik (inkuiri), serta siswa dapat bekerjasama dalam pembelajaran untuk memecahkan suatu masalah sehingga siswa dapat memahami suatu materi secara mendalam (Supartono, dkk., 2009: 338). Untuk itu perpaduan pendekatan CEP dengan model pembelajaran STAD ini sangat mungkin untuk dilakukan dalam pembelajaran kimia. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) dalam model Student Teams Achievement Divisions (STAD) di kelas X SMAN 10 Malang?; (2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan kognitif antara siswa kelas X SMA Negeri 10 Malang yang dibelajarkan dengan model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) dalam model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi pokok minyak bumi?; dan (3) Apakah terdapat perbedaan minat berwirausaha antara siswa kelas X SMA Negeri 10 Malang yang dibelajarkan dengan model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) dalam model Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi pokok minyak bumi? METODE Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasy experiment). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 10 Malang tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas X-1 sampai X-7. Sampel dipilih menggunakan teknik undian dan didapatkan dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran pendekatan CEP dalam model STAD. Variabel terikatnya adalah hasil belajar kognitif dan minat berwirausaha siswa kelas X SMAN 10 Malang pada materi minyak bumi. Variabel kontrolnya adalah guru, waktu pembelajaran, dan materi minyak bumi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan (silabus, RPP, handout, dan LKS) dan instrumen pengukuran (lembar dan rubrik keterlaksanaan pembelajaran, soal postes, angket minat berwirausaha, dan tes ulangan harian). Sebelum semua instrumen digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan validasi. Validasi silabus, RPP, handout, lembar dan rubrik keterlaksanaan pembelajaran, soal postes, dan LKS ini dilakukan oleh dosen 3

pembimbing. Validasi soal tes dilakukan oleh dosen kimia dan dua guru kimia SMA. Hasil validasi soal tes sebesar 96,67%. Validasi angket dilakukan oleh dosen manajemen dan hasil validasi angket sebesar 93,75%. Penelitian dilakukan mulai tanggal 14 28 Mei 2013. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskripsi dan teknik analisis statistik. Data hasil penelitian yang dianalisis deskriptif adalah hasil belajar siswa, hasil minat berwirausaha, dan kreatifitas. Data hasil penelitian yang dianalisis statistik yaitu data hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif dan data minat berwirausaha. Hasil analisis statistik dari data hasil uji coba instrumen tes diperoleh nilai validitas butir soal yang digunakan untuk mengambil data antara 0,000 0,788; daya bedanya antara 0,070 0,600; taraf kesukarannya antara 0,300 0,960; dan reliabilitas soal tes 0,860. Pada penelitian ini diperoleh dua data siswa. Data kemampuan awal siswa berupa nilai tes materi redoks. Analisis data hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan uji t independent, yang terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas varian. HASIL ANALISIS Deskripsi Data Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Siswa Data kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari nilai hasil ulangan pada materi sebelumnya yaitu materi redoks. Data hasil belajar siswa pada ranah kognitif diperoleh dari nilai tes minyak bumi yang diberikan setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol menerima perlakuan. Deskripsi data kemampuan awal dan data hasil belajar kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Ket Kemampuan Awal Hasil Belajar Kognitif Kelas Jumlah Nilai NIlai Standar Rata-rata Siswa terendah tertinggi Deviasi Kontrol 32 32,0 86 60,7 1,2219 Eksperimen 32 37,0 81,0 59,4 1,4502 Kontrol 32 45,0 100,0 70,0 1,2889 Eksperimen 32 45,0 100,0 81,5 1,5420 Deskripsi Data Minat Berwirausaha Awal dan Data Minat Berwirausaha Akhir Siswa Adapun data minat berwirausaha awal siswa diperoleh dari nilai angket minat berwirausaha yang diberikan sebelum siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menerima perlakuan. Data minat berwirausaha akhir siswa diperoleh dari nilai angket minat berwirausaha yang diberikan setelah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menerima perlakuan. Deskripsi data minat berwirausaha awal dan minat berwirausaha akhir siswa disajikan pada tabel 2 berikut. 4

Tabel 2 Deskripsi Data Minat Berwirausaha Siswa Ket Minat Berwirausaha Awal Minat Berwirausaha Akhir Kelas Jumlah Nilai NIlai Standar Rata-rata Siswa terendah tertinggi Deviasi Kontrol 32 57,3 89,6 76,8 8,116 Eksperimen 32 55,2 95,8 75,8 8,527 Kontrol 32 60,4 92,7 80,4 8,026 Eksperimen 32 72,9 95,8 84,7 5,951 Hasil Analisis Data Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Siswa Hipotesis kemampuan awal pada penelitian ini adalah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama. Hipotesis hasil belajar pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan kognitif antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan CEP dalam model STAD dan siswa yang dibelajarkan dengan model STAD. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji t independent dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Sebelum dilakukan pengujian data kemampuan awal dan data hasil belajar dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis diperoleh bahwa data kemampuan awal dan hasil belajar siswa memiliki sebaran normal dan memiliki ragam yang homogen. Hasil uji t independent, dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Hasil Uji t Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Rata-rata Standar Deviasi Df Sig.(2 tailed) Eksperimen 81,560 11,563 62,000 0,002 Kontrol 70,000 11,563 60,108 Hasil Analisis Data Minat Berwirausaha Awal dan Data Minat Berwirausaha Akhir Siswa Hipotesis minat berwirausaha awal pada penelitian ini adalah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai minat berwirausaha yang sama. Hipotesis hasil belajar pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan minat berwirausaha antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan CEP dalam model STAD dan siswa yang dibelajarkan dengan model STAD. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji t independent dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Sebelum dilakukan pengujian data minat berwirausaha awal dan data minat berwirausaha akhir dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis diperoleh bahwa data minat berwirausaha awal dan data minat berwirausaha akhir siswa memiliki sebaran normal dan memiliki ragam yang homogen. Hasil uji t independent, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. 5

Tabel 4 Hasil Uji t Minat Berwirausaha Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Standar Deviasi Df Sig.(2 tailed) Eksperimen 5,951 62,000 0,020 Kontrol 8,026 67,176 PEMBAHASAN 1. Hasil Belajar Ranah Kognitif Pada penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan model pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran model STAD dengan pendekatan CEP dan kelas kontrol diberikan pembelajaran model STAD. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 81,56 dan kelas kontrol 70,00. Gambaran nilai rata-rata kemampuan awal dan hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Nilai Hasil Belajar 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Kemampuan Awal Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 1 Nilai Rata-rata Kemampuan Awal dan Hasil Pembelajaran Perbedaan hasil belajar tersebut dikarenakan dalam pembelajaran dengan pendekatan CEP mengajarkan siswa untuk mempelajari proses pengolahan suatu bahan alam menjadi suatu produk yang bermanfaat sehingga siswa dapat tertarik untuk belajar kimia dan berwirausaha. Pembelajaran dengan pendekatan CEP ini dikembangkan ke konsep-konsep kimia yang berkaitan dan proses kimia yang melandasi, sehingga siswa dapat mengingat lebih banyak konsep atau proses kimia yang dipelajari. Dampak dari penerapan CEP ini menjadikan belajar siswa bermakna, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam ranah kognitif. Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman belajar bahwa siswa belajar 10% dari yang membaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari yang dilakukan, 90% dari yang dilakukan dan dikatakan. 6

2. Hasil Belajar Ranah Afektif Hasil penilaian hasil belajar ranah afektif pada kelas eksperimen, didapatkan persentase skor rata-rata tiap indikator penilaian ranah afektif pada pertemuan pertama sebesar 84,3%, pertemuan kedua sebesar 87,9%, dan pertemuan ketiga sebesar 90,4%. Persentase rata-rata nilai ranah afektif siswa kelas eksperimen dalam seluruh pertemuan sebesar 87,5%. Pada kelas kontrol persentase skor rata-rata tiap indikator penilaian ranah afektif yang tersaji pada tabel 4.10, pada pertemuan pertama sebesar 80,4%, pertemuan kedua sebesar 83,3%, dan pertemuan ketiga sebesar 84,9%. Adapun persentase rata-rata nilai ranah afektif siswa kelas kontrol dalam seluruh pertemuan sebesar 82,8%. Gambaran data hasil belajar ranah afektif pada seluruh pertemuan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Nilai Afektif Siswa 92 90 88 86 84 82 80 78 76 74 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Keseluruhan Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 2 Persentase Nilai Rata-rata Ranah Afektif Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata ranah afektif pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Perbedaan tersebut terjadi karena pembelajaran dengan pendekatan CEP ini mengajarkan untuk mengaitkan langsung pada objek nyata atau fenomena di sekitar kehidupan manusia, sehingga dengan pendekatan pembelajaran CEP ini memungkinkan siswa mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat. Dengan pendekatan CEP ini, siswa akan lebih tertarik dan bersemangat lagi untuk belajar, sehingga dapat meningkatkan kegiatan siswa dalam ranah afektif seperti keseriusan dalam belajar, keaktifan dalam merespon pertanyaan, dan kerjasama dalam kelompok. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa dalam ranah afektif, maka hasil belajar kognitif siswa pun juga meningkat. Hal ini terbukti dengan pada kelas eksperimen yang memiliki persentase rata-rata hasil belajar ranah afektif lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 87,50% memiliki rata-rata hasil belajar ranah kognitif yang tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 81,56, sedangkan pada kelas kontrol yang memiliki persentase rata-rata hasil belajar ranah afektif lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 82,80% memiliki rata-rata hasil belajar ranah kognitif yang lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 70,00. 7

3. Minat Berwirausaha Siswa Data minat berwirausaha siswa diperoleh dari angket minat berwirausaha yang diberikan kepada siswa sebelum dan setelah perlakuan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan data minat berwirausaha dari kedua kelas sebelum diberikan perlakuan didapatkan skor rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 75,33 dan pada kelas kontrol sebesar 76,82. Skor rata-rata minat berwirausaha siswa setelah selesai diberikan perlakuan pada kelas eksperimen sebesar 84,70 dan pada kelas kontrol sebesar 80,44. Skor peningkatan pada kelas eksperimen sebesar 9,37 dan pada kelas kontrol sebesar 3,62. Gambaran data minat berwirausaha awal dan data minat berwirausaha akhir siswa dapat dilihat pada Gambar 3 berikut. Skor Minat Berwirausaha 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sebelum Setelah Pembelajaran Pembelajaran Peningkatan Skor Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 3 Nilai Minat Berwirausaha Siswa Berdasarkan data minat berwirausaha siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan skor rata-rata minat berwirausaha kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena pada kelas kontrol sama sekali tidak diberikan pengetahuan tentang kewirausahaan, walaupun kedua kelas samasama memperoleh praktikum untuk membuat lilin hias aromaterapi. Pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan CEP diberikan pengetahuan tentang kewirausahaan, sehingga siswa kelas eksperimen memiliki minat yang lebih besar untuk berwirausaha. Adanya pertumbuhan minat berwirausaha siswa tersebut karena penerapan pendekatan CEP dalam model STAD lebih menuntut potensi siswa untuk belajar secara maksimal sehingga mampu menampilkan kompetensi tertentu. Proses belajar siswa tidak lagi berorientasi kepada banyaknya materi pelajaran kimia, tetapi lebih berorientasi kepada kecakapan yang dapat ditampilkan siswa. Pembelajaran pendekatan CEP dalam model STAD memiliki beberapa kelebihan diantaranya kompetensi yang dapat dicapai lebih banyak, proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa terfokus perhatiannya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil belajarnya menjadi lebih bermakna (Supartono, dkk., 2009: 338). 8

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan pembelajaran pendekatan CEP dalam model STAD pada penelitian ini berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan dari kesesuaian pelaksanaan pembelajaran pendekatan CEP dalam model STAD dengan RPP ranah afektif siswa dalam pembelajaran ini juga tercapai dengan baik yaitu 91,25%; (2) Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar antara kelas yang pembelajarannya menggunakan model STAD dan kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan CEP dalam model STAD. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen 81,56, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 70,00. Jadi pembelajaran pendekatan CEP dalam model STAD dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada materi minyak bumi; dan (3) Terdapat perbedaan yang signifikan pada minat berwirausaha antara kelas yang dibelajarkan dengan model STAD dan kelas yang dibelajarkan dengan pendekatan CEP dalam model STAD. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari ratarata skor angket pada kelas eksperimen sebesar 84,70 dan pada kelas kontrol sebesar 80,44. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: (1) Pendekatan CEP dalam model STAD disarankan untuk diterapkan pada materi minyak bumi pada pembelajaran berikutnya di sekolah; (2) Penelitian ini mengkaji pengaruh pendekatan CEP dalam model STAD terhadap kemampuan kognitif dan minat berwirausaha siswa, sehingga peneliti lain dapat menguji pengaruh pendekatan CEP dalam model STAD dengan variabel yang lainnya, misalnya pada motivasi belajar, perbedaan sikap siswa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Buchari Alma. 2013. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta. Djaali &Muljono, Pudji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2012. Badan Pusat Statistik. (Online), (http://www.bps.go.id/brs_file/naker_07mei12.pdf), diakses 1 Mei 2013. 9

Pratiwi, R. Y. 2011. Penerapan Pendekatan Chemoentrepreneurship (CEP) Terhadap Minat Berwirausaha, Motivasi Belajar, Kreatifitas dan Kemampuan Kognitif Kimia Siswa Kelas X SMAN 2 Batu Pada Materi Pokok Minyak Bumi. Skripsi tidak diterbitkan: Malang: UM. Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Oleh Lita. Bandung: Nusa Media. Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. London: Allyman Bacon. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta Supartono, Wijayati, N. & Sari, A. H. 2009. Kajian Prestasi Belajar Siswa SMA dengan Metode Student Teams Achievement Divisions Melalui Pendekatan Chemo-entrepreneurship. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, (Online), 3 (1): 337-344, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jipk/article/view/1274/1325), diakses 16 April 2013. Supartono, Saptorini & Asmorowati, D. S. 2009. Pembelajaran Kimia Menggunakan Kolaborasi Konstruktif dan Inkuiri Berorientasi Chemoentrepreneurship. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, (Online), 3 (2): 476-483, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jipk/article/view/1284/1335), diakses 16 April 2013. 10