METODE ANALISIS SUPPLY DAN DEMAND KOMODITAS PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
f. Luas lahan panen padi (X 5 ) merupakan seluruh areal produktif atau panen tanaman padi di Indonesia dinyatakan dalam satuan ribu Ha.

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. media perantara. Pada umumnya data sekunder dapat berupa bukti, catatan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

ANALISIS PENAWARAN CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA: PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL OLEH MEIRISA REZEKI HAFIZAH H

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah uji Augmented Dickey Fuller (ADF). Apabila nilai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pemilihan lokasi ini berdasarkan secara purposive sampling (sengaja).

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

BAB III PARTIAL ADJUSTMENT MODEL (PAM) Pada dasarnya semua model regresi mengasumsikan bahwa hubungan

ANALISIS RESPONS PENAWARAN KELAPA DI INDONESIA PADA PERIODE OLEH THOMSON MARGANDA SIANIPAR H

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB V PEMBAHASAN. harga gula domestic (HGD), PDB perkapita (PDB), dan jumlah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

Transkripsi:

METODE ANALISIS SUPPLY DAN DEMAND KOMODITAS PERTANIAN disampaikan oleh: Hermanto Siregar Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Kajian Strategis, IPB Seminar Nasional Arah dan Metodologi Penelitian Bidang Ilmu Pertanian dan Agribisnis Tasikmalaya, 17 Oktober 2015 Outline Pendahuluan Masalah Pokok Sektor Pertanian Model Penawaran Partial Adjustment Model Model Permintaan Error Correction Model Penutup 2 1

Pendahuluan 3 Masalah Pokok Sektor Pertanian (1/2) Permintaan komoditas pertanian terus meningkat peningkatan kuantitas dan kualitas produk pangan + perubahan life style (organik, biofarmaka) Populasi meningkat dengan laju 1,49% per tahun = 3,6 juta jiwa setahun Pendapatan perkapita double setiap sekitar 5 tahun {USD 748 (2001) USD 1.590 (2006) USD 3.647(2011)}. Lahan Konversi ke non-pertanian sekitar 113.000 ha per tahun Pembukaan lahan pertanian baru lamban Mayoritas petani bekerja di lahan sempit dengan rataan luas sekitar ¼ ha. Infrastruktur Pertanian, khususnya irigasi dan jalan pedesaan dan feeder roads kurang memadai. 4 2

Masalah Pokok Sektor Pertanian (2/2) Kendala pemasaran dan sistem logistik, yang menyebabkan marjin keuntungan Petani relatif kecil dibandingkan middle men maupun pelaku lainnya dalam supply chain. Harga output sangat fluktuatif: menunjukkan besarnya ketidakpastian (uncertainty), mencerminkan bahwa kebijakan kuota yang diterapkan kurang efektif. Perubahan iklim global Meningkatkan ketidakpastian produksi pertanian Meningkatkan risiko kelangkaan sumberdaya air Meningkatnya permintaan thdp jasa lingkungan Gap (S-D): Surplus untuk beras (+8,2 juta ton??) dan jagung (+4,0 juta ton??), per 2014 (data BKP) Defisit untuk kedelai (-1,3 juta ton) per 2014 dan gula (-1,4 juta ton), per 2012. Kita butuh cetak biru (blue print) pengembangan untuk setiap komoditas pangan, untuk setiap daerah. Setidaknya kondisi S & D yang objektif. 5 Mengapa model supply dan demand? Dari masalah pokok di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah utama sektor pertanian terkait dengan demand dan supply Penawaran (supply) dan permintaan (demand) merupakan dua aspek fundamental yang mempengaruhi dinamika kinerja komoditas pertanian. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedua aspek tersebut dengan sendirinya juga mempengaruhi kinerja dimaksud. Konsekuensinya, peramalan (outlook) terhadap aspek penawaran dan aspek permintaan seyogianya dilakukan berdasarkan analisis mengenai faktor-faktor tersebut. 6 3

Model Penawaran 7 Permasalahan umum model supply standar untuk komoditas pertanian : respon produsen terhadap harga aktual Biasanya, harga yang diamati adalah harga pasar setelah produksi terjadi, sedangkan keputusan produksi (penanaman) harus berdasarkan perkiraan petani terhadap harga berlaku pada beberapa bulan setelah panen Adanya time lag dalam produksi komoditas pertanian, pemodelan pembentukan ekspektasi menjadi isu penting dalam response penawaran pertanian 8 4

Model Umum Supply Response Nerlovian Model supply response dapat diformulasikan berkenaan dengan yield (produktivitas) dan area. Secara khusus, model supply response merupakan perkalian antara yield dengan luas area tanam sebagai berikut : (1) 9 Model Umum Supply Response Nerlovian Misalkan, luas areal yang diinginkan untuk dialokasikan untuk suatu tanaman pangan pada periode t merupakan fungsi dari harga relatif yang diharapkan dan faktor lain : (2) 10 5

Partial Adjustment Model (PAM) Model penyesuaian parsial (PAM) pada dasarnya merupakan rasionalisasi dari pendekatan Koyck. Model PAM disebut juga dengan model stock adjustment yang dikembangkan oleh Prof. Marc Nerlove. 11 Partial Adjustment Model (PAM) Asumsikan bahwa yield yang diharapkan merupakan fungsi linear dari variabel eksogen sebagai berikut : (3) Masalahnya : langsung tidak dapat diamati secara 12 6

Partial Adjustment Model (PAM) Nerlove mendalilkan hipotesis berikut yang dikenal dengan partial adjustment atau stock adjustment : (4) dimana bernilai yang dikenal sebagai koefisien penyesuaian, adalah perubahan aktual dan adalah perubahan yang diinginkan 13 Partial Adjustment Model (PAM) Jika artinya yield aktual = yield yang diinginkan, dengan kata lain, yield actual menyesuaikan dengan yield yang diinginkan secara instan pada periode yang sama. Jika artinya tidak ada perubahan apapun karena yield aktual pada saat t sama dengan yield yang diamati pada periode sebelumnya. Penyesuaian secara penuh terhadap yield yang diinginkan tidak dimungkinkan dalam jangka pendek, Secara khusus, diharapkan diantara nol dan satu karena penyesuaian akan cenderung incomplete karena adanya kekakuan, inersia, dll sehingga dinamakan partial adjustment model. 14 7

Partial Adjustment Model (PAM) Alternatif model dalam persamaan (4) : (5) Subsitusikanlah persamaan (3) ke persamaan (5), hasilnya adalah : (6) Persamaan (6) inilah yang dinamakan dengan model PAM. 15 Partial Adjustment Model (PAM) Dengan cara yang sama, model PAM untuk variabel luas area adalah : (7) Estimasi model PAM untuk variabel yield dan luas area dapat menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) Perkalian antara nilai dugaan kedua variabel inilah yang dinamakan dengan supply response : 16 8

Partial Adjustment Model (PAM) Model PAM yang diestimasi dengan OLS, akan menghasilkan parameter yang konsisten meskipun cenderung bias (untuk sampel kecil dan terbatas). Sehingga sangat perlu dilakukan pengujian asumsi regresi klasik, antara lain normalitas, autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. 17 Partial Adjustment Model (PAM) Untuk mendeteksi autokorelasi, statistic Durbin-Watson standar tidak dapat digunakan dalam model autoregressive, khususnya PAM. Untuk mendeteksi autokorelasi pada model PAM, statistic yang digunakan adalah Durbin h statistic, dengan formula : (8) 18 9

Ilustrasi (1/2) Analisis Respon Penawaran Kelapa di Indonesia pada Periode 1971-2006 (Sianipar, 2009) terdapat 2 model: model areal dan model produktivitas Contoh model Respon Produktivitas (produksi per luas areal) Kelapa Produktivitas saat ini = f(produktivitas periode sebelumnya (t-1), harga riil kopra, harga riil minyak goreng CPO, harga pupuk, harga pestisida, upah buruh, tingkat suku bunga modal kerja riil, tingkat curah hujan). 19 Ilustrasi (2/2) Hasil, variabel yang berpengaruh signifikan: Produktivitas periode sebelumnya Harga pupuk Upah buruh Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Elastisitas jangka pendek Elastisitas jangka panjang Respon luas areal terhadap harga kopra (eap) Ket: *) bernilai nol karena tidak signifikan eap+eyp=eqp Respon produktivitas terhadap harga kopra (eyp) Respon penawaran terhadap harga kopra (eqp) 0*) 0.0284 0.0284 0*) 0.0491 0.0491 20 10

Model Permintaan 21 Pendahuluan Secara umum model permintaan suatu barang dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, harga barang lain, pendapatan, populasi, selera, dll. Secara formal dinotasikan sebagai berikut : (9) 22 11

Pendekatan Kointegrasi Stasioneritas merupakan hal pertama dan utama yang harus diperhatikan jika seorang peneliti bekerja dengan data time series. Kebanyakan data time series memang tidak stasioner pada levelnya. Sehingga jika kita memaksakan variabel-variabel tersebut diestimasi dengan melakukan regresi, maka akan terjadi spurious regression (regresi semu). Jika ada sebuah grup variabel yang tidak stasioner, adalah hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, apakah variabelvariabel tersebut terkointegrasi. Jika variabel-variabel tersebut terkointegrasi, maka regresinya menjadi tidak semu. Adanya kointegrasi memungkinkan untuk menelaah hubungan jangka panjang antar variabel. 23 Pendekatan Kointegrasi Regresi semu dapat juga dihindari dengan cara variabel2 dalam model dinyatakan dalam the first difference, sehingga variabel2 tsb stasioner ( Y t = Y t Y t-1 dst) Tetapi penggunaan data first difference membuat peneliti kehilangan informasi jangka panjang yang sebenarnya sangat penting. Agar informasi jangka panjang tidak hilang dan sekaligus tidak terjadi regresi semu, maka dikembangkanlah model Error Correction. Model ini pada dasarnya berlandaskan pada pendekatan kointegrasi, yang pertama kali diperkenalkan oleh Engle dan Granger pada tahun 1987. 24 12

Pendekatan Kointegrasi Engle and Granger (1987) menyatakan bahwa sebuah kombinasi linier dari dua atau lebih variabel mungkin bisa stasioner {atau I(0)}, meskipun variabel-variabelnya secara individual tidak stasioner {atau I(1)} Sekumpulan variabel ekonomi dalam keseimbangan jangka panjang ketika : (10) 25 Pendekatan Kointegrasi Deviasi dari ekuilibrium dinamakan equilibrium error, sehingga : (11) Engle dan Granger (1987) menyajikan definisi kointegrasi sebagai berikut : - Semua komponen terintegrasi pada order d - Terdapat vector sedemikian rupa sehingga merupakan kombinasi linier terintegrasi pada order (d-b) dimana b>0 26 13

Pendekatan Kointegrasi Empat poin penting dari definisi tersebut : Kointegrasi mengacu pada kombinasi linear dari variabel nonstasioner kointegrasi mengacu pada variabel yang terintegrasi pada order yang sama Jika memiliki n komponen non-stasioner, mungkin terdapat vector kointegrasi yang independen secara linier sebanyak n-1 Kebanyakan literatur kointegrasi fokus pada kasus dimana masing-masing variabel terdiri dari satu akar unit 27 Pendekatan Kointegrasi Ada tidaknya kointegrasi dapat diuji dengan berbagai macam metode diantaranya dengan metode Engle-Granger (1987), Johansen (1991) dan bound test, Pesaran (1997) Metode yang dijelaskan disini adalah metode Engle-Granger 28 14

Pendekatan Kointegrasi Metode pengujian kointegrasi Engle-Granger sebetulnya menggunakan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF) dalam dua tahap. Tahap pertama, variabel-variabel (dalam level) diuji secara sendiri-sendiri dengan metode ADF, dan umumnya akan diperoleh variabel-variabel yang tidak stasioner. Tahap kedua, variabel dependen diregresi dengan variabel-variabel penjelasnya menggunakan OLS dan kemudian lakukan pengujian terhadap residual regresi tersebut. 29 Error Correction Model (ECM) Variabel-variabel yang tidak stasioner dapat digunakan untuk mengestimasi model dengan mekanisme koreksi kesalahan (error correction mechanism) atau ECM Ide sederhana mekanisme koreksi kesalahan adalah proporsi disekuilibrium pada suatu periode akan dikoreksi pada periode berikutnya 30 15

Error Correction Model (ECM) Tahapan pemodelan ECM : Melakukan pengujian stasioneritas masing-masing variabel penelitian agar diketahui derajat integrasinya melakukan estimasi hubungan keseimbangan jangka panjang Melakukan pengujian stasioneritas residualnya Jika residual stasioner, maka tahap akhirnya adalah melakukan estimasi ECM Melakukan pegujian diagnostik (pelanggaran asumsi regresi) 31 Error Correction Model (ECM) Contoh model ECM dengan 2 variabel : dimana merupakan error correction term yang dapat menunjukkan speed of adjustment dari jangka pendek ke jangka panjangnya. (12) 32 16

Diagram Alur Tentukan Spesifikasi Model sesuai dengan Teori Ekonomi Pengujian Akar Unit untuk melihat Stasioneritas Data Jika Stasioner Pada Level Jika Stasioner Pada First difference Jika Tidak Stasioner Estimasi Model PAM : Estimasi Model Jangka Panjang : Mencari Alternatif Model Lain Estimasi Residual dari Regresi Pengujian Akar Unit Residual Jika Residual Tidak stasioner berarti tidak dapat dibentuk model ECM Estimasi Model Jangka Pendek : Lakukan Pengujian : 1. Uji Model secara keseluruhan 2. Uji Signifikansi Koefisien 3. Uji Normalitas 4. Uji Multikolinieritas 5. Uji Heteroskedastisitas 6. Uji Autokorelasi Jika ada pelanggaran asumsi, maka atasi dulu pelanggaran tersebut, kemudian lakukan estimasi ulang Interpretasi 33 Ilustrasi (1/2) Strategi Pengembangan Pertanian untuk Mencapai Kedaulatan Pangan (Firdaus, Rifin, dan Hasanah, 2014) model produksi dan konsumsi komoditas pangan utama Contoh model konsumsi beras Konsumsi beras= f(harga beras (HB), produksi dunia (PD), PDB, dan populasi (POP)). Pers. Jangka Panjang (kointegrasi) Cons = -0.04HB + 0.22PD + 0.04PDB + 1.17POP Pers. Jangka pendek (ECM) d(cons) = -0.03d(HB) + 0.06d(PD) + 0.13d(PDB) + 0.92d(POP) - 0.86et-1 34 17

Ilustrasi (2/2) Hasil, variabel yang berpengaruh signifikan thd konsumsi beras (dalam jangka panjang): Harga beras PDB Populasi Komoditas beras merupakan komoditi yang inelastis terhadap perubahan harga Populasi merupakan variabel penjelas dengan pengaruh terbesar 35 Penutup 36 18

Kebijakan pertanian yang menekankan kedaulatan pangan, secara operasional masih diterjemahkan kepada kebijakan penguatan ketahanan pangan. Maka arah penelitian ekonomi pertanian antara lain ialah yang mengkaji kondisi ketahanan pangan. Kondisi ketahanan pangan dalam aras makro dapat diproksi dengan penawaran dan permintaan pangan, yang sering dikerucutkan menjadi S beras dan D beras. Spesifikasi model ekonometrika untuk penawaran dapat dilakukan dengan Partial Adjustment Model, dan untuk permintaan dengan Error Correction Model. 37 Terimakasih Follow me on Twitter: @hermantoregar email: hermansiregar@yahoo.com 38 19