III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Konsumen, khususnya konsumen yang membeli dan menggunakan handphone

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

3. PELAKSANAAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. pegawai berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada Kantor Camat Patilanggio

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan memiliki metode penelitian yang jelas. Metode penelitian pada dasarnya

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu (1) karakterisik sosial ekonomi masyarakat dan (2) persepsi masyarakat sendiri terhadap kegiatan HTR yang banyak dipengaruhi oleh karakteristik individu sendiri maupun lingkungan tempat masyarakat tersebut tinggal. Karakteristik sosial ekonomi yang diduga berpengaruh adalah umur, tingkat pendidikan (formal dan informal), pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan lahan, pengalaman bertani, dan kekosmopolitan (Neupane 2002; Zbinden & Lee 2005; Susiatik 1998; Yuwono 2006). Adapun persepsi masyarakat yang diduga berpengaruh dalam keputusan yang diambil masyarakat untuk memilih suatu program atau kegiatan antara lain persepsi mereka terhadap ketentuan yang berlaku dalam program tersebut, manfaat yang mereka peroleh, keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan perencanaan dan evaluasi, konflik serta dukungan pemerintah terhadap suatu program (Salam et al. 2005; Neupane et al. 2002; Zbinden & Lee 2005). Dalam penelitian ini faktor persepsi yang diduga berpengaruh dalam keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan HTR adalah persepsi masyarakat terhadap beberapa ketentuan pelaksanaan HTR seperti alokasi lahan, kegiatan dan pola HTR, jenis tanaman, persyaratan dan proses perijinan, jangka waktu dan luas pengusahaan, pewarisan ijin, hak dan kewajiban peserta HTR, kesiapan pasar, kelembagaan kelompok serta kegiatan sosialisasi. Sebagai kebijakan yang bersifat top down, ketentuan-ketentuan dalam kebijakan HTR ditetapkan oleh pemerintah pusat namun sebagian besar tanggung jawab pelaksanaan kegiatan HTR diserahkan kepada pemerintah daerah dalam hal ini adalah kabupaten dan desa. Dengan demikian selain persepsi masyarakat lokal sebagai pelaku utama kebijakan HTR, perlu diketahui pula persepsi para pelaksana kebijakan lainnya terhadap ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan HTR tersebut. Pelaksana kebijakan di daerah yang dimaksud dalam penelitian ini

28 adalah pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun, pemerintah daerah Propinsi Jambi, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan di Propinsi Jambi, aparatur desa, tokoh masyarakat serta para pendamping atau penyuluh kehutanan. Persepsi mereka dapat digunakan sebagai pembanding agar diperoleh gambaran menyeluruh dan tidak bias dari ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa persepsi seseorang akan mempengaruhi perilaku dan partisipasinya. Jika persepsi seseorang terhadap program HTR positif maka ia akan bersedia berpartisipasi dalam program tersebut dan sebaliknya. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR dapat dilihat dari bentuk partisipasi yang diberikan serta seberapa sering masyarakat berperan dalam beberapa kegiatan partisipasi. Sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat maka dalam pengelolaan HTR diharapkan agar masyarakat dapat terlibat dalam seluruh kegiatan partisipasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga pemeliharaan/evaluasi. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun selain dipengaruhi oleh persepsi masyarakat juga diduga dipengaruhi pula oleh karakteristik sosial ekonomi masyarakat. Skema hubungan yang menjadi kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5. 3.1.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsi berpengaruh nyata terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi 2. Terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dan persepsi masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.

29 Program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Pelaksana kebijakan di daerah Masyarakat Karakteristik Sosial Ekonomi (X1) - Umur (X1.1) - Pendidikan formal (X1.2) - Pendidikan informal (X1.3) - kepemilikan lahan HTR (X1.4) - luas lahan (X1.5) - Jarak ke lokasi HTR (X1.6) - Pendapatan (X1.7) - Jumlah tanggungan (X1.8) - Pengalaman bertani (X.1.9) - Kekosmopolitan (X1.10) Keputusan untuk ikut serta dalam HTR (Y1) Deskriptif kualitatif Regresi Logistik Berganda Deskriptif kualitatif Persepsi (X2) - Manfaat (X2.1) - Alokasi lahan (X2.2) - Pola mandiri (X2.3) - Pola kemitraan (X2.4) - Jenis tanaman (X2.5) - Persyaratan Perijinan (X2.6) - Proses perijinan (X2.7) - Jangka waktu dan luas pengusahaan (X2.8) - Pewarisan ijin (X2.9) - Hak dan kewajiban (X2.10) - Pasar (X2.11) - Kelembagaan (X.2.12) - Sosialisasi (X2.13) - Tenaga pendamping (X2.14) - Dukungan (X2.15) Tingkat Partisipasi (Y2) Deskriptif; korelasi Spearman Keterangan : : proses : metode analisis - Perencanaan (Y2.1.1) - Pelaksanaan (Y2.1.2) - Pemanfaatan (Y2.1.3) - Pemeliharaan dan Evaluasi (Y2.1.4) Implikasi kebijakan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Deskriptif; korelasi Spearman Gambar 5 Skema kerangka pemikiran penelitian.

30 Gambar 6 Lokasi penelitian berdasarkan peta pencadangan areal HTR di Kabupaten Sarolangun.

31 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa yang terletak di sekitar areal pencadangan HTR yaitu Desa Taman Bandung, Desa Lamban Sigatal dan Desa Seko Besar yang berada di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi (Gambar 6). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut terletak dekat dengan areal pencadangan HTR dan di antaranya bahkan telah memiliki ijin pemanfaatan HTR (IUPHHK-HTR) perorangan sejak tahun 2009 sehingga program HTR telah dapat dilaksanakan. Ijin HTR di wilayah ini termasuk yang pertama kali keluar di propinsi Jambi. Hal ini menunjukkan bahwa ada inisiatif dan potensi ketertarikan yang cukup dari masyarakat untuk ikut serta dalam program HTR. Pengumpulan data primer dan sekunder pada penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari Bulan Juni hingga Juli 2011. 3.3 Metode Penelitian Menurut Nazir (2003) penelitian ini digolongkan kedalam penelitian deskriptif karena meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu berusaha untuk mencari fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah. Penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit baik secara sensus maupun menggunakan sampel (Nazir 2003). Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan : 1. Pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan HTR di lapangan tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut 2. Interview atau wawancara yaitu informasi atau keterangan diperoleh secara langsung dari responden, tokoh masyarakat atau informan dengan cara

32 bertatap muka dan bercakap-cakap dengan menggunakan alat bantu interview guide (panduan wawancara) dan kuesioner yang telah disusun sebelumnya 3. Pencatatan dan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber/instansi dan hasil penelitian terdahulu. 3.4 Populasi dan Contoh Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang tinggal di lokasi penelitian baik yang sudah mendapatkan ijin HTR maupun yang belum. Dari populasi tersebut dipilih contoh secara acak sebanyak 81 responden. Distribusi contoh yang diambil dapat dilihat pada Tabel 4. Responden yang dipilih adalah kepala keluarga yang tinggal di lokasi penelitian, mampu mengambil keputusan secara mandiri dan mampu berpikir logis dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Dengan demikian diharapkan responden akan memahami dan mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Sebagian besar penduduk menghabiskan waktunya sehari-hari di kebun atau ladang di dalam hutan dan baru kembali ke rumah satu minggu sekali sehingga sulit ditemui di desa. Dengan kondisi seperti itu maka pewawancara mendatangi rumah-rumah penduduk yang sedang berada di tempat pada siang hari atau mengundang mereka ke rumah kepala desa atau tokoh masyarakat pada malam hari atau hari libur mereka. Tabel 4 Distrubusi contoh penelitian pada setiap desa Desa Populasi (N) Jumlah Rumah Intensitas Tangga Contoh (n) Sampling (%) Seko Besar 267 27 9,42 Lamban Sigatal 270 25 9,26 Taman Bandung 308 29 10,11 Selain kepala keluarga di desa, dipilih pula beberapa informan kunci sebagai pembanding untuk mengetahui perbedaan persepsi antar pelaksana kebijakan HTR di daerah. Informan yang dipilih mewakili Dinas Kehutanan Propinsi Jambi, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun (Disbunhut Sarolangun), Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah IV Jambi (BP2HP Jambi), pendamping/penyuluh, perangkat desa, anggota DPRD, tokoh masyarakat desa, HTI PT. Samhutani (wilayahnya berbatasan dengan areal

33 pencadangan HTR dan memiliki industri pengolahan kayu), akademisi dari Universitas Jambi, serta beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat lokal (LP3D = Lembaga Penelitian Pengembangan Potensi Desa) dan perwakilan dari proyek FLEGT = Forest Law Enforcement, Governance and Trade di Indonesia. 3.5 Instrumen Penelitian Sebagai alat pengumpul data primer, instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar adalah kuisioner dengan pertanyaan tertutup dan alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu untuk pengukuran persepsi (1= tidak setuju, 2= kurang setuju dan 3= setuju) dan untuk pengukuran tingkat partisipasi (1= tidak pernah, 2= jarang dan 3= sering). Tipe pertanyaan ini disusun untuk mempermudah analisis dan interpretasi data (Robertson & Lawes 2005). Selain itu digunakan pula pertanyaan dengan alternatif jawaban semi terbuka dengan peubah kategorikal seperti pendidikan dan peubah numerik seperti umur dan pendapatan. Bentuk kuisioner yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1. Kepada beberapa informan kunci (key informan) digunakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan informan memiliki kebebasan penuh untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan ini disajikan dalam pedoman wawancara untuk kepentingan memperoleh informasi penjelas (eksplanasi) dan untuk kepentingan observasi (Lampiran 2). 3.6 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan berupa data karakteristik sosial ekonomi responden, persepsi responden terhadap ketentuan dalam kegiatan HTR dan tingkat partisipasi responden dalam kegiatan HTR di lokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari kuisioner dan wawancara mendalam dengan berbagai pihak yang terlibat dalam program HTR serta observasi terhadap kegiatan HTR di lapangan. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.

34 Data sekunder yang dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan keadaan umum lokasi seperti kondisi geografis, demografi dan data perkembangan program HTR. Data ini dapat diperoleh dari dokumen monografi, catatan dan arsip desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi, FLEGT, dan kelompok tani hutan. Tabel 5 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian No Tujuan Variabel Pengamatan 1 Mengkaji persepsi masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan pelaksanaan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi. 2 Mengidentifikasi dan menganalis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR. 3 Mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan partisipasi dan bentuk partisipasi mereka dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi. 4 Mengukur dan menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsinya dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi. Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2) - Karakteristik sosial ekonomi masyarakat (X1) - Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2) - Keputusan masyarakat (Y1) - Frekuensi keikutsertaan masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan - Karakteristik sosial ekonomi masyarakat (X1) - Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2) - Tingkat partisipasi (Y2) Unit Data - Rumah tangga - institusi Rumah tangga Rumah tangga Rumah tangga Sumber Data kuisioner wawancara kuisioner Kuisioner wawancara kuisioner Metode Analisis Analisis deskriptif kualitatif Analisis regresi logistik berganda Analisis deskriptif kualitatif Korelasi Spearman

35 3.7 Variabel Pengamatan Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Karakteristik sosial ekonomi responden yang meliputi indikator: umur, pendidikan formal, pendidikan informal, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan digarap, kepemilikan lahan di areal HTR, jarak ke lahan areal HTR, pengalaman bertani, dan sifat kekosmopolitan. 2. Persepsi responden terhadap program HTR secara keseluruhan yang meliputi indikator utama: a. Persepsi responden terhadap manfaat HTR b. Persepsi responden terhadap alokasi lahan HTR c. Persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan d. Persepsi responden terhadap mitra/investor e. Persepsi responden terhadap jenis tanaman f. Persepsi responden terhadap persyaratan perijinan g. Persepsi responden terhadap proses perijinan h. Persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan pengusahaan i. Persepsi responden terhadap ketentuan pewarisan ijin pengusahaan j. Persepsi responden terhadap hak dan kewajiban peserta HTR k. Persepsi responden terhadap kesiapan pasar hasil HTR l. Persepsi responden terhadap kelembagaan kelompok HTR m. Persepsi responden terhadap kegiatan sosialisasi HTR n. Persepsi responden terhadap tenaga pendamping dalam HTR o. Persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah dan LSM terhadap kegiatan HTR Untuk mengukur variabel persepsi digunakan pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 1 menunjukkan tidak setuju, 2 menunjukkan kurang setuju, dan 3 menunjukkan setuju. Semakin tinggi skor jawaban responden berarti responden semakin setuju dengan ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR yang ada saat ini. 3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR yang meliputi : keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan HTR, mulai dari

36 (1) perencanaan, (2) pelaksanaan baik dalam hal penyiapan lahan, penanaman, maupun pembibitan, (3) pemanfaatan tanaman hasil kegiatan HTR dan (4) pemeliharaan/evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk mengukur variabel partisipasi digunakan pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 1 menunjukkan tidak pernah, 2 menunjukkan jarang, dan 3 menunjukkan sering. Semakin tinggi skor jawaban responden berarti tingkat partisipasi responden dalam kegiatan HTR juga semakin tinggi. 3.8 Validitas dan Reliabilias Data memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena data menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Data penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data yang berkualitas adalah data yang valid dan reliabel. Validitas data penelitian ditentukan oleh akurasi pengukuran. Instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berkaitan dengan seberapa baik suatu konsep dapat didefinisikan oleh suatu ukuran (Sugiyono 2007). Reliabilitas data ditunjukkan oleh stabilitas dan konsistensi instrumen yang digunakan dalam mengukur suatu konsep. Pengukuran yang reliabel akan menunjukkan instrumen yang dapat dipercaya, yang diharapkan juga dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya. Cara pengukuran validitas instrumen penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan cara: (1) membangun validitas (construct validity), artinya peneliti menyusun tolak ukur berdasarkan kerangka konsep yang akan diukur, (2) validitas isi (content validity), artinya isi instrumen telah mewakili semua aspek yang dianggap ditemukan dalam kerangka konsep, dan (3) validitas eksternal (external validity), artinya instrumen yang digunakan tidak berbeda hasilnya dengan instrumen lama yang telah valid (Arikunto 1978, diacu dalam Susiatik 1998). Pengujian validitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan teknik validitas isi yaitu menyesuaikan daftar pertanyaan dengan kerangka

37 konsep yang telah disusun sebelumnya dan difokuskan pada variabel-variabel yang akan diteliti. Reliabilitas instrumen akan dilakukan dengan uji coba instrumen terhadap 20 responden. Pendekatan yang akan digunakan untuk pengujian validitas instrumen penelitian adalah korelasi bivariat pearson correlation, dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor masing-masing variabel. Sedangkan pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach alpha untuk menguji kelayakan konsistensi seluruh skala yang digunakan. Dengan ukuran ini, suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki cronbach alpha lebih dari 0,6. 3.9 Definisi Operasional Agar memudahkan dalam pengumpulan dan analisis data, maka perlu dibuat definisi operasional, parameter pengukuran serta kategori penilaian untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang secara rinci disajikan pada Lampiran 3. 3.10 Pengolahan dan Analisis Data 3.10.1 Karakteristik Sosial Ekonomi, Persepsi Masyarakat dan Tingkat Partisipasi Untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat di tiap desa dilakukan perhitungan skor tiap-tiap variabel yang digunakan kemudian dilakukan pengelompokkan data sesuai variabel masing-masing. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif kualitatif terhadap data tersebut untuk menggambarkan tingkat sosial ekonomi, kemampuan, dan potensi mereka dalam kegiatan HTR untuk masing-masing desa.. Untuk mendeskripsikan tingkat persepsi masyarakat dilakukan perhitungan skor dari setiap variabel dan total skor dari seluruh variabel menggunakan skala Likert dengan ketentuan semakin tinggi skor maka tingkat persepsi masyarakat juga semakin tinggi. Dari total skor tersebut, tingkat persepsi masyarakat dibagi menjadi 3 kelas yaitu (1) tingkat persepsi rendah, (2) tingkat persepsi sedang, dan (3) tingkat persepsi tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada Persamaan 1.

38. (1) Berdasarkan hasil kuisioner tersebut selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif dan sintesa hasil yang mendalam untuk menggambarkan persepsi masyarakat terhadap setiap indikator ketentuan pelaksanaan HTR yang ada saat ini. Tingkat partisipasi responden terhadap kegiatan HTR juga dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menjumlahkan skor setiap variabel dalam tiap tahap kegiatan menggunakan Skala Likert dengan ketentuan semakin tinggi skornya maka tingkat partisipasinya juga semakin tinggi. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR dibagi menjadi 3 kelas yaitu (1) tingkat partisipasi rendah, (2) tingkat partisipasi sedang, dan (3) tingkat partisipasi tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada Persamaan 1. 3.10.2 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Masyarakat dengan Keputusan Masyarakat untuk Ikut Serta dalam Program HTR Untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi dan persepsi masyarakat terhadap pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR (Y1) dilakukan menggunakan analisis regresi logistik berganda yaitu analisis regresi dengan peluang peubah hasil bersifat binari (dikothom) yang berarti memiliki 2 nilai meliputi ya (1) atau tidak (0) (Agresti & Finlay 1997; Hosmer & Lemeshow 2000). Rumus persamaan regresi logistik berganda yang digunakan seperti pada Persamaan 2 sedangkan Persamaan 3 adalah dugaan bentuk transformasi logit dari Persamaan 2 untuk memudahkan perhitungan. Peluang responden untuk ikut serta dalam kegiatan HTR (π (x)=1) dapat diduga dari fungsi antara koefisien regresi ( ) dan variabel bebasnya (Xj). (2) (3) Berdasarkan dugaan variabel yang berpengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR, maka model tranformasi logit

39 yang dibangun dapat dilihat pada Persamaan 4 untuk melihat pengaruh karakteristik sosial ekonomi dan persepsi (25 parameter) secara bersama-sama terhadap keputusan masyarakat ikut HTR. Model persamaan serupa juga dibuat untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi (10 parameter) dan variabel persepsi (15 parameter) secara terpisah terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam HTR (Persamaan 5 dan 6) ) (4). (5). (6) Keterangan: = peluang responden ikut serta dalam program HTR (1 = responden ikut serta dalam program HTR; 0 = responden tidak ikut serta dalam program HTR,) = transformasi logit dari π (x) = persamaan logit dari pengaruh karakteristik sosial ekonomi dan persepsi = persamaan logit dari pengaruh karakteristik sosial ekonomi = persamaan logit dari pengaruh persepsi β 0 = intersep β i = koefisien regresi (i = 1,2,3.25) X 1.1 = umur responden (tahun) X 1.2 = skor pendidikan formal X 1.3 = skor pendidikan informal X 1.4 = skor status kepemilikan lahan di areal HTR X 1.5 = luas lahan (ha) X 1.6 = jarak dari tempat tinggal ke lahan HTR (km) X 1.7 = pendapatan per kapita (Rp/tahun) X 1.8 = jumlah tanggungan (orang) X 1.9 = skor pengalaman bertani kayu (dummy variabel) X 1.10 = skor kekosmopolitan X 2.1 = skor persepsi responden terhadap manfat HTR X 2.2 = skor persepsi responden terhadap alokasi lahan X 2.3 = skor persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan X 2.4 = skor persepsi responden terhadap kemitraan X 2.5 = skor persepsi responden terhadap jenis tanaman X 2.6 = skor persepsi responden terhadap persyaratan perijinan X 2.7 = skor persepsi responden terhadap proses perijinan X 2.8 = skor persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan pengusahaan X 2.9 = skor persepsi responden terhadap pewarisan ijin X 2.10 = skor persepsi responden terhadap hak dan kewajiban

40 X 2.11 = skor persepsi responden terhadap kelembagaan X 2.12 = skor persepsi responden terhadap pasar X 2.13 = skor persepsi responden terhadap sosialisasi HTR X 2.14 = skor persepsi responden terhadap keberadaan tenaga pendamping X 2.15 = skor persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah dan LSM Uji nyata model yang dihasilkan dilakukan menggunakan metode uji likelihood ratio (G), sedangkan untuk menguji pengaruh masing-masing peubah bebasnya digunakan uji Wald (W) (Agresti & Finlay 1997; Hosmer & Lemeshow 2000). Uji Nyata Model (G) : G = -2 (log likelihood tanpa peubah β i log likelihood dengan peubah β i )... (7) Hipotesis : Ho : β i = 0 H1 : paling sedikit terdapat satu β i 0 Kaidah keputusan : 1. Nilai p < α maka tolak Ho 2. Nilai p > α maka jangan tolak Ho Model terbaik dipilih berdasarkan kombinasi dari berbagai variabel yang digunakan di atas yang memberikan nilai log likelihood terbaik Uji Wald (W) Wj = βj / GB βj.. (8) Keterangan: Wj = uji Wald untuk nilai peubah ke-j Βj = nilai koefisien peubah ke-j GB = galat baku Hipotesis yang diajukan adalah Ho : β j = 0, H1 : β j 0 dengan kaidah keputusan jika nilai p < α maka tolak Ho dan jika nilai p > α maka jangan tolak Ho 3.10.3 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi dalam Program HTR Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel karakteristik sosial ekonomi (X1) dan variabel persepsi masyarakat (X2) masing-masing

41 dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR (Y2) digunakan teknik analisis korelasi Spearman Rank dengan rumus sebagai berikut (Walpole 1992; Sugiyono 2007): - - Keterangan: r s = koefisien korelasi Spearman d i = selisih peringkat peubah X dan Y n = banyaknya sampel.. (9) Nilai berkisar antara -1 hingga 1. Nilai akan bernilai positif jika peringkat peubah X makin besar dan peringkat peubah Y juga makin besar, sebaliknya akan bernilai negatif jika peringkat peubah X makin besar sedangkan peringkat peubah Y makin kecil. Hipotesis yang diajukan adalah : Ho : X dan Y saling bebas H1 : X dan Y berhubungan langsung atau kebalikan. Kaidah keputusannya : 1. Jika > tabel Spearman untuk α(2)(n) atau < - tabel Spearman untuk α(2)(n) maka tolak Ho 2. Jika > tabel Spearman untuk α(1)(n) atau < - tabel Spearman untuk α(1)(n) maka tolak Ho.