Sugiarti dan Vera Talumepa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Nisa khoiriah INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

PENDAHULUAN. sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama diperkirakan akan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

DEWI SUSANTI ( S)

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : MIRANTI OCTARINA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

GAMBARAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI BPM HUSNIYATI PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Disusun Oleh: Wiwiningsih

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

EVALUASI PENGETAHUAN BIDAN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI KECAMATAN IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

1

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN PRAKTEK SWASTA TENTANG INISIASI MENYUSU DINI BERDASARKAN KARAKTERISTIK BIDAN DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2008 Sugiarti dan Vera Talumepa ABSTRAK Latar Belakang : Angka kematian bayi (AKB) di Jawa Barat adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung jumlah kematian bayi di Kabupaten Bandung tahun 2007 adalah 115. Menurut penelitian kematian bayi yang terjadi satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi dapat disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Berdasarkan penelitian tersebut diperkirakan inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 30.000 bayi Indonesia yang meninggal pada bulan pertama kelahiran. Pada studi pendahuluan terdapat banyak bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Karakteristik Bidan Di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2008 Metode Penelitian yang digunakan adalah deskretif kuantitatif, dengan sampel adalah total populasi yang berjumlah 30 bidan praktek swasta di Kecamatan Lembang. Jenis data yang digunakan data primer sedangkan teknik analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil Penelitian : Hasil dari keseluruhan yang didapatkan bahwa pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini sudah baik yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %), tingkat pendidikan bidan praktek swasta sebagian besar adalah berpendidikan DIII yaitu sebanyak 16 orang (53,3 %) dengan tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 14 orang (87,5%), masa kerja bidan praktek swasta sebagian besar > 9 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 orang (77,3%). Saran : Diharapkan para bidan dapat meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti pendidikan formal maupun informal. Kata Kunci : Deskriptif Kuantitatif, Pengetahuan, Karakteristik, Inisiasi Menyusu Dini Daftar Pustaka : 21, 2001 2008 A. PENDAHULUAN Pemberian ASI Ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Hatta dalam Roesli, 2008). Angka kematian bayi (AKB) di Jawa Barat adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2005). Sedangkan di Kabupaten Bandung jumlah kematian bayi pada tahun 2007 adalah 115, dengan penyebab BBLR sebanyak 62, non BBLR sebanyak 16 dan oleh sebab lain sebanyak 37. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 67

Menurut penelitian yang dilakukan di Ghana bahwa 22 persen kematian bayi yang terjadi satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi dapat disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Berdasarkan penelitian tersebut diperkirakan inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 30.000 bayi Indonesia yang meninggal pada bulan pertama kelahiran. Dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama bayi akan mendapatkan zat-zat gizi penting dan mereka terlindung dari berbagai penyakit berbahaya pada masa yang paling rentan dalam kehidupannya (Anonim, 2007) Pentingnya kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) segera setelah lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama kehidupan, merangsang pengeluaran hormone oksitosin yang membantu rahim berkontraksi untuk pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan ibu, serta merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, perasaan bahagia, dan merangsang pengaliran ASI dari payudara (Roesli, 2008). Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan life saving, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara Ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan disemua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga di harapkan akan tercapai sumber daya manusia yang berkualitas (Anonim, 2007) Menurut Dr. Gianfranco Rotigliano, peningkatan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi-bayi Indonesia akan mengurangi masalah gizi dan kesehatan balita. Air susu Ibu tidak hanya sumber gizi terbaik, tetapi dapat menyelamatkan jiwa bayi pada bulan-bulan pertama yang rawan. Oleh karena itu, semua petugas kesehatan yang terlibat dalam persalinan, termasuk para dokter dan bidan untuk membantu ibu-ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini segera setelah melahirkan (Depkes, 2007). Bidan dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Khususnya bagi bidan-bidan praktek swasta karena ada bidan praktek swasta yang tidak bekerja di suatu instansi. Pengetahuan inisiasi menyusu dini pada bidan praktek swasta dapat diperoleh melalui proses belajar informal dan pengalaman melalui seminar, pelatihan dan sebagainya. Hal ini diperjelas oleh pendapat Notoatmodjo, 2003 bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri maupun orang lain. Bagi para bidan yang bekerja dengan masa kerja yang lama di instansi pemerintah maupun swasta yang telah menerapkan inisiasi menyusu dini akan mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini dibandingkan bidan dengan masa kerja yang belum lama. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 68

Masa kerja dikategorikan menjadi < dari 3 tahun, 3-6 tahun, 6-9 tahun, dan > dari 9 tahun (Surayin, 2004) Sebagai gambaran, Kecamatan Lembang merupakan salah satu Kecamatan yang berada di daerah Kabupaten Bandung Barat. Di Kecamatan Lembang terdapat 16 desa, dan terdapat fasilitas kesehatan diantaranya 2 rumah bersalin (RB), 4 Puskesmas, 30 Bidan Praktek Swasta. Bidan Praktek Swasta adalah salah satu tempat pelayanan kesehatan yang didirikan oleh Bidan yang telah mempunyai surat izin praktek Bidan dan telah diakui oleh pemerintah. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, bahwa program inisiasi menyusu dini di Kabupaten Bandung Barat telah digalakan. Beberapa Bidan Praktek Swasta di Kecamatan Lembang telah mengikuti seminar tentang inisiasi menyusu dini. Saat peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap 15 bidan di kecamatan Lembang pada kenyataannya para bidan tersebut tidak melakukan inisiasi menyusu dini saat menolong persalinan. Dan menurut Hatta (dalam Roesli, 2008) bahwa pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini belum diketahui masyarakat, bahkan juga petugas kesehatan. Hal ini wajar karena inisiasi menyusu dini adalah ilmu pengetahuan yang baru bagi Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan atau adopsi perilaku baru seseorang dalam kehidupannya melalui 3 tahap yaitu pengetahuan, sikap dan praktek. Perubahan atau adposi perilaku baru adalah suatu proses kompleks yang memerlukan waktu relatif lama (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Karakteristik Bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2008. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2008 2. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2008 3. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Masa Kerja Di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2008 B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2002 : 138). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan praktek swasta di kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada bulan Juli 2008 sebanyak 30 orang. Sedangkan sampel yang Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 69

digunakan adalah total sampling atau sampel jenuh yaitu dengan mengambil anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Kemudian data diolah secara univariat C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dan Karakteristik Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008. No Variabel N Persen Total 1. Pengetahuan Baik Cukup 22 8 73,3 26,7 30 2. Tingkat Pendidikan D-I D-III 3. Masa Kerja < 3 Tahun 3 8 Tahun > 9 tahun 14 16 6 2 22 46,7 53,3 20 6,7 73,3 30 30 Dari tabel 1 diatas diketahui dari 30 bidan praktek swasta mayoritas memiliki Pengetahuan yang baik tentang Inisiasi Menyusu Dini yaitu sebanyak 22 orang ( 73,3 %). Dan sebagian besar bidan memiliki tingkat Pendidikan D III yaitu sebanyak 16 orang (53,3 %). Masa kerja bidan sebagian besar > 9 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %). 2. Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Karakteristik Bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008. a. Gambaran Pengetahuan Bidan berdasarkan Pendidikan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini berdasarkan Pendidikan Bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Pendidikan Tingkat Pengetahaun Baik Cukup Total D I 8 (57,1%) 6 (42,9%) 14 (100%) D III 14 (87,5%) 2 (12,5%) 16 (100%) Jumlah 22 (73,3%) 8 (26,7%) 30 (100%) Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 70

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa mayoritas pendidikan bidan adalah D III, dan dari 16 responden yang berpendidikan D III mempunyai pengetahuan yang baik tentang inisiasi menyusu dini yaitu 14 responden (87,5%). Menurut Notoatmodjo, 2003 bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman, pendidikan, keyakinan dan sumber informasi. Tingginya tingkat pengetahuan responden, disebabkan karena sebagain besar responden telah mengikuti pelatihan dan seminar tentang inisiasi menyusu dini, sehingga pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuannya, dan ditinjang pula dengan pendidikan responden yang mayoritas D III kebidanan, hal ini sesuai dengan teori bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin baik dan luas pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003). Hal terbukti pada responden dengan pendidikan DIII kebidanan karena inisiasi menyusu dini merupakan hal baru yang sudah disosialisasikan dalam program pendidikan formal maupun pendidikan non formal berupa pelatihan dan seminar tentang inisiasi menyusu dini. b. Gambaran Pengetahuan Bidan berdasarkan Masa Kerja Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini berdasarkan Masa Kerja Bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Pendidikan Tingkat Pengetahaun Baik Cukup Total < 3 Tahun 3 (50%) 3 (50 %) 6 (100%) 3 8 Tahun 9 Tahun 2 (100%) 17 (77,3%) 0 (0%) 5 (27,7) 2 (100%) 22 (100%) Jumlah 22 (73,3%) 8 (26,7%) 30 (100%) Berdasarkan tabel 3 diatas, mayoritas responden mempunyai masa kerja > 9 tahun, dan dari 22 responden yang bekerja > 9 tahun mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebayak 17 responden (77,3%). Sesuai dengan teori Henderson (2006) yang mengatakan bahwa bidan yang mempunyai masa kerja lebih lama mempunyai pengetahuan lebih baik dibandingkan dengan bidan yang belum lama bekerja terutama di instansi besar. Bidan yang mempunyai masa kerja lebih lama mempunyai peran lebih baik dalam penatalaksanaan kebidanan dibandingkan dengan bidan pengalaman kerjanya baru sesaat. Hal ini dikarenakan, bidan yang masa kerjanya lebih lama memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi (DepKes, 2003). Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 71

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini sebagian besar sudah baik yaitu sebanyak 22 responden (73,3%). Dan sebagian besar bidan memiliki tingkat Pendidikan D III yaitu sebanyak 16 orang (53,3 %). Masa kerja bidan sebagian besar > 9 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %). b. Mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan D III yaitu sebanyak 16 responden(53,3%) dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (87,5%). c. Mayoritas masa kerja bidan > 9 tahun sebanyak 22 responden (73,3%) dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 responden (77,3%). 2. Saran a. Bagi Profesi Kebidanan, agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam bidang kesehatan salah satunya tentang inisiasi menyusu dini karena dengan inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan bayi Indonesia yang meninggal pada bulan pertama kelahiran sehingga akan memperkecil angka kematian bayi di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Barat. b. Bidan untuk selalu melatih keterampilan, menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan pendidikan baik secara informal maupun formal guna meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi baru lahir terutama tentang inisiasi menyusu dini DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007, Tekan Angka Kematian Bayi, Ibu Negara Serukan Inisiasi Dini, http://www.kapanlagi.com. Diperoleh tanggal 20 Januari 2008 Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V, Jakarta : Rineka Cipta Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2005, Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat Henderson, C., 2006, Buku Gambaran Konsep Kebidanan, Jakarta : EGC Hidayat, A.A.A, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, S, 2003, Pengantar Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta, 2005, Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasinya, Jakarta : PT Adi Mahasatya Roesli, U., 2008, Inisiasi Menyusu Dini, Jakarta : Pustaka Bunda Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 72