LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ Hotel Best Western Premiere Basko Padang, 13 14 Agustus 2010 Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional
1. Pendahuluan Upaya peningkatan sistem ujian pada pendidikan kedokteran gigi yang menjadi fokus Komponen 2 HPEQ Project mensyaratkan adanya suatu proses pembuatan soal ujian yang berkualitas, komprehensif, dan sesuai dengan tingkat kompetensi yang diharapkan. Salah satu metode ujian yang akan digunakan adalah ujian praktik dengan dukungan teknologi berbasiskan komputer yang disebut juga sebagai Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Untuk itu maka diperlukan suatu upaya untuk membuat suatu Bank Soal yang sangat kredibel baik dari segi sistem maupun soal soal yang terkandung di dalamnya. Disamping pengembangan infrastruktur, aplikasi, pelatihan untuk Standardized Patient (SP), serta standarisasi para penguji yang diperlukan untuk melaksanakan OSCE, tentu saja hal yang diperlukan secara mendasar adalah pembuatan soal soal OSCE itu sendiri. Hal ini menjadi sangat mendasar karena penyiapan unsur unsur lainnya didasari atas soal - soal yang akan diujikan dalam ujian praktik ini. Mengingat kepentingan hal itu maka diperlukan serangkaian workshop pembuatan soal OSCE (OSCE Development) yang diselenggarakan secara luas dan berkesinambungan. Kegiatan ini juga harus melibatkan seluruh klinisi yang terkait dari berbagai institusi pendidikan sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia dalam hal ini staf pengajar dalam pembuatan soal dengan demikian maka proses ujian di tingkat nasional dapat diiringi dengan berkembangnya sistem ujian di setiap institusi pendidikan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan proses belajar peserta didik dan meningkatkan nilai capaian dari ujian ini. Workshop regional item development gelombang satu pernah diselenggarakan pada tanggal 19-22 Mei 2010 dan dilanjutkan dengan workshop nasional item development OSCE pada tanggal 29-30 Mei 2010. Output yang didapatkan dari workshop-workshop tersebut dirasakan kurang optimal karena jumlah soal OSCE yang berhasil direview masih jauh dari target, yaitu hanya sebanyak 9 soal. Hal ini disebabkan karena pada saat itu blue print OSCE masih belum tersusun, sehingga para item writer lebih fokus untuk menyusun blue print OSCE terlebih dahulu. Mengingat soal OSCE juga sangat krusial untuk penyusunan skenario Standardized Patient (SP), maka core team UKDGI memandang perlu untuk segera menyelenggarakan workshop regional item development OSCE gelombang 2 untuk menjaring soal-soal OSCE baru yang akan menjadi input untuk bank soal OSCE UKDGI. Selain itu, rangkaian workshop ini juga dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan try out OSCE di tahun 2011, yang merupakan KPI profesi dokter gigi di tahun 2011.
2. Tujuan 1. Terkumpulnya soal-soal OSCE yang berkualitas sebagai bahan untuk proses selanjutnya dalam penyiapan OSCE yakni pelatihan SP dan standarisasi para penguji 2. Meningkatnya jumlah dan kemampuan para pembuat soal dalam membuat soal OSCE yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai ujian yang bersifat nasional 3. Terkumpulkannya nama nama pembuat soal yang berbakat yang berkapasitas dari berbagai bidang ilmu yang terkait secara menyeluruh yang dapat mewakili kepentingan para pemangkunya 4. Tersusunnya rencana strategis pelaksanaan workshop item development OSCE di masingmasing institusi 3. Output Workshop 1. Jumlah soal OSCE berkualitas baik yang dapat digunakan untuk ujian nasional dan mengisi bank soal baik di tingkat nasional, wilayah maupun institusional 2. Jumlah pembuat soal OSCE yang berkualitas dari berbagai bidang ilmu yang terkait secara menyeluruh yang dapat mewakili kepentingan para pemangkunya dan kisi-kisi soal ujian 3. Kualitas soal ujian OSCE lebih baik sehingga jumlah peserta ujian yang lulus dapat meningkat 4. Rencana strategis pelaksanaan workshop item development OSCE di institusi masing-masing 4. Metode Pelaksanaan Workshop Workshop ini dilaksanakan pada tanggal 13 14 Agustus 2010 di Hotel Best Premiere Basko, Padang. Workshop yang dihadiri oleh 14 peserta ini terdiri dari 12 perwakilan institusi kedokteran gigi wilayah barat, observer dari bidan, 2 core team dari kedokteran gigi, serta 2 fasilitator dari ws item dev nasional yang pernah diadakan sebelumnya. Antusiasme peserta sangat baik, hal ini dapat dilihat dari participation rate yang mencapai 99 % dari jumlah undangan yang seharusnya 18 orang.
Workshop dilaksanakan dalam dengan 2 metode, yaitu dengan metode presentasi narasumber yang disertai dengan diskusi interaktif dan diskusi kelompok yang diharapkan dapat menghasilkan output yang spesifik. Berikut adalah pembagian kelompok beserta output yang diharapkan : 1) Station penyakit trauma akibat kecelakaan: Kelompok 1: Unsyiah, Usakti, Unsri, UKM, Moestopo Fasilitator: Utmi Arma 2) Station Penyakit infeksi dan imun Kelompok 2: Unprim, Unjani, Ui, Unpad, Unbrah Fasilitator: Edrizal 3) Station Variant pertumbuhan dan perkemabangan genetik congenital Kelompok 3: Usu, Unbrah, Moestopo, Unand, Stikes Padang (observer) Fasilitator: Irmagita 4) Station Semua Kelompok Apabila dibandingkan dengan rencana kegiatan yang tertera pada TOR, pada implementasinya, acara berjalan agak terlambat dari jadwal dikarenakan waktu mulainya acara terlambat sekitar setengah jam, tetapi meskipun demikian tidak berdampak pada waktu pelaksanaan tiap sesi dari waktu yang dijadwalkan sebelumnya. Meskipun demikian, nilai substansi dari tiap materi yang diberikan oleh narasumber tidak berkurang. Berikut adalah rundown acara workshop pada kondisi riil : Waktu Acara Pelaksana Jumat, 13 Agustus 2010 14.30 14.40 Pembukaan HPEQ 14.40 14.45 Pembukaan Dekan Unbrah Ramaputranto 14.45 14.55 Perkenalan Peserta 14.55 16.00 Penjelasan Prinsip Competence Based Assesment dan Blue Mei Syafriadi dan Utmi Arma Print 16.00 16.25 Pertanyaan dan Diskusi Mei Syafriadi 16.25 18.00 Penjelasan Blue Print per masing-masing kelompok Fasilitator 18.00 19.30 ISHOMA 19.30 22.00 Lanjutan Diskusi Kelompok dan Pembuatan skenario Fasilitator Sabtu, 14 Agustus 2010
Penutupan 5. Hasil Kegiatan Sesi utama pada workshop ini adalah kuliah dari narasumber, Utmi Arma dan Mei Syafriadi terkait dengan prinsip competence based assesment dan blue print. Kuliah yang diberikan oleh narasumber ini dianggap benar-benar dapat memberi masukan kepada peserta workshop dalam membuat skenario yang berkenaan dengan OSCE. Peserta dan narasumber menyadari bahwa draft-draft tersebut tidak akan dihasilkan dengan melakukan kerja kelompok beberapa jam saja, oleh karena itu diharapkan setiap kelompok yang telah terbentuk dapat menghasilkan skenario sebagai input untuk soal ujian OSCE yang berkualitas. Beberapa catatan penting dari sesi kuliah dan diskusi interaktif pada workshop adalah sebagai berikut : a. Desain dan Alat yang dibutuhkan di dalam ruang ujian station OSCE di fakultas Uji coba yang akan dilakukan Juni 2011, fakultas diharuskan menyediakan ruangan untuk ujian OSCE. Seharusnya ruangan tersebut dibuat tersendiri, terdapat sekat-sekat, atau idealnya ada dalam ruang-ruang, gunanya agar antar kandidat tidak saling terpengaruh. Untuk desain setiap fakultas dapat mendesain sendiri sesuai dengan kondisi fakultas. Sedangkan untuk peralatan yang dibutuhkan dapat disesuaikan dengan skenario yang ada. b. Batasan untuk skala scoring Batasan untuk skala scoring tergantung indikator yang akan dinilai. Dan buatlah penilaian (misal) 1-3 dengan penjelasan yang terinci (kejelasan dalam rating). Dan jangan menggunakan persentase dalam kebenaran. Kriteria harus jelas dan tujuan yang mau diukur juga harus jelas. c. Pengiriman hasil blue print yang tidak berwarna Peserta harus membekali diri dengan 3 skenario sebelum mengikuti workshop. Pembuatan skenario menjadi kurang maksimal karena blue print yang dikirimkan tidak berwarna. 6. Refleksi 7. Rencana Tindak Lanjut 8. Penutup
Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pembuatan soal diharapkan dapat terjadi bukan hanya di tingkat nasional, tapi lebih jauh sampai ke tingkat Institusi Pendidikan. Untuk itu diharapkan bahwa para peserta workshop yang terpilih dapat menjadi calon narasumber untuk pelatihan yang diadakan di tingkat regional dan lokal. Dengan demikian upaya percepatan pembuatan soal yang berkualitas ini dapat berjalan dengan baik dan memiliki dampak yang lebih bermakna.