2015 PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA ETIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum atau belum.

BAB I PENDAHULUAN. usaha perbaikan perekonomian di Indonesia, pemerintah telah menggalakkan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal. mengalami kebangkrutan setelah opini terebut dikeluarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan sebuah profesi kepercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Slogan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelanggannya baik bisnis, manufaktur maupun jasa. Ketika keinginan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan beberapa negara di Asia

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI STANDAR PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran akuntan publik dewasa ini menunjukkan perkembangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Auditing adalah sebagai proses sistematis untuk secara objektif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan kondisi dan fakta-fakta mengenai suatu perusahaan dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Slogan pada

Gambar 1. 1 Perkembangan Jumlah Akuntan Publik Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di dunia Internasional guna bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PUSAT SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

2015 PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. kecurangan walaupun dalam pelaksanaannya sangat memungkinkan. akuntansi yang berlaku di Indonesia (Agoes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Publik (KAP), baik itu mengenai KAP asing, maupun KAP yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB I PENDAHULUAN. akan saling berkompetensi agar terlihat baik. Perusahaaan yang baik adalah

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik pada saat ini merupakan profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan audit menggambarkan bahwa jaringan internasional kantor-kantor

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia bisnis saat ini mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat serta masalah yang muncul menjadi semakin kompleks. Hal ini menyebabkan informasi akuntansi sangat dibutuhkan oleh banyak pihak. Oleh sebab itu, profesi akuntan memiliki peranan penting dalam perekonomian dan kelancaran pelaksanaan bisnis. Akuntan berperan dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan, serta mendorong peningkatan good corporate governance. Salah satu tugas yang paling sentral yang biasa dilakukan adalah jasa atestasi atau pemeriksaan. Sejak terkuaknya malapraktik bisnis manipulasi keuangan yang melibatkan akuntan dan menunjukkan bahwa akuntan telah melanggar prinsip dasar etika profesi mereka sebagai seorang akuntan, membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi akuntan. Padahal, profesi ini mendapat kepercayaan dari publik untuk membuktikan kewajaran suatu laporan keuangan perusahaan. Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan kembali dan hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek profesional yang dijalankan oleh para akuntan saat ini. Pengambilan keputusan atas laporan keuangan klien sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku akuntan terutama ketika akuntan sedang mengalami dilema etika. Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat (Arens, 2011:100). Sehubungan dengan keadaan tersebut, seorang akuntan dalam melaksanakan tugasnya harus berlandaskan pada standar moral dan etika profesi yang telah ditetapkan. Dalam menghadapi dilema etika, akuntan diharapkan dapat terus berpegang pada kode etik akuntan yang mengamanatkan kepada para akuntan PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA

2 publik/auditor dalam Standar Profesional Akuntan Publik tahun 2013 seksi 200.18, bahwa auditor harus mematuhi prinsip dasar yaitu integritas, objektivitas, kompetensi dan kecermatan profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Dilema etika dapat terjadi ketika munculnya ketidaksepakatan antara auditor dengan klien mengenai aspek fungsi dan tujuan dari pemeriksaan audit. Konflik audit akan berkembang ketika auditor harus mengungkapkan suatu informasi akan tetapi klien tidak menginginkan informasi tersebut dipublikasikan. Dalam keadaan ini, klien dapat mempengaruhi proses audit yang dilakukan oleh auditor. Klien dapat menekan auditor untuk melakukan tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Dalam keadaan seperti ini, auditor dihadapkan pada pilihan-pilihan keputusan yang saling bertentangan terkait dengan aktivitas pemeriksaan yang dilakukannya. Apabila auditor memenuhi tuntutan klien, maka auditor tersebut telah melanggar standar pemeriksaan dan kode etik profesinya. Akan tetapi, apabila auditor memutuskan untuk tidak memenuhi tuntutan klien, maka ia akan mendapat tekanan atau bahkan pemutusan hubungan kerja dengan klien tersebut. Hal itu dapat dilihat dengan adanya beberapa kasus yang membuktikan bahwa auditor memutuskan untuk menyelesaikan dilema etika yang dialaminya dengan perilaku yang tidak etis. Seperti contoh kasus Olympus. Pada Oktober 2011, Olympus mengaku telah menyembunyikan kerugian investasi di perusahaan sekuritas selama puluhan tahun sejak era 1980-an. Selama kurun waktu dua dekade, Olympus membuat laporan palsu seolah-olah perusahaannya dalam keadaan sehat. Olympus juga menutupi kerugiannya dengan menyelewengkan dana akuisisi produsen peralatan medis asal Inggris, Gyrus, pada tahun 2008 senilai US$ 2,2 miliar (Rp 18,7 triliun). Kasus ini juga melibatkan biaya penasihat US$ 687 juta (Rp 5,83 triliun) dan pembayaran kepada tiga perusahaan investasi lokal US$ 773 juta (Rp 6,57 triliun). Dana-dana tersebut dihapus dari buku dan disalurkan ke banyak perusahaan investasi supaya tidak mudah terdeteksi. Kasus ini tentu menyeret para direksi dan akuntannya untuk tuntutan pidana dengan pasal manipulasi laporan keuangan dari para pemegang sahamnya. Di sisi lain, auditor Olympus pada tahun 1990an adalah Arthur Andersen afiliasi Jepang, yang PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA

3 dulu adalah salah satu perusahaan akuntan Big Five. Setelah Andersen jatuh pada tahun 2002, KPMG mengakuisisi unit perusahaan ini di Jepang, kemudian berganti nama menjadi Asahi & Co. Sejak saat itu, audit Olympus diambil alih oleh Asahi & Co. KPMG masih menjadi auditor untuk Olympus hingga tahun 2009 yang kemudian pada akhir tahun beralih ke Ernest & Young. Selama 8 tahun KPMG melakukan audit, perusahaan akuntan ternama itu tidak mengungkapkan terjadinya masalah dalam pemberian opini atas laporan keuangan selama mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut. (m.detik.com, 08 November 2011) Di Indonesia juga terjadi contoh kasus audit mengenai dilema etika yang dihadapi KAP di Indonesia. Audit KAP Eddi Pianto & Rekan terhadap PT.Telkom adalah salah satunya. Kasus berawal dari penolakan KAP Haryanto Sahari & Rekan untuk memberikan laporan audit sebelumnya sebagai acuan audit. KAP Eddi Pianto & Rekan mengalami kesulitan untuk mendapatkan penjelasan atas audit sebelumnya, sehingga terjadi keterlambatan pelaporan keuangan dan konsekuensi dari keterlambatan tersebut adalah pemberian sanksi terhadap KAP Eddi Pianto & Rekan. Hal ini membuktikan bahwa auditor harus bersikap profesional serta dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat pada saat mengalami dilema etika (Gde Herry, 2013) Selain itu, kasus yang melibatkan para akuntan publik di Indonesia diantaranya adalah Akuntan Publik (AP) Drs. Thomas Iguna (2008), AP. Wisnu Hermana Widya Putra (2008), AP. Drs. Muhamad Zen (2008), AP. Basyiruddin Nur (2009), AP. Drs. Hans B. Makarao (2009), AP Drs. Pamudji, Ak. (2013), AP Syamsudin (2013), AP Jojo Sunarjo (2013), AP Drs. Dedi Tanumihardja, Ak., CPA (2013), AP Drs. Bambang Sudaryono (2013), AP Drs. Safaat Widjajabrata, Ak, CPA (2013, dan AP Drs. Joachim Sulistyo (2013). Beberapa kantor akuntan publik tersebut dibekukan izin kerjanya dan auditor yang mengaudit juga harus menerima hukuman baik wajib mengikuti pendidikan profesional kembali bahkan sampai kepada sanksi pembekuan izin kerja. PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA

4 Kasus pelanggaran terhadap profesi akuntan publik juga terjadi di Kota Bandung, yakni dengan dibekukannya izin beberapa KAP dan Akuntan Publik (AP) yang dijelaskan dalam uraian dibawah ini: Tabel 1.1 Kasus KAP dan AP di Kota Bandung yang dikenakan sanksi Nomor Keputusan Nama KAP/AP Kasus Menteri Keuangan 704/KM.1/2008 443/KM.6/2008 877/KM.1/2008 1103/KM. 1/2009 AP Drs. Sugiono Poulus, MBA dari KAP Sugiono Poulus, SE, Ak, MBA AP Drs. E. Ristandi Suhardjadinata, MM dari KAP Dr. H. E.R. Suhardjadinata & Rekan KAP. Drs. Atang Djaelani KAP Drs. Dadi Muchidin Pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit. Pelanggaran terhadap standar audit dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT. Dana Pensiun Pos Indonesia (Dapenpos) untuk tahun buku 31 Desember 2007 yang berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen dan PT. Jasa Sarana selama jangka waktu 4 tahun berturutturut dari tahun buku 2004-2007. Dikenakan sanksi pembekukan selama 3 bulan, karena KAP tersebut telah dikenai sanksi peringatan sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 48 bulan terakhir dan masih melakukan pelanggaran berikutnya yaitu tidak menyampaikan laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan KAP tahun takwim 2004 dan tahun takwim 2007 Dalam jangka waktu 48 bulan, KAP Drs. Dadi Muchidin telah mendapatkan sanksi peringatan sebanyak 3 kali kemudian masih melakukan pelanggaran berikutnya yaitu tidak menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin 2008 PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA

5 1140/KM.1/200 9 AP Drs. Dadi Muchidin Sumber: data yang telah diolah dari finance.detik.com Sesuai dengan ketentuan Pasal 71 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan bahwa izin AP Pemimpin KAP dibekukan apabila izin usaha KAP dibekukan. Kasus-kasus yang terjadi pada auditor selaku pihak yang independen tidak akan terjadi apabila auditor memiliki kemampuan untuk mematuhi dan menerapkan nilai-nilai etika profesinya. Oleh karena itu, dengan terjadinya kasus tersebut diharapkan dapat memberikan kesadaran untuk lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan pekerjaan profesi akuntansi. Karena seorang profesional akuntansi, hendak melaksanakan tugasnya berdasar pada kode etik standar profesi yang telah ditetapkan, karena kode etik merupakan pedoman yang wajib dilaksanakan oleh setiap profesi termasuk auditor. Bekerja dengan berlandaskan pada kode etik, dapat berpengaruh pada pertimbangan etik yang kan diambil ketika auditor sedang mengalami dilema etika. Salah satu determinan penting untuk melakukan pertimbangan dalam pengambilan keputusan adalah faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pengambil keputusan dan variabel-variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan pengembangan masing-masing individu. Faktor individu tersebut adalah pengalaman dan etika profesi. Menurut Sandra (1999) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006), dalam literatur psikologi dan auditing, menunjukkan bahwa efek dilusi dalam auditing bisa berkurang oleh auditor yang berpengalaman karena struktur pengetahuan yang baik dari auditor yang berpengalaman menyebabkan mereka mengabaikan informasi yang tidak relevan. Auditor yang berpengalaman akan cenderung lebih berhati-hati pada saat mengambil keputusan. Pengalaman langsung yang pernah terjadi di masa lalu akan menentukan dan mengarahkan seseorang dalam tiap perilakunya. Pengalaman auditor akan membantu dalam mengatasi masalah yang muncul. Oleh karena itu, pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA

6 penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, sehingga pengalaman menjadi salah satu persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik. Faktor lain yang dapat mempengaruhi auditor dalam melakukan pertimbangan saat menghadapi dilema etika adalah etika profesi. Sebagai seorang profesional, auditor harus melaksanakan setiap penugasannya dengan menjunjung tinggi seluruh prinsip etika. Jika tidak memenuhi salah satu dari prinsip tersebut, maka auditor akan diragukan dan tidak berhasil dalam penugasannya. Penelitian mengenai etika profesi yang dilakukan oleh Muawanah dan Indriantoro (2001) menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor eksternal dalam situasi konflik audit. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian Maghfirah Gusti dan Syahril Ali (2008) menyebutkan bahwa etika tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ketepatan pemberian opini auditor. Ketepatan pemberian opini auditor merupakan salah satu hasil auditor setelah melakukan pertimbangan atas deteksi kecurangan yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Anggun Pribadi Prasetyo (2010) menyebutkan bahwa pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Harry Try Putuhardja (2014) menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap penyelesaian dilema etika. Adanya perbedaan hasil penelitian diantara penelitian terdahulu menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian kembali mengenai pengaruh pengalaman dan etika profesi terhadap penyelesaian dilema etika. Selain itu, belum adanya penelitian mengenai objek yang diangkat merupakan salah satu alasan penulis ingin melakukan penelitian ini. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penulis memilih KAP di Bandung sebagai objek penelitian karena memiliki karakteristik dan tingkat rintangan yang dihadapi berbeda dibandingkan dengan KAP yang ada di kota lain. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengalaman PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA

7 Auditor dan Etika Profesi Terhadap Penyelesaian Dilema Etika (Studi Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap penyelesaian dilema etika di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung? 2. Apakah etika profesi berpengaruh positif terhadap penyelesaian dilema etika di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penulis melakukan penelitian ini adalah untuk membuktikan dugaan dan memberikan kesimpulan mengenai berpengaruh positif atau tidak pengalaman auditor dan etika profesi terhadap penyelesaian dilema etika pada auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui apakah pengalaman auditor berpengaruh positif atau tidak terhadap penyelesaian dilema etika di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 2. Mengetahui apakah etika profesi berpengaruh positif atau tidak terhadap penyelesaian dilema etika di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 1.4 Kegunaan penelitian Adapun kegunaan hasil penelitian baik secara teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Dari segi akademis selain untuk memberikan kontribusi dalam keilmuan di bidang auditting, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA

8 2. Kegunaan Praktis Dari segi praktis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung sebagai sumber informasi serta bahan evaluasi atas pengalaman, etika profesi, dan penyelesaian dilema etika. PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PROFESI TERHADAP PENYELESAIAN DILEMA