BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Memprediksi Penurunan Tanah Dilapangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

Seberapa Besar Pengaruh Efek Gangguan dan Hambatan Alir pada Prefabricated Vertikal Drain?

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi

BAB III LANDASAN TEORI

Prediksi Penurunan Tanah Menggunakan Prosedur Observasi Asaoka Studi Kasus: Timbunan di Bontang, Kalimantan Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian membentuk delta, dengan jenis tanah berupa pasir laut dan very soft

TEKNIK PERBAIKAN TANAH LUNAK SEBAGAI LAPISAN TANAH DASAR (SUBGRADE) (Studi Literatur) TUGAS AKHIR DINI ANITA SARAGIH

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

Siswoko Adi Saputro, Agus Setyo Muntohar, Wilis Diana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Muhtar Gojali, 2013

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PERMEABILITAS SMEAR ZONE TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI (Studi Kasus di PLTU Pekanbaru, Riau)

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

Siswoko Adi Saputro, Agus Setyo Muntohar, Wilis Diana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di daerah kota yang padat dan sekaligus daerah dimana

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

ANALISA BALIK PARAMETER DESAIN PRELOADING DENGAN VERTICAL DRAINS STUDI KASUS PERBAIKAN TANAH PT. PUPUK KALTIM DI BONTANG SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

MEKANIKA TANAH SOIL SETTLEMENT/ PENURUNAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

PERBANDINGAN PENURUNAN KONSOLIDASI. Hanny Tangkudung ABSTRAK

PEMETAAN KONSISTENSI TANAH BERDASARKAN NILAI SONDIR DI KOTA PONTIANAK

PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PRELOADING DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAINS (PVD)

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pendapat tentang definisi tanah menurut para ahli dibidang. sipil, yaitu tanah dapat didefinisikan sebagai :

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

DESAIN PREFABRICATED VERTICAL DRAIN

Perencanaan Sistem Perbaikan Tanah Dasar Untuk Area Pembangunan Dan Jalan Pada Proyek Onshore Receiving Facilities Komplek Maspion - Gresik

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Bangunan yang direncanakan diatas suatu lapisan tanah liat lunak harus

STABILISASI TANAH HIDROLIS

embankment (preloading) Drainasi vertikal Sand blanket 0,5 1 M

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

PERBAIKAN TANAH DASAR AKIBAT TIMBUNAN PADA JALAN AKSES JEMBATAN TAYAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah laut seluas kira-kira 1400 ha (kirakira

ANALISIS PENURUNAN PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG KASONGAN ABSTRACT

METODOLOGI PENELITIAN Tanah yang diuji adalah jenis tanah gambut yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur. Sampel tanah yang ditelit

Denny Nugraha NRP : Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

VII. Penurunan. Pertemuan XI, XII, XIII. VII.1 Pendahuluan

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

BAB III METODE PENELITIAN. Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

ANALISA EFEKTIFITAS KEDALAMAN PEMASANGAN PVD STUDI KASUS KONSTRUKSI TIMBUNAN APRON BANDARA AHMAD YANI SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JARAK DAN POLA PRE-FABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD) PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN REKLAMASI DI PELABUHAN PANASAHAN CAROCOK PAINAN ABSTRAK

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

ANALISA SETLEMEN CARA ANALITIS DAN METODE FINITE ELEMENT PADA TANAH LUNAK DENGAN SOFTWARE SEBAGAI ALAT BANTU ABSTRAK

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

Solusi TenCate untuk Konsolidasi Tanah Lunak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA PERENCANAAN

KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur

STUDI PARAMETER PERENCANAAN STONE COLUMN UNTUK PERBAIKAN BEARING CAPACITY DAN SETTLEMENT PADA TANAH LEMPUNG

STUDI PERBANDINGAN SAND DRAIN DAN IJUK DIBUNGKUS GONI SEBAGAI VERTIKAL DRAIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sangat tinggi, di mana susunan tanah yang ada di permukaan bumi ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

Analisis Konsolidasi dengan PVD untuk Kondisi Axisymmetric dan Beberapa Metode Ekuivalensi Plane Strain Menggunakan Metode Elemen Hingga

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )


DAFTAR ISI. SAMPUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. INTISARI...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL KORELASI ANTARA INDEKS KOMPRESI, CC, DENGAN INDEKS BATAS CAIR, LL, UNTUK TANAH LEMPUNG DI SURABAYA

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH LUNAK MENGGUNAKAN PRELOADING DENGAN KOMBINASI PREFABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD)

KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Sketsa Lokasi Proyek Perluasan Lahan Pabrik NPK Super. juga dibagi ke dalam beberapa zona pengerjaan.

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435

Mekanika Tanah 2 Konsep Tegangan Efektif

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deformasi dan Tekanan Air Pori Ekses pada Tanah Lempung Lunak akibat Beban Timbunan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR RC DWIAJI ARI YOGYANTA NRP Dosen Pembimbing I Putu Tantri Kumala Sari, S.T., M.T.

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

TEORI TERZAGHI KO K N O S N O S L O I L DA D S A I S SA S T A U T U DI D ME M N E S N I S

PERBAIKAN TANAH LEMPUNG LUNAK METODA PRELOADING PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI PULAU KALIMANTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun langkah penelitian adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Memprediksi Penurunan Tanah Dilapangan 1. Teori Asaoka (1978) Metode observasi asaoka (metode asaoka) adalah salah satu metode yang digunakan untuk mempredisi besarnya penurunan akhir (final settelment). Dengan metode ini besarnya penurunan tanah aktual dapat diprediksi tampa membutuhkan parameter-parameter lain seperti data-data laboraturium, namun yang digunakan pada analisis konsolidasi ini yaitu hasil pengamatan lapangan, seperti data tekanan air pori, panjang drainase, regangan maksimum tanah dan koefisien konsolidasi. Dengan mengunakan metode asaoaka data penurunan yang didapatkan kemudiaan dianalisis dengan curve fitting. Pada prosedur observasi Asaoka, hubungan antara penurunan tanah dan waktu diturunkan melalui persamaan diferensial berdasarkan persamaan dasar konsolidasi (Mikasa, 1963), yaitu v c v (1) dimana (t,z) = regangan vertikal (regangan volum) t( 0) = waktu z = kedalaman dari bagian atas lapisan lempung c v = koefisien konsolidasi Persamaan dasar konsolidasi ini diturunkan menjadi persamaan diferensial linier biasa oleh Asaoka (1978) untuk mendapatkan persamaan yang dapat menentukan nilai penurunan pada interval waktu ke-j, yang dituliskan sebagai: j= (2) Dimana j adalah besarnya penurunan tanah pada waktu t = t j, dan koefisien 0 dan s (s = 1, 2,, n) adalah parameter yang tidak diketahui. 4

5 Pengukuran data penurunan tanah di lapangan dilakukan dengan menggunakan instrumen settlement plate. Untuk memperoleh prediksi penurunan akhir tanah, maka data-data penurunan ini harus dipilih, sehingga diperoleh nilai penurunan 1, 2, 3,, n dengan interval waktu t yang konstan seperti dilihat pada Gambar 2.1. Kemudian nilai n (sumbu-y) dan nilai n-1 (sumbu-x) diplot sehingga akan diperoleh titik-titik yang membentuk garis lurus, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2. 0 adalah waktu titik plot pertama dari regresi linear n dan n-1. Penurunan akhir ( f ) adalah titik pertemuan antara garis n = n-1 (bersudut 45 o ) dengan trendline dari garis n vs n-1 sebenarnya. Setelah diperoleh penurunan akhir ( f ) maka dapat dicari nilai 1 yang merupakan kemiringan dari garis n vs n-1 sebenarnya, yang memberikan hubungan (3) Metode Asaoka (1978) merupakan metode observasi untuk konsolidasi satu arah yang paling terkenal karena selain dapat memprediksi penurunan akhir juga dapat memungkinkan diperolehnya parameter-parameter konsolidasi yang lebih akurat. Gambar 2.1. Analisis prediksi penurunan akhir Metode Asaoka (1978).

6 2. Teori Terzaghi (1943) Metode Terzaghi merupakan metode yang mengasumsikan beban yang bekerja atau deformasi tanah terjadi pada satu arah vertikal saja, hal ini mempengaruhi hasil perhitungan penurunan yang didapat. Pada kondisi sebenarnya, deformasi dapat terjadi ke segala arah, sehingga deformasi yang terjadi akan terdistribusikesegala arah dan menyebabkan nilai penurunan akan lebih kecil. Selain itu, banyak faktor-faktor yang tidak dipertimbangkan, seperti adanya perkuatan tanah akibat timbunan yang bertahap. Perkuatan tanah akan memberikan nilai penurunan yang lebih kecil. Teori konsolidasi satu dimensi Terzaghi (1943) telah lama dipergunakan untuk memprediksi penurunan serta waktu konsolidasi. Teori ini sudah sangat lazim dipergunakan dan dianggap dapat menjelaskan penurunan akibat kompresi dan drainase satu dimensi pada tanah secara baik. Akan tetapi dalam banyak kasus, estimasi penurunan konsolidasi dengan teori Terzaghi memberikan hasil yang jauh lebih besar daripada penurunan aktual di lapangan. Adanya pengabaian dari beberapa faktor terkait dengan metode pelaksanaan penimbunan adalah penyebab ketidakakuratan ini. Perkuatan tanah (gained strength) yang terjadi akibat proses penimbunan bertahap (stage construction), perubahan tingkat kejenuhan (wetting effects), rangkak (creep strain), merupakan faktor-faktor yang kerap tidak diperhitungkan dalam estimasi penurunan konsolidasi. 3. Teori hiperbolik Penyelasian permasalah pada kasus penurunan akhir akibat adanya pembebanan oleh timbunan dengan metode ini dapat dilakukan dengan cara garfis, dengan menarik garis liner seperti gambar 2.2 dan bisa memilih salah satunya antara U60 dengan U90. Hubungan atara penurunan dan waktu, dimana nilai b dapat ditentukan pada perptongan garis miring yang linier garis pengamatan data penurunan tanah lapangan. Tetapi pada studi ini metode ini tidak dikaji secara detail karana metode ini tidak digunakan pada analisis

7 Gambar 2.2. Analisis Penurunan tanah dengan metode Hiperbolik. 4. Teori titik balik Metode titik balik melakukan penyelesaian dengan kurva semi logaritmik Koordinat U% dibandingkan log Tv, dimana pada kodisi tertentu pada kurva akan memiliki titik belok sesuai dengan Tv ¼ 0,405 dan Ui ¼ 70%. Cour (1971) terletak titik belok untuk kurva pada waktu tertentu dengan koordinat titik belok tetap baik dengan visualisasi atau absolut dimana nilai dari garis singgung terhadap kurva waktu mencapai maksimal seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2.3. Robinson (1997) memberikan prosedur alternatif untuk lokasi infleksi titik Kemiringan kurva, yaitu Mv ¼ du /dlog Tv. Tapi metode ini berlaku hanya onedimensional drainase vertikal dan mempertimbangkan lebar aplikasi PVD untuk perbaikan tanah lunak

8 (a) Gambar 2.3 Analisis penurunan tanah dengan metode titik balik (a). Sebelum modifikasi Robinson 1997 (b). setelah modifikasi oleh Robinson 1997 (b) B. Prediksi Penurunan Tanah Nawir dkk (2012) melekukan penelitian studi kasus timbunan di Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia. Memperdiksi penurunan tanah mengunakan metode terzaghi, metode elemen hingga, dan metode Asaoka. Dari studi yang dilakukan disimpulkan bahwa Estimasi penurunan konsolidasi yang didapat dari analisis konsolidasi Terzaghi memiliki hasil yang jauh lebih

9 besar dari penurunan yang diperoleh dari analisis berdasarkan metode Asaoka artinya hasil estimasi dari Terzaghi mendapatkan nilai yang lebih besar dari nilai penurunan aktual dilapangan. Sedangkan kekurangan dari metode elemen hingga adalah masih membutuhkan parameter-parameter tanah yang ketidakpastiannya tinggi, sehingga hasil analisis masih memiliki perbedaan yang signifikan dengan penurunan aktual dilapangan. Li (2014) melakukan setudi penelitian dengan membandingkan dua metode yaitu metode Hiperbolik dan metode Asaoka hasil yang lebih mendekati data pengamatan lapangan adalah estimasi asaoka sedangkan estimasi dari hiperbolik lebih kecil dibandingkan pengamatan dilapangan meskipun metode yang diusulkan sangat mendekati kondisi lapangan. Namun diatara metode asaoka dan metode hiperbolik lbih baik digunakan metode asaoka. Clifton B. Farnsworth dkk (2013) melakukan penelitian pada suatu kasus tanah yang tersusun atas beberapa lapisan dengan mengunakan metode Asaoaka, Metode Permodelan Numrik mengatakan bahwa metode asaoak dapat memperkirakan penurunan konsolidasi, namun akurasinya dibatasi oleh asumsi penyederhanaan. Untuk pondasi dengan sifat konsolidasi cukup seragam, metode Asaoka dengan teknik kurva-pas dapat secara efektif digunakan untuk kedua drainase vertikal dan radial. Namun, metode ini kehilangan akurasi untuk kasuskasus ketika tanah dasar mencakup beberapa lapisan pada tingkat substansial berbeda. Untuk kasus tersebut tanah yang berlapis lebih cocok digunakan metode numerik karena dapat memberikan perkiraan yang akurat. Namun, untuk menerapkan FDM perlu ditambah dengan pengukuran magnet extensometer untuk hasil yang lebih akurat dari kondisi penurunan yang diamati. Penelitian ini menunjukkan bahwa FDM yang diterapkan lebih universal.

10 C. Perbaikan Tanah Untuk Mempercepat Konsolidasi a. Kondisi geoteknik lokasi Kondisi tanah pada daerah studi ini terdiri dari partikel lempung, dimana lempung memiliki sifat fisik memiliki ukuran butir halus (> 0,002), kenaikan air kapiler tinggi, bersifat sangat kohesif, proses konsolidasi lambat, sifat mudah mampet yang tinggi, kembang susut tinggi dan permeabilitasnya rendah (Bowles (1984). Sedangkan untuk mendapatkan parameter dan kondisi pelapisan tanah, telah dilkukan penyelidikan tanah di lokasi studi yang terdri dari pengeboran dalam dan standard penetration test (SPT) di bebrapa titik dengan kedalama yang bervariasi lebih kurang 50 m dan cone penetration test (CPT) dengan kedalaman yang bervariasi antara 10 meter dan 18 meter. Pengambilan data ini ada dibeberapa stasioning yang tersebar merata sepanjang area studi. b. Perbaikan tanah Pada proyek perbikan tanah yang dilakukan pada studi kasus ini, metode yang digunakan adalah preloading yang dikombinasikan dengan PVD dan juga terdapat penggunaan geosintetik jenis geotekstil guna meningkatkan kuat geser tanah pada saat proses preload. Instrumentasi seperti piezometer dan settlement plate dipasang pada konstruksi timbunan. a. Kecepatan penurunan konsolidasi Estimasi kecepatan penurunan konsolidasi biasanya dibutuhkan untuk mengetahui besarnya kecepatan penurunan selama proses konsolidasi berlangsung. Untuk menghitung penurunan konsolidasi pada waktu tertentu (t) digunakan persamaan:

11 (4) t T Hdr Hdr Hdr Cv = Waktu yang diperlukan = Faktor waktu = panjang aliran terpanjang = H bila aliran satu arah = ½ H bila aliran 2 arah = Koefisien konsolidasi D. Permebilitas Tanah Tanah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori saling berhubungan satu sama lain, sehingga air dapat mengalir dari sutu titik yang mempunyai energi lebih tinggi ketitik energi yang lebih rendah (menurut Das 1985). Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dalam perncanaan vertical drains yaitu; 1. Untuk memperkirakan besar penurunan yang terjadi pada timbunan 2. Menyelidiki permasalahan-permaslahan yang mempengaruhi penurunan timbunan 3. Menganalisis kestabilan dari tanah timbunan E. Perencanaan Prefabricated Vertikal Drains (PVD) Untuk mempercepat konsolidasi dibuat suatu konstruksi vertikal drain, yang ditanamkan kedalam lapisan tanah secara vertikal. Pola pemasangan vertikal drain yang terpasang dilapangan setempat direncanakan dengan jarak tertentu. Dengan adanya PVD akan mempengaruhi besarnya koefsisien permeabilitas tanah disekitarnya.

12 Pada perncanaan vertikal drain pada umumnya dihitung dengan menggunakan persamaan Barron (1948) yang relatif sederhana yaitu: (5) t = Uaktu yang diperlukan untuk mencapai U h Uh = Derajat konsolidasi rata-rata akibat disipasi tekanan air pori kearah horizontal (radial) D = diameter pangaruh satu drain = 1,05 S, Untuk vertikal drain yang dipasang dengan pola segitiga sama sisi = 1,13 S, Untuk Vertikal drain yang dipasang dengan pola bujur sangkar S = jarak as ke as vertikal drain C r F n d w a b = Koefisien konsolidasi akibat dispasi air pori kearah radial (horisontal) = ln (D/d w )- ¾ = Faktor jarak vertikal drain = Diameter sumur ekivalen vertikal drain = (a+b)/2 50 mm = Lebar vertikal drain = Ketebalan vertikal drain Dalam persamaan Baron (1948) hanya terdapat faktor jarak vertikal drain, tidak terdapatfaktor gangguan dan hambatan alir. Perhitungan yang sudah mempertimbangkan faktor ganguan dan hambatan air diperkenalkan oleh Hansbo pada tahun 1979 lewat persamaan sebagai berikut (6)

13 F n F s F r K n K s d s d w L q w = Faktor jarak vertikal drain = Faktor ganguan = Faktor hambatan alir = Permeabilitas horisontal zona tak terganggu = Permeabilitas horisontal zona terganggu (smear zone) = Diameter zona tergangu (minimal 2,5 kali diameter mandrel; lihat tabel 2.1 = Diameter sumur ekivalen = Seluruh panjang PVD ketika air hanya dapat mengalir lewat salah satu ujung PVD, dan sama dengan setengah panjang PVDketika air dapat mengalir keluar melalui kedua ujung PVD = kapasitas alir sumur ekivalen PVD pada gradien hidrolik sebesar satu. Argumentasi evek ganguan didasarkan atas cara memesukan vertikal drain (PVD) ke dalam tanah. Dimensi penampang medral yang cukup besar mengakibatkan tanah disekitarnya terdesak dan terganggu seperti diilustrasikan pada gambar 2.1. Secara teoritis permeabilitas tanah tanah di daerah yang terganggu akan berkurang dan menjadi lebih kecil dari permeabilitas tanah asli (Hansbo 1979), akibatnya dapat terjadi perlambatan disipasi air pori.

14 Tabel 2.2 Rasio Permeability Zone terganggu, K h /K s (modifikasi dari indonesia et al, 2005) Sumber konfrensi geoteknik Indonesia tahun 2015 Gambar 2.4. Daerah tergangu (sumber konfrensi geoteknik Indonesia tahun 2015)

15 F. Kreteria Tanah 1. Klasifikasi Tanah dari Data Sondir Data tekanan conus ( qc ) dan hambatan pelekat ( fs ) yang didapatkan dari hasil pengujian sondir dapat digunakan untuk menentukan jenis tanah seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1 (Sumber : Buku Mekanika Tanah, Braja M. Das Jilid 1) Sedangkan untuk mendeskipsikan tanah lempung itu sendiri dapat diklasifikasikan dengan cara membuat hubungan antara konsistensi terhadap tekanan conus dan undrained cohesion, dimana semakin tinggi nilai C dan qc maka semakin keras tanah tersebut. Seperti yang terlihat dalam Tabel 2.2

16 Tabel 2.2. Hubungan Antara Konsistensi Dengan Tekanan Conus Pada Tanah Lempung Konsistensi tanah Tekanan Konus qc (Kg/cm 2 ) Undrained Cohesion ( T/m2 ) Very Soft < 2,50 < 1,25 Soft 2,50 5,0 1,25 2,50 Medium Stiff 5,0 10,0 2,50 5,0 Stiff 10,0 20,0 5,0 10,0 Very Stiff 20,0 40,0 10,0 20,0 Hard > 40,0 > 20,0 (Sumber : Begeman, 1965) 2. Klasifikasi Tanah dari Nilai Standart Penetration Test (N-SPT) Untuk menentukan korelasi empiris antara nilai N-SPT dengan konsestensi tanah pada lempung. Dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini. pada lempung. Tabel 2.3 Korelasi empiris antara nilai N-SPT dengan konsestensi tanah (Sumber : Terzaghi and Peck 1948)