PENGARUH LAMA FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cerevisiae) DAN LAMA FERMENTASI DENGAN VCO PANCINGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA PEMBUATAN VCO DENGAN METODA ENZIMATIS DAN PENGASAMAN. Siti Miskah

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Pengaruh Penambahan Buah Naga Merah (Hylocereus undatus) terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KONSENTRASI STARTER PADA KARAKTERISASI KIMIA VIRGIN COCONUT OIL YANG BERBAHAN DASAR KELAPA (Cocos nucifera)

Judul PEMBUATAN MINYAK DARI SANTAN KELAPA DENGAN FERMENTASI. Kelompok B Pembimbing

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM EKSTRAKSI MINYAK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN KHAMIR ROTI (Saccharomyces cerevisiae)

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

KIMIA ORGANIK (Kode : E-11) STUDI PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONAT OIL) DENGAN CARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Rhizopus oligosporus

KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL DARI BEBERAPA METODE PEMBUATAN

Pengaruh Dosis Enzim Papain terhadap Rendemen dan Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain

PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA (THE MAKING OF PALM OIL WITH YOUNG FRUIT PINEAPPLE ADDITION)

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

PENGARUH PENAMBAHAN RAGI TEMPE (Rhizopus sp) PADA PEMBUATAN MINYAK KELAPA TERHADAP MUTU MINYAK. Ida Bagus Rai Wiadnya¹, Urip¹, Eka Minovriyanti1

Indonesian Journal of Chemical Science OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI SARI BONGGOL NANAS DALAM PEMBUATAN MINYAK KELAPA

KAJIAN SIFAT FISIKO KIMIA EKSTRAK MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL, VCO) YANG DIBUAT DENGAN METODE PEMBEKUAN KRIM SANTAN

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

PENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Biochemical Analysis Of Free Fatty Acid Levels And Cholesterol Of Coconut Oil Were Made At Biology Education Program Fkip University Siliwangi

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

PEMBUATAN MINYAK KELAPA DARI SANTAN SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN DENGAN PENAMBAHAN RAGI TEMPE

VCO. Indonesia mempunyai potensi penghasil kelapa nomer 2 di dunia. Kebutuhan VCO. (Gunstone, 2001) Sumber : Trubus, Inggris. Denmark.

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanah pekarangan (tanah pategalan). Sedangkan daerah yang jarang. dibuat perkebunan kelapa (Warisno, 2003).

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG BUAH NENAS UNTUK KUALITAS MINYAK KELAPA. Meiske S. Sangi 1)

BAB I PENDAHULUAN I-1

MINYAK KELAPA HASIL FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI TAPE DENGAN KONSENTRASI DAN LAMA FERMENTASI YANG BERVARIASI. Uswatun Hasanah *) ABSTRACT

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN BERAT BONGGOL NANAS PADA PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

Pra-Standarisasi: Produksi dan Analisis Minyak Virgin Coconut Oil (VCO)

PENGARUH PENAMBAHAN INOKULUM, LAMA FERMENTASI DAN PENGADUKAN PADA PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) MENGGUNAKAN KHAMIR SACCHAROMYCES CEREVISIAE MURNI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

PEMANFAATAN SANTAN INSTAN KADALUARSA UNTUK PRODUKSI MINYAK SECARA FERMENTASI

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SKALA INDUSTRI KECIL: KAJIAN LOKASI TANAM DAN LAMA WAKTU TUNDA KELAPA SEBELUM PROSES

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

PEMANFAATAN RAGI TAPAI DAN GETAH BUAH PEPAYA PADA EKSTRAKSI MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ikan rucah merupakan ikan-ikan kecil dengan ukuran maksimum 10 cm yang ikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGAMBILAN MINYAK KELAPA DENGAN METODE FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI ROTI MAKING COCONUT OIL BY THE FERMENTATION METHOD USING YEAST

KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA PADA BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK TOMAT, SUHU PEMANASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

Sri Winarti*, Jariyah, dan Yudi Purnomo

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUK PROSES PEMECAHAN EMULSI SANTAN BUAH KELAPA MENJADI VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DENGAN METODE SENTRIFUGASI

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

MEN DAN SKRIPSI A FARMASI UTARA MEDAN OLEH: Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU MINUMAN FERBEET (Fermented Beetroot) SKRIPSI. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Chairil Anwar 1), Reza Salima 2)

KARAKTERISTIK MANISAN NANGKA KERING DENGAN PERENDAMAN GULA BERTINGKAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

Kajian Mutu Fisik dan Kimia Virgin Coconut Cooking Oil (VCCO) Dari Beberapa Varietas Kelapa (Cocos nucifera L.)

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Transkripsi:

PENGARUH LAMA FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK EFFECT OF FERMENTATION TIME ON VIRGIN COCONUT OIL (VCO) FOR CHARACTER PHYSICAL, CHEMICAL, AND ORGANOLEPTIC Ngatemin a, Nurrahman a, Joko Teguh Isworo b a Program Studi S1 Teknologi PanganUniversitas Muhammadiyah Semarang b Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang Penulis korespodensi: Ngatemin (email: kibaremon23@gmail.com) Abstract Virgin coconut oil Virgin coconut oil (VCO) is obtained from fresh coconuts (non -copra) and processed without high-temperature and chemicals. The purpose of the study was to determine the effect of fermentation VCO to the yield, physical properties (density, refractive index), chemical properties (saponification number, acid number, and the number peroksidan), and organoleptic properties (color, aro ma, and viscosity). Materials research is the fruit of the coconut meat Typical types (Cocos nucefera lin). The study design used a completely randomized design with duration of fermentation 14, 16, 18, 20, 22, and 24 hours with 4 replications. The results showed no effect on the fermentation yield and physical properties of VCO that includes specific gravity and refractive index, but significantly affect the chemical properties including acid number, saponification and peroxide. Hedonic test the VCO, long fermentation affect the color and viscosity, but does not affect the scent. The yield of the highest VCO in 24-hour fermentation period which is 22%, the highest density in the fermentation of 22 hours is 0.910 g / cm 3 and the highest refractive index of 0.1515 at 24 hours of fermentation. Saponification high of 27.65 mg KOH / g, the lowest value acid value 0.567 mg KOH / g, and the lowest peroxide 1,120 meq / kg at 16 hours of fermentation. A panelist on the level of the highest color 3.3 24 hour fermentation, the aroma of 3.0 A levels at 22 hours of fermentation and viscosity of 2.95 in 16-hour fermentation period. Keywords: VCO, yield, physical properties, chemical properties, and organoleptic properties PENDAHULUAN Tanaman kelapa di Indonesia merupakan salah satu tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan. Karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian kelapa yang mempunyai banyak manfaat adalah daging buah kelapa yang di ambil santannya untuk di jadikan minyak kelapa murni.kelapa segar mengandung 30-50% minyak, bila dikeringkan menjadi kopra kadar lemaknya mencapai 63-65%. Kadar minyak sangat dipengaruhi oleh tingkat ketuaan buah, semakin tua buah semakin tinggi kadar minyaknya. Buah kelapa yang sudah tua atau matang umumnya dipanen pada umur 11 12 bulan (Rindengan et al., 1995). Oleh karena itu buah kelapa yang sesuai untuk diolah menjadi minyak kelapa murni harus berumur 12 bulan (Rindengan dan Novarianto, 2004). Virgin coconut oil( VCO ) merupakan bentuk olahan daging kelapa yang baru-baru ini banyak diproduksi orang. Di beberapa daerah, VCO lebih terkenal dengan nama minyak perawan, minyaksara, atau minyak kelapa murni( 9

Setiaji dan Prayugo, 2006 ). Virgin coconut oil atau minyak kelapa murni mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan di dalam tubuh. Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksi dan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh (Setiaji dan Prayugo, 2006). Berdasarkan penjelasan tersebut untuk mengekstraksi VCO secara fermentasi dilakukan menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang menghasilkan enzim secara langsung atau melalui mikroba penghasil enzim protease yang dapat memecah ikatan protein dengan minyak pada emulsi santan (Chen dan Diosady, 2003). Salah satu mikroba yang dapat digunakan adalah khamir roti ( Saccharomyces cerevisiae) yang dapat menghasilkan enzim proteolitik dan amilolitik (Rusmanto, 2004). Enzim amilolitik akan memecah karbohidrat sehingga menghasilkan asam. Adanya asam akan menurunkan ph santan sampai mencapai titik isoelektrik protein sehingga protein akan terkoagulasi. Kemudian enzim proteolitik akan memecah protein terkoagulasi, akhirnya mudah dipisahkan dari minyak. Proses ekstraksi secara fermentasi dibandingkan cara lain adalah kemudahannya sehingga dapat diproduksi secara praktis, hemat bahan bakar, residu galendo lebih sedikit, tingkat ketengikan rendah dengan daya simpan lebih lama, aroma harum, dan bebas senyawa penginduksi kolesterol (Rosenthal dan Niranjan, 1996).Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian tentang: Pengaruh lama fermentasi Saccharomyces cerevisiae pada produksi minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik. METODOLOGI Bahan utama dalam pembuatan minyak kelapa adalah buah kelapa jenis Typical (Cocos nucefera lin), berumur 12-13 bulan yang diperoleh dari Desa Jamus, Kelurahan Bangetayu Wetan, Kec. Genuk, Semarang Timur dan khamir ( Saccharomyces cereviseae) dari pasar Pedurungan. a. Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan variasi lama fermentasi yang optimum. Variasi lama fermentasi adalah 5, 10, 15, 20, dan 25 jam. Pemilihan waktu lama fermentasi berdasarkan pada sifat organoleptik (warna aroma dan kekentalan). Sedangkan pada penelitian utama terdapat beberapa tahapan yang diuraikan sebagai berikut: 1. Pembuatan VCO Daging buah kelapa yang sudah dibuang batoknya kemudian diparut. Di ambil santannya kemudian ditambah air panas (70 0 C) dengan perbandingan 2:1, diperas dan disaring. Masukkan di dalam toples besar, setelah itu diamkan selama 2-3 jam, sampai terpisah menjadi dua bagian (krim dan skim). Lapisan krim kemudian ditambah 0,1 g fermipan. fermipan dilarutkan ke dalam kurang lebih 10 ml air hangat-hangat kuku sambil dihancurkan. fermipan yang telah larut semua dimasukkan ke dalam krim dan diaduk sampai merata. Kemudian krim masukan dalam botol kecil 350 ml dibiarkan (diperam) selama 14, 16, 18, 20, 22, 24 jam serta ditutup dengan tutup toples agar krim tidak terkena debu atau dimasuki oleh hewan. Selanjutnya pemeraman dapat dilihat bahwa krim tersebut sudah terbagi menjadi 3 lapisan yaitu VCO, galendo (protein), dan air. Minyak dipisahkan dari galendo dengan kertas saring. 10

2. Prosedur Analisa Pada analisa fisik dianataranya, rendemen (Tien R, et. al. 1992), bobot Jenis (Ketaren, 1986), indeks Bias (Ketaren, 1986). Pada analisa kimia ada analisis bilangan penyabunan (Apriyantono, et. al. 1989), analisa bilangan asam (Apriyantono, et. al. 1989), analisa bilangan peroksida (Sudarmadji, et. al. 1997) sedangkan Sifat Organoleptik Metode Uji Skoring (Soekarto, 1990) Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan lama fermentasi sebanyak 6 (enam) perlakuan. Variabel dependen adalah sifat fisik, sifat kimia, dan sifat organoleptik, sedangkan variabel independen adalah lama fermentasi. Masing-masing percobaan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui optimasi lama fermentasi VCO terhadap tingkat kesukaan VCO serta mempertimbangkan terhadap lama fermentasi VCO dengan variasi lama waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 Jam. Rata-rata hasil penilaian tingkat kesukaan VCO berdasarkan warna, aroma dan kekentalan dapat dilihat pada Gambar1. Pada penelitian pendahuluan dihasilkan lama fermentasi 20 jam dengan tingkat kesukaan mencapai 3,267. Sedangkan tingkat kesukaan terendah 2,867 pada lama fermentasi 5 jam. Hal ini membuktikan bahwa ada proses fermentasi pada (Saccharomyces cereviseae). Optimasi lama fermentasi VCO berdasarkan sifat organoliptik dan dengan mempertimbangkan peningkatan lama fermentasi kesukaan optimum dapat disimpulkan bahwa fermentasi VCO 20 jam yang akan digunakan sebagai konsentrasi optimasi lama fermentasi yang dapat digunakan pada penelitian utama. B. Penelitian Utama a. Sifat Fisik 1. Rendemen Rendemen lama fermentasi VCO dari 14-24 jam mengalami peningkatan. Rendemen VCO tertinggi adalah 22,0 % pada lama fermentasi 24 jam. Karena dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain semakin tinggi enzim dari Saccharomyces cerevisiae yang meningkat semakin banyak ikatan peptida dalam protein santan yang menyelubungi minyak dapat dihidrolisis, karena enzim yang berasal dari Saccharomyces cerevisiae adalah enzim proteolitik yang dapat menghidrolisis ikatan peptida. Semakin lama fermentasi, kecepatan reaksi hidrolisis protein semakin meningkat sehingga minyak yang dapat dibebaskan dari selubung protein juga semakin banyak sehingga rendemen semakin tinggi (Winarti et al, 2007). Rata-rata rendemen VCO tersaji pada Gambar 2. Hasil uji statistik anova mengunakan α 0.05 diperoleh data tidak singnifikan p-value 0,135 > 0,05 sehinga dapat disimpulkan bahwa perbedaan lama fermentasi VCO tidak berbeda nyata terhadap rendemen VCO yang terbentuk dan tidak ada uji lanjut. 2. Berat jenis Semakin banyak komponen yang terkandung dalam minyak, maka semakin besar berat molekul minyak atau lemak, sehingga bobot jenisnya pun akan semakin tinggi. Ketidak jenuhan komponen asam lemak yang tinggi, juga akan menaikkan nilai bobot jenis minyak (Gustiani, 2008). Hasil uji statistik anova menggunakan α 0.05 diperoleh p-value 0,806 (> 0,05) sehingga tidak ada pengaruh lama fermentasi VCO terhadap berat jenis VCO yang terbentuk. Hasil uji 11

bobot jenis VCO yang diproses melalui cara fermentasi disajikan pada grafik Gambar 3. Bobot jenis VCO berdasarkan lama fermentasi dari 14-22 jam mengalami peningkatan sedangkan pada lama fermentasi 24 jam terjadi penurunan. karena dipengaruhi oleh berat molekul dan komponen-komponen dalam minyak, serta ketidak jenuhan komponen asam lemak minyak. Berat jenis VCO tertinggi adalah 0,911 gram/cm 3 pada lama fermentasi 24 jam. Selain itu berat jenis VCO yang dihasilkan dari semua perlakuan masih dibawah standar yang diperkenankan. Standar berat jenis maksimal yang diperkenankan oleh CodexStan 19-1981 (rev. 2-1999) adalah sebesar 0.920 g/cm3. 3. Indeks Bias bahwa indeks bias VCO dengan proses fermentasi VCO dari 14-22 jam mengalami peningkatan sedangkan pada lama fermentasi 24 jam terjadi penurunan bobot molekul sehingga indeks biasnya sedikit lebih kecil dari standar APCC yaitu 1,4480-1,4492. Sedangkan dari hasil penelitian berat jenis VCO tertinggi adalah 0,911 pada lama fermentasi 24 jam. Dengan adanya penurunan indeks bias ini dapat disebabkan oleh tidak adanya sejumlah asam lemak rantai karbon ikatan rangkap seperti palmitoleat dan linoleat, serta terurainya asam kaprat pada suhu 35 o C dan asam lemak kaproat pada suhu 60 o C. Selain itu juga tidak terdeteksi adanya asam lemak stearat (Raharja S et al 2002).Hasil indeks bias VCO disajikan pada grafik Gambar 4. Hasil uji statistik anova mengunakan α 0.05 diperoleh data tidak singnifikan p- value 0,716 (> 0,05) sehinga dapat disimpulkan bahwa perbedaan lama fermentasi VCO tidak berpengaruh terhadap berat jenis VCO yang terbentuk. b. Sifat Kimia 1. Bilangan Penyabunan Bilangan penyabunan VCO memiliki nilai yang bervariasi, pada konsentrasi 14 jam mempunyai nilai 22,75 mg KOH/g yang paling rendah sedangkan pada 16 jam mempunyai nilai tertinggi dengan nilai bilangan penyabunan 27,65 mg KOH/g. Menurut Ketaren (1986), angka p enyabunan dalam minyak dipengaruhi oleh adanya senyawa-senyawa yang tak tersabunkan dalam minyak seperti sterol, pigmen, hidrokarbon, dan tokoferol yang dapat mengurangi kekuatan oksidasi terhadap ikatan tidak jenuh asam lemak. Hasil uji statistik anova mengunakan α 0.05 diperoleh data singnifikan p-value 0,000 < 0,05 sehinga dapat disimpulkan bahwa perbedaan lama fermentasi VCO berbeda nyata terhadap bilangan penyabunan VCO yang terbentuk. uji lanjut duncan pada taraf 5 %. 2. Bilangan Asam Bilangan asam tertinggi terdapat pada minyak dengan lama fermentasi 24 jam dengan konsentrasi 1,435 mg KOH/g (minyak) dan bilangan asam terendah terdapat pada minyak dengan lama fermentasi 14 jam dengan konsentrasi 0,378 mg KOH/g (minyak). Dari hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semakin lama waktu fermentasi maka semakin tinggi asam lemak bebasnya yang terkandung dalam VCO. Hal ini disebabkan karena kandungan dalam VCO. Hal ini disebabkan karena kandungan air dalam VCO meningkat dan adanya enzim lipase yang berperan dalam pembentukan asam lemak bebas (Buckle et al. 1987). Hasil uji statistik anova mengunakan α 0.05 diperoleh data singnifikan p-value 0,00 < 0,01 sehinga dapat disimpulkan bahwa perbedaan lama fermentasi VCO berpengaruh nyata terhadap bilangan asam VCO yang 12

terbentuk. Uji lanjut Duncan pada taraf 5 %. Proses penting terbentuknya asam lemak bebas yaitu proses hidrolisis yang akan melepaskan asam lemak rantai pendek yang dapat menyebabkan timbulnya bau. Dengan adanya air, lemak akan terhidrolisis membentuk gliserol dan asam lemak bebas (Winarno,2002). 3. Bilangan Peroksida Bilangan peroksida tertinggi terdapat pada VCO dengan nilai sebesar 2,464 mek/kg pada 24 jam. Bilangan peroksida VCO hasil penelitian masih dapat memenuhi standar APCC (2005) yaitu 3 mek/kg, pada kondisi penyimpanan normal (suhu kamar). Artinya bilangan peroksida VCO lama fermentasi hasil 24 jam cara fermentasi masih memenuhi kriteria tersebut sampai konsentrasi waktu fermentasi 24 jam. Tingginya bilangan peroksida itu dapat disebabkan oleh tingginya kadar air, karena menurut Ketaren (1986) sejumlah air dalam lemak dapat menjadi medium yang baik bagi pertumbuhan jamur yang dapat menghasilkan enzim peroksida. Hasil uji statistik anova mengunakan α 0.05 diperoleh data singnifikan p-value 0,00 < 0,01 sehinga dapat disimpulkan bahwa perbedaan lama fermentasi VCO berpengaruh nyata terhadap bilangan peroksida VCO yang terbentuk. Uji lanjut Duncan pada taraf 5 % menyatakan lama fermentasi 14 jam berbeda nyata dengan lama fermentasi 16-24 jam untuk 16 jam beda dengan 20, 22, 24 jam sedangkan lama fermentasi 18 jam berpengaruh terhadap 22, 24 jam. c. Sifat Organoleptik VCO 1. Warna Menunjukkan bahwa semakin tinggi lama fermentasi maka semakin tinggi tingkat kesukaan panelis terhadap warna VCO. Tingkat kesukaan panelis terhadap warna VCO tertinggi adalah 3,3 yang termasuk dalam kriteria ambang sangat suka, sedangkan tingkat kesukaan terhadap warna terendah 2,3 yang termasuk dalam kriteria ambang tidak suka dan suka pada lama fermentasi 24 jam. Data diolah menggunakan uji statistik Friedman dengan α 0,05 diperoleh data taraf signifikan p-value 0,00 <0,01. Perbedaan lama fermentasi berpengaruh terhadap warna VCO. Pengolahan data dilanjutkan dengan Uji lanjut Wilcoxon. Terjadinya perubahan warna dapat dikarenakan terjadinya reaksi maillard, yaitu reaksi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi seperti fruktosa dan gugus amina primer yang berasal dari protein susu (Winarno, 1982) 2. Aroma Tingkat kesukaan panelis terhadap aroma meningkat dengan adanya lama fermentasi VCO. Tingkat kesukaan panelis terhadap aroma VCO tertinggi adalah 3,0 yang termasuk dalam kriteria ambang sangat suka, ada tingkat penurunan pada lama fermentasi VCO 2,9 sedangkan tingkat kesukaan terhadap aroma terendah 2,8 yang termasuk dalam kriteria ambang tidak suka dan suka pada konsentrasi lama fermentasi VCO 14 Jam. Pengolahan data menggunakan uji statistik Friedman dengan α 0,05 diperoleh data taraf signifikan p-value 0,970> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan lama fermentasi tidak berpengaruh terhadap aroma VCO. 3. Kekentalan Nilai rata-rata kekentalan tertinggi pada konsentrasi lama fermentasi 2,95 pada lama waktu 16 jam sedangkan rata-rata nilai tekstur terendah pada konsentrasi lama fermentasi 2,35 pada lama waktu 22 jam. Hasil uji statistik Friedman dengan α 0,05 diperoleh data taraf signifikan p-value 0,002 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa lama fermentasi VCO berpengaruh 13

terhadap kekentalan VCO. Maka diuji lanjut Wilcoxon menyatakan lama fermentasi 14 jam berbeda nyata dengan lama fermentasi 20, 22, 24 jam untuk 16 jam beda dengan 18, 20, 22, 24 jam.yulimar (2005) menjelaskan, keasaman yang tinggi dapat menyebabkan protein menggumpal, dan menyebabkan kekentalan produk. Lama fermentasi memperlihatkan kekentalan cenderung menurun, diduga karena penurunan total padatan. KESIMPULAN Lama fermentasi tidak berpengaruh terhadap rendemen dan sifat fisik VCO yang meliputi berat jenis dan indeks bias, namun berpengaruh nyata terhadap sifat kimia VCO yang meliputi bilangan asam, bilangan penyabunan dan bilangan peroksida. Uji hedonik terhadap VCO, lama fermentasi berpengaruh terhadap warna dan kekentalan, namun tidak berpengaruh terhadap aroma. Rendemen VCO tertinggi pada lama fermentasi 24 jam yakni 22%, berat jenis tertinggi pada fermentasi 22 jam yaitu 0,910 gram/cm 3 dan indeks bias tertinggi yaitu 0,1515 dengan lama fermentasi 24 jam. Bilangan penyabunan tertinggi yaitu 27,65 mg KOH/g pada lama fermentasi 16 jam, bilangan asam nilai terendah sesuai standar APCC di dapatkan 0,567 mg KOH/g pada lama fermentasi 16 jam, dan bilangan peroksida 1,120 mek/kg terendah dengan lama fermentasi 16 jam. Sedangkan tingkat kesukaan panelis terhadap warna tertinggi 3,3 lama fermentasi 24 jam, tingkat kesukaan aroma 3,0 lama fermentasi 22 jam dan kekentalan 2,95 pada lama fermentasi 16 jam. DAFTAR PUSTAKA Apriyantono, dkk. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisi Pangan. 14 [APCC] Asian Pasific Coconut Community. 2005. Standard for virgin coconut oil. http://www.apccsec.org/article-coconut. html. [20 June 2006]. Barlina R., 2004, Mudahnya ProduksMinyak Perawan, Trubus 417-Agustus2004/XXXV Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, and Wooton, M.1987. Ilmu Pangan. UI- Press, Jakarta Codex. Codex Standard for Edible Fats and Oils not Covered by Individual Standards: Codex Stan 19-1981 (rev.2-1999). Dilihat 27 Februari 2008. http://www.codexalimentarius.com Chen BH, Diosady LL. 2003. Enzymatic aqueous processing of coconuts. Int J App Sci Eng 1: 55-61. Darmoyuwono, W., 2006, Gaya Hidup Sehat dengan Virgin Coconut Oil, cetakan pertama, penerbit Indeks-kelompok Gramedia, Jakarta. Gustiani, S. H., 2008. Studi Ekstraksi Analisis Minyak Lengkeng [Skripsi]. FMIPA UI, Jakarta Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta Rindengan, B., A. Lay., H. Novarianto., H. Kembuan dan Z. Mahmud. 1995. Karakterisasi daging buah Kelapa Hirbida untuk bahan baku industri makanan. Laporan Hasil Penelitian. Kerjasama Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian Pertanian Nasional, Badan Litbang. 49 hal. Rosenthal, A.,D.L Pyle, dan K. Niranjan. 1996. Aqueous and enzymatic processes for edible oil extractin. Jurnal of Enzymology Microbial Technology 19; 402 420.Pusat Antar Universitas. IPB. Bogor Rusmanto DP. 2004. Analisis kualitatif dan kuantitatif minyak kelapa hasil ekstraksi secara fermentasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Sapta Raharja dan Maya Dwiyuni (2002) (Virgin Coconut Oil, VCO) yang dibuat dengan

metode pembekuan krim santan Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB18(2), 71-78 SetiajiBambangdanPrayugoSurip.2006. Membuat VCO BerkualitasTinggi. Jakarta: PenebarSwadaya. Sudarmadji.s, dkk. 1997. Proseduranalisauntukbahanmakanandan pertanian. Jogyakarta : liberty Winarti S, Jariyah, dan Yudi Purnomo. 2007. Proses pembuatan VCO (Virgine Coconut Oil) secara enzimatis mengunakan papain kasar 136-141 Winarno,F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Winarno, F.G., 1982. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta. Gambar 1. Rerata tingkat kesukaan VCO berdasarkan lama fermentasi Gambar 2. Rerata rendemen VCO berdasarkan lama fermentasi 15

Gambar 3. Rerata bobot Jenis VCO berdasarkan lama fermentasi Gambar 4. Rerata indeks bias VCO berdasarkan lama fermentasi Gambar 5. Rerata bilangan penyabunan VCO berdasarkan lama fermentasi 16

Gambar 6. Rerata bilangan asam VCO berdasarkan lama fermentasi Gambar 7. Rerata bilangan peroksida VCO berdasarkan lama fermentasi 17

18