ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON)

Nurul Hazmi Hamidah, Panji Deoranto, Retno Astuti

*Penulis Korespondensi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS DI PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG

korespondensi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PRODUKSI KERIPIK KENTANG DI UKM Gizi Food KOTA BATU

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

Analisis Produktivitas Bagian Produksi Sari Apel Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) (Studi Kasus di KSU BROSEM Batu)

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Analisis Produktivitas Proses Produksi Pengalengan Jamur Kancing ( Champignon ) dengan Model Objective Matrix (OMAX) (Studi kasus

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PT HAMSON INDONESIA INCREASING THE PRODUCTIVITY AT PT HAMSON INDONESIA

Analisis Produktivitas di UKM Harum Manis Batu dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI. Oleh: ALFIANA AFIFI NIM:

Analisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) *

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI GONDORUKEM DAN TERPENTIN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

BAB IV PENGUMPULAN DATA

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR. ABSTRACT

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

1 BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK

Keywords : Parsial Productivity, Objective Matrix (OMAX), Productivity Index

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk)

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL

Analisa Produktivitas Pada Divisi Produksi PT. XYZ Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX PADA BAGIAN PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT GEDONG BIARA PT MOPOLI RAYA TUGAS SARJANA

Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN.

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGUKURAN DAN EVALUASI PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OMAX DI BAGIAN PRODUKSI PABRIK GULA GEMPOLKEREP MOJOKERTO. Oleh: Sudiyarto dan Waskito

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

Analisis Produktivitas Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di KUD BATU Kota Batu

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. data yang diperoleh pada bab ini akan digunakan untuk mengukur nilai indikator

Didien Suhardini, Arnolt Kristian Pakpahan dan Arum Tri Astuti;

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengukuran Produktivitas Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Di PT YPMI

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Pendekatan Integrated Environment Performance Measurement System di RSUD Sekarwangi Cibadak, Sukabumi

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) TERHADAP PROSES PRODUKSI PADA PT XYZ

ANALISIS PRODUKTIFITAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus: PT. Moradon Berlian Sakti)

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta lokasi penelitian

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

Seminar Nasional IENACO ISSN:

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

BAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan mancanegara. Dengan peran ini, Yogyakarta menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERBASIS MODEL OBJECTIVE MATRIX ( OMAX ) PADA PRODUKSI PLASTIK CV. ISKASARI JAYA WARU - SIDOARJO SKRIPSI

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PADAINDUSTRI FABRIKASI DENGAN METODA OBJECTIVE MATRIX

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PEMILIHAN PERUMAHAN DI BANYUMAS DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

ANALISA PENCAPAIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN LAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL OMAX DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DAN RISIKO PADA PRODUKSI ROKOK SIGARET KRETEK MESIN (SKM) (Studi Kasus Pada PT. Cakra Guna Cipta Malang)

Analisis Produktivitas menggunakan Metode Objective Matrix (Studi Kasus di Auto2000 Kenjeran)

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI UKM RUMAH YOGHURT, JUNREJO, BATU). Productivity Analysis Of Mozzarella Chesse Production Department Using Objective Matrix (Omax) Method (Case Study In UKM Rumah Yoghurt, Junrejo, Batu). Kukuh Setianto 1*, Usman Effendi 2, Rizky L R Silalahi 2 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB *email korespondensi: kukuhsetiant@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas parsial dan produktivitas total pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt dan membuat usulan perbaikan produktivitas pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt. Metode yang digunakan untuk pengukuran produktivitas adalah metode Objective matrix (OMAX) dengan kriteria pemakaian bahan baku, pemakaian energi listrik, jumlah jam kerja mesin dan jumlah tenaga kerja. Pembobotan menggunakan model Analitic Hierarchy Procces (AHP). Hasil pengukuran produktivitas total tertinggi pada periode Maret 2014, terendah pada periode Februari 2014. Produktivitas parsial kriteria bahan baku tertinggi pada periode Juli dan Agustus 2014, terendah pada periode Mei 2014. Pemakaian energi listrik tertinggi pada periode Januari, Maret, dan Agustus 2014, terendah pada periode Februari 2014. Jam kerja mesin tertinggi pada periode November 2014 dan terendah pada periode Mei 2014. Tenaga kerja, tertinggi pada periode Januari, Maret, dan Agustus 2014, dan pada periode Februari dan Mei 2014. Usulan perbaikan produktivitas Untuk mencapai produktivitas optimal, maka untuk menghasilkan rata-rata output sebesar 411.75 kg produk keju mozzarella diperlukan bahan baku susu sebanyak 2239.674 liter susu sapi, 735.391 Kwh energi listrik, 20.391 jam, dan 5 orang tenaga kerja. Kata Kunci: keju mozzarella, Objective matrix (OMAX), Produktivitas ABSTRACT This aims of the resource is to determine the level of productivity of partial and total productivity in the production of mozzarella cheese at yogurt s home and make the proposals on the improvement of productivity in home production of mozzarella cheese yogurt. The method which used for the measurement of productivity is a method Objective matrix (OMAX) with criteria raw materials consumption, energy consumption of electricity, the number of hours the machine and the amount of labor. Weighting using Analytic Hierarchy models Procces (AHP).The highest results of the measurement s productivity is occurs in the March 2014 period, the lowest total productivity occurs in the period of February 2014. The higest partial productivity criteria raw materials is in the period July and August 2014, the lowest productivity is in the period of May 2014. The highest usage of electrical energy is in the period of January, March, and August 2014, the lowest productivity in the period of February 2014. The highest productivity machines in the period of November 2014 and the lowest in the period of May 2014. Criteria labour, the highest productivity is in the period of January, March and August 2014, and the lowest in the period of February and May 2014. Proposed improvement of productivity is used to achieves the optimum productivity, then to produce an average output of 411,75 kg of mozzarella cheese products be required raw materials 2239,674 liters of milk of dairy cows, 735,391 Kwh of electricity, 20,391 hours and 5 workers. Keywords: Mozzarella Cheese, Objective Matrix (OMAX), Productivity

PENDAHULUAN Produktivitas merupakan rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap seluruh apa yang digunakan (input). Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas, dan tingkat turnover. Produktivitas dapat digunakan untuk mengukur output, mengukur tingkat kepuasan konsumen, dan untuk mengetahui gangguan dalam alur kerja serta mengidentifikasikan loyalitas dan kepuasan kerja (Gupta, 2010). Produktivitas adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu pengukuran di perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui tolok ukur produktivitas yang telah dicapai dan merupakan dasar dari perencanaan di masa yang akan datang bagi peningkatan produktivitas yang telah dicapai (Henni, 2008). Rumah Yoghurt yang terletak di desa Junrejo, kecamatan Junrejo, kota Batu, yang merupakan produsen Yoghurt dan keju mozzarella. Dalam perkembangannya Rumah Yoghurt memproduksi keju mozzarella rata rata per bulan 300kg - 400kg. Keju mozzarella merupakan keju khas Italia yang sering digunakan sebagai lapisan atas pizza, termasuk jenis keju lembut yang mengandung 40-50 persen lemak. Keju tersebut umumnya dibuat dari susu sapi, tetapi aslinya dari susu kerbau. Keju Mozzarella termasuk kelompok keju pasta filata yaitu keju yang proses pembuatannya dengan pemanasan dan dimulurkan pada suhu 75-85 0 C. Ciri-ciri keju Mozzarella adalah mulur, berserabut dan lunak. Metode yang dapat digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah Objective Matrix (OMAX). Metode OMAX adalah analisis produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di setiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas di setiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (Leonard dan Wahyu, 2010). Model pembobotan yang dapat digunakan pada pengukuran produktivitas dengan metode OMAX adalah Analitic Hierarchy Process (AHP). Metode AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business Scholl di awal tahun 1970, yang digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Pengembangan AHP menjadikan pengambilan keputusan dalam suatu permasalahan ke dalam system hierarki untuk tujuan, atribut atau kriteria dan alternative (Rao, 2007). AHP memiliki banyak keunggulan, diantaranya mudah dipahami karena dapat digambarkan secara grafis, mampu menguji konsistensi penilaian bila terjadi penyimpangan dengan cara memperbaiki penilaian atau menstruktur ulang hierarki yang telah disusun (Marmin, 2004). Rumusan masalah 1. Bagaimana tingkat produktivitas parsial dan produktivitas total pada bagian produksi di Rumah Yoghurt Batu dengan menggunakan metode OMAX? 2. Bagaimana usulan perbaikan produktivitas yang diberikan pada bagian produksi di Rumah Yoghurt? Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menghitung tingkat produktivitas parsial dan total pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt pada periode Januari November 2014. 2. Membuat usulan perbaikan produktivitas pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt Manfaat Memberikan gambaran dan informasi kepada perusahaan yang dapat digunakan dalam usaha peningkatan produktivitas perusahaan. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 hingga selesai di Rumah Yoghurt yang terletak di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.

Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis produktivitas dilakukan pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt pada periode Januari- November 2014 2. output yang akan diukur adalah jumlah produksi keju mozzarella. input yang akan diukur adalah kriteria produktivitas bahan baku, kriteria energi listrik, dan kriteria jam kerja mesin, kriteria jumlah tenaga kerja. 3. Mesin yang diukur adalah mesin utama yang digunakan dalam pengolahan Prosedur Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas parsial dan total, serta memberikan usulan perbaikan produktivitas pada bagian produksi Rumah Yoghurt. Langkah langkah yang dilakukan antara lain sebagai berikut (Gambar 1): Gambar 1. Diagram Pelaksanaan Penelitian Pengolahan data dengan metode OMAX Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu penentuan performance, penentuan skor 3 penentuan skor 10, penentuan skor 0, penentuan skor 1-2 dan 4-9, penentuan score, weight, dan value, dan terakhir penentuan performance indicator.. Secara lebih rinci, tahapan pengolahan data dengan menggunakan metode OMAX adalah sebagai berikut : 1. Penentuan performance Performance produktivitas yang dicapai perusahaan diperoleh dari rasio tiap kriteria per bulan yang akan diukur 2. Penentuan nilai produktivitas rata-rata (skor3) Skor 3 merupakan nilai produktivitas yang telah dicapai selama ini. Nilai pada skor 3 diperoleh dengan merata-ratakan nilai rasio tiap kriteria. Rumus untuk menghitung nilai produktivitas rata-rata adalah: Keterangan: μ = rata-rata rasio tiap kriteria yang diukur selama 12 bulan n = jumlah data xi = rasio tiap kriteria/bulan 3. Penentuan nilai produktivitas tertinggi (skor 10) Uji normalitas data harus dilakukan dulu sebelum menentukan nilai skor 10 agar diketahui bahwa data di setiap kriteria yang akan digunakan berdistribusi normal. BKA = μ + Keterangan: BKA = Batas Kendali Atas μ = Rata-rata rasio tiap kriteria yang diukur selama 12 bulan n = Jumlah data σ = Standart Deviasi k = Konstanta 4. Penentuan nilai produktivitas terendah (skor 0) Skor 0 diperoleh dari nilai Batas Kendali Bawah (BKB). Rumus BKB adalah: BKB = μ - kσ 5. Penentuan nilai produktivitas realistis (skor 1-2 dan 4-9) Nilai produktivitas realistis merupakan nilai yang mungkin dicapai sebelum sasaran akhir. Nilai ini berfungsi untuk mengisi matriks yang belum terisi dan merupakan kisaran pencapaian dari nilai terburuk sampai nilai optimal, sehingga dapat diketahui skor yang

dicapai pada periode pengukuran. Skor 1-2 didapat dari interpolasi nilai pada antara skor 0 dan 3. Hasil interpolasi tersebut dijadikan interval antara skor 0 sampai skor 3. Skor 4-9 didapat dari interpolasi nilai pada skor 3 dan 10. Hasil interpolasi tersebut dijadikan interval antara skor 3 sampai skor 10. 6. Penentuan score, weight,dan value Score merupakan nilai level dimana pengukuran produktivitas berada. Weight merupakan nilai yang mempunyai pengaruh berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas yang diukur. Pembobotan diukur menggunakan metode AHP. Value dihasilkan dari perkalian skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria. 7. Penentuan performance indicator Perhitungan performance indicator terdiri dari tiga, yaitu: a. current merupakan jumlah nilai semua kriteria pengukuran b. previous merupakan jumlah pengukuran sebelumnya c. indeks produktivitas (IP) merupakan perbandingan antara periode yang diukur dengan periode sebelumnya untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan atau penurunan produktivitas IP dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudaryanto dan Waskito, 2006) HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perusahaan Sejarah berdirinya usaha Rumah Yoghurt berawal dari kerjasama yang dilakukan oleh Dr. Ir. Purwadi, MS dan Tri Darmanto dalam pengolahan produk susu yaitu yoghurt dan keju mozzarella. Keberadaan Koperasi Unit Desa (KUD) Mitra Bhakti Makmur yang berdiri pada tahun 2000 dan berlokasi di Jl. Raya Junrejo No. 1A Kota Batu, membuka peluang usaha kerjasama sebagai tempat produksi Rumah Yoghurt. Kerjasama yang dilakukan oleh Rumah Yoghurt dengan KUD, yaitu untuk mempermudah memperoleh bahan baku susu dan sebagai lokasi produksi. Kemudian pada 11 November 2008, usaha Rumah Yoghurt pun resmi didirikan. Rumah Yoghurt memproduksi olahan susu menjadi yoghurt dan keju mozzarella. Lokasi Rumah Yoghurt terletak di Desa Junrejo, Kota Batu, yang beralamat di JL. Raya Junrejo No. 1A, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Usaha yang berlokasi di aria komplek Koperasi Mitra Bhakti Makmur ini mempunyai luas area ± 62,56 m². Data input dan Output Produksi Rumah Yoghurt Data input dan output yang dibutuhkan dalam pengukuran produtivitas ini didapatkan dari data historis perusahaan, mulai bulan januari 2014 hingga November 2014. Data input dan output dapat dilihat di Tabel 1. Tabel 1. Data Input dan Output bulan ke Bahan Baku (Liter) Energi Listrik (Kwh) Jam Kerja Mesin (Jam) Tenaga Kerja (Orang) Output (Kg) 1 4.000 1.122 35 7 56,.00 2 1.600 1.021 15 7 235,50 3 4.000 1.122 35 7 567,75 4 2.400 1.049 21 7 360,25 5 800 991 7 7 107,00 6 3.200 1.075 29 7 463,75 7 2.400 1.051 23 7 368,25 8 4.000 1.123 36 7 608,00 9 3.200 1.079 28 7 480,00 10 2.400 1.047 22 7 360,00 11 2.400 1.050 22 7 367,75 Sumber: Data Primer 2014 Penentuan Performance Performance didapatkan dari setiap rasio tiap kriteria pengukuran, pembagian antara output sesuai standar (jumlah produk yang dihasilkan) dengan input (bahan baku, energi listrik, jumlah jam kerja mesin, tenaga kerja. Nilai performance dapat dilihat Tabel 2. Tabel 2. Nilai Performance Tiap Periode Bahan Baku Energi Listrik Jam Kerja Mesin Tenaga Kerja Januari 0,1417 0,5053 1,.2000 81,0000 Februari 0,1472 0,2306 15,7000 33,6429 Maret 0,1419 0,5060 16,2214 81,1071 April 0,1501 0,3434 17,1548 51,4643 Mei 0,1337 0,1080 15,2857 15,2857 Juni 0,1449 0,4313 15,9913 66,2500 Juli 0,1534 0,3504 16,0109 52,6071 Agustus 0,1520 0,5414 16,8889 86,8571 September 0,1500 0,4448 17,1429 68,5714 Oktober 0,1500 0,3438 16,3636 51,4286 November 0,1532 0,3502 16,7159 52,5357 Rata-rata 0,1471 0,3778 16,3341 58,2500

Penentuan Nilai Produktivitas Rata-rata (Level 3 atau µ) Nilai pada level 3 diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai produktivitas yang telah dicapai masing-masing kriteria pada setiap periode pengukuran yaitu periode januari 2014 sampai November 2014. Nilai skor 3 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Skor 3 Dari Masing-Masing No Produktivitas Level 3 1 Bahan Baku 0.1471 2 Energi Listrik 0.3778 3 Jam Kerja Mesin 16.3341 4 Tenaga Kerja 58.2500 Penentuan Nilai Produktivitas Tertinggi (Level 10 atau BKA) Setiap perusahaan memiliki target tertentu dalam pencapaian produksi sesuai dengan kemampuan perusahaan. Nilai skor10 menggambarkan target yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan. Skor 10 diperoleh dengan menggunakan rumus batas kendali atas yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Skor 10 Dari Masing-Masing No Produktivitas Level 10 1 Bahan Baku 0,1642 2 Energi Listrik 0,5003 3 Jam Kerja Mesin 18,0348 4 Tenaga Kerja 78,7825 Penentuan Nilai Produktivitas Terendah (Skor 0 atau BKB) Langkah selanjutnya dalam pengukuran produktivitas adalah penentuan skor 0 atau kemungkinan nilai terendah yang dialami oleh perusahaan. Nilai skor 0 diperoleh dari batas kendali bawah (BKB). Nilai skor 0 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Skor 0 Dari Masing-Masing No Produktivitas Level 0 1 Bahan Baku 0,13 2 Energi Listrik 0,2553 3 Jam Kerja Mesin 14,6334 4 Tenaga Kerja 37,7175 Penentuan Nilai Produktivitas Realistis (Skor 1-2 dan Skor 4-9) Nilai produktivitas realitis merupakan nilai yang mungkin dicapai sebelum sasaran akhir. Nilai ini berfungsi untuk mengisi matriks yang belum terisi dan merupakan kisaran pencapaian dari nilai terjelek sampai nilai optimal, sehingga dapat diketahui skor yang dicapai pada periode pengukuran. Nilai Produktivitas Realistis dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6. Nilai Skor 0-10 Masing-Masing Bahan Energi Jam Kerja Tenaga Baku Listrik Mesin Kerja Level 0,1642 0,5003 18,0348 78,7825 10 0,1616 0,4828 17,7918 75,8492 9 0,1592 0,4653 17,5489 72,9160 8 0,1568 0,4478 17,3059 69,9828 7 0,1544 0,4303 17,0630 67,0496 6 0,1520 0,4128 16,8200 64,1164 5 0,1495 0,1520 16,5771 61,1832 4 0,1471 0,3778 16,3341 58,2500 3 0,1414 0,3370 15,7672 51,4058 2 0,1357 0,2962 15,2003 44,5616 1 0,1300 0,2553 14,6334 37,7175 0 Penentuan Score, Weight, dan value Nilai Score, Weight, dan value terdapat pada matriks OMAX. Besarnya weight diperoleh dari pendapat responden dengan menggunakan metode AHP melalui pengisian kuisioner. Pengolahan data kuisioner menggunakan software expert choice. Nilai masing-masing weight dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 7. Hasil Pembobotan Tiap Produktivitas No Produktivitas Level 3 1 Bahan Baku 0,279 2 Energi Listrik 0,274 3 Jam Kerja Mesin 0,138 4 Tenaga Kerja 0,308 Evaluasi Produktivitas Parsial Evaluasi produktivitas parsial dilakukan dengan mengevaluasi nilai produktivitas setiap kriteria. Evaluasi dilakukan dengan melihat nilai skor pencapaian produktivitas. Hasil pengukuran produktivitas yang dievaluasi pada tiap kriteria dapat dilihat pada Gambar 2.

Index Nilai Produktivitas Total Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Score 10 8 6 4 2 0 Bahan baku Jam kerja mesin Periode Energi Listrik Tenaga kerja Gambar 2. Nilai Produktivitas Parsial Evaluasi Produktivitas Total Evaluasi produktivitas total didasarkan pada nilai current. Evaluasi juga diajukan dengan melihat nilai indeks produktivitas pada performance indicator dalam Tabel matrik OMAX. Nilai produktivitas total dan indeks produktivitas dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. 10 8 6 4 2 0 6.792 6.93 7.905 4.605 3.108 3.114 1.113 1.1513 Periode Gambar 3. Nilai Produktivitas Total 600 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50-50 0-100 552.64 6.018 2.973 4.08 204.36 153.85-37.23 0-83.61-55.15-51.32-32.38 23.87-50.6 produktivitas yang fluktuatif. Dari hasil evaluasi produktivitas dapat diketahui bahwa produktivitas perusahaan masih rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan produktivitas agar produktivitas yang dicapai perusahaan lebih efektif dan optimal. Usulan perbaikan digunakan untuk memperbaiki produktivitas perusahaan pada periode berikutnya. Perbaikan Kuantitatif Perbaikan produktivitas secara kuantitatif dilakukan dengan memberikan usulan berupa jumlah pemakaian input setiap kriteria pengukuran agar tercapai produktivitas yang optimal.. Data hasil usulan perbaikan produktivitas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Usulan Perbaikan Produktivitas Perbaikan Kualitatif Untuk menentukan penyebab rendahnya produktivitas pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt dilakukan dengan menerapkan model fishbone diagram. Faktor yang menyebabkan produktivitas rendah adalah faktor manusia, faktor mesin, dan faktor pemasaran. Hasil permasalahan digambarkan dalam model fishbone diagram pada Gambar 5. Periode Gambar 4. Nilai Indeks Produktivitas Usulan Perbaikan Produktivitas Usulan perbaikan dilakukan karena perusahaan masih mengalami pencapaian Gambar 5. Fishbone Diagram Penyebab Rendahnya Produktivitas produksi keju mozzarella pada Rumah Yoghurt

1. Faktor Bahan Baku Perbaikan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya adalah dengan cara melakukan uji lab terhadap bahan baku. Selain itu prnggunaan rennet yang harus sesuai standar. 2. Faktor Mesin Perlu dilakukan perbaikan pada mesin produksi dengan cara mengganti saringan pada mesin chesse vat dengan ukuran mess/lubang yang lebih kecil. Selain perusahaan disarankan untuk menjaga mesin tetap steril sebelum melakukan proses produksi. Hal ini dimaksudkan agar pada saat proses produksi tidak terjadi kontaminasi bahan lain yang tidak diinginkan sehingga dapat mengganggu proses biologis pada saat proses produksi. 3. Faktor Manusia Perlu ada perbaikan produktivitas tenaga kerja dengan cara memberikan sistem yang jelas kepada tenaga kerja terhadap tanggung jawab masingmasing tenaga kerja,.dengan demikian fokus tenaga kerja akan tanggung jawabnya. 4. Faktor lingkungan Perbaikan yang perlu dilakukan perusahaan adalah menjaga suhu lingkungan stabil pada suhu ruangan serta menjaga lingkungan dalam keadaan steril. Sehingga proses produksi dapat berjalan secara optimal. KESIMPULAN Indeks produktivitas total tertinggi yang dicapai selama periode pengukuran terdapat pada periode maret 2014 sebesar 522.64% dan nilai indeks produktivitas terendah dicapai Rumah Yoghurt terdapat pada periode februari 2014 sebesar -83.61%. Tingkat produktivitas parsial tertinggi untuk kriteria bahan baku yang dicapai perusahaan berada pada periode juli dan November 2014, sedangkan produktivitas terendah berada pada periode mei 2014. Tingkat produktivitas parsial untuk kriteria energi listrik pencapaian tertinggi pada periode januari, maret, dan agustus 2014, sedangkan terendah berada pada periode februari 2014. Tingkat produktivitas parsial untuk kriteria pemakaian jam kerja mesin, tertinggi pada periode November 2014 dan terendah pada periode mei 2014. Tingkat produktivitas parsial untuk kriteria tenaga kerja, tertinggi pada periode januari, maret, dan agustus 2014, sedangkan pencapaian terendah pada periode februari, dan mei 2014. Untuk mencapai produktivitas optimal, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan pada semua sumber daya yang digunakan. Untuk menghasilkan rata-rata output sebesar 411.75 kg produk keju mozzarella diperlukan bahan baku susu sebanyak 2239.674 liter susu sapi, 735.391 Kwh energy listrik, 20.391 jam, dan 5 orang tenaga kerja. Untuk tetap menggunakan 7 orang tenaga kerja maka perusahaan harus menambah rata-rata produksi, sehingga produktivitas tenaga kerja tinggi. Produktivitas yang optimal dapat dicapai dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perbaikan pengawasan kualitas bahan baku, perbaikan mesin dan meningkatkan tingkat ketelitian tenaga kerja dengan cara memberikan tenaga kerja tanggung jawab terhadap satu proses dalam proses produksi. DAFTAR PUSTAKA Gupta, R. Dan S. K. Dey. 2010. Development Of A Productivity Measurement Model For Tea Industry. Arpn Journal Of Engineering And Applied Sciences 5 (12): 17-21. Henni. 2008. Pengukuran Tingkat Produktivitas Lini Produksi PT Kabelindo Murni dengan Menggunakan Pendekatan Metode Objective Matrix (omax), Enase 5 (1): 60-70 Leonard, K dan Wahyu, M. 2010. Analisa Produktivitas Dengan Metode Objective Matrix (Omax) Pada Bagian Produksi Potong (Cutting) PT X. Jurnal Metris 11 (1): 41-48 Marimin. 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Majemuk. Grasindo. Jakarta. Hal 76-78. Rao, R, V. 2007. Decision Making In The Manufacturing Environment. Ichchanath. Gujarat. 30-31.