Selamat Malam dan Salam Sejahtera untuk Kita Semua.

dokumen-dokumen yang mirip
Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Honorable faculty dan Badan Pelaksana Harian STIE IBS;

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

1. Tinjauan Umum

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR

Reformasi Struktural Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

2. Kami menyambut baik adanya kegiatan dialog nasional yang mengangkat tema Prediksi Industri Properti ke Depan dan Memperkuat Keberpihakan

Memperkokoh Stabilitas, Mempercepat Reformasi Struktural untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi

Jakarta, 18 Juni Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Bp. Dr. Harry Azhar Azis, MA; Gubernur Provinsi KepRi, atau yang mewakili;

Laporan Perekonomian Indonesia

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Bernavigasi melewati Kerentanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

Keynote Speech Seminar Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Rangka Mendukung Program Minapolitan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Diskusi Terbuka INFID

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

KEYNOTE SPEECH Diskusi dan Peluncuran Buku Inovasi 17 Bank

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

Conference Series on Managing Inflation:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

SUSUNAN PENGURUS BULETIN EKONOMI MONETER DAN PERBANKAN

<ekonomi global paska krisis dan implikasinya bagi bank sentral>

Juni 2017 RESEARCH TEAM

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF. Di sisi lain, pasar keuangan domestik membaik, terutama didorong oleh besarnya modal asing yang. xvii

Tinjauan Umum MENJAGA STABILITAS, MENDORONG REFORMASI STRUKTURAL UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

Bapak Fauzi Ichsan, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan; Bapak dan Ibu Yang Mewakili Satuan Kerja Pemerintah Daerah;

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

Monthly Market Update

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2012 ISSN

Para Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perekonomian negara emerging marketseperti Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

Sambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam

Yang Kami hormati dan banggakan, Pengurus dan Anggota Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia, Hadirin sekalian yang berbahagia,

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

RUU STABILITAS SISTEM KEUANGAN

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

BUKU LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2010 ISSN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi

I. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve

SURVEI PERSEPSI PASAR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kinerja CENTURY PRO FIXED

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

Closing Remarks. Seminar Pengawasan Bank Indonesia di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran

Ringkasan Eksekutif Memperkuat Perekonomian Nasional di Tengah Ketidakseimbangan Pemulihan Ekonomi Global

VII. SIMPULAN DAN SARAN

APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

SAMBUTAN PENUTUPAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT TEKNIS KE-17 KONFERENSI MINTS DI ASEAN (TEMAN) Yogyakarta, 12 Juni 2015

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Memperkuat Ketahanan, Mendorong Momentum. Pemulihan Ekonomi Nasional. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

Stabilitas makroekonomi Indonesia pada 2017 semakin kokoh, diiringi dengan pemulihan

Transkripsi:

KEYNOTE SPEECH DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA SERVICE EXCELLENCE AWARDS 2014 Jakarta, 13 Juni 2014 Yang kami hormati Pimpinan Redaksi Infobank, Pimpinan Marketing Research Indonesia, Para Pengamat Ekonomi, Perbankan, dan Asuransi, Para Komisaris dan Direksi serta Nasabah Utama Bank-bank Umum di Indonesia, Para Hadirin dan Undangan yang berbahagia, Selamat Malam dan Salam Sejahtera untuk Kita Semua. Mengawali pertemuan malam ini, saya ingin mengajak Bapak/Ibu sekalian untuk bersama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas perkenan-nya kita dapat bertemu dalam suasana yang baik untuk bersilaturahmi dan bersama-sama menyaksikan penganugerahan Banking Service Excellence Awards 2014. Bapak/Ibu dan para hadirin yang berbahagia, Kita merasakan gejolak ketidakpastian pada setengah dasawarsa terakhir sangatlah kental mewarnai kondisi ekonomi global. Perubahan drastis struktur ekonomi dunia itu terus menciptakan bandul ketidakpastian baru, sehingga fase New Normal yang terjadi pada akhirnya dianggap semu. Beberapa tahun silam, fase tersebut ditandai dengan two-speed world recovery, yaitu divergensi percepatan pemulihan ekonomi antara advanced dan emerging economies. Namun kini, meredupnya kinerja negara emerging dengan soft landing negara Tiongkok serta mulai menggeliatnya ekonomi AS dan Eropa memunculkan fenomena Three-speed world recovery. 1

Penyesuaian kondisi ekonomi global tersebut terus mempengaruhi denyut jantung ekonomi domestik. Kita merasakan bahwa tahun 2013 bukanlah tahun yang mudah buat kita semua. Aktivitas ekonomi nasional menunjukkan perlambatan dengan pertumbuhan yang lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Di sisi eksternal, tekanan pada perekonomian nasional meningkat terutama didorong oleh defisit Transaksi Berjalan. Nilai tukar rupiah mengalami penyesuaian yang cukup tajam, sementara inflasi telah melewati sasarannya di 4,5+1% akibat pengurangan subsidi bahan bakar dan kenaikan tajam kelompok bahan makanan (volatile food). Ditengah turbulensi ekonomi dunia yang terus berevolusi, kita patut bersyukur bahwa pada tahun 2013 ekonomi kita mampu bertahan pada level yang cukup tinggi dengan pertumbuhan sebesar 5,78%, jauh diatas rata-rata pertumbuhan peer countries sekitar 3,6%. Dengan capaian tersebut, perekonomian Indonesia dipandang cukup mampu bertahan di tengah-tengah situasi perekonomian global yang terus bergejolak, dan banyak yang memandang Indonesia mampu memitigasi risiko kredit dan mencegah pelarian modal. Hal ini tercermin dari porsi penempatan investor asing terhadap SBI dan SBN Indonesia yang tetap bertahan pada level yang cukup tinggi pada kisaran 31,5%. Berbagai tantangan yang mengemuka tersebut tentunya perlu mendapat perhatian dan respon segera agar tidak meningkatkan risiko terganggunya kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu dalam upaya menghadapi berbagai tantangan tersebut Bank Indonesia menempuh beberapa langkah antisipatif. Pertama, bauran kebijakan Bank Indonesia diperkuat untuk memastikan agar inflasi dapat segera kembali ke lintasan sasaran 4,5+1% pada 2014. Kedua, Bank Indonesia senantiasa berupaya menjaga defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih seimbang dan sehat. Selain itu, Bank Indonesia juga memperkuat jalinan koordinasi dengan pemerintah dan meningkatkan kerjasama antar bank sentral. Kami memandang bahwa Bauran Kebijakan Bank Indonesia yang antisipatif tersebut telah memberikan hasil yang baik dalam mengawal ekonomi 2013 dan memberikan arah ekonomi yang lebih resilien di 2014. 2

Bapak/Ibu dan para hadirin yang berbahagia, Dibalik catatan keberhasilan tersebut, kita juga menyadari bahwa tantangan yang perlu terus kita benahi, lambat laun semakin terasa. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sedikit membaik, terutama disebabkan oleh geliat ekonomi negara-negara Eropa dan AS. Sebaliknya, kegiatan produksi Tiongkok diperkirakan terbatas dan IMF telah memperkirakan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina akan kembali berlanjut yaitu turun menjadi 7,5%, dari sebelumnya sebesar 7,7%. Kondisi tersebut turut mempengaruhi kecepatan pemulihan kinerja ekspor Indonesia sebagai salah satu mitra dagang utama Tiongkok. Pada saat yang sama, ekonomi Amerika Serikat menunjukkan sinyal yang membaik. Jumlah pengangguran di Amerika Serikat telah mengalami penurunan. Membaiknya indikator ekonomi Amerika Serikat khususnya di sektor tenaga kerja telah memperkuat spekulasi percepatan pengurangan dan bahkan penghentian stimulus. Berbagai perkembangan tersebut tentunya sangat mempengaruhi kondisi pasar keuangan di kawasan. Kita telah menyaksikan tekanan di pasar keuangan beberapa negara ASEAN terus mengalami peningkatan. Sejalan dengan ini, tekanan depresiasi Rupiah yang sempat mereda pada Q1-2014 kembali mengalami peningkatan, terutama dipengaruhi oleh reposisi aset keuangan dari emerging market terkait kemungkinan penyesuaian stimulus moneter oleh the Fed serta sentimen terhadap defisit fiskal dan transaksi berjalan di dalam negeri. Tantangan mendesak saat ini adalah bagaimana kita dapat mengalokasikan sumber daya ekonomi secara lebih tepat sasaran, dengan distorsi yang semakin minimum. Dalam pandangan saya, pada titik inilah kapabilitas kita untuk membaca dan mengantisipasi gerakan ekonomi ke depan semakin teruji. Kecepatan dalam menjawab tantangan tersebut akan mempengaruhi kemampuan kita untuk dapat menjaga kesinambungan pertumbuhan 3

ekonomi secara berkeseimbangan. Keseimbangan tersebut bisa didefinisikan sebagai keseimbangan internal, yaitu keseimbangan pertumbuhan dan inflasi, dan keseimbangan eksternal, yaitu keseimbangan neraca pembayaran. Secara fundamental, kami berpandangan bahwa dinamika neraca pembayaran yang saat ini terjadi lebih disebabkan pada persoalan bagaimana industri kita memiliki kemampuan bersaing, berdikari dalam bahan baku dan bahan pendukung, pengembangan kapasitas inovasi dan kesiapan teknologi, serta pengalokasian sumber daya ekonomi secara efisien. Mencermati dinamika yang terjadi akhir-akhir ini, kami menilai proses penyesuaian ekonomi masih berjalan dengan cukup baik, meskipun terdapat sejumlah risiko yang perlu mendapat perhatian dan diwaspadai. Oleh karena itu kebijakan antisipatif perlu difokuskan untuk memastikan sasaran inflasi dapat dicapai dan kinerja transaksi berjalan tetap terkendali. Dengan pertimbangan tersebut, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,5%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,5% dan 5,75%. Selanjutnya, untuk mendukung kebijakan tersebut, Bank Indonesia akan senantiasa memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta kebijakan untuk memperkuat struktur perekonomian domestik serta pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN), khususnya ULN korporasi. Selain itu Bank Indonesia juga akan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan. Bapak/Ibu, para undangan dan hadirin yang berbahagia, Krisis keuangan global telah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga stabilitas sistem keuangan. Dengan adanya interconnectedness di sistem keuangan, krisis yang bersumber dari dalam sektor keuangan tidak hanya berdampak negatif di sektor keuangan itu 4

sendiri, namun meluas hingga mempengaruhi kinerja makroekonomi dan menimbulkan biaya recovery yang cukup tinggi di beberapa negara. Di Indonesia, biaya penanganan krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997/1998 diperkirakan mencapai sekitar 51% dari PDB nasional. Terjaganya stabilitas sistem keuangan merupakan faktor penting untuk mencapai stabilitas makroekonomi, dan begitupula sebaliknya, kondisi makroekonomi yang kondusif merupakan prasyarat untuk mencapai stabilitas sistem keuangan. Dari sistem keuangan yang stabil, diharapkan tercipta suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berjalan secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak baik internal maupun eksternal, sehingga alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional. Bank Indonesia menjaga stabilitas sistem keuangan dengan pendekatan makroprudensial, antara lain melalui kegiatan surveillance, riset dan penetapan kebijakan. Dengan tools tersebut, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan dan volatilitas dalam sektor keuangan, hingga mampu mendeteksi potensi tekanan yang berdampak pada sistem keuangan. Sementara penetapan kebijakan yang dilakuan Bank Indonesia diharapkan dapat mempengaruhi perilaku agen di dalam sistem keuangan, sehingga mampu memitigasi risiko dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Saya menyadari bahwa keberhasilan pengawasan makroprudensial sangat bergantung pada tingkat pemahaman pengawas atas stabilitas sistem keuangan. Hal ini meliputi pemahaman atas struktur pasar keuangan, pasar modal, industri keuangan, hingga pemahaman terhadap kondisi keuangan individu lembaga keuangan. Kami mencermati bahwa saat ini indikator-indikator kinerja sistem keuangan dapat tetap terjaga dengan baik, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan. Pertumbuhan kredit kepada sektor swasta pada April 2014 melambat menjadi 18,5% (yoy) dari bulan sebelumnya 19,1% (yoy), sejalan dengan proses penyesuaian dalam perekonomian. Dalam rangka memperkokoh ketahanan industri perbankan 5

tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat, Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan OJK untuk mengarahkan pertumbuhan kredit ke depan agar dapat menopang pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang. Meskipun indikator kinerja sistem keuangan secara umum terjaga dengan baik, dinamika perubahan yang sangat cepat menuntut kita untuk senantiasa memperbaiki diri dengan meningkatkan ketahanan, daya saing, dan juga tata-kelola yang baik. Bapak/Ibu, para undangan dan hadirin yang berbahagia, Perubahan di tatanan ekonomi global tersebut berdampak pada ruang gerak dan visi berbagai entitas, baik di lembaga keuangan maupun nonkeuangan global maupun lokal. Pemerintah dan Bank Indonesia sebagai bank sentral juga tidak luput dari perubahan tersebut. Peran sebagai bank sirkulasi merupakan fungsi klasik bank sentral di seluruh dunia yang juga telah melekat dan menjadi bagian dari sejarah panjang perjalanan Bank Indonesia sejak 1828 (dahulu De Javasche Bank). Seiring dengan perkembangan ekonomi, maka fungsi Bank Indonesia mengalami perluasan dan pendalaman yaitu sebagai pengawal Stabilitas Moneter, Stabilitas Sistem Keuangan dan Stabilitas Sistem Pembayaran. Evolusi identitas yang bergerak seiring dinamika tersebut perlu disikapi secara bijak karena merupakan proses keniscayaan yang terjadi pada setiap entitas, baik publik ataupun swasta. Pada titik inilah Corporate/Organizational Culture berperan penting, menjadi nahkoda yang mendorong peran organisasi pada fungsi dan jatidirinya yang hakiki, mempererat cohesiveness intra dan inter organisasi, serta mengarahkan individu di dalam organisasi untuk bergerak sesuai dengan visi dan misinya. Pada kesempatan ini saya mewakili Bapak Agus D.W. Martowardojo menyampaikan terima kasih atas kehormatan yang telah diberikan atas penghargaan Lifetime Achievement Corporate Culture. 6

Bapak/Ibu, para undangan dan hadirin yang berbahagia, Memberikan pelayanan yang prima (service excellence) kepada para nasabah untuk memelihara kepercayaan dan loyalitas nasabah, serta menjaga kredibilitas bank merupakan prinsip dasar corporate culture yang harus senantiasa dibangun industri perbankan. Namun hal tersebut belum cukup, karena ada faktor-faktor penting lainnya yang perlu dicermati. Untuk bisa bertahan dari gempuran krisis global, bersaing secara sehat dengan bank-bank dari negara tetangga, serta memenuhi kebutuhan pembiayaan perekonomian nasional, kondisi perbankan nasional yang ada saat ini perlu kita perbaiki. Kinerja bank-bank yang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir bisa menjadi momentum untuk memperkuat ketahanan sekaligus meningkatkan daya saing dan tata-kelola di industri perbankan pada khususnya dan sistem keuangan pada umumnya. Penghargaan terhadap layanan prima yang dilakukan oleh perbankan merupakan suatu hal yang baik dan akan dapat mendorong perbankan untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya kepada nasabah. Namun akan lebih baik lagi jika nasabah didudukkan secara proporsional dan hak-haknya dihormati, sehingga bisa meminimalkan jumlah pengaduan nasabah Jika ini bisa dilakukan, customer loyalty tidak lagi menjadi isu dan kepercayaan masyarakat pada perbankan bisa ditingkatkan. Pada gilirannya, hal ini akan membantu upaya pemeliharaan stabilitas sistem keuangan. Bank Indonesia menyadari bahwa peran pengawasan bank juga akan turut menentukan kualitas suatu bank dalam memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah, melalui mekanisme pengawasan yang mengarahkan bank untuk beroperasi secara sehat dan efisien. Bank Indonesia juga akan tetap melakukan pengawasan dari sisi sistem pembayaran dan makroprudensial untuk mendapatkan keyakinan bahwa penyelesaian transaksi perekonomian berjalan aman, efisien, cepat, dan mudah, serta sistem keuangan berada dalam kondisi yang stabil dan kondusif bagi perekonomian. 7

Kami meyakini bahwa sinergi pengawasan makroprudensial oleh Bank Indonesia bersama dengan pengawasan mikroprudensial OJK akan mendorong resiliensi sistem perbankan berjalan dengan baik. Pertahanan berlapis melalui perlindungan dan pemberdayaan konsumen jasa keuangan dan sistem pembayaran juga diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas layanan prima dari perbankan. Akhir kata, kami mengucapkan selamat kepada para penerima Banking Service Excellence Award 2014 dan berharap agar penghargaan ini dapat senantiasa memacu kinerja untuk memberikan yang terbaik kepada para nasabah. Sekian dan Terima Kasih Jakarta, Juni 2014 Ronald Waas 8