BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

dokumen-dokumen yang mirip
REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 1

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN


PUSAT PENGEMBANGAN BAKAT ANAK DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

REDESAIN SMA NEGERI 1 SERIRIT

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... xiv Daftar Diagram... xvi

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB III : DATA DAN ANALISA

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

DAFTAR ISI EAT) HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Scanned by CamScanner

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM Singaraja. Bab ini juga membahas tentang fakta-fakta aktual yang terjadi di GKGM Singaraja yang dikaitkan dengan pembahasan permasalahan dan potensi yang ada. 2.1 Gambaran Umum Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja dibangun sekitar tahun 1980an yang digunakan untuk pentas-pentas kesenian/festival kesenian yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun masyarakat, terutama untuk pentas kesenian Gong Kebyar yang merupakan kebanggaan dan lambang kejayaan Kabupaten Buleleng, yang lumrah disebut Utsawa Merdangga gong Kebyar. Nama Gedung Kesenian Gde Manik diambil dari nama seorang tokoh seniman menciptakan dan mengembangkan tari Palawakya dan Truna Jaya yaitu Gde Manik yang berasal dari desa Jagaraga, Buleleng. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 1

2.2 Kondisi Eksisiting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja terletak di Jalan Udayana (Singaraja), Kecamatan Buleleng, persis di sebelah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Dengan usia yang sudah tua ini, banyak kebutuhan Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 2

fasilitas-fasilitasnya yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat jaman sekarang tentunya dalam bidang kesenian. Spesifikasi Umum Nama Objek : Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Lokasi Objek : Jalan Udayana (Singaraja), Kecamatan Buleleng, Pemilik : Pemerintah Kabupaten Buleleng Pengelola : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Buleleng Luas Tapak : 4.500 m² Luas Bangunan : 814 m² Fungsi Bangunan : Sarana Pertunjukan Kesenian 2.2.1 Kondisi Non Fisik Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Kondisi non fisik eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja adalah sebagai berikut : a) Status pelayanan dan fungsi Ditinjau dari segi kapasitas Gedung Kesenian ini mampu menampung 800 penonton, Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) Singaraja berfungsi sebagai sarana pertunjukan kesenian mulai dari kesenian daerah sampai kesenian musik modern. Di samping itu juga digunakan sebagai sarana kegiatan lainnya, seperti tempat pertemuan, tempat kelulusan siswa SMA, Kompetisi Binaraga dan lain sebagainya. Jadi Gedung ini adalah gedung multifungsi. Bukan hanya kesenian saja yang diwadahi di dalamnya, melainkan banyak fungsi. b) Civitas Civitas yang ada di GKGM ini dibedakan menjadi beberapa kelompok dimana masing-masing daripada civitas tersebut mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda di dalam proses kegiatan. Civitas dalam Gedung Kesenian ini terdiri dari pengelola, penyewa gedung dan penonton. 1. Pengelola Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 3

Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Di Area GKGM ini tidak disediakannya ruang pengelola karena sistem Gedung Kesenian ini adalah sistem sewa. Jadi jika ada organisasi atau lembaga-lembaga yang ingin mengadakan event dan ingin memakai fasilitas GKGM, mereka bisa langsung menghubungi pihak pengelola di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng. 2. Penyewa Gedung Kesenian Gde Manik Gedung Kesenian Gde Manik ini adalah kebanggaan masyarakat Buleleng, yang merupakan pusat sarana pertunjukan kesenian bagi masyarakat Buleleng. Penyewa GKGM berasal dari organisasi-organisasi ataupun lembaga-lembaga di Buleleng. 3. Pengisi Acara 4. Penonton Kapasitas penonton Gedung Kesenian ini sesuai dengan fungsinya sebagai pusat petrtunjukan wilayah Kabupaten/Kotamadya yang menampung penonton sebanyak 1000an penonton. Penonton yang datang ke Gedung Kesenian ini sesuai dengan jenis kesenian yang dipertunjukkan. Penonton yang datang biasanya dari daerah lokal Singaraja. c) Status Lahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Status lahan yang ditempati oleh Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja merupakan tanah milik Pemerintah Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. 2.2.2 Kondisi Fisik Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja a) Lokasi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Dari segi lokasi, Gedung Kesenian berada di kawasan Kota Singaraja yaitu di Jalan Udayana. Berada di pinggir jalan utama yang cukup lebar dan sudah di aspal, merupakan jalan 2 arah yang dibatasi oleh Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 4

jalur hijau ditengah-tengah jalan. berukuran lebar 2.5 meter tiap 1 arah jalan. Di bagian depan Gedung Kesenian terdapat pedestrian dengan lebar 1.5 meter, Eksisting Gedung Kesenian Gde Manik dapat dilihat pada gambar berikut. b) Lingkungan Sekitar Lingkungan sekitar site yang mempengaruhi site seperti pencapaian, sirkulasi dan potensi site dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Lingkungan Sekitar Site No Kriteria Keterangan 1 Pencapaian Pencapaian ke areal Gedung Kesenian sangat mudah ditemukan karena letaknya dipinggir jalan utama jalan Udayana Singaraja, dengan ukuran jalan cukup lebar dan sudah di aspal, berukuran lebar 2.5 meter. 2 Angkutan umum Tidak ada akses kendaraan umum menuju site. Kendaraan umum hanya berhenti di luar site 3 Sirkulasi Site hanya dapat dicapai dari jalur kiri kendaraan kendaraan 4 Sirkulasi pejalan kaki Adanya trotoar untuk pejalan kaki yang cukup lebar, yaitu 1.5 meter 5 Potensi sekitar Berseberangan dengan tempat fotocopy yang lumayan besar. Serta berdampingan dengan Gedung Undiksha Singaraja 6 Dekat dengan instansi pemerintahan Site dekat dengan suatu Universitas yaitu Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja 7 Utilitas site Terdapat gardu listrik di depan site c) Besaran Luas site keseluruhan : 4.500 m² Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 5

Luas Gedung : 814 m² Tribun penonton : 650 m 2 Toilet penonton : 10 m 2 x 4 toilet = 40 m 2 Toilet Pengisi acara dan panitia : 10 m 2 x 2 toilet = 20 m 2 Ruang ganti 1 : 15 m 2 Ruang ganti 2 : 15 m 2 d) Sarana dan Prasarana Pendukung Selain Stage hall utama, tribun penonton, 2 WC penonton yang ada di atas tribun, ruang ganti dan WC pengisi acara yang ada di belakang stage, Gedung ini juga terdapat sarana seperti Pelinggih, parkir, dan WC di luar stage hall utama. e) Kondisi Bangunan Kondisi Gedung Kesenian ini seperti gedung tua yang tertinggal dengan gedung disebelahnya, yaitu Undiksha Singaraja. Wajar karena Gedung ini berusia sudah 35 tahun. Pengelolaan Gedung ini juga perlu ditingkatkan agar semua aktivitas yang berlangsung dalam Gedung bisa terkelola dengan baik. Kondisi eksisting dan ruang luar dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar 2.2 Perspektif eksterior GKGM Gambar 2.3 Perspektif eksterior GKGM Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 6

Gambar 2.4 Bangunan suci GKGM Gambar 2.7 Stage GKGM Gambar 2.5 Halaman belakang GKGM Gambar 2.8 Parkir GKGM Gambar 2.9 Toilet penonton GKGM Gambar 2.6 Toilet penonton GKGM f) Tampilan Bangunan Sesuai hasil observasi di lapangan, Gedung ini berbentuk massa monolit dengan bentuk dasar persegi empat. Bentuk memang kental dengan adat bali yang mencerminkan fungsi tersebut yaitu sebagai gedung pertunjukan kesenian daerah. g) Penggunaan Lahan dan Bangunan Penggunaan lahan digunakan 30 % dari site yang memiliki luasan 4.500 m². 70 % nya adalah ruang hijau dan parkir. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 7

Gambar 2.10 Penggunaan Lahan dan Bangunan h) Sistem Sirkulasi dan Parkir Kendaraan Sistem sirkulasi dan parkir dari Gedung ini masih kurang jelas, tidak ada garis-garis jelas tentang parkir kendaraan, untuk memasuki tempat parkir, pengunjung harus melewati main entrance yang berada di sebelah timur Gedung, dan jika keluar gedungpun harus melalui entrance tersebut lagi. Dengan kata lain hanya satu entrance yang difungsikan padahal terdapat 2 entrance. Di dalam site tidak disediakan side entrance 2.3 Potensi dan Permasalahan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 2.3.1 Potensi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja a) Analisis Fungsional 1. Jenis Kegiatan Kegiatan utama di Gedung Kesenian Gde Manik adalah : - Kegiatan penyewaan untuk pertunjukan kesenian Kegiatan penunjang di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja : - Kegiatan Pertemuan - Kegiatan Kampanye - Kegiatan Porprov - Kegiatan Porkab - Dan kegiatan lain yang bekaitan dengan pertunjukan Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 8

Kegiatan servis di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja : - Kegiatan servis untuk perawatan dan pemeliharaan Gedung sudah ada tetapi masih kurang. - Kegiatan pengelolaan GKGM ini berada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Buleleng. Jadi jika masyarakat ingin menyewa GKGM, penyewa harus menghubungi pengelola yang berada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terlebih dahulu untuk menyewa GKGM. Kekurangan : - Masyarakat akan mengabaikan fungsi GKGM jika tidak berkesan bagi mereka seperti membuang sampah sembarangan. - Tidak menggunakan fasilitas yang tidak berguna baginya dan membuat fasilitas tersebut terbengkalai dan tidak dipergunakan, seperti toilet. - Kurang maksimalnya kegiatan servis karena tidak adanya ruang servis untuk pengelola 2. Kebutuhan Bangunan Ruangan-ruangan yang terdapat di GKGM adalah : Ruang untuk kegiatan utama - Stage - Tribun - Toilet panitia dan pengisi acara - Ruang ganti pengisi acara Ruang untuk kegiatan penunjang - Ruang latihan (ruang tunggu) Ruang untuk kegiatan servis - Parkir kendaraan pengunjung - Toilet umum - Gudang sarana prasarana Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 9

Kekurangan : - Tidak adanya fasilitas pengelola lapangan, sangat menyulitkan dalam segi pengelolaan seperti ruang o Ruang kontrol o Ruang panel o Ruang trafo o Ruang genset o Ruang plumbing - Kurangnya fungsi penunjang yang sebenarnya dibutuhkan seperti: o Loket tiket o Tribun VVIP o Parkir pengisi acara, panitia dan undangan khusus yang sebaiknya dibedakan dengan parkir pengunjung 3. Zoning dalam Bangunan Zoning dalam erat kaitanya dengan nilai aksesibilitas karena GKGM ini adalah yang di dalamnya berlangsung kegiatan pertunjukan. Kenyataan dilapangan Ruangan ruangan yang ada dalam ini menurut observasi terdapat kekeliruan dalam aspek kemudahan akses, kenyamanan dan keamanan. Seperti misalnya akses dari parkir menuju ruang untuk pengisi acara dan panitia yang letaknya lumayan memutar kebelakang. Analisis Analisis pemecahan adalah dengan memperbaiki zoning dan program ruang dari GKGM dengan mendekatkan fungsi-fungsi yang berhubungan agar akses menuju ruangan yang dituju lebih mudah dan efisien. Analisis zoning dapat dilihat pada gambar Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 10

Out In Main Entrance Parkir Pos Jaga Side Entrance Side Entrance Penungun karang Bangunan Suci Gambar 2.11 Zoning pada site Main Entrance Side Entrance Side Entrance Toilet Toilet R. Pengisi acara R. Pengisi acara Entrance panitia dan pengisi acara Gambar 2.12 Zoning Pada Bangunan (lantai 1) Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 11

Main Entrance Side Entrance Side Entrance Toilet Toilet R. latihan R. latihan Gambar 2.13 Zoning dalam (lantai 2) 4. Besaran ruang Besaran ruang pasar harus mampu memenuhi kebutuhan pengguna. Besaran ruang ruangan ruangan dalam GKGM ini harus mampu memenuhi kegiatan pengisi acara, panitia dan pengunjung. Kenyataan dilapangan Ada ruangan yang kurang dari kapasitas yang semestinya sehingga suasana di dalam ruangan jadi tidak nyaman Analisis Gudang sarana dan prasarana Mengkaji lagi besaran yang pas untuk suatu fasilitas dalam standar-standar yang ada dan menerapkannya kedalam desain yang lebih cocok. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 12

5. Tampilan Bangunan Tampilan Gedung Kesenian Gde Manik harus mencerminkan nilai-nilai arsitektur tradisional Bali karena sarat akan sejarah dan budaya. Tampilan juga harus memberikan kesan positif baik bagi GKGM itu sendiri maupun terhadap lingkungan. Tampilan GKGM harus mampu menjadi kebanggaan masyarakat buleleng pada khususnya, dan Bali pada umumnya. Menarik minat masyarakat untuk berkunjung atau memanfaatkan serta merawat fasilitas di dalamnya. Kenyataan di Lapangan Bangunan GKGM sangat mencirikan Arsitektur Tradisional Bali karena sangat kontras dengan yang ada di sekitarnya. GKGM adalah aset budaya yang harus tetap dikembangkan Analisis Untuk dapat tetap eksis dan mendapat perhatian publik, tidak ada salahnya jika GKGM mengikuti perkembangan jaman dengan ditambahkan unsur modern, misalnya dibagian interior. Namun akan tetap dominan mempertahankan Arsitektur Bali. Gambar 2.14 Tampilan GKGM Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 13

6. Parkir Parkir mampu memenuhi kebutuhan kapasitas baik pengisi acara, panitia maupun pengunjung. Sirkulasi parkir harus jelas dan sebaiknya sirkulasi antara pengunjung dengan sirkulasi panitia dan pengisi acara dipisah. Kenyataan di lapangan Ketika ada suatu event besar yang mengundang artis nasional Indonesia, parkir yang membludak bisa saja terjadi, karena lahan yang ada juga terbilang cukup sempit. Selain itu parkir pengunjung menjadi satu dengan parkir artis, ini akan mengakibatkan ketidaknyamanan pada artis karena akan menarik perhatian pengunjung. Analisis Untuk lebih memenuhi kapasitas parkir, maka analisis pemecahan adalah pemanfaatan zona vertikal tapak yaitu dengan perencanaan parkir basement. Basement dipilih karena dapat dilakukan pada tapak tanpa mencari alternatif lokasi lain dengan pertimbangan pemanfaatan lahan yang tidak begitu luas. Gambar 2.15 Kondisi parkir GKGM Gambar 2.16 Kondisi parkir GKGM b) Analisis Perfomansi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 1. Aspek Penghawaan : Penghawaan pada GKGM menggunakan penghawaan alami, dengan mengandalkan bukaan di atas tribun penonton. Tidak ada penghawaan buatan, sehingga ketika cuaca tidak medukung seperti Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 14

ketika musim panas, ruangan dalam GKGM khususnya di ruang backstage (panitia dan pengisi acara) sangat pengap. 2. Aspek Pencahayaan Pencahayaan pada GKGM menggunakan pencahayaan alami pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari. Gambar 2.17 Penghawaan dan pencahayaan GKGM 2.3.2 Permasalahan a) Permasalahan Non Fisik Tinjauan Terhadap Keamanan dan Kenyamanan Bangunan o Kondisi Panggung yang menggema jika ada permentasan musik, terutama musik keras o Sirkulasi pada entrance panitia dan pengisi acara yang kurang luas b) Permasalahan Fisik o Ruang di backstage yang kurang luas Gambar 2.18 Kondisi ruang backstage GKGM Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 15

o Pola parkir yang kurang tertata dengan baik Gambar 2.19 Kondisi parkir GKGM o Tata Ruang Main Entrance o Side Entrance Side Entrance Toilet Toilet R. latihan o R. latihan o Gudang sarana dan prasarana Gambar 2.20 Sirkulasi GKGM lantai 2 Sumber: Dokumen pribadi, survey 8 oktober 2015 Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 16

Terlihat kekurangan sirkulasi pada lantai 2, seharusnya gudang diletakkan di lantai 1 tapi ini di lantai 2. Tentu ini merupakan kesalahan karena jika mengangkut barang yang berat akan kesusahan untuk mengangkut ke lantai 2 2.4 Simpulan Permasalahan Dari berbagai permasalahan yang telah dihadapi oleh GKGM dengan semakin beragamnya kebutuhan fasilitas gedung pertunjukan yang semakin modern dan teknologi yang semakin maju yang tidak diimbangi dengan penyediaan ruang yang mampu mengakomodasi kebutuhan pelaku kegiatan yang semakin beragam maka akan dilakukan usaha Redesign dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari GKGM itu sendiri. Hal ini juga didasarkan atas beberapa komentar baik dari masyarakat sekitar dan pengelola yang merasa tidak nyaman lagi dalam melakukan aktivitas di dalam Gedung, disamping juga melihat usia dari yang sudah cukup tua. 2.5 Simpulan Analisis Kondisi Eksisting, Aspek Fungsional dan Performansi Bangunan Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Berdasarkan analisis di atas dapat ditarik beberapa simpulan yang menyangkut redesain GKGM ini. Hasil evaluasi mengarah kepada permasalahan-permasalahan yang nantinya akan menjadi alasan pengembangan GKGM Singaraja. Permasalahan penarikan minat masyarakat untuk menganggap fasilitas ini adalah fasilitas yang perlu dijaga melalui desain yang mengundang masyarakat untuk menghormati dan menjaga fasilitas ini Evaluasi dari kebutuhan ruang bahwa GKGM ini perlu dikaji lagi dalam menentukan kapasitas civitas yang akan mempergunakan ruangan agar ruangan tersebut memadai Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 17

Evaluasi gedung yang menggema jika diadakan pertunjukan / sistem akustik GKGM yang kurang baik. Evaluasi dari sirkulasi yang kurang tepat Permasalahan ruang di backstage (ruang panitia dan pengisi acara) yang kurang luas Permasalahan keamanan dalam, seperti belum adanya sistem pemadam kebakaran serta pintu masuk yang terlalu rendah sehingga memungkinkan adanya kejadian yang tidak diinginkan. Permasalahan parkir yang kurang teratur dan kurang terarah Permasalahan tidak adanya fasiitas utilitas seperti ruang genzet. Tidak adanya ruang yang sebenarnya diperlukan seperti ruang tiket, ruang kontrol, ruang informasi / lobby, dan ruang pers Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 18