Army Rejanti dan Prabowo Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA UJI INDEKS BIAS ZAT CAIR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA SUB MATERI PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

Nur Anisabitah dan Titin Sunarti Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

Keywords: inquiry learning, science process skills, learning outcomes, the light

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPEEVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH)TERHADAP HASIL BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG ARTIKEL OLEH

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

SAMPAH. , Winarsih 2 ) dan Martini 3) Abstrak. Abstract. and the positive UAN PENDAHULU. aktif. mengajar. yang. yang diperoleh

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Unnes Physics Education Journal

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VIRUS BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN PERMAINAN KUARTET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS VII SMP

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Muhammad Habibi Rio Andika*,Hendar sudrajat**, M. Rahmad** ABSTRACT

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Findri Lusitadewi dan Prabowo Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGINTEGRASIKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 KAMAL

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANIMASI FLASH TOPIK BAHASAN USAHA DAN ENERGI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DENGAN OPERAN KERTAS IDE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BAITURRAHMAH PADANG

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Septi Lilis Suryani dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Key Words : academic skill, guided discovery, learning output, heat

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 50 54

PENGEMBANGAN MEDIA MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK VIDEOSCRIBE PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM PEMBIASAN CAHAYA UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

HASIL BELAJAR SAINS FISIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 022 TAMPAN PEKANBARU

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 1, pp Januari 2014

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN TEKNIK CATATAN TULIS DAN SUSUN DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATERI POKOK BUNYI DI SMP NEGERI 1 MOJOKERTO

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PERMAINAN KIMIA KOTAK KATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE BERBANTUAN ANIMASI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

Heny Ekawati Haryono dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BOGA DASAR UNTUK SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Kelayakan Teoritis LKS Berbasis Guided Discovery Berdasarkan Hasil Telaah dan Validasi

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

PENGEMBANGAN BUKU TEKS KELAS V SEKOLAH DASAR BERBASIS TEMATIK DENGAN MODEL MULTIPLE GAMES. Rosyidah Umami Octavia STKIP PGRI SIDOARJO.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Pengembangan Alat Peraga Momentum dengan Sistem Sensor

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

ARTIKEL Oleh SILVA YUSALIM NPM:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MADIUN

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SENAM LANTAI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

DAMPAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 31 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

Efektivitas Model Pembelajaran POGIL Menggunakan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Inferensi Logika Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER KOMPONEN PASIF BERBASIS MICROPOSSESOR PADA MATA DIKLAT TEKNIK LISTRIK DI SMK NEGERI 3 SURABAYA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA SEDERHANA CERMIN GANDA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SUB MATERI PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN DATAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 SIDOARJO Army Rejanti dan Prabowo Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya Abstrak.Research was triggered by difficulty of students in mastering the concept of physics that most is an abstract. To minimize understanding the concept of students who weak need that this provision learning. One component learning is props. The aim of this research is described the eligibility of props that has been modified when used in their experiences in the class. The development of props mirror double is research and development (R&D) by using design research in the form of one group pretest-posttes design. Props developed first pass through the stages giving expert advice of teacher and lecturers field of study sains then performed appraisement appropriateness before used in learning. The next stages is testing stage on the kids in class VIII SMPN 3 Sidoarjo by using 3 class replication. Based on validation the eligibility of props done lecturer experts and teachers field of study can be used as a viable learning with a percentage of 82 %. Percentage of study result student learning in class VIII-2 of 83,3 %, class VIII-3 of 80,5 %, and in class VIII-6 of 83,3 % so that when on the average percentage of study student learning the result of 82,36 %. The result of validation yhe eligibility of porps stating props mirror double fit for use in learning strengthened also by a response students in the third class of highly either by the percentage of 92,30 %. A summary of the research is worth double mirror props used in the learning process as well as good response from students after using props. Keywords : Props to mirror double, Research and Development (R&D, one group pretest-posttest design). Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa menguasai konsep fisika yang kebanyakan bersifat abstrak. Untuk meminimalkan pemahaman konsep siswa yang lemah perlu adanya penyediaan pembelajaran yang memadai. Salah satu komponen pembelajaran adalah alat peraga. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kelayakan alat peraga yang telah dimodifikasi apabila digunakan di pembelajaran di kelas. Pengembangan alat peraga merupakan penelitian Research and Development (R&D) menggunakan desain penelitian berupa one group pretest-posttest design. Alat peraga yang dikembangkan terlebih dahulu melewati tahap pemberian saran dari dosen ahli serta guru bidang studi IPA yang kemudian dilakukan penilaian kelayakannya sebelum digunakan di pembelajaran. Tahapan selajutnya adalah tahap pengujian pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Sidoarjo menggunakan 3 kelas replikasi. Berdasarkan validasi kelayakan alat peraga yang dilakukan dosen ahli serta guru bidang studi dapat dinyatakan layak digunakan sebagai pembelajaran presentase 82 %. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal di kelas VIII-2 sebesar 83,3 %, kelas VIII-3 sebesar 80,5 %, dan di kelas VIII-6 sebesar 83,3 % sehingga apabila dirata-rata persentase ketuntasan belajar siswa di ketiga kelas diperoleh hasil 82,36 %. Hasil validasi kelayakan alat peraga yang menyatakan alat peraga layak digunakan di pembelajaran diperkuat juga oleh respon siswa di ketiga kelas sangat persentase 92,30%. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah alat peraga cermin ganda layak digunakan di proses pembelajaran serta respon dari siswa setelah menggunakan alat peraga. 94

Kata kunci: Alat peraga, Penelitian Research and Development (R&D, one group pretest-posttest design). I. PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang karena sifatnya mutlak kehidupan, kehidupan pribadi maupun bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan bangsa tersebut. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan maka prosesnya harus dilaksanakan se-nya. Proses pendidikan dapat dilalui melalui proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum pemerintah agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran dikatakan berjalan dapat dilihat salah satunya melalui indikator hasil belajar siswa. Untuk mencapai proses pembelajaran yang perlu melihat pedoman agar sesuai tujuan yang diharapkan yaitu pemahaman konsep secara menyeluruh serta hasil belajar yang. Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya [1]. Kesulitan yang dihadapi seorang guru proses pembelajaran di kelas adalah bagaimana materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai siswa secara tuntas. Kesulitan tersebut dikarenakan siswa bukan hanya individu segala keunikan yang dimiliki tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial latar belakang berbeda satu sama lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika, kebanyakan konsep-konsep di nya mempelajari gejala-gejala alam dan bersifat abstrak jika hanya dijelaskan padahal untuk siswa sekolah menengah pertama masih tahap perkembangan yang perlu hal-hal kongkrit untuk dapat memahami konsep yang cenderung bersifat abstrak tersebut. Maka untuk dapat mengatasi kesulitan menyampaikan materi yang bersifat abstrak, diperlukan kreatifitas guru memilih pembelajaran yang tepat guna. Alasan penggunaan pembelajaran berpengaruh terhadap tingginya proses belajar siswa dapat dilihat dari manfaat pembelajaran dan berkenaan taraf berpikir siswa. Salah satu komponen pembelajaran yaitu alat peraga. Pengembangan alat yang dimaksudkan adalah menyempurnakan alat peraga yang ada di laboratorium sekolah sehingga percobaan menjadi lebih efisiensi. Selain menyempurnakan alat peraga yang sudah ada, peneliti juga memodifikasi dua percobaan berbeda ke satu alat peraga. Percobaan yang coba dimodifikasi menjadi ke satu alat peraga adalah mengenai hukum snellius dan pembentukan jumlah bayangan dari kedua cermin yang membentuk suatu sudut. Dengan pengembangan alat peraga sederhana ini, diharapkan membantu siswa meningkatkan aktivitas belajarnya serta meningkatkan pemahaman konsep pemantulan cahaya yang akan diuji cobakan di SMP Negeri 3 Sidoarjo. 95

II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pengembangan (development research), yaitu mengembangkan pembelajaran yang sudah ada namun dimodifikasi lagi sehingga dapat berfungsi menjadi 2 macam percobaan yang berbeda menggunakan one group pretest posttest design. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Sidoarjo pada tanggal 30 April - 8 Mei 2012. Penelitian ini menggunakan tiga kelas replikasi kelas VIII-2, VIII-3, dan VIII-6 yang dipilih secara acak. Metode yang dignakan penelitian meliputi tahap studi pendahuluan dan tahap studi pengembangan. Metode analisis data dari pengembangan alat peraga adalah metode deskriptif kuantitatif. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis menggunakan empat kriteria yaitu validasi, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal diperoleh soal yang layak digunakan sebagai pretest dan posttest sebanyak 25 soal dari 40 soal yang diujikan. Tahapan pertama yang dilakukan adalah melakukan uji kelakan terhadap alat peraga sebelum digunakan di kelas. Uji kelayakan tersebut dilakukan oleh dosen ahli dan guru bidang studi. Beberapa aspek yang dinilai meliputi aspek penilaian format alat peraga, isi alat peraga, dan keefisiensian alat peraga berfungsi untuk mengetahui kelayakan alat peraga yang telah dibuat. Hasil penilaian kelayakan dari beberapa aspek penilaian alat peraga cermin ganda disajikan bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 1. Hasil data penilaian kelayakan alat peraga No Aspek Persentase Kriteria Penilaian (%) 1 Kesesuaian 90 materi 2 Kesesuaian indikator 3 Kesesuaian konsep fisika 4 Kesesuaian tingkat satuan pendidikan 5 Kemudahan pengoperas ian 6 Keterbacaan angka yang tertera pada 7 Kemampuan membantu penyerapan materi 8 Kemampua n menumbuh kan rasa ingin tahu 9 Kemampua n menumbuhkan kreativitas 10 Kemampua n mengembangkan kecakapan kuat 90 kuat 90 kuat 70 Kuat Secara keseluruhan dari data penilaian untuk kelayakan alat peraga sub materi 96

pemantulan cahaya di SMP telah layak digunakan pembelajaran nilai persentase sebesar 82% kategori. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan : P = x100% [2] Berdasarkan hasil pengujian alat peraga didapatkan kesimpulan untuk sudut yang secara teori mengasilkan jumlah bayangan yang tidak bulat maka dapat dibulatkan satu angka di atasnya maupun satu angka di bawahnya tergantung pada hasil perhitungan yang diperolehnya. Misalkan menurut perhitungan didapatkan hasil 4,7 namun pada bayangan yang terbentuk sebanyak 8 buah. Maka dari itu hasil 0,5 akan dibulatkan satu angka diatasnya begitu pula sebaliknya. Selain uji kelayakan alat peraga yang dilakukan penilaian, penilaian terhadap hasil belajar siswa juga dilakukan meliputi 3 aspek penilaian; aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Dari aspek kognitif diperoleh melalui pemberian soal pretest & posttest yang berisi soal beranah C1 sampai C6. Penilaian berdasarkan pemberian soal tersebut dapat diperoleh ketuntasan belajar klasikal secara rata-rata yang didapat dari ketiga kelas sebesar 82,36 %. Penilaian aspek afektif meliputi teliti, jujur, peduli, bertanya, menanggapi pendapat, dan bekerja sama. Nilai rata-rata yang didapatkan dari ketiga kelas tidaklah terlalu berbeda jauh, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran berlasung secara. Dari keenam aspek yang dinilai tersebut maka kita dapatkan persentase rata-rata total kemampuan afektif siswa pada ketiga kelas sebesar 86,88%. Berdasarkan data di atas dapat dibuat diagram batang seperti pada Grafik 1. Nilai 100 80 60 40 20 0 Penilaian Afektif 1 2 3 4 5 6 Aspek Penilaian Grafik 1. Rata-rata kemampuan aspek afektif siswa VIII-2 VIII-3 VIII-6 Pada penilaian psikomotor terdiri dari 4 aspek yang meliputi menyiapkan alat dan bahan, menentukan besar sudut, melakukan percobaan, dan menuliskan data pada tabel. Nilai ratarata yang didapatkan dari ketiga kelas tidaklah terlalu berbeda jauh, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa cukup antusias melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berlasung secara karena siswa tidak hanya secara pasif menerima pelajaran materi pemantulan cahaya tetapi mereka terlibat di nya menemukan suatu konsep fisika. Dari keempat aspek yang dinilai penilaian psikomotor siswa maka kita dapatkan persentase rata-rata total kemampuan psikomotor siswa pada ketiga kelas sebesar 84,11%. Berdasarkan data rata-rata nilai psikomotor dari masing-masing kelas maka dapat kita bandingkan diagram batang seperti pada Grafik 2 sebagai berikut : 97

Grafik 2. Rata-rata kemampuan aspek psikomotor siswa Setelah pembelajaran menggunakan alat peraga selesai dilakukan, sebelum pembelajaran diakhiri siswa diberikan angket yang berisi seputar pengalaman mereka menggunakan alat peraga selama pembelajaran. Tabel 2. Data hasil angket respon siswa N o Nilai 100 80 60 40 20 0 Aspek Yang Direspon 1 Siswa belum pernah menggunakan alat peraga terdorong 2 untuk lebih aktif selama pembelajaran tertarik untuk 3 menggunakan alat peraga terbantu untuk 4 memahami materi adanya cermin ganda Penilaian Psikomotor 1 2 3 4 Aspek Penilaian Presen tase (%) Kriteria 100 87,03 87,03 91,67 VIII-2 VIII-3 VIII-6 5 6 7 8 penampilan secara keseluruhan menarik mudah menggunakan alat peraga dapat berfungsi secara senang mengikuti pembelajaran menggunakan 88,87 81,50 91,67 97,20 Rata-rata total 90,62 Berdasarkan saran yang dituliskan oleh siswa sebagian besar menyatakan bahwa alat peraga seperti ini sangat diperlukan agar lebih mudah memahami konsep fisika, dan perlu adanya disediakan alat-alat peraga untuk materi fisika yang lain. Bahwa belajar akan lebih jika subjek belajar tersebut mengalami secara langsung atau melakukannya melalui praktek agar lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berfikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan belajar hafalan saja yang bersifat verbalistik [3]. Hasil angket secara keseluruhan menunjukkan bahwa respon siswa mengenai alat peraga sangat. Hasil ini menunjukkan bahwa alat peraga telah mampu membantu siswa memperoleh pengetahuan. Dengan menggunakan alat peraga pada pokok bahasan cahaya memberikan hasil yang pada siswa [4]. 98

IV. PENUTUP A. SIMPULAN 1. Alat peraga yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan sebagai pembelajaran untuk materi pemantulan cahaya persentase kelayakan sebesar 82% kategori sangat. 2. Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga mengalami peningkatan hingga ketuntasan belajar siswa untuk seluruh kelas secara klasikal mencapai 82,36 %. 3. Respon siswa terhadap alat peraga pembelajaran mencapai kategori sangat persentase sebesar 90,62%. B. SARAN/REKOMENDASI 1. Alat peraga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran, namun harus mengkondisikan siswa ketika mengajarkan cara menggunakannya agar siswa dapat menggunakannya. 2. Penelitian ini hanya sampai pada tahap pengujian kelayakan alat peraga cermin ganda di kelas, sehingga perlu adanya penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui hasil belajar, bagaimanakah pengaruhnya, dan respon siswa secara luas. DAFTAR PUSTAKA [1] Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta. [2] Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. [3] Sadiman, Arief S. 2007. Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. [4] Rosdiana, Laily. 2006. Implementasi Pembelajaran Terintegrasi Model Shared Alat Peraga pada Pokok Bahasan Cahaya Memberikan Hasil yang Baik. Skripsi Sarjana Pendidikan Fisika tidak dipublikasikan: Unesa. 99