RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) B2TKE TAHUN 2016

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

PETA REGULASI KONSERVASI ENERGI

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$

Bab II Perencanaan Kinerja

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUATAN PERAN B2TKE TERHADAP BPPT

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi

RPJMN dan RENSTRA BPOM

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA INDUK RISET NASIONAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

BIRO HUKUM DAN HUMAS

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENSTRA B2TKE

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BAB III Visi dan Misi

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

REVITALISASI KEHUTANAN

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

Transkripsi:

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 2010-2014

KATA PENGANTAR Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan penyebarluasan teknologi energi yang efisien, handal dan berwawasan lingkungan. Rencana Strategi B2TE 2010-2014 disusun sebagai acuan untuk melaksanakan fungsi dan peran tersebut. Kegiatan yang direncanakan di dalam renstra ini dimaksudkan untuk mendukung program BPPT dan Program Nasional dalam rangka mewujudkan kemandirian bangsa khususnya di bidang teknologi energi. Jakarta, Nopember 2010 Balai Besar Teknologi Energi Kepala, Dr.Ir. Soni Solistia Wirawan, MEng. 1

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Kondisi Umum 1.3 Potensi dan Permasalahan BAB 2 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 2.1 Pengantar 2.2 Visi B2TE 2.3 Misi B2TE 2.4 Tujuan Strategis 2.5 Sasaran Strategis 2.6 Indikator Kinerja Utama BAB 3 KEBIJAKAN STRATEGI DAN PROGRAM 3.1 Kebijakan Strategi B2TE 1. Prioritas Nasional pada B2TE 2. Prioritas Bidang IPTEK pada B2TE 3.2 Program B2TE 1. Program B2TE 2. Kegiatan B2TE 3.3 Strategi Pelaksanaan B2TE 1. Sumberdaya Manusia 2. Anggaran 3. Sarana dan Prasarana BAB 4 PENUTUP 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dalam platform Presiden dan Wakil Presiden dinyatakan bahwa pembangunan ekonomi berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan budaya bangsa yang dikelola melalui penguasaan Iptek dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, selain juga mewujudkan kehidupan berbangsa yang demokratis dan berkeadilan. Dengan kekayaan alam yang melimpah dan potensi SDM yang besar, serta penguasaan Iptek yang maju, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara kuat. Pembangunan Iptek merupakan sumber terbentuknya iklim inovasi yang menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumberdaya manusia (SDM), yang pada gilirannya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Selain itu iptek menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi proses transformasi sumberdaya menjadi sumberdaya baru yang lebih bernilai. Dengan demikian peningkatan kemampuan iptek sangat diperlukan untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia di mata dunia. Teknologi merupakan faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Fenomena ini tercermin pada terjadinya proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya ( Resource-Based Economy) menjadi perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (Knowledge-Based Economy-KBE). Pada KBE, kekuatan bangsa diukur dari kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan dan energi untuk peningkatan daya saing. Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, 3

pengembangan, penerapan dan penyebarluasan teknologi energi yang efisien, handal dan berwawasan lingkungan. Kemampuan B2TE dalam melaksanakan peran tersebut akan tercermin dari program dan kegiatan-kegiatan di masa yang akan datang yang tertuang dalam Renstra B2TE 2010-2014. 1.2. Kondisi Umum Isu energi merupakan isu global yang tidak bisa dihindarkan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan keterbatasan sumber daya alam yang tersedia. Untuk itu pengendalian penggunaan energi merupakan suatu keharusan untuk menjamin pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hasil identifikasi permasalahan di sektor energi oleh pemerintah, sebagaimana dirangkum dalam Blue-print Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005-2025, mengangkat permasalahan di bidang energi antara lain: 1) akses masyarakat terhadap energi yang masih terbatas; 2) neraca energi yang belum optimal; 3) perkembangan industri energi nasional yang masih belum menggembirakan; 4) harga energi yang belum mencapai keekonomian, dan 5) pemanfaatan energi yang belum efisien. Keterbatasan akses masyarakat terhadap energi, misalnya dapat dilihat dari nilai konsumsi energi per kapita, yang pada saat ini hanya sekitar 3 SBM, atau setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi energi per kapita dari rerata negara ASEAN, rasio kelistrikan rumah tangga yang baru mencapai 67 %, serta konsumsi energi listrik per kapita yang masih berkisar 469 kwh/cap (HDI, 2004). Pemanfaatan energi yang belum efisien, dapat dilihat dari indeks intensitas energi yang masih tinggi, yaitu sebesar 478 TOE/juta USD dan indeks elastisitas energi sebesar 1,7. Hal ini disebabkan antara lain karena pengembangan dan pemanfaatan teknologi hemat energi yang masih belum optimal, baik di sektor industri, bangunan komersial, transportasi maupun rumah tangga. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memiliki tugas pokok melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan 4

teknologi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam konteks tersebut, BPPT memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengkajian dan pengembangan, serta memberikan usulan kebijakan terkait dengan penerapan teknologi guna mengatasi masalah-masalah energi sebagaimana telah diangkat di atas. 1.3. Potensi dan Permasalahan Dalam menyusun Renstra telah dilakukan identifikasi terhadap potensi dan permasalahan di lingkungan B2TE. Potensi yang dimiliki B2TE untuk mewujudkan visi dan misinya adalah jumlah dan kemampuan SDM yang potensial, jaringan kerjasama yang luas serta pengalaman melaksanakan berbagai kegiatan pengkajian, pengembangan dan penerapan teknologi di bidang energi Di sisi lain ada beberapa permasalahan yang dapat menurunkan optimalisasi kemampuan yang dimiliki oleh B2TE, yaitu fasilitas dan sarana yang sudah berumur, kurangnya publikasi hasil-hasil kajian di bidang teknologi energi, belum optimalnya peran pejabat fungsional peneliti dan perekayasa dalam penyusunan dan pelaksanaan program, kurangnya kemampuan technopreneurship, terbatasnya anggaran untuk RDEO. Pemahaman terhadap potensi dan permasalahan ini diharapkan mampu untuk menjawab peluang- peluang yang ada antara lain adanya kebutuhan untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing industri melalui pemanfaatan teknologi, komitmen pemerintah untuk melakukan pengembangan energi baru terbarukan dan program konservasi energi, komitmen pemerintah untuk memperhatikan isu lingkungan, dengan disepakatinya Peta Jalan Bali ((Bali Road Map) dalam UNCCC 2007 dan target penurunan emisi GHG sebesar 26% pada tahun 2020 (Copenhagen, 2009), komitmen Pemerintah untuk memenuhi Sasaran Pembangunan Millenium (Millenium Development Goal) dalam bentuk peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber-sumber energi, pelaksanaan program percepatan pembangunan Pembangkit Listrik 10 ribu MW tahap I dan II dan substitusi BBM di sistem pembangkit oleh pemerintah dan swasta dalam rangka mengatasi krisis kelistrikan dan diversifikasi sumber 5

energi, serta masih terbatasnya infrastruktur energi yang ditandai dengan masih rendahnya rasio elektrifikasi nasional, dan masih sering terjadinya shortage baik kelistrikan maupun bahan bakar minyak di beberapa lokasi 6

BAB 2 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS B2TE 2.1. Pengantar Balai Besar Teknologi Energi yang mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan penyebarluasan teknologi energi yang efisien, handal dan berwawasan lingkungan dalam menyusun Renstra B2TE tahun 2010-2014 memperhatikan perkembangan lingkungan strategis terakhir serta mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, khususnya Rencana Pembangunan Bidang Iptek. Dalam RPJP 2005-2025 diamanatkan bahwa Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Iptek difokuskan pada 7 (tujuh) bidang prioritas yaitu : (i) pembangunan ketahanan pangan, (ii) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (iii) pembangunan teknologi transportasi, (iv) penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, (v) pengembangan teknologi pertahanan, (vi) pengembangan teknologi kesehatan dan obat - obatan, dan (vii) pengembangan teknologi material maju. Pemahaman dan sinergi terhadap kondisi lingkungan luar yang mendukung sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja Balai Besar Teknologi Energi dalam menyelenggarakan fungsinya yaitu : pelaksanaan pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan penyebarluasan teknologi energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program, urusan kerjasama, dan pelayanan teknologi dibidang energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi pelaksanaan penyiapan rumusan kebijakan pemerintah dalam bidang energi terbarukan, energi fosil dan efisiensi energi 7

pelaksanaan koordinasi kegiatan dalam bidang energi terbarrukan, energi fosil dan efisiensi energi Penyusunan visi dan misi B2TE mengacu pada visi dan misi BPPT. Visi BPPT adalah sebagai Pusat Unggulan Teknologi yang mengutamakan kemitraan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara maksimum. Sedangkan Misi BPPT adalah Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan daya saing industri, Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan palayanan publik instansi pemerintah, Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan kemandirian bangsa. Penyusunan visi dan misi B2TE mengacu pula pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Iptek 2005-2025. Visi pembangunan bidang Iptek adalah : Terwujudnya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kekuatan utama kesejahteraan berkelanjutan dan peradaban bangsa. 2.2. Visi B2TE Berdasarkan hasil pencermatan terhadap dokumen acuan tersebut di atas beserta dokumen pendukung lainnya, tugas pokok dan fungsi B2TE, serta mengakomodasikan perkembangan terakhir dan tuntutan terhadap BPPT maka Visi B2TE 2010-2014 ditetapkan sebagai berikut : Sebagai pusat unggulan teknologi energi yang efisien, handal, dan akrab lingkungan 8

2.3. Misi B2TE Dalam mencapai visi tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan B2TE adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan teknologi dan kepakaran yang unggul dalam bidang energi. 2. Memasyarakatkan teknologi energi yang efisien, handal, dan akrab lingkungan. 3. Menjalin koordinasi dengan berbagai pihak terkait di bidang pengembangan dan penerapan teknologi energi nasional. 4. Menjadi mitra industri dan pemerintah daerah yang handal dan terpercaya. 5. Memberikan masukan untuk kebijakan pemerintah di bidang teknologi energi yang bersih dan berkelanjutan. 2.4. Tujuan Strategis Dalam rangka mewujudkan visi dan misi B2TE ke dalam program-program yang akan dilaksanakan maka tujuan strategis B2TE adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan dukungan resource sharing dalam biaya operasional penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Energi 2. Memastikan pengembangan organisasi menuju visi sebagai pusat unggulan teknologi energi 3. Memastikan manfaat produk layanan teknologi menuju visi pemanfaatan hasil rekayaa teknologi secara maksimum 4. Meningkatkan jumlah hasil rekayasa teknologi yang siap dipasarkan 5. Mempercepat peningkatan kepakaran SDM B2TE dalam perekayasaan teknologi energi yang efisien dan unggul 6. Meningkatkan penyebarluasan produk dan alih teknologi energi yang efisien 7. Meningkatkan peran B2TE untuk intermediasi teknologi energi kepada semua pemangku kepentingan 8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas advokasi dan konsultansi di bidang teknologi efisiensi energi untuk meningkatkan daya saing industri 9

9. Meningkatkan rekomendasi B2TE yang digunakan dalam penyusunan kebijakan pemerintah pusat dan daerah 2.5. Sasaran Strategis Sesuai dengan tujuan strategis yang telah ditetapkan tersebut, sasaran strategis adalah sebagai berikut : 1. Tersedianya SDM B2TE yang kompeten dalam perekayasaan teknologi energi yang efisien dan unggul 2. Tersebarluasnya produk teknologi energi yang efisien, handal dan ramah lingkungan 3. Terwujudnya peningkatan peran B2TE dalam intermediasi teknologi energi kepada semua pemangku kepentingan 4. Terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas advokasi dan konsultansi di bidang teknologi efisiensi energi untuk meningkatkan daya saing industri 5. Terwujudnya peningkatan rekomendasi B2TE yang digunakan dalam penyusunan kebijakan pemerintah pusat dan daerah Sebagai Indikator Kinerja Sasaran Strategis adalah sebagai berikut : 1. Jumlah kontrak jasa pengujian dan jasa konsultansi teknologi energy terbarukan, energi fosil dan energi efisiensi. 2. Jumlah kajian desain & aplikasi, prototyping, studi kelayakan, rekomendasi kebijakan dan 3. Pelaksanaan, dan intermediasi teknologi energi terbarukan, energy fosil dan efisiensi energi 4. Jumlah audit energi dan solusi teknologi energi di sektor bangunan komersial, industri dan transportasi. 5. Jumlah Demo Plant dan diseminasi informasi Micro Turbine Cogeneration Technology. 6. Jumlah peralatan konversi energi yang diuji dan disertifikasi 10

2.6 Indikator Kinerja Utama Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan tersebut, Indikator Kinerja Utama (IKU) B2TE sebagai berikut : 1. Prosentase perbandingan dana Mitra terhadap terhadap total APBN B2TE 2. Jumlah usulan HKI per tahun 3. Jumlah Pelayanan Teknologi per tahun 4. Jumlah hasil rekayasa teknologi yang siap dipasarkan per tahun 5. Jumlah mitra penelitian pengembangan dan penerapan per tahun 6. Prosentase indeks kepuasan pelanggan 7. Prosentase jemlah pegawai yang masuk dalam pola karir yang tepat. 8. Jumlah temuan yang tidak sesuai dengan Standar Akutansi Pemerintah (SAP) 9. Target nilai capaian sangat baik atas Laporan Hasil Evaluasi (LHE) LAKIP. 10. Prosentase capaian komposisi ideal jumlah pejabat fungsional perekayasa. 11

BAB 3 KEBIJAKAN STRATEGI DAN PROGRAM 3.1. Kebijakan Strategi B2TE 1. Prioritas Nasional pada B2TE Dalam mewujudkan visi dan misinya serta menentukan rencana kegiatan yang berskala prioritas nasional, B2TE senantiasa mensinergikan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah antara lain : a. Instruksi Presiden No 2 tahun 2008 : penghematan energi dan air. b. UU N0. 30/2007 tentang Energi c. Kebijakan Energi Nasional tahun 2006 d. PP No.5/2006 Pengembangan teknologi energi diarahkan untuk pencapaian keunggulan kompetitif menuju ketahanan energi nasional. 2. Prioritas Bidang IPTEK pada B2TE Selain mensinergikan dengan kebijakan yang berskala prioritas nasional, B2TE melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merupakan prioritas Bidang IPTEK khususnya Bidang Energi Fosil, Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan 3.2. Program B2TE 1. Program B2TE Program yang ada di B2TE mengacu pada program yang telah ditetapkan oleh BPPT yaitu Pengkajian dan Penerapan Teknologi Energi Bersih. 2. Kegiatan B2TE Pada tahun 2010-2014, B2TE mempunyai Kegiatan Pengkajian dan PenerapanTeknologi Energi. Hal ini berarti bahwa seluruh sub kegiatan yang dilaksanakan mengacu dan mendukung output dari kegiatan tersebut di atas yaitu tersedianya teknologi efisiensi energi untuk menurunkan elastisitas energi nasional. 12

Sub kegiatan : 1 Pengkajian Strategi Penurunan Elastisitas Energi 2 Penerapan Manajemen Energi di Industri dan Bangunan 3 Pengembangan Kawasan Hemat Energi 4 Pengujian dan Standardisasi Efisiensi Energi Untuk Peralatan Rumah Tangga dan Industri 5 Pengkajian dan Penerapan Teknologi Substitusi Bahan Bakar 6 Pengkajian dan Penerapan Teknologi Coal Upgrading 7 Penerapan Teknologi Energi Baru dan Terbarukan untuk Pengembangan Desa Mandiri Energi 8 Pengkajian dan Penerapan Sistem Energi Hidrogen dan Teknologi Sel Bahan Bakar 9 Penerapan Teknologi Kogenerasi 10 Penerapan Sistem Teknologi Fotovoltaik Off-Grid dan On-Grid 11 Insentif Riset Selain itu B2TE juga melakukan Kegiatan Pelayanan Jasa Teknologi yang terdiri atas : 1. Pelayanan Jasa Teknologi Energi Fosil 2. Pelayanan Jasa Teknologi Energi Terbarukan 3. Pelayanan Jasa Teknologi Efisiensi Energi Untuk mendukung Kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Energi dan Kegiatan Pelayanan Jasa Teknologi, B2TE mempunyai Kegiatan Dukungan Manajemen. 3.3.Strategi pelaksanaan 1. Sumber Daya Manusia Sumberdaya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan yang ada di lingkungan B2TE terdiri atas seluruh pegawai yang dipilih sesuai dengan keahliannya maupun personil dari unit kerja lain di BPPT dengan menggunakan Sistem Kerja Kerekayasaan. Jika kegiatan merupakan 13

Prioritas Nasional, dimungkinkan untuk melibatkan personil atau pegawai dari instansi lain. 2. Anggaran Penyusunan anggaran ditetapkan berdasarkan ketentuan dan peraturan pemerintah yang berlaku dengan mengutamakan skala prioritas terhadap kegiatan yang memiliki aspek kesesuaian dengan program prioritas nasional, BPPT, tupoksi B2TE, kompetensi personil, daya dukung sarana & prasarana, kemitraan dengan pengguna, rasional dan aplikatif. Adapun anggaran bersumber dari DIPA dan PNBP. 3. Sarana dan Prasarana B2TE senantiasa melakukan peningkatan sarana dan prasarana termasuk di dalamnya fasilitas laboratorium untuk mendukung seluruh kegiatan yang sudah ditetapkan. Saat ini terdapat Laboratorium Pengujian Komponen dan Sistem Fotovoltaik, Laboratorium Pengendalian Emisi, Laboratorium Pengujian Peralatan RumahTangga, Laboratorium Karakterisasi Bahan Bakar, Fasilitas Uji Sistem Surya Termal, dan Fasilitas Desain dan Rekayasa. 14

BAB 4 P E N U T U P Renstra B2TE 2010-2014 merupakan acuan dalam menyusun program, kegiatan, dan anggaran serta indikator kinerja dan targetnya di lingkungan B2TE. Renstra ini selanjutnya akan menjadi bahan untuk laporan akuntabilitas unit kerja kepada stakeholders dan customers dalam perencanaan program, perencanaan sumberdaya, perencanaan kelembagaan dan pengendalian pelaksanaan program serta pengawasan agar lebih berhasil dan berdaya guna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi B2TE. Rencana Strategis Unit Kerja merupakan cerminan dari program, kegiatan, anggaran, indikator kinerja, dan target yang lebih operasional yang disusun dan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pelaksanaan pengukuran kinerja akan dilakukan dengan mengacu pada sistem dan prosedur pengukuran kinerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan BPPT dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dari pemerintah. 15