Umur dan Berat Telur Ayam Ras yang Beredar di Kota Bengkulu

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER dan BAHAN AJAR ILMU DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN TELUR. Oleh Indratiningsih

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN WARNA KERABANG TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM RAS

Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.2. :91-98 ISSN : Agustus 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

I MADE ADITYA SASTRAWAN

Kualitas Fisik, Mikrobiologis, dan Organoleptik Telur Konsumsi yang Beredar di Sekitar Kampus IPB, Darmaga, Bogor

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

ANALISIS MARGIN PEMASARAN DAGING AYAM RAS PETELUR AFKIR DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN DAIRI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG.

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

Sifat Fisikokimia dan Total Mikroba Telur Itik Asin Hasil Teknik Penggaraman dan Lama Penyimpanan yang Berbeda

PENGARUH UMUR TELUR TERHADAP KUALITAS KEMASIRAN TELUR ASIN YANG DIASIN SELAMA 14 HARI SKRIPSI BUDI UTOMO

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH LABU KUNING/WALUH (Cucurbita moschata) DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP BERAT TELUR, TEBAL KERABANG, DAN EGG MASS

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

(PRODUCTIVITY OF Two LOCAL DUCK BREEDS: ALABIO AND MOJOSARI RAISED ON CAGE AND LITTER HOUSING SYSTEM) ABSTRACT ABSTAAK PENDAHULUAN

KUALITAS FISIK TELUR PUYUH YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN GELATIN TULANG KAKI AYAM DENGAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

PENGARUH UMUR DAN BOBOT TELUR ITIK LOKAL TERHADAP MORTALITAS, DAYA TETAS, KUALITAS TETAS DAN BOBOT TETAS

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

HATCH PERIOD AND WEIGHT AT HATCH OF LOCAL DUCK (Anas sp.) BASED ON DIFFERENCE OF INCUBATOR HUMIDITY SETTING AT HATCHER PERIOD

Hardi Prakoso. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun, Bengkulu, Telp (0736) Pst 219.

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

KUALITAS TELUR AYAM PETELUR YANG MENDAPAT RANSUM PERLAKUAN SUBSTITUSI JAGUNG DENGAN TEPUNG SINGKONG

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAHE MERAH

PENAMBAHAN GRIT KERANG DAN PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KUALITAS KERABANG TELUR AYAM ARAB (Silver brakel Kriel)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM RAS PADA FASE PRODUKSI PERTAMA

Irawati Bachari, Iskandar Sembiring, dan Dedi Suranta Tarigan. Departemen Perternakan Fakultas Pertanian USU

Kualitas Telur Ayam Ras Yang Dilapisi Bubur Kulit Manggis yang Disimpan pada Suhu 4 0 C

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin

PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU).

Distribusi Penjualan Telur Itik.Agnes Debora Hutabarat

Karakteristik Telur Tetas Puyuh Petelur Silangan... M Billi Sugiyanto.

KARAKTERISTIK PUTIH TELUR ITIK TEGAL

;ZM A$ PENYUSUTAN BOBOT, KUALITAS, DAYA DAN KESTABILAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH

PENGARUH PEMBERIAN SPIRULINA DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM ARAB

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFISIENSI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI CV. CITA NASIONAL KABUPATEN SEMARANG. P. S.A. Sihombing, T. Ekowati, W. Sumekar

Pengaruh Penambahan Zeolit dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Lohmann Brown Fase Produksi II

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Badan Pusat Statistik

Kualitas Telur Pertama Burung Puyuh (Coturnix coturnix javonica) Dengan PemberianTepung Daun Pepaya (Carica papaya L) Dalam Ransum

PERBANDINGAN KUALITAS EKSTERNAL TELUR AYAM RAS STRAIN ISA BROWN DAN LOHMANN BROWN

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

DAYA TETAS, HASIL TETAS DAN LAMA MENETAS TELUR ITIK YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan

Penggunaan Ekstrak Kulit Manggis Hasil Ekstraksi Alkohol Untuk Pengawetan Telur

PENGARUH PENGGUNAAN DAGING BUAH SEMU JAMBU METE DAN TELUR INFERTIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN ABON TELUR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek yang cukup terbuka lebar. Hal ini karena telur

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

c, total asam, total padatan terlarut, ph, tel-;stur,

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

KUALITAS TELUR ITIK YANG DIPELIHARA SECARA TERKURUNG BASAH DAN KERING DI KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

SKRIPSI BOBOT TETAS, SUSUT TETAS DAN PERSENTASE KEMATIAN EMBRIO TELUR ITIKYANG DISIMPAN PADA SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN BERBEDA

ABSTRAK Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Konsumsi Ayam Kampung Dan Ayam Lohman Brown

PENDAHULUAN. semakin pesat termasuk itik lokal. Perkembangan ini ditandai dengan

ANALISIS EKONOMI PERLAKUAN SEDIAAN ENROFLOKSASIN TERHADAP KOLIBASILOSIS PADA AYAM PEDAGING STRAIN COBB

Pengaruh Umur Induk dan Specific...Netty Siboro PENGARUH UMUR INDUK ITIK DAN SPESIFIC GRAVITY TERHADAP KARAKTERISTIK TETASAN

INTERAKSI ANTARA BANGSA ITIK DAN KUALITAS RANSUM PADA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN...

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

Kualitas Telur Ayam Ras yang Mendapat Pelapisan Bubur Kulit Manggis dan Disimpan pada Suhu Ruang

Pengaruh Penggunaan Tepung Limbah Udang dalam Ransum terhadap Kualitas Telur Itik

PENGARUH LAMA SIMPAN DAN WARNA KERABANG TELUR ITIK TEGAL TERHADAP INDEKS ALBUMEN, INDEKS YOLK, DAN PH TELUR

Transkripsi:

Umur dan Berat Telur Ayam Ras yang Beredar di Kota Bengkulu Age and weight of layer eggs distributed in Bengkulu Suharyanto Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun, Bengkulu.Telp. (0736) 21170. Pst. 219. ABSTRACT This study aimed to know eggs storage term, weight and their origin by involving 8 respondents of egg distributor, 10 egg retailers of Pasar Pagar Dewa, 12 egg retailers of Pasar Minggu and 16 egg retailer of Pasar Panorama. Each respondent, both distributor and retail level, was taken as many as 5 eggs to be measured. The result showed that most of the distributors took the egg from producers directly (75%) and the others obtained from the egg collectors. At the retailers level, some egg supplies were from producer directly (31.6%). Egg storage term average was 6.69 days at distributors level and 9.78 days at retailers level. The retailers egg weight was heavier than distributors where 62.8 grams was at retailers level and 65.6 grams at distributors level Key words: eggs, weight, storage term. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui umur, berat dan asal telur ayam ras yang beredar di pasaran Kota Bengkulu dengan melibatkan 8 responden distributor telur dan 10 orang responden pedagang pengecer Pasar Pagar Dewa, 12 responden pengecer Pasar Minggu dan 16 responden pengecer Pasar Panorama sehingga total responden sebanyak 38 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya distributor mendapatkan telur dari produsen langsung (75%) dan sisanya berasal dari pedagang pengumpul di luar Provinsi Bengkulu, ada 31,6% pengecer yang langsung mendapatkan telur dari produsen di luar Provinsi Bengkulu umur telur rata-rata untuk tingkat distributor adalah 6,69 hari dan tingkat pengecer 9,78 hari. Berat telur rata-rata mengalami penurunan dari tingkat distributor ke pengecer, yaitu dari 65,6 gram menjadi 62,8 gram. Kata Kunci: Telur, berat, umur simpan. PENDAHULUAN Salah satu jenis telur yang paling banyak dikonsumsi oleh warga Bengkulu adalah telur ayam ras. Hal ini mungkin karena ketersediaan telur ini relatif lebih kontinyu dengan harga yang relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan telur jenis lain. Data statistik memperlihatkan bahwa konsumsi telur ayam ras masyarakat Kota Bengkulu pada tahun 2002 mencapai 1.922,83 ton atau sebanyak 90,7% dari total konsumsi telur (Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Bengkulu, 2003). Dari sebanyak 1.922,83 ton telur ayam ras yang dikonsumsi pada tahun 2002, sebanyak 1.841,71 ton (95,78%) adalah telur impor dari luar daerah Bengkulu (Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Bengkulu, 2003). Jarak dan saluran tataniaga mempengaruhi umur telur pada konsumen yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas telur konsumsi. Hal ini karena telur yang dikeluarkan dari kloaka segera mengalami perubahan kandungan internal dan strukturnya. Perubahan-perubahan ini terjadi Umur dan Berat Telur Ayam Ras 22

secara irreversible dan terus menerus sekalipun telur disimpan dalam keadaan dan kendali yang baik (Anonimous, 2005a). Buckle, et al. (1987) menyebutkan bahwa selama penyimpanan telur utuh mengalami perubahan-perubahan berupa berkurangnya berat, bertambahnya ukuran ruang udara, menurunnya berat jenis karena bertambah besarnya ruang udara, menurunnya jumlah putih telur (albumen) tebal, bertambahnya ukuran kuning telur, dan kenaikan ph telur. Scott dan Silversides (2000) juga menyebutkan bahwa semakin lama periode penyimpanan telur mengakibatkan berat dan tinggi putih telur lebih rendah sementara ph putih telur menjadi lebih tinggi. Hasil penelitian Jones and Musgrove (2004) juga memperlihatkan bahwa selama penyimpanan, berat telur menurun dari kira-kira 61 gram menjadi 57 gram setelah 10 minggu penyimpanan. Berdasarkan paparan di atas menunjukkan bahwa selama penyimpanan kualitas telur mengalami penurunan. Oleh karena itu perlu diketahui asal usul telur, umur simpan dan berat telur yang beredar di Kota Bengkulu. Variabelvariabel tersebut berpengaruh pada kualitas telur. MATERI DAN METODE Penelitian ini merupakan survei dengan melibatkan 8 orang responden distributor, 10 orang responden pedagang pengecer Pasar Pagar Dewa, 12 responden pengecer Pasar Minggu dan 16 responden pengecer Pasar Panorama sehingga total responden sebanyak 38 orang. Pada masing-masing responden diberi kuesioner untuk menjaring informasi umur telur dan kemudian diambil sebanyak 5 butir telur untuk diukur berat telur. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menguraikan keterkaitan antar variabel dengan keberadaan telur. HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Telur Pada penelitian ini, variabel umur telur menunjukkan adanya 2 (dua) skenario, yaitu umur tercepat dimana telur langsung terjual dan umur terlama dimana telur paling terakhir terjual. Namun demikian, pada pembahasan selanjutnya lebih menekankan pada rataan dari kedua skenario, yaitu ratarata lamanya waktu antara skenario pertama dengan skenario kedua. Pada tingkat distributor, rata-rata umur telur di tangannya telah berumur 6,69 hari (Tabel 1). Angka ini merupakan rata-rata kisaran 4 13 hari. Dengan kata lain bahwa rata-rata telur paling cepat berada di distributor adalah telah berumur 4 hari dan rata-rata telur paling lama berada di ditributor adalah telah berumur 13 hari. Semua responden menunjukkan bahwa umur terpendek berkisar antara 2 6 hari dengan rata-rata 3 hari (skenario 1). Sementara pada umur telur terlama berkisar antara 6 20 hari dengan rata-rata 10,38 hari (skenario 2). Tabel 1. Umur telur pada tingkat distributor Skenario 1 Skenario 2 rata-rata kedua skenario Tertinggi (hari) 6,00 20,00 13,00 Terendah (hari) 2,00 6,00 4,00 Rata-rata (hari) 3,00 10,38 6,69 Pada tingkat semua pengecer, rata-rata telur telah berumur 9,78 hari. Angka ini merupakan ratarata kisaran 6,50 17 hari (Tabel 2). Berdasarkan skenario 1 menunjukkan rata-rata telur telah berumur 7,38 hari dengan kisaran 5 15 hari. Bila dilihat berdasarkan skenario 2, rata-rata Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 2, No 1, Januari Juni 2007 23

telur telah berumur 12,17 hari dengan kisaran 6,5 20 hari. Bila dilihat berdasarkan pasar, rata-rata umur telur di pasar Panorama adalah 8,84 hari, Pasar Minggu 9,33 hari dan Pasar Pagar Dewa adalah 11,80 hari (Tabel 2). Perbedaan rata-rata umur telur pada masing-masing pasar tersebut diduga karena pengaruh perbedaan tingkat laku telur pada masing-masing pasar dan umur telur pada tingkat distributor. Untuk pengecer di Pasar Panorama, kebanyakan mereka mendapatkan telur dari distributor yang rata-rata umur telurnya relatif masih pendek dan beberapa pengecer (5 orang) mendapatkan telur secara langsung dari produsen. Berbeda dengan pengecer Pasar Pagar Dewa, selain kebanyakan mendapatkan telur dari distributor yang ratarata umur telurnya relatif lebih lama juga hanya ada 1 orang yang membeli langsung dari produsen. Dengan demikian maka diperkirakan umur telurnya menjadi relatif lebioh lama daripada pengecer Pasar Panorama. Tabel 2. Umur telur pada tingkat pengecer Waktu Skenario 1 Skenario 2 Rata-rata kedua sekenario Semua Pasar Terendah (hari) 5,00 6,50 6,50 Rata-rata (hari) 7,38 12,17 9,78 Pasar Panorama Terendah (hari) 5,00 7,00 6,50 Rata-rata (hari) 6,34 11,34 8,84 Pasar Minggu Tertinggi (hari) 14,00 17,00 15,50 Terendah (hari) 5,00 6,50 6,50 Rata-rata (hari) 6,83 11,83 9,33 Pasar Pagar Dewa Terendah (hari) 6,00 9,00 7,50 Rata-rata (hari) 9,70 13,90 11,80 Berat Telur berat telur pada tingkat distributor. Hal ini karena umur telur pada tingkat pengecer lebih Berat telur rata-rata untuk tingkat distributor lama (rata-rata 6,69 hari) dibandingkan adalah sebesar 65,6 gram. Berat telur tertinggi dengan umur telur pada tingkat distributor sebesar 78,8 gram dan berat terendah sebesar 56,2 (9,78 hari). Hasil ini sesuai dengan teori-teori gram. Sementara untuk tingkat pengecer pada umum yang menyebutkan bahwa semakin seluruh pasar, rata-rata berat telurnya adalah lama umur telur maka beratnya semakin sebesar 62,8 gram. Berat tertinggi sebesar 80,1 gram berkurang yang disebabkan hilangnya air dan terendah sebesar 49,9 gram. Berdasarkan hasil albumen, CO2, NH3, N2 dan H2S (Buckle et al., ini menunjukkan bahwa berat telur pada pengecer 1987). menunjukkan penurunan dibandingkan dengan Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 2, No 1, Januari Juni 2007 24

Tabel 3. Berat telur pada tingkat distributor dan pengecer Berat Distributor 1 Pengecer 2 Tertinggi (gram) 78,8 80,1 Terendah (gram) 56,2 49,9 Rata-rata (gram) 65,6 62,8 1 berdasarkan 30 butir telur sample, 2 berdasarkan 117 butir telur sampel Bila dikelompokkan berdasarkan berat dan ukuran telur, berat telur dengan rata-rata 65,5 gram menunjukkan pada kategori Jumbo (65 gram ke atas), yaitu 47%. Tetapi bila dilihat pada berat telur terkecil, ini menunjukkan telur pada tingkat distributor ada yang masuk dalam kategori Besar (55 60 gram), yaitu sebanyak 13% dan Ekstra Besar (60 65 gram) sebanyak 40%. Sementara itu untuk tingkat pengecer, telur dengan rata-rata beratnya 62,8 gram termasuk dalam kategori Ekstra Berat. Telur yang masuk dalam kategori Jumbo sebesar 31%, Ekstra Besar ada 38%, Besar ada 23%, Sedang ada 8% dan kategori Kecil ada 1%. Tabel 4. Persentase kategori telur berdasarkan berat Kategori Distributor 1 Pengecer 2 Jumbo (> 65 gram) 47 % 31 % Ekstra Besar (60 65 gram) 40 % 38 % Besar (55 60 gram) 13 % 23 % Sedang (50 55 gram) 0 8 % Kecil (45 50 gram) 0 1 % Sangat Kecil (< 45 gram) 0 0 1 berdasarkan 30 butir telur sample, 2 berdasarkan 117 butir telur sampel SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa a. ada 31,6% pengecer yang langsung mendapatkan telur dari produsen di luar Provinsi Bengkulu b. umur telur rata-rata untuk tingkat distributor adalah 6,69 hari dan tingkat pengecer 9,78 hari. c. berat telur rata-rata mengalami penurunan dari tingkat distributor ke pengecer, yaitu dari 65,6 gram menjadi 62,8 gram DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2005b. Spray Sanitaizing Hatching Eggs.http://hatcheryoffice.com/egg_handling/s praysanitv1.3.pdf, 2 Februari 2005. Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton, 1987. Ilmu Pangan. UI-Press. Jakarta. Butcher, G.D. and R.D. Miles, 2005. Egg Specific Gravity - Designing A Monitoring Program. http://www.afn.org/~poultry/flkman5.htm, 11 Januari 2005 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan propinsi Bengkulu, 2003. Statistik Peternakan 2002. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu, Bengkulu. Jacob, J.P., R.D. Miles, dan F.B. Mather, 2005. Egg Quality. http://edis.ifas.ufl.edu/pdffiles/ps/ps02000.pdf, 11 Januari 2005 Anonimous, 2005a. Egg Quality Guide. http://www.defra.gov.uk/foodrin/poultry/pdfs/eggq ual.pdf, 11 Januari 2005 Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 2, No 1, Januari Juni 2007 25

Jones, D.R. dan M.T. Musgrove. 2004. Effects of Extended Storage on Egg Quality Factors. [abstract] Poultry Science Association. Priyanto, S., 2005. Analisis Permintaan dan Tataniaga Telur Ayam Ras di Kota Bengkulu. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu (Tidak dipublikasikan) Sarwono B., 1995. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. Penebar Swadaya, Jakarta. Scott TA and F.G. Silversides, 2000. The effect of storage and strain of hen on egg quality. Poult Sci. 2000 Dec;79(12):1725-9. Stadelman, W.J., 1977. Quality Preservation of Shell Eggs. In William J. Stadelman and Owen J. Cotterill (ed), 1977. Egg Science and Technology Second Edition. Avi Publishing Company, Inc., Westport Connecticut. Umur dan Berat Telur Ayam Ras 26