BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk dapat merencanakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menyalurkan kredit ke masyarakat mulai berubah tidak lama sejak

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA) di kawasan ASEAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Tujuan organisasi dapat bersifat profit oriented maupun non profit

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. inilah setiap perusahaan harus berhati-hati dalam membuat dan mengambil suatu. komersial yaitu tujuan untuk memperoleh laba.

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam roda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas. /pengertian-sistem-informasi akuntansi.html)sistem Informasi Akuntansi

PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN PENDAPATAN (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera Rahastra)

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

investasi. Dalam hal ini kredit investasi merupakan bantuan yang diberikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini, pengendalian internal

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan untuk

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bertahan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Di sisi lain, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LEMBAR PENGESAHAN BERITA ACARA SIDANG PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH HAK CIPTA MOTTO ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGENTAR...

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan tetapi juga harus mempersiapkan diri secara matang, profesional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia, ditandai dengan banyak berdirinya perusahaanperusahaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki laju

`BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi yang demikian pesat, membuat orang-orang mulai beranggapan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah kredit simpan pinjam dan pendapatan anggota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menandakan Koperasi di Indonesia sudah berkembang dan mengalami

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian adalah modal sendiri dan Sisa Hasil Usaha. Koperasi Keluarga Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka investasi. Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha maka

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan perubahan yang terus-menerus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman atau kredit. Bank berperan sebagai perantara antara pihak yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan menjamin dan melindungi para pelaku ekonomi, melalui lembaga-lembaga yang mendukung dan menunjang operasional usahanya. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, selain usaha swasta dan koperasi. Dalam menjalankan usahanya, BUMN, swasta dan koperasi melaksanakan peran yang saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi. Berdasarkan Surat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (2003,2), selain menghasilkan barang atau jasa untuk kemakmuran masyarakat, BUMN juga dipandang memiliki peran strategis dalam membantu pembinaan dan pengembangan usaha swasta dan koperasi (khususnya yang berskala kecil). Oleh karena itu pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 telah mengamanatkan BUMN untuk turut serta membantu pengembangan usaha kecil. Sebagai tindak lanjutnya, diterbitkan keputusan-keputusan menteri sebagai pedoman pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat yang sangat dinamis, pedoman yang telah diterbitkan tersebut ternyata belum dapat memenuhi harapan masyarakat pelaku usaha kecil dan kebutuhan pengelola 1

dalam pelaksanaan program. Maka, berdasarkan Surat Kementerian Badan Usaha Milik Negara No. SE-433/MBU/2003 diterbitkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil atau Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL). PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI - Persero) sebagai salah satu BUMN turut mendukung upaya pemerintah ini dengan membentuk Unit PKBL yang sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan (evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, dan lainnya), fungsi administrasi dan keuangan. Tujuannya adalah untuk membantu perkembangan di bidang ekonomi dan meningkatkan kemampuan usaha para Mitra Binaan (calon debitur), yang dapat diwujudkan melalui kebijakan yang serasi antara lain di bidang usaha-usaha kecil, yang salah satunya adalah dengan menyelenggarakan kredit modal kerja dan atau untuk pembelian barang-barang modal maupun pinjaman khusus oleh unit program kemitraan (dalam unit PKBL). Berdasarkan uraian diatas, pemberian kredit (pinjaman) ternyata tidak hanya dilakukan oleh pihak perbankan saja, PT. INTI (Persero) sebagai salah satu BUMN juga turut membantu pengembangan usaha kecil, melalui pemberian kredit kepada Mitra Binaan PKBL INTI untuk membantu Mitra Binaan dalam aspek penambahan modal agar mereka mampu meningkatkan kemampuan usahanya, dipercaya bank dan mampu menepati janjinya sesuai dengan kontrak perjanjian penyaluran kredit. 2

Melalui kegiatan pemberian pinjaman ini, PT. INTI (Persero) harus bisa menerima kembali pengembalian pinjaman tersebut. Hal ini dimuat dalam Keputusan Direksi Perusahaan PT. INTI (Persero) Indonesia No. KD.143/KP.00/210000/2004 tentang Pedoman Pengelolaan Kemitraaan Dan Program Bina Lingkungan. Pinjaman yang jatuh tempo (bermasalah) menjadi masalah yang sangat serius, karena mempunyai dampak negatif terhadap perkembangan perkreditan, yakni mengakibatkan semakin terbatasnya dana yang dapat disalurkan kembali. Pengertian, perlakuan dan sifat pinjaman disini sama dengan kredit yang diberikan oleh kreditur kepada debitur. Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan di dalam menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan adalah dengan melakukan pemeriksaan intern (Tugiman, 1997,11). Dengan melakukan pemeriksaan intern ini diharapkan dapat membantu para anggota organisasi agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tugiman (1997,16) yang menyatakan bahwa tujuan dari pemeriksaan intern adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif dan untuk tujuan tersebut, pengawasan internal menyediakan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, nasihat, dan informasi sehubungan dengan aktivitas yang diperiksa. Untuk itu, diperlukan suatu staf audit internal yang dapat membantu manajemen di dalam mengawasi pelaksanaan pengendalian internal dalam aktivitas perusahaan. 3

Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peran Pemeriksaan Intern Atas Prosedur Pemberian Kredit Program Kemitraan Unit PKBL PT. INTI (Persero) Dalam Menunjang Ketepatan Perolehan Pendapatan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur pemberian kredit Program Kemitraan Unit PKBL PT. INTI (Persero) selama ini dapat menunjang ketepatan perolehan pendapatan? 2. Bagaimana ketepatan pemeriksaan internal auditor PT. INTI (Persero) dalam menganalisa kredibilitas calon debitur (Mitra Binaan)? 3. Sejauh mana pemeriksaan intern atas prosedur pemberian kredit Program Kemitraan Unit PKBL PT.INTI (Persero) berperan dalam menunjang ketepatan perolehan pendapatan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui efektifitas prosedur pemberian kredit Program Kemitraan Unit PKBL PT. INTI (Persero) selama ini dalam menunjang ketepatan perolehan pendapatan. 4

2. Untuk mengetahui ketepatan internal auditor PT. INTI (Persero) dalam menganalisa kredibilitas calon debitur (Mitra Binaan). 3. Untuk mengetahui peran pemeriksaan intern atas prosedur pemberian kredit Program Kemitraan Unit PKBL PT. INTI (Persero) dalam menunjang ketepatan perolehan pendapatan. 1.4 Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah agar dapat memberikan manfaat-manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung, yakni sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak Unit PKBL dalam menganalisa kredibilitas calon debitur (Mitra Binaan). Secara umum, penulis berharap hasil penelitian ini bisa membantu perusahaan agar lebih baik lagi di masa yang akan datang. 2. Bagi penulis Untuk menambah pengetahuan serta menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh selama kuliah sehingga dapat mengembangkan cara berpikir yang lebih maju, mengenai peran pemeriksaan intern atas prosedur pemberian kredit dalam menunjang ketepatan perolehan pendapatan. Hasilnya ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir sidang sarjana ekonomi jurusan akuntansi. 5

3. Bagi masyarakat umum Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan, yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Rerangka Pemikiran Pemberian pinjaman (kredit) bisa menjadi sumber pendapatan namun sekaligus merupakan sumber risiko operasi bisnis yang besar. Kredit macet dan kredit bermasalah menjadi duri dalam daging operasi perusahaan. Kredit macet bukan saja menurunkan pendapatan, melainkan juga menggerogoti jumlah dana operasional dan likuiditas keuangan perusahaan. Menurut Sinungan (1991,160-168), faktor-faktor yang menyebabkan kredit bermasalah, antara lain adalah: a. Faktor intern perusahaan. Diantaranya menyangkut masalah mental yang kurang baik dari aparat pengelola kredit, organisasi yang kurang baik, dan karena tidak adanya kebijaksanaan perkreditan yang baik dari perusahaan itu sendiri. b. Faktor ekstern perusahaan. Seperti kondisi perekonomian yang kurang mendukung, tekanantekanan dari berbagai kekuatan politis di luar perusahaan sehingga menimbulkan kompromi terhadap prinsip-prinsip kredit yang sehat. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Menurut Suyatno (2003,70), untuk memperoleh keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan calon debitur untuk melunasi hutang dan membayar bunganya sesuai isi perjanjian kredit, pihak perusahaan biasanya melakukan analisa 6

kredibilitas (analisis kredit). Yang dimaksud dengan analisis kredit menurut Suyatno (2003,70-71), adalah sebagai berikut: Analisis kredit merupakan pekerjaan yang meliputi: 1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non-keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit. 2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit pihak debitur. Berdasarkan hasil penilaian ini, perusahaan dapat memperkirakan tinggi rendahnya risiko yang akan ditanggung bila mereka meluluskan kredit yang diminta. Dengan demikian, perusahaan dapat memutuskan apakah permintaan kredit yang diajukan ditolak, diteliti lebih lanjut atau diluluskan. Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan di dalam menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan adalah dengan melakukan pemeriksaan intern (Tugiman, 1997,11). Menurut Mulyadi (1992,10), pengertian pemeriksaan intern adalah sebagai berikut: Pemeriksaan intern merupakan suatu kegiatan penilaian bebas yang terdapat dalam suatu organisasi yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi keuangan dan kegiatan lain untuk memberikan jasa kepada manajemen. Pemeriksaan intern befungsi untuk menilai prosedur keuangan dan operasi perusahaan, melakukan pemeriksaan atas catatan keuangan, menilai dan mengawasi ditaatinya sistem pengendalian intern (Tugiman, 1997,12). Sistem pengendalian intern menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998,172) merupakan suatu alat untuk menilai apakah pelaksanaan aktivitas perusahaan telah sesuai 7

dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan. Pendapat lain dikemukakakan oleh Widjayanto (1985,4) yang mengartikan pengendalian internal sebagai berikut: Pengendalian internal merupakan sistem yang terjalin dalam organisasi dengan menerapkan berbagai metode dan cara atau tolak ukur lainnya dengan tujuan agar kegiatan berjalan dengan apa yang digariskan. Dengan demikian, sistem pengendalian internal yang memadai dalam suatu perusahaan dapat menunjang keefektifan pencapaian sasaran perusahaan. Dalam hal pemberian pinjaman (kredit), sistem pengendalian intern yang memadai tentunya dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam memberikan kredit, yang mengakibatkan dana pinjaman menjadi kurang efektif. Dengan demikian, pemeriksaan internal diharapkan bisa membantu pihak manajemen di dalam menilai kredibilitas calon debitur (Mitra Binaan) agar kredit yang diberikan juga bisa diperoleh kembali beserta bunganya. Hal ini sesuai dengan pendapat Tugiman (1997,16) yang menyatakan bahwa: Tujuan pengawasan internal itu sendiri adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif, untuk tujuan tersebut, pengawasan internal menyediakan bagi mereka berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, nasihat, dan informasi sehubungan dengan aktivitas yang diperiksa. Seorang analis kredit akan meneliti berbagai macam faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan dan kesediaan calon debitur untuk memenuhi kewajiban mereka kepada perusahaan. Penelitian tentang kredibilitas calon debitur dilakukan baik dengan jalan mempelajari berbagai data yang bersangkutan dengan perusahaan, bidang usahanya, manajemen perusahaan, perkembangan keuangan dan jaminan kredit maupun dengan peninjauan langsung 8

ke kantor dan melihat fasilitas produksi perusahaan calon debitur (Suyatno, 2003,70). Menurut Suyatno (2003,71) survey lapangan secara intensif juga perlu dilakukan untuk mengevaluasi permintaan kredit dalam jumlah yang cukup besar. Dalam survey itu perlu dikumpulkan bahan masukan evaluasi dari berbagai macam narasumber yang mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan bidang usaha yang akan dibiayai dengan kredit. Ketepatan pemeriksaan kredibilitas calon debitur dan prosedur pemberian kredit yang efektif akan menunjang keefektifan pemberian kredit. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyatno (2003,71) yang menyatakan bahwa setiap permohonan kredit harus diadakan penyidikan dan analisis terlebih dahulu agar keefektifan pemberian kredit dapat tercapai. Karena itulah perlu dilakukan penilaian terhadap prosedur pemberian kredit yang diterapkan perusahaan, apakah sudah efektif atau belum. Penilaian ini dilakukan oleh penulis terhadap kinerja internal auditor perusahaan. Intenal auditor selama ini melakukan pemeriksaan intern atas Program Kemitraan Unit PKBL PT. INTI (Persero). Berdasarkan alasan tersebut diatas, jelas bahwa fungsi pemeriksaan intern mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya memperkecil terjadinya kredit bermasalah agar tujuan perusahaan untuk memperoleh laba dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Firdaus (2003,45) bahwa pemeriksaan intern mempunyai peranan dalam menanggulangi terjadinya kredit bermasalah, dimana peranan tersebut meliputi: 1. Bahwa fungsi dari pemeriksaan intern dalam hal pemberian kredit yaitu melihat dan memantau sampai sejauh mana sistem 9

administrasi kedit yang dijalankan, apakah telah sesuai atau tidak dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh ketentuan perbankan. 2. Fungsi pemeriksaann intern mengupayakan bila terjadi kredit bermasalah atau macet dapat diselesaikan dengan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap debiturnya sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik. 3. Pemeriksaan intern berusaha untuk mengarahkan kepada administrasi perbankan mengenai apa yang diharapkan perusahaan dengan adanya pemberian kredit tersebut seefektif dan seefisien mungkin. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peran Pemeriksaan Intern Atas Prosedur Pemberian Kredit Program Kemitraan Unit PKBL PT. INTI (Persero) Dalam Menunjang Ketepatan Perolehan Pendapatan. 1.6 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, berupa studi kasus mengenai peran pemeriksaan intern terhadap prosedur pemberian kredit Program Kemitraan PT.INTI (Persero) dalam menunjang ketepatan perolehan pendapatan. Menurut Sugiyono (2001,7), yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode yang menjelaskan karakteristik suatu fenomena atau masalah yang ada, sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan dan pembuatan rekomendasi. Teknik penelitian dilakukan dengan cara: 10

1. Field Research (Penelitian Lapangan) Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari data secara langsung dari objek yang diteliti sehingga hasilnya dapat diyakini kebenarannya. Caranya adalah melalui: a. Metode survey Menurut Indriantoro (1999,152), yang dimaksud dengan metode survey adalah metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode survey yang digunakan penulis dalam penelitian lapangan ini adalah dengan wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan pihak berwenang melalui dua tahap: pertama, dalam studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara mengenai gambaran umum PT. INTI dan untuk mencari indikasi adanya fenomena-fenomena yang selanjutnya dapat dijadikan topik penelitian; kedua, setelah menemukan topik penelitian, peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data yang mendukung penelitian sehingga data tersebut dapat dianalisis dan hasilnya dapat diinterpretasikan, untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan. b. Metode observasi Menurut Indriantoro (1999,157), yang dimaksud dengan metode observasi adalah merupakan proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. 11

Metode observasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi langsung (direct observation), dimana peneliti melakukan observasi dengan melakukan pengamatan dan peninjauan secara langsung ke perusahaan yang diteliti. 2. Library Research (Studi Kepustakaan) Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji dan menelaah berbagai sumber bacaan berupa buku-buku teks, literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian dan masalah yang dibahas. Data yang diperoleh dari studi literatur ini digunakan untuk membangun landasaan teori yang kuat guna mendukung analisis yang digunakan. Selain itu, penelitian ini bertujuan pula untuk memperoleh sumber data yang dapat dipercaya dan berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penulisan skripsi ini. Data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif. Penulis menggunakan data yang bersifat kualitatif untuk mendeskripsikan variabel pemeriksaan intern atas prosedur pemberian kredit. Analisis data yang bersifat kualitatif didasarkan pada data-data yang diperoleh dari hasil wawancara atau hasil observasi langsung. Data yang diperoleh tidak diubah menjadi data kuantitatif, melainkan ditulis apa adanya. Selanjutnya, penulis membandingkan kondisi yang ditemukan dalam perusahaan dengan kriteria-kriteria (landasan teori) yang terdapat pada bukubuku, literatur-literatur, situs-situs, serta makalah-makalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas penulis dalam skripsi ini. 12

Data yang bersifat kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data mengenai saldo piutang perusahaan, kredit lancar, kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet dari berbagai sektor usaha. Dari data-data kuantitatif yang diperoleh tersebut, kemudian dihitung besarnya persentase tingkat efektivitas penyaluran dana pinjaman, persentase tingkat kolektibilitas pinjaman Mitra Binaan, serta besarnya persentase pencapaian Rencana Kegiatan Anggaran (RKA). Dari perhitungan tersebut, hasilnya digunakan untuk mengukur dan menjelaskan variabilitas ketepatan perolehan pendapatan. Selanjutnya, hasil pengolahan data tersebut diinterpretasikan dan dari hasil interpretasi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai peran pemeriksaan intern atas prosedur pemberian kredit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. INTI (PERSERO) dalam menunjang ketepatan perolehan pendapatan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah pada PT. INTI (Persero), jalan Moh. Toha No. 77 Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai September 2006 sampai proses penyusunan skripsi ini selesai. 13

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kemudian ditentukan skala pengukurannya dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiono (2002,73) yang dimaksud dengan skala likert adalah sebagai berikut: Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. 14

Jawaban untuk setiap instrumen diberi skor dengan maksud untuk memindahkan data kualitatif menjadi data kuantitatif, seperti yang terlihat di bawah ini: VARIABEL X VARIABEL Y SKOR YA YA 1 TIDAK TIDAK 0 Kriteria uji dengan : 1. Derajat kebebasan (dk) = n-2 2. Kemudian t hit dibandingkan dengan t tab ditentukan tingkat kepercayaan sebesar 95 % atau tingkat kesalahan α sebesar 5%. 3. Aturan keputusan: b. Tolak Ho, jika t hit > t tab c. Terima Ho, jika t hit < t tab Untuk pengujian hipotesis, penulis menggunakan teknik korelasi Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut: n n n n x Y i X i ( Y i ) ( X i ) r xy = i=1 i=1 i =1 n n n n 15

{n x Y i 2 ( Y i ) 2 } x {n x X i 2 - ( X i ) 2 } i=1 i=1 i=1 i=1 Dimana: r = koefisien korelasi n = jumlah sampel X = variabel pemeriksaan internal Y = ketepatan perolehan pendapatan Pengujian signifikansi: Dengan membandingkan r xy yang diperoleh dengan r dalam tabel, dengan derajat bebas (db) = n-2 Bila r rα, (db=n-2) Terima Ho (tidak terjadi korelasi yang signifikan / bermakna). Bila Bila r > rα, (db=n-2) Tolak Ho (terjadi korelasi yang signifikan / bermakna). Setelah hasilnya didapat, untuk mengetahui hasil perhitungan koefisien korelasi tersebut signifikan (dapat digeneralisasikan) atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi, dengan uji t yang rumusnya adalah sebagai berikut: t = r xy x n -2 Dimana: 1 r xy 2 t = t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel Harga t hitung kemudian dibandingkan dengan harga t tabel Keputusan : 16

1. Bila t α/2, n-2 t α/2, n-2 Terima Ho t α/2, n-2 atau t < -t α/2, n-2 Tolak Ho 2. Bila t tα, n-2 Terima Ho t > tα, n-2 Tolak Ho 3. Bila t -tα, n-2 Terima Ho t -tα, n-2 Tolak Ho 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah pada PT. INTI (Persero), jalan Moh. Toha No. 77 Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai September 2006 sampai proses penyusunan skripsi ini selesai. 17

18