BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya dalam bidang teknologi yang merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. paradigma lama. Para paradigma baru mahasiswa menjadi active learner. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, atau kejadian. Selanjutnya, Lahey (2007) mendefinisikan persepsi

BAB I PENDAHULUAN. dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang lain. Internet

BAB I PENDAHULUAN. seperti e-learning (Haverila, 2009). Saat membicarakan e-learning, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau sekolah dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang

SIKAP MAHASISWA USU TERHADAP POLA-POLA E-LEARNING SKRIPSI STEVIE DUMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Santrock, 2005). WHO (dalam Sarwono 2013) juga menetapkan batas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang

BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA

PENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

EFEKTIVITAS TWITTER SEBAGAI MEDIA GERAKAN SOSIAL DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gantina (2011) mengatakan bahwa self management merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan antarmanusia. Kegiatan komunikasi ini telah ada sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, media pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat pesat

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan kegiatan menusia menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kongkret

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang tertentu. Untuk menciptakan keluaran SMK yang memiliki

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

PENDAHULUAN. ini bukanlah sesuatu hal yang asing didengar. Beberapa pemberitaan-pemberitaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan membeli merupakan aktifitas sehari-hari yang lazim dilakukan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No

BAB II LANDASAN TEORI. Lahey (2007) mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, segala sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selalu muncul menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari hari tetapi jarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Syah (2006), belajar adalah tahapan perubahan seluruh

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad dua puluh satu ini peranan Teknologi Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang memiliki potensi untuk. mengembangkan pola kehidupannya, dan sekaligus menjadi objek dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif melalui video tersebut. Untuk dapat melihat streaming video di

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju mengubah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan semakin meluas seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil, siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu menyiapkan sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Warsita, 2008) Salah satu bentuk tanggung jawab pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat pada sekolah menengah sebagai salah satu pendidikan formal yang memiliki posisi strategis dimana usia peserta didik pada umumnya bertugas untuk mempersiapkan potensi dan kemampuan produktif. Sekolah menengah dapat dikategorikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (dit-psmk) melakukan pembinaan pada sekolah menengah khususnya untuk sekolah menengah kejuruan (Sumintar, 2009). Banyaknya program kejuruan yang bervariasi pada Sekolah Menengah Kejuruan salah satu diantaranya adalah kejuruan pada bidang Teknologi Informasi (TI). Sebagai salah satu sekolah kejuruan yang mengkhususkan pada bidang TI tentunya pembelajaran siswa merujuk pada pemanfaatan dan pengoptimalan dalam bidang 1

2 TI. Salah satu aplikasi yang potensial dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran di sekolah kejuruan TI adalah dengan pembelajaran e-learning (Kudwadi, dkk. 2007) Pembelajaran e-learning dapat diartikan sebagai sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2010). Menurut Romizowski (2004, dalam Naidu 2006) model pembelajaran e-learning dapat diklasifikasikan pada empat model, yaitu : (1) individual self-paced e-learning online, yaitu proses belajar e-learning mengarah pada situasi dimana individu mengakses sumber belajar secara online melalui internet dan intranet. (2) individual self-paced e-learning offline, yaitu proses belajar e-learning secara offline dimana individu mengarah pada situasi sumber belajar tidak terhubung melalui internet dan intranet (3) group based e- learning synchronously; dimana sekelompok siswa secara bersama-sama belajar melalui internet dan intranet (4) group based e-learning ansynchronously dimana proses belajar mengacu pada situasi dimana kelompok belajar secara bersamasama melalui intranet atau internet yang mana terjadi proses perukaran pada waktu yang tertunda. Salah satu sekolah kejuruan dalam bidang TI yang mengarah pada sistem pembelajaran e-learning dalam proses belajarnya adalah SMK Tritech Informatika Medan. Siswa dalam proses pembelajaran sehari-hari mendapatkan model pembelajaran campuran dari guru secara online maupun konvensional (tatap muka) yang dikenal dengan konsep belajar Blended Learning. Zhao (2008, dalam Cepi 2012) menjelaskan blended learning sebagai pendekatan

3 pembelajaran yang mengkombinasikan model belajar secara online dan tatap muka. Blended learning merupakan sebuah kombinasi dari berbagai pendekatan di dalam pembelajaran. Blended learning merupakan kombinasi karakteristik pembelajaran tradisional dan pembelajaran elektronik yang menggabungkan aspek pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikansi ansynchronous dan synchronous dengan pembelajaran tatap muka. Bhonk dan Graham (2006 dalam Cepi 2012) menjelaskan bahwa blended learning adalah gabungan dari dua sejarah model perpisahan belajar dan mengajar yang mana sistem pembelajaran tradisional dan sistem penyebaran pembelajaran yang menekankan peran dari teknologi berbasis komputer dalam blended learning. SMK Tritech Informatika Medan merupakan salah satu sekolah yang telah mulai menerapkan pembelajaran e-learning dengan model blended learning pada beberapa bahan ajar, diskusi dan latihan yang diberikan kepada siswa. Siswa mendapatkan materi pembelajaran dengan cara mengunduh materi pembelajaran melalui web secara online, namun pada beberapa mata pelajaran lainnya dan pelaksanaan ujian masih dilakukan secara tatap muka antara siswa dengan guru. Proses belajar sehari- hari siswa di sekolah ini hampir sepenuhnya dilakukan dengan sistem online. Proses pembelajaran antara siswa dengan guru di sekolah ini dilakukan dengan menyambungkan bahan ajar yang diunduh dari internet ke media televisi. Siswa di sekolah ini setiap harinya menggunakan notebook dalam beberapa proses belajar, tugas dan latihan serta diskusi dilakukan secara online. Namun, untuk beberapa persentasi, diskusi, dan beberapa tugas yang diberikan

4 guru masih dilakukan dengan cara konvensional (tatap muka). Fasilitas di sekolah ini juga dilengkapi dengan jaringan Wireless Fidelity (Wi-Fi) sebagai jaringan internet yang memudahkan proses belajar siswa ketika proses pembelajaran online. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti kepada pihak sekolah selaku PKS IV sebagai ahli IT di SMK Tritech Informatika : kalau disini anak-anak belajar ada pakai online ada yang dari guru nulis di papan, kita pakai papan tulis buat belajar, tapi di kelas juga ada tv buat belajar anak-anak kalo online, jadi nanti dari laptop disambungkan guru ke tv, jadi anakanak belajar langsung dari laptop saja, tapi memang ada juga beberapa guru yang ngajar masih pake papan tulis sih, sekolah kita juga ada websitenya, bahan ajar dan materi anak-anak semua bisa di download saja dari website. Area sekolah juga kan pakai wi-fi, biar anak-anak gampang koneksi ke internet (Komunikasi Personal, Oktober 2012) Berkaitan dengan sistem belajar diatas, nyatanya tidak seluruh siswa yang ada di sekolah ini dapat memahami model belajar yang dilakukan secara online. Masih banyak siswa yang belum memahami proses belajar secara online. Hal ini terlihat pada saat wawancara yang dilakukan peneliti kepada peserta didik. Berikut kutipan wawancaranya : yah sebenernya itu bingung model belajar disini itu seperti apa karena kan kak semuanya disini itu mau apapun pakai komputer ya mungkin kan karena sekolah kejuruan komputer juga, awal masuk disini itu tahunya cuma ini sekolah komputer, pasti yang dipelajari komputer saja kan, tapi gak nyangka saja kalo sistem belajar disini itu online, semuanya internet bahkan kirim tugas, semua PR ke guru pun dikirim pakai email, kan gak ngerti belajar online itu seperti apa. Emang gak semua pelajaran sih pake internet sama online gitu tapi ya hampir sebagian itu ya online kak, paling cuma ujian ajalah kak kami yang disuruh nulis pake kertas gitu, kalo belajar sih jarang pake buku. (Komunikasi Personal, Oktober 2012) Berdasarkan kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran di sekolah ini dilakukan dengan menggabungkan proses belajar didalam kelas dan proses belajar secara online. Hal ini dikenal dengan konsep

5 belajar blended learning yang mana hampir keseluruhan dari sistem belajar dilakukan secara online dan sebagian lainnya dilakukan deangan cara tatap muka. Namun, dengan model pembelajaran online tersebut beberapa dari siswa masih kebingungan dengan model belajar tersebut. Hal ini didukung dengan wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa. Berikut kutipan wawancaranya : belajar disini itu bikin bingung kak karena disini kalau belajar ya pakai papan tulis cuma kadang ada tugas yang guru yang maunya dikirim lewat email aja, jadi kadang kan email suka gak nyampe gitu jadi ya nanti malah dikira gak buat tugas, apalagi pas awal-awal masuk di sekolah ini kak, bingunglah sama model belajarnya yang kadang belajar di kelas, kadang cuma lewat email saja pun bisa chat sama guru kak (Komunikasi Personal, Oktober 2012) Berdasarkan dari hasil wawancara, peneliti berasumsi bahwa siswa tidak seluruhnya memahami model belajar secara online. Hal tersebut diduga karena siswa berasal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang belum mengenal model belajar secara online. Hal ini juga didukung oleh pernyataan siswa yang mengemukakan bahwa saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama mereka belum mendapatkan pengetahuan ataupun pemahaman mengenai model belajar secara online. Hal ini terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa SMK Tritech Informatika Medan berkaitan dengan model belajar online disekolah : dulu waktu SMP kalau di sekolah belajar masih pake papan tulis saja kak, jadi guru menerangkan di papan tulis, terus kami catat dengarkan apa yang dibilang gurunya kan, ya tapi emang ada sih kami belajar komputer, prakteknya pun ada juga kami ke lab, tapi itu cuma supaya kami kenal sama komputer saja, tapi gak ada online gitu kak (Komunikasi Personal, Oktober 2012) Berdasarkan wawancara di atas terlihat bahwa beberapa dari siswa belum mengenal ataupun belum mendapatkan pengetahuan dengan belajar online. Hal

6 tersebut juga dilatar belakangi kurangnya pengetahuan siswa terhadap model belajar online tersebut. Kurangnya pemahaman siswa mengenai proses belajar secara online tersebut juga berdampak pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada grafik nilai siswa, sehingga beberapa dari siswa dirasa perlu untuk dapat menyesuaikan sikap mereka terhadap model pembelajaran blended learning yang ada disekolah tersebut. Tabel. 1. Hasil Nilai Produktif Kelas X Multimedia 3 Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012-2013 Nilai Jumlah Siswa Persentase Ketuntasan Nilai Tanpa Remedial >69 11 44 % <69 14 56 % Total 25 100 % Sumber Data : Daftar Nilai Siswa Kelas X Multimedia 3 SMK Tritech Informatika Medan Semester Ganjil Tahun 2012-2013 Berdasarkan tabel 1. mengenai hasil nilai siswa dapat menggambarkan bahwa banyaknya jumlah siswa yang mendapatkan nilai ketuntasan tanpa mengulang (remedial) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah siswa yang harus mengalami remedial. Hal ini dapat dikaitkan pada kurangnya pemahaman siswa dengan model pembelajaran e-learning di SMK Tritech Informatika yang berpengaruh pada hasil nilai belajar siswa. Sebagian siswa nyatanya masih belum memahami proses belajar dengan model e-learning dengan kata lain siswa memiliki respon yang berbeda terhadap model pembelajaran e-learning yang berarti siswa belum memiliki sikap yang positif atau negatif terhadap model pembelajaran e-learning. Selain itu, sikap merupakan salah satu faktor dalam proses belajar, dimana sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses

7 belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk bereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syahfitri, 2011). Sikap merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Kesiapan tersebut mengarah pada kecenderungan potensial untuk bereaksi terhadap sesuatu yang menimbulkan respon (Azwar, 2005). Menurut LaPierre (1934 dalam Azwar, 2005) suatu sikap dapat dikatakan sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa sikap adalah suatu respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Secord & Backman (1964, dalam Azwar 2005) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya. Mann (dalam Azwar 2005) menjelaskan sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. Komponen kognitif merupakan persepsi, kepercayaan dan steorotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen kognitif siswa SMK Tritech Informatika ini tergambar dalam persepsi dan steorotype siswa mengenai model pembelajaran e-learning yang ada di SMK Tritech Informatika, komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap yang menyangkut masalah emosi, komponen ini tergambar

8 dalam bentuk perasaan siswa terhadap model pembelajaran e-learning di SMK Tritech Informatika dan komponen konatif yang merupakan kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap cara tertentu, komponen ini merupakan bentuk dari kesiapan siswa SMK Tritech Informatika dalam model pembelajaran e-learning. Ketiga komponen tersebut nantinya akan membentuk bagaimana sikap siswa SMK Tritech Informatika dalam berpikir, merasakan dan berperilaku dalam model pembelajaran e-learning di SMK Tritech Informatika. Oleh karena itu sikap yang ditimbulkan terhadap pembelajaran e-learning yang dirasakan oleh siswa pun nantinya memiliki respon yang berbeda-beda dan mengarah kepada sikap yang positif atau negatif. Berdasarkan dari seluruh uraian di atas peneliti merasa perlu meneliti bagaimana gambaran secara kuantitatif bagaimana sikap siswa terhadap model belajar e-learning di SMK Tritech Informatika Medan. B. RUMUSAN MASALAH Masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian yaitu : Bagaimanakah gambaran sikap siswa terhadap pembelajaran e-learning di SMK Tritech Informatika Medan? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk melihat sikap siswa terhadap pembelajaran e-learning di SMK Tritech Informatika.

9 D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi pendidikan terutama kepada pembelajaran e-learning di SMK Tritech Informatika Medan. 2. Manfaat Praktis a) Memberikan informasi deskriptif pada penelitian selanjutnya terutama penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran e-learning. b) Memberi masukan kepada pihak yang sudah mulai mengembangkan pembelajaran e-learning mengembangkan dan mempersiapkan pembelajaran e-learning dan memberikan masukan kepada sekolah-sekolah yang belum menggunakan pembelajaran e-learning untuk mulai menggunakan pembelajaran e-learning disekolah. E. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah : Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

10 Bab II : Landasan Teori Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang dinyatakan adalah teori yang terkait dengan model pembelajaran e- learning. Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai rumusan pertanyaan penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, serta analisis data. Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan Pada bab ini terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian interpretasi data dan pembahasan. Bab V : Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.