BAB I PENDAHULUAN. Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ada, dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 8 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2009 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat seyogianya terlibat dalam usaha pengelolaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN I. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA Ruang dan Penataan Ruang

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu mengevaluasi pelaksanaan program

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR EKOWISATA. Chafid Fandeli *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan kekayaan alam. Era globalisasi ini ada dua hal yang dianggap signifikan

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

POTENSI PARIWISATA PANTAI GOA CEMARA DAN UPAYA PENGEMBANGANNYA DI DESA GADINGSARI KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

KAJIAN PROSPEK DAN ARAHAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA KEPULAUAN KARIMUNJAWA DALAM PERSPEKTIF KONSERVASI TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesisir Bantul telah menjadi habitat pendaratan penyu, diantaranya Pantai Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo yang telah ada kelompok konservasinya atas kesadaran masyarakat sekitar. Semua tempat tersebut mudah dijangkau, sehingga menjadi kawasan wisata yang kerap dikunjungi wisatawan. Kelompok warga yang dinamai Mino Raharjo yang beroperasi di area Pantai Goa Cemara sejak tahun 2009 berinisiatif melakukan konservasi penyu setelah undang-undang (UU) menyatakan satwa langka wajib dilindungi. Sejak tahun 2010 saat kelompok Mino Raharjo resmi terbentuk, warga membuat aturan tidak tertulis yaitu melarang menjual atau mengonsumsi telur penyu yang mereka temukan di pesisir Pantai Goa Cemara. Bentuk kepedulian terhadap telur penyu tersebut, setiap telur penyu yang ditemukan di bibir pantai akan dibawa ke area penangkaran penyu di sebelah utara pantai hingga proses penetasan kemudian pelepasan kembali ke pantai. Dalam setahun, lebih dari 1.000 ekor penyu telah dilepas warga ke laut. Selama tahun 2009 hingga 2015 tercatat sudah ada 8.000 ekor penyu yang diselamatkan oleh kelompok konservasi penyu Mino Raharjo. Upaya konservasi penyu dilakukan tidak hanya sekadar menaati undang-undang tentang satwa langka. Lebih dari itu, penyu dianggap sebagai hewan predator yang bermanfaat bagi lingkungan. Keberadaan penyu mampu

2 memangsa hewan ubur-ubur yang bisaanya menyengat para wisatawan yang bermain di bibir pantai. 1 Merujuk pada Keputusan Bupati Bantul Nomor 284 tahun 2014 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Taman Pesisir di Kabupaten Bantul bahwa wilayah pesisir Kabupaten Bantul memiliki potensi sumber daya alam berupa satwa penyu dan vegetasi mangrove, yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam hayati, formasi geologi, dan/atau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya alam, hayati, wisata bahari, dan rekreasi. 2 Keberadaan Kawasan konservasi penyu di Pantai Goa Cemara ini sangat tepat jika dimanfaatkan untuk pengelolaan pariwisata bahari. Di kawasan ini terdapat beberapa fasilitas penangkaran hewan langka tersebut, selain itu terdapat pula berbagai macam kegiatan yang dapat memberikan edukasi kepada pengunjung tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penyu, mulai dari proses penyu bertelur, proses pengeraman telur, hingga proses pelepasan anak-anak penyu/tukik, sehingga wisatawan tak hanya sekedar berwisata tetapi juga dapat ikut berkontribusi dalam konservasi penyu di Pantai Goa cemara ini. Oleh karena itu habitat peneluran penyu ini diharapkan juga mampu memberikan dampak bagi laju pertumbuhan wisatawan di Kabupaten Bantul terkhusus di Pantai Goa Cemara dan menambah atraksi baru pada destinasi wisata di Kabupaten Bantul. 1 http://www.harianjogja.com/baca/2015/05/17/konservasi-hewan-warga- selamatkan 8000- penyu-605071 diakses pada, Jum at 19 Februari 2016 pukul 19.00 2 Keputusan-bupati-2014-284.pdf diakses pada, Jum at 19 Februari 2016 pukul 19.30

3 Pariwisata telah menjadi aktivitas ekonomi penting khususnya untuk masyarakat di sekitar kawasan konservasi tersebut. Terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh jika dalam suatu kawasan konservasi ini dikelola secara tepat dan berkelanjutan. Pengelolaan secara berkelanjutan dengan tepat akan menciptakan peluang bagi wisatawan untuk berwisata sekaligus belajar mengenai konservasi penyu dan mengharagai masyarakat lokal dengan kearifan lokal budayanya. Kegiatan ekowisata yang berkelanjutan juga akan menghasilkan pendapatan untuk pemerintah daerah dan masyarakat lokal. Oleh karena itu, dalam kegiatan ekowisata berbasis konservasi penyu yang tepat diperlukan prinsip ekowisata guna mengetahui tingkat kesesuaian untuk kegiatan ekowisata berbasis konservasi sehingga ekowisata tidak hanya berada di titik konservasi saja, atau pendidikan saja, atau bisnis (ekonomi) saja, melainkan tiga aspek itu saling terkait dan berjalan seimbang sehingga tercapailah konsep dan tujuan dari ekowisata itu sendiri untuk mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kesejahteraan penduduk. Tingkat kesesuaian pengelolaan yang lebih tinggi akan menjadi arahan pengelolaan yang lebih tepat untuk menjamin keberlangsungan kelestarian konservasi penyu. Sehingga harus menjadi fokus pengelolaan yang dilakukan pemerintah setempat serta pihak terkait. 1.2 Rumusan Masalah: 1. Seperti apakah daya tarik wisata Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara? 2. Seperti apakah pengelolaan area Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara? 3. Bagaimana kegiatan ekowisata pada area Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara?

4 1.3 Tujuan Penelitian: 1. Mengetahui daya tarik wisata Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara. 2. Mengetahui kepengelolaan area Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara. 3. Mengetahui kegiatan ekowisata pada area Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara. 1.4 Manfaat Penelitian: Hasil yang diperoleh dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi ilmu pariwisata yang berkaitan dengan kegiatan ekowisata berbasis konservasi terkhusus ekowisata konservasi penyu. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan di bidang pengembangan kepariwisataan terkhusus ekowisata berbasis konservasi penyu serta dapat menjadi acuan pengelola masyarakat sekitar Pantai Goa Cemara dalam mengelola dan mengembangkan konservasi penyu di Pantai Goa Cemara.

5 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian yang berhubungan dengan konservasi penyu di Pantai Goa Cemara belum banyak dilakukan. Berdasarkan studi literatur tercatat bahwa penelitian-penelitian yang selama ini dilakukan di Pantai Goa Cemara sebagian besar merupakan lingkup kehutanan yang membahas mengenai pengaruh pohon cemara udang (Casuarina Equessetifolia) terhadap ekosistem pantai. Khusus penelitian mengenai konservasi penyu belum banyak diteliti. Oleh karena itu penulis mengambil judul Analisis Kegiatan Ekowisata Pada Area Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara Kabupaten Bantul Berikut beberapa penelitian mengenai konservasi penyu dari berbagai bidang ilmu: Utari Devi Fatimah (2003) yang berjudul Konservasi Sumber Daya Alam Terhadap Pelestarian Penyu (Sea Turtle/Marine Turtle) Di Pantai Selatan Tasik Malaya Propinsi Jawa Barat. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dan kendala-kendala yang dihadapinya serta upaya penanggulangannya dalam rangka pelaksanaan konservasi sumber daya alam terhadap pelestarian penyu (sea turtle/marine turtle) Di Pantai Selatan Jawa Barat. Dari hasil penelitian diperoleh data yang memberikan gambaran mengenai upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu menunjuk kawasan konservasi Pantai Sidangkerta Cipatujah sebagai suaka marga satwa laut sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 6964/Kpts-II/2002, upaya lainnya berupa penegakan hukum dan peraturan. Kendala yang dihadapi berupa faktor internal seperti pendanaan maupun sarana prasarana yang terbatas, juga faktor eksternal berupa

6 adanya aktivitas mata pencaharian masyarakat di sekitar pesisir pantai. Hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan cara pembagian zonasi, menunjukkan kawasan konservasi, koordinasi dengan stakeholders dan meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya konservasi penyu dilakukan bersama dengan lembaga swadaya masyarakat. Perbawa Agung Iman (2013) yang berjudul Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Konservasi Penyu Di Pantai Samas Kabupaten Bantul Dan Pantai Trisik Kabupaten Kulon Progo. Skripsi ini membahas tentang tingkat pengetahuan, persepsi dan partisipasi masyarakat dalam konservasi penyu di Pantai Samas, Kabupaten Bantul dan Pantai Trisik, Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat 4 bentuk partisipasi yaitu: partisipasi ide, partisipasi tenaga, partisipasi manfaat, dan partisipasi evaluasi. Lindawati, Y.I (2013) yang berjudul Dampak Pengembangan Wisata Pantai Goa Cemara Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Dusun Patihan, Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pengembangan wisata Pantai Goa Cemara dan mengetahui dampak pengembangan wisata Pantai Goa Cemara bagi masyarakat Dusun Patihan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Dari hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa latar belakang pengembangan wisata Pantai Goa Cemara adalah untuk mencegah anak-anak muda Dusun Patihan bekerja keluar kota. Dampak pengembangan wisata Pantai Goa Cemara terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Dusun Patihan meliputi dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif terhadap kehidupan sosial yaitu mengurangi arus migrasi,

7 meningkatkan wawasan dan pengetahuan, mendorong pelestarian budaya, adanya variasi pekerjaan. Sedangkan dampak negatifnya yaitu masalah sampah, keributan dan konflik antar pedagang. Dampak positif terhadap kehidupan ekonomi yaitu bertambah luas kesempatan dan lapangan kerja, kesejahteraan ekonomi meningkat, peningkatan harga jual hasil pertanian, adanya bantuan pengembangan usaha. Sedangkan dampak negatifnya yaitu tumbuhnya pedagang asongan. Ferri Munandar (2015) yang berjudul Analisis Pengaruh Pengelolaan Konservasi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Lokal : Studi Manajemen Sumber Daya Manusia di Pantai Goa Cemara, Dusun Patehan, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Skripsi ini membahas tentang pengaruh pengelolaan lingkungan konservasi terhadap kesejahteraan masyarakat dan pengaruh sumber daya pengelola konservasi terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi linier, hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pengelolaan lingkungan konservasi dan SDM pengelola konservasi berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di kawasan konservasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada focus, lokus maupun metode penelitian. Penelitian yang akan dilakukan, terfokus pada analisis kegiatan ekowisata pada area konservasi penyu pantai goa cemara.

8 1.6 Landasan Teori Berdasarkan UU No. 10 tahun 2009 pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masayarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu atau tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tark wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Daya tarik wisata merupakan salah satu komponen penting dalam suatu obyek atau destiansi wisata. Daya tarik wisata (tourist atrractions) pada dasarnya ada tiga hal yang menjadi pertanyaan wisatawan kalau berkunjung yaitu (Oka A. Yoeti 2010: 34-35): a. Something to see, pada setiap daya tarik wisata hendaknya harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung atau wisatawan. b. Something to do, pada setiap daya tarik wisata hendaknya wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata disana yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, dan relax dengan menikmati fasilitas rekreasi yang ada.

9 c. Something to buy, wisatawan dapat berbelanja buah tangan yang merupakan ciri khas atau icon dari daerah wisata tersebut, sehingga dapat dijadikan oleh-oleh. Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa mendatang. Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (1980), bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang (Fandeli, 2000:6-7) Dalam pengelolaan suatu area konservasi, diperlukan pemahaman terhadap prinsip ekowisata, agar pengelolaan/kegiatan sesuai dengan prinsip ekowisata dan besifat kontinyu atau berkelanjutan. Terdapat empat prinsip yang harus dipegang dalam pengelolaan area konservasi berdasarkan prinsip ekowisata yaitu (Fandeli, 2000: 49) a. Prinsip Konservasi Prinsip konservasi harus mampu memelihara, melindungi dan berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam dan berupaya dalam pelestarian sumber daya alam.

10 b. Prinsip Partisipasi Masyarakat Kegiatan ekowisata berbasis konservasi harus melibatkan masyarakat setempat sebagai perencana, dan pengelola. Masyarakat harus ikut ambil peranan dalam pengelolaan sehingga ekowisata tersebut dapat berdampak positif pada masyarakat. c. Prinsip Ekonomi Kegiatan ekowisata berbasis konservasi harus memberikan manfaat untuk masyarakat setempat, dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan yang berimbang antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. d. Prinsip Edukasi Kegiatan ekowisata berbasis konservasi harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:29). Pada penelitian ini penulis mengambil lokasi di Pantai Goa Cemara Dusun Ptehan, Desa

11 Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Penelitian ini mendeskripsikan kegiatan ekowisata pada area konservasi penyu pantai goa cemara. 1.7.1 Metode Pengumpulan Data a. Pengamatan/Observasi Pada tahap ini peneliti melakukan observasi ke lapangan untuk mengamati dan mencatat setiap data yang dibutuhkan untuk diolah menjadi data deskriptif. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan pada lokasi/fisik Pantai Goa Cemara dan Area Konservasi Penyu, para pelaku atau pengelola pariwisata di Pantai Goa Cemara dan Kelompok Konservasi Penyu Mino Raharjo serta kegiatan atau aktivitas para pelaku atau pengelola wisata dan konservasi penyu di Pantai Goa Cemara untuk dijadikan data primer. b. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan proses interaksi dan komunikasi secara langsung antara pengumpul data dengan responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dalam alat perekam (Kusmayadi dan Sugiharto, 2000: 83). Metode wawancara dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang menurut Sugiyono (2013:300) adalah teknik penetuan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan tertentu ini adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan sehingga memudahkan peneliti dalam menjelajahi obyek atau situasi yang diteliti. Metode ini dipilih

12 karena peneliti akan meneliti kegiatan ekowisata pada area konservasi penyu pantai goa cemara sehingga peneliti membutuhkan narasumber atau informan yang khusus atau kompeten dari pihak pengelola konservasi penyu tersebut, sehingga metode ini akan menghasilkan data yang lebih representatif. c. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai buku dan penelitian terdahulu sebagai referensi dan landasan studi kepustakaan. Dalam hal ini, penulis mengambil referensi dari buku seperti Chafid Fandeli (2000): Pengusahaan Ekowisata, Iwan Nugroho (2011): Ekowisata Dan Pembangunan Berelanjutan, Muh Taufik dkk (2014): Pengelolaan Kawasan Konservasi untuk dijadikan sebagai landasan teori dan referensi untuk penelitian ini. d. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan data berupa pengambilan foto atau gambar yang terdapat di kawasan pantai dan area konservasi penyu Pantai Goa Cemara guna mendukung penulisan ini. 1.7.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di area Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara Dusun Patehan, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Penulis melakukan pendataan, wawancara dan pengamatan yang dilaksanakan pada bulan Maret-Mei.

13 1.7.3 Jenis Data a. Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh dengan metode riset lapangan, yaitu penelitian langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Dalam hal ini penulis melakukan observasi lapangan dan melakukan wawancara dengan Kepala Dusun Patehan, Ketua dan wakil Pengelola Kelompok Konservasi Penyu Mino Raharjo, Sekretaris P3MP Mitra Pesisir, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Bantul, Kepala Seksi Promosi dan Bimbingan Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Bantul juga masyarakat lokal yang berjualan di area pantai. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan riset kepustakaan yaitu membaca, mencatat dan mempelajari buku-buku. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data melalui pustaka yang berkaitan dengan tema penelitian. 1.8 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun menjadi empat bab dengan fokus pembahasan yang berbeda-beda. Setiap bab diharapkan dapat menjadi satu kesatuan sehingga dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai penelitian yang dilakukan.

14 Bab satu adalah pendahuluan. Pada bab ini berisi penjelasan alasan pengambilan tema. Pada bab ini juga akan dipaparkan mengenai penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, serta landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Bab dua adalah gambaran umum obyek penelitian, yaitu gambaran umum tentang kawasan penelitian yaitu kawasan konservasi penyu yang berada di Pantai Goa Cemara. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi fisik, sosial ekonomi dan demografis Dusun Patehan, Desa Gadingsari serta kepariwisataan di Kawasan Konservasi Penyu Pantai Goa Cemara. Bab tiga adalah pembahasan. Bab ini akan membahas tentang daya tarik wisata konservasi penyu, pengelolaan konservasi penyu, serta kegiatan ekowisata konservasi penyu di Pantai Goa Cemara. Bab empat merupakan kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian sehingga diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengelola kawasan konservasi penyu penulis menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran atas hasil penelitian tersebut.