KATA PENGANTAR BAB 1. LKjIPKabupaten Kulon Progo i

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KATA PENGANTAR BAB 1. LKjIP Kabupaten Kulon Progo i

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU,

Produksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI KULON PROGO TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO,

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

Rancangan RPJMD Kabupaten Belitung Timur Tahun

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

KULON PROGO MEMBANGUN. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB VII P E N U T U P

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

A. Gambaran Umum Daerah

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB 2 PERENCANAAN DAN INDIKATOR KINERJA

PERENCANAAN KINERJA DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

Transkripsi:

BAB 1 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia- Nya,sehinggaPenyusunanLaporan Kinerja Instansi Pemerintah(LKjIP)Kabupaten KulonProgo ini dapat diselesaikan.laporan ini sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan pada Tahun 2015 sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Sejalan dengan upaya mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan secara teknis sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, maka penyampaian Laporan Kinerja ini berisi capaian kinerja daerah secara transparan dan akuntabel sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pemerintah daerah pada Tahun 2015. Tahun Anggaran 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016 dalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Kulon Progo.Peningkatan akuntabilitas menuntut kinerja pemerintah yang berorientasi pada hasil (result oriented government), untuk itu pelaporan kinerja disusun berdasarkan indikator kinerja daerah yang telah LKjIPKabupaten Kulon Progo i

terukur dengan target tahun 2015sebagaimana Perubahan RPJMD sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7 Tahun 2014. Laporan Kinerja ini disusun dengan membandingkan target dan capaian indikator kinerja daerah yang bersifat outcomes, yang menggambarkan capaian kinerja pelayanan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran pemerintah daerah. Laporan ini akan memberikan gambaran yang komprehensif terhadap pelaksanaan kinerja daerah dan berbagai inovasi daerah yang dilakukan pada Tahun 2015. Secara umum kinerja tahun 2015 telah memberikan hasil yang positif, namun masih terdapat beberapa indikator yang perlu akselerasi dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya laporan ini dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi agar kinerja ke depan menjadi lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dalam manajemen kinerja dan keuangan. Akhirnya atas segala kekurangan dalam penyampaian laporan ini, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya. Wates, Maret 2016 LKjIPKabupaten Kulon Progo ii

BAB 1 IKHTISAR EKSEKUTIF P enyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dengan institusi pemerintah melaporkan kinerjadalam memberikan pelayanan publik menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi core instansi pemerintah atas penggunaan anggaran untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian kinerja yang terukur dan bersifat outcomes menjadi bagian dari upaya untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan, sehingga bisa terus meningkatkankinerjanya sesuai peran yang diemban. Laporan KinerjaTahun 2015 inimerupakan pengukuran dan evaluasi pelaksanaan kinerja tahun ke-4 periode RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pemerintah daerahsecara transparan dan akuntabel. Pengumpulan data dan analisa dilakukan terhadap sasaran pembangunan yang menunjukkan keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati yang telah dicanangkan pada tahun 2015. Hasil analisis akuntabilitas kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Kulon Progo tahun 2015yang berjumlah 21 indikator (100%), 17 indikator kinerja (80,96%) telah memenuhi kriteria Sangat Tinggi, 2 indikator kinerja (9,52%) memenuhi kriteria Tinggi, serta 2 indikator kinerja (9,52%) kriteria Sangat Rendah. Indikator Kinerja Utama Bupati yang telah berkinerja Sangat Tinggi sebanyak 17 indikator, pada indikator sasaran strategis sebagai berikut: a. rata-rata lama sekolah tercapai 98,09% b. angka melek huruf tercapai 102,20% c. persentase akses dan mutu pendidikan tercapai 101,08%; d. angka harapan hidup tercapai 100,36%; e. angka kematian ibu 130,10%; f. angka kematian bayi 90,20% g. angka kemiskinan tercapai 110,10%; h. nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tercapai 96,64%; i. nilai akuntabilitas kinerja 166,67%; LKjIPKabupaten Kulon Progo iii

j. akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah tercapai 100%; k. pertumbuhan ekonomi tercapai 95,18%; l. pendapatan perkapita penduduk (atas dasar harga konstan) tercapai 230,85%; m. nilai realisasi investasi (PMA/PMDN) (jutaan rupiah) tercapai 248,42%; n. persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah tercapai 102,72%; o. persentase kesesuaian pemanfaatan ruang tercapai 102,59%; p. indeks kualitas lingkungan hidup tercapai 95,59%; Sementara itu satu Indikator Kinerja Utama berkinerja Tinggi yaitu angka pengangguran tercapai 86,61%, dan Persentase partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya tercapai 84,98%;sertadua Indikator Kinerja Utamaberkinerja Sangat Rendahyaituindikator sasaranangka pengangguran tercapai 33,93% dan indikator Persentase Penurunan pelanggaran perda tercapai 20,91%; Akuntabilitas keuangan dari target program-program utama pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pemerintah daerah tahun 2015Rp. 457.006.210.947,00 terealisasi Rp. 423.592.375.215,00 atau 92,69%.Disisi yang lain target Pendapatan Daerah Rp.155.969.689.703,00 terealisasi Rp. 170.822.326.558,34 atau 109,52%. Terkaitupaya perbaikan akuntabilitas kinerja beberapa tindaklanjut atas rekomendasi hasil evaluasi LKjIP Tahun 2014 yang telah diambil dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yaitumelakukanpengintegrasian sistem informasi. Disamping itu, jugatelah dilakukan perumusan indikator kinerja yang terdapat keterkaitan indikator kinerja SKPD, indikator kinerja program dan indikator kinerja kegiatanuntuk mencapai indikator kinerja daerah (Peta Kinerja). Untuk menyajikan capaian kinerja sasaran strategis atau hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU), sertaditerapkannya sistem informasi manajemen akuntabilitas kinerja mulai dari perencanaan, pengendalian dan pelaporan kinerja online yang berbasis website. Langkah ini akan meningkatkan perbaikan kinerja dan pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang akuntabel. LKjIPKabupaten Kulon Progo iv

BAB 1 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i iii v vii DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Dasar Hukum... 1 1.2 Gambaran Umum Daerah... 2 1.3 Struktur Organisasi... 10 1.4 Isu Isu Strategis... 12 ix BAB II PERENCANAAN KINERJA...... 2.1 Rencana Strategik... 14 2.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran... 14 2.1.2 Strategi Arah Kebijakan dan Program... 21 2.1.3 Program... 24 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015... 29 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 3.1 Capaian Kinerja Organisasi... 31 3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja... 35 3.2.1 Sasaran Meningkatnya Derajat Pendidikan Masyarakat... 35 3.2.2 Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat... 41 3.2.3 Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat... 47 3.2.4 Sasaran Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja... 49 3.2.5 Sasaran Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya... 53 3.2.6 Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah... 57 LKjIPKabupaten Kulon Progo v

3.2.7 Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat... 61 3.2.8 Sasaran Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah... 92 3.2.9 Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisata... 96 3.2.10 Sasaran Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang Mendukung Pengembangan Wilayah... 101 3.2.11 Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam... 110 3.2.12 Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Tenteram dan Tertib Berdasarkan Kesadaran atas Hukum... 120 3.3 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya... 125 3.4 Akuntabilitas Keuangan... 126 BAB IV PENUTUP... 138 LAMPIRAN LKjIPKabupaten Kulon Progo vi

BAB 1 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan... Halaman Tabel 1.2 Garis Kemiskinan... 8 Tabel 1.3 Rasio Gini Kabupaten/Kota di DIY... 9 Tabel 1.4 Indikator Komponen IPM... 10 Tabel 1.5 Organisasi Perangkat Daerah... 11 Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja... 20 Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015... 29 Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja... 31 Tabel 3.2 Pencapaian IKU Bupati Tahun 2015... 32 Tabel 3.3 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Derajat Pendidikan 35 Masyarakat... Tabel 3.4 Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Guru... 39 Tabel 3.5 Capaian Kinerja Pendidikan Non Formal... 40 Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat... Tabel 3.7 Cakupan Pengembangan Kesehatan... 43 Tabel 3.8 Capaian Pelayanan Kesehatan Masyarakat... 44 Tabel 3.9 Capaian Kinerja Program Pelayanan Medis... 44 Tabel 3.10 Capaian Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat... 45 Tabel 3.11 Performa RSUD Wates... 45 Tabel 3.12 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat... 47 Tabel 3.13 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja... Tabel 3.14 Capaian Penyerapan dan Penempatan Tenaga Kerja... 50 Tabel 3.15 Capaian Peserta Pelatihan yang Terserap di Dunia Kerja... 51 Tabel 3.16 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-nilai Budaya... 53 Tabel 3.17 Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya... 55 Tabel 3.18 Prestasi Penyelenggaraan Urusan Kebudayaan... 55 LKjIPKabupaten Kulon Progo vii 7 41 49

Tabel 3.19 Tabel 3.20 Tabel 3.21 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah... Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat... Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing Daerah... Tabel 3.22 Realisasi Nilai Investasi PMA, PMDN dan Perizinan Daerah... 93 Tabel 3.23 Perbandingan Realisasi Nilai Investasi Kabupaten dengan Realisasi Nilai Investasi Nasional... Tabel 3.24 Nilai Realisasi Investasi per Sektor/Sub Sektor... 95 Tabel 3.25 Rencana dan Realisasi Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisata... Tabel 3.26 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan 101 Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah... Tabel 3.27 Capaian Ketersediaan Air Baku... 104 Tabel 3.28 Capaian Peningkatan Pelayanan Irigasi... 105 Tabel 3.29 Capaian Drainase Pengairan dalam Kondisi Baik... 105 Tabel 3.30 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perdesaan... 106 Tabel 3.31 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perkotaan... 107 Tabel 3.32 Cakupan Sarana dan Prasarana Gedung Kantor dalam Kondisi Baik... Tabel 3.33 Capaian Layanan Air Bersih dan Air Limbah... 109 Tabel 3.34 Tabel 3.35 Tabel 3.36 Tabel 3.37 Tabel 3.38 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi SDA... Capaian Indikator Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam... Capaian Indikator Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup... Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Tenteram dan Tertib berdasarkan Kesadaran dan Hukum... Capaian Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan... 122 Tabel 3.39 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah... 127 Tabel 3.40 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah... 127 Tabel 3.41 Perbandingan Capaian Kinerja IKU dengan Kinerja Keuangan... 128 57 62 92 94 96 108 110 114 116 121 LKjIPKabupaten Kulon Progo viii

BAB 1 DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM GAMBAR : Halaman Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo... 2 Gambar 3.1 Layanan Pendidikan Sekolah... 37 Gambar 3.2 Layanan Kesehatan DasarPuskesmas dan Posyandu... 43 Gambar 3.3 Bedah Rumah dan Geblek Renteng... 48 Gambar 3.4 Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan... 49 Gambar 3.5 Halaman Muka Website Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja... Gambar 3.6 Alur Kerja Sistem Kinerja Daerah Terintegrasi... 60 59 DIAGRAM : Diagram 3.1 Capaian IKU Tahun 2015... 34 Diagram 3.2 Kondisi Pegawai Menurut Golongan... 125 Diagram 3.3 Kondisi Pegawai Menurut Pendidikan... 126 LKjIPKabupaten Kulon Progo ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Dasar Hukum Kabupaten Kulon Progo berdiri diawali dengan dikeluarkannya Undangundang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1950 yang mengatur tentang pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi: Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarta. Penggabungan Kabupaten Kulon Progo (Kasultanan) yang beribukota di Sentolo dengan Kabupaten Adikarta (Paku Alaman) yang beribukota di Wates terjadi pada tanggal 1 Januari 1951. Sesuai usulan Sri Paku Alam VIII Kabupaten yang baru diberi nama Kulon Progo dan atas usulan Sri Sultan Hamengku Buwono IX ibukotanya di Wates. Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1951 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik Indonesia untuk Penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Adikarta dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta menjadi satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo, yang ditetapkan pada tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan pada tanggal 15 Oktober 1951. Kabupaten Kulon Progo yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (otonom) berdasarkan tanggal pengundangan pada tanggal 15 Oktober 1951, selanjutnya disepakati berdirinya Kabupaten Kulon Progo. Seiring dengan Keistimewaan DIY berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012, Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 1

9150000 9135000 9120000 PROVINSI JAWA TENGAH KAB. KULON PROGO KAB. SLEMAN KOTA YOGYAKARTA KAB. BANTUL KAB. GUNUNG KIDUL PROVINSI JAWA TENGAH mu 1.2 Gambaran Umum Daerah 1.2.1 Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari 5 (lima) kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian barat. Batas Kabupaten Kulon Progo di sebelah timur yaitu Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia yang digambarkan dengan peta administrasi sebagai berikut: 390000 405000 420000 Ngargosari Gerbosari Banjaroyo Pagerharjo Sidoharjo KEC. SAMIGALUH Banjarsari Purwoharjo Kebonharjo Banjarharjo Banjarasri KEC. KALIBAWANG 9150000 Purwosari Banjararum PROVINSI JAWA TENGAH KEC. GIRIMULYO Kembang Pendoworejo Jatimulyo Jatisarono Giripurwo Tanjungharjo KAB. SLEMAN Hargotirto Sidomulyo Wijimulyo KEC. NANGGULAN Banyuroto Donomulyo Kalirejo Hargowilis Sendangsari KEC. PENGASIH Margosari KEC. KOKAP KAB. BANTUL Pengasih Salamrejo Kedungsari Hargomulyo Hargorejo Bendungan Sukoreno Tawangsari #S Temon Karangsari KEC. SENTOLO Karangwuluh Kulur Giripeni Wates Tuksono Sindutan Janten Wetan Kaligintung Triharjo Kebonrejo Demen Krembangan Temon Kulon KEC. WATES Gotakan Kedundang Demangrejo Palihan Kalidengen Wates Cerme Srikayangan Ngentakrejo Jangkaran Kulwaru KEC. TEMON PlumbonSogan Ngestiharjo Tayuban Glagah Bumirejo Panjatan KEC. LENDAH Karangwuni Bojong Depok Gulurejo Sidorejo KEC. PANJATAN Wahyuharjo Garongan Jatirejo Pleret Tirtarahayu Pandowan Bugel Kaliagung Karangsewu KEC. GALUR Banaran Banguncipto Sentolo Brosot Kranggan Nomporejo 9135000 9120000 390000 405000 420000 mt %U Ibukota provinsi #S Ibukota kabupaten Garis pantai Batas administrasi batas provinsi batas kabupaten / kota batas kecamatan batas desa / kelurahan Jaringan jalan jalan arteri jalan kolektor rel kereta api LEGENDA Wilayah administrasi kecamatan di Kabupaten Kulon Progo : GALUR GIRIMULYO KALIBAWANG KOKAP LENDAH NANGGULAN PANJATAN PENGASIH SAMIGALUH SENTOLO TEMON WATES WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN KULON PROGO U SKALA 2 0 2 Km Analisa dan desain oleh : Yanu Koesumakristi Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo LKjIP Kabupaten Kulon Progo 2

Luas wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah 58.627,54 hektar, terletak diantara 110 o 1' 37" -- 110 o 16' 26" Bujur Timur dan antara 7 o 38' 42" -- 7 o 59' 03" Lintang Selatan, dan memiliki topografi yang bervariasi dengan ketinggian antara 0-1.000 meter diatas permukaan air laut, yang terbagi menjadi 3 wilayah meliputi: a. Bagian Utara, merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500 1000 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Kalibawang dan Samigaluh. Wilayah ini penggunaan tanah diperuntukkan sebagai kawasan budidaya konservasi dan merupakan kawasan rawan bencana tanah longsor. b. Bagian Tengah; merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 500 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Nanggulan, Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah, wilayah dengan lereng antara 2 15%, tergolong berombak dan bergelombang merupakan peralihan dataran rendah dan perbukitan. c. Bagian Selatan; merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 100 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah. Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0 2%, merupakan wilayah pantai sepanjang 24,9 km, apabila musim penghujan merupakan kawasan rawan bencana banjir. Kabupaten Kulon Progo dilewati oleh 2 (dua) prasarana perhubungan yang merupakan perlintasan nasional di Pulau Jawa, yaitu Jalan Nasional sepanjang 28,57 Km dan jalur Kereta Api sepanjang kurang lebih 25 Km. Disamping itu hampir sebagian besar wilayah di Kabupaten Kulon Progo dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi darat. 1.2.2 Potensi Unggulan Daerah Kabupaten Kulon Progo menjadi satu-satunya daerah di DIY dan Jawa Bagian Selatan yang akan memiliki peran strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah selatan Jawa. Beberapa program yang mulai dikembangkan untuk menumbuhkan perekonomian wilayah selatan diantaranya: LKjIP Kabupaten Kulon Progo 3

a. Pengembangan Bandar Udara Internasional Baru Penyediaan infrastruktur transportasi Bandar Udara di Yogyakarta menjadi kebutuhan ditengah keterbatasan layanan Bandara Adisutjipto yang tidak dapat dikembangkan lagi karena lokasi di perkotaan Yogyakarta. Kebutuhan Bandara di Yogyakarta sangat penting, karena DIY merupakan pusat pertumbuhan dan pelayanan wilayah selatan Jawa, yang menghubungkan koridor timur-barat Jawa bagian selatan terutama antara Ponorogo sampai Cilacap, serta koridor utara selatan Semarang, Magelang dengan Yogyakarta. Keberadaan pengembangan bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo juga sesuai dengan indikasi program dalam RTRW sebagaimana Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2010 dan RPJMD sebagaimana Peraturan Daerah DIY Nomor 6 Tahun 2013. Studi kelayakan dan Rencana Induk Pembangunan Bandara Baru telah disusun, selanjutnya telah dikeluarkan ijin lokasi dari Kementerian Perhubungan dengan lokasi di Desa Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran Kecamatan Temon yang membutuhkan lahan + 637 ha. b. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Adikarta Perkembangan pembangunan pelabuhan perikanan Tanjung Adikarta sampai dengan akhir tahun 2015 telah dilakukan pengerukan alur dan pendalaman kolam pelabuhan. c. Pengembangan Sektor Kawasan Industri Berbasis Baja Pasir besi di Kabupaten Kulon Progo terdapat di pantai selatan antara muara Sungai Progo sampai muara Sungai Bogowonto dengan panjang pantai 22 km. Arah pengembangan sesuai RTRW Kabupaten Kulon Progo sepanjang pantai dengan lebar 1,8 km, dengan cadangan 240 juta ton dengan kadar Fe 14%. Rencananya juga akan dilaksanakan selain penambangan juga pembuatan pabrik besi baja, dan akan dapat diolah menjadi produk-produk turunan yang akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan kawasan industri berbasis baja di Kabupaten Kulon Progo. Perkembangan rencana pengolahan potensi pasir besi, Pemerintah Daerah tetap konsisten mengawal pelaksanaannya agar sesuai dengan Kontrak Karya dan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 4

ketentuan perundang-undangan Mineral dan Batubara yang terbaru. Sehubungan rencana pembangunan bandara sesuai yang dipersyaratkan dalam KKOP, maka harus terjadi redesign pabrik pig iron dari rencana awal 1 juta ton per tahun menjadi 340 ribu ton pig iron per tahun untuk tahap pertama, dan harus bergeser ke timur 3 km. PT JMI tetap komitmen untuk membangun pabrik, dengan dibuktikan pelaksanaan akuisisi lahan tetap dilanjutkan dan telah dilakukan pemagaran area. d. Pengembangan Kawasan Industri Sentolo Kawasan Industri Sentolo sesuai dengan RTRW DIY dan Kulon Progo direncanakan dengan luas 42.000 ha di 4 Desa Kecamatan Sentolo dan 2 Desa Kecamatan Lendah. Selain sebagai kawasan industri berbasis baja direncanakan pengembangan industri secara umum, pada tahun 2013 telah dimulai dibangun pabrik hand tractor oleh PT Kubota. Kawasan industri baja akan disinergikan dengan serangkaian kegiatan penambangan dan pengolahan pasir besi dan pemrosesannya, antara lain: industri pengolahan, pabrik baja, pabrik besi, dan pabrik baja khusus. Pemenuhan sarana pendukung telah dibangun pelebaran sarana jalan, penyiapan kebutuhan air bersih, dan listrik. Untuk Kawasan Industri Sentolo telah masuk beberapa investor yaitu: PT IGP International yang memproduksi boneka, PT Odixa Pharma Laboratories dari industri obat, PT. Cakra Persada Adikarya yang memproduksi plastik dan PT Dian Niaga Yogyakarta yang memproduksi arang briket. Beberapa investasi tersebut, sinergis dan sesuai dengan rencana pengembangan kawasan industri di Kulon Progo dalam wilayah DIY dan sesuai Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). e. Penataan Kawasan Pertumbuhan ekonomi Koridor Temon-Wates-Yogyakarta- Prambanan Jalan yang melintasi kawasan ekonomi strategis Temon-Prambanan berfungsi sebagai jalur jalan selatan jawa yang mengurangi kepadatan pantura. Jalur ini memperkuat peran penting simpul orientasi arus perdagangan Yogyakarta dari tiga arah, yaitu timur (Solo ke Surabaya), utara (ke Semarang), barat (Purwokerto ke Bandung). LKjIP Kabupaten Kulon Progo 5

f. Potensi unggulan lainnya Kabupaten Kulon Progo juga memiliki berbagai potensi unggulan lain yang memberikan keunggulan daya saing daerah yang bertumpu pada pemberdayaan ekonomi lokal, antara lain: komoditas pertanian unggulan daerah (padi, jagung, semangka, melon,cabe, bawang merah, buah Naga), industri (batik tulis/cap, serat alam, akar wangi), dan perkebunan (cengkeh, kopi, panili dan kakao). Potensi pariwisata dibagi pada 2 (dua) kawasan yaitu: Kawasan Pantai dan Kawasan Pegunungan. Karena kawasan pantai arah pengembangan untuk investasi, maka pengembangan pariwisata diarahkan ke wilayah utara terutama untuk pengembangan obyek wisata Suroloyo yang hanya berjarak 7 km dengan Candi Borobudur, obyek wisata religius Sendangsono dan Waduk Sermo. Selain itu terdapat potensi investasi lainnya dan pembangunan infrastruktur antara lain: Pembangunan hotel berbintang dan RencanaPembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). 1.2.3 Kondisi Perekonomian a. Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2014selalu mengalami pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2015 berdasarkan perhitungan angka sangat sementaraterjadi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo 4,94%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten selalu meningkat dan mengalami percepatan pada 5 tahun terakhir, namun demikian pada tahun 2015 melambat. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 6

b. Struktur Perekonomian Struktur perekonomian Kulon Progo pada tahun 2015 menunjukkan bahwa tiga sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor jasa-jasa, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih merupakan leading sector bagi perekonomian di Kulon Progo. Artinya bahwa ketiga sektor tersebut masih menjadi sektor yang dominan di Kabupaten Kulon Progo. Maju mundurnya sektorsektor tersebut secara umum akan sangat mempengaruhi perekonomian Kabupaten Kulon Progo. Struktur ekonomi Kabupaten Kulon Progo mengarah pada kelompok sektor tersier dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa memberikan kontribusi yang tertinggi. c. PDRB Perkapita Nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Kulon Progo selalu meningkat selama 5 tahun terakhir, yang mengindikasikan terjadi peningkatan pendapatan rata-rata penduduk. PDRB atas dasar harga berlaku Tahun 2012 sebesar 4,196 triliun rupiah dengan jumlah penduduk sebesar 393.221 jiwa, maka diperoleh PDRB per kapita sebesar Rp 10.671.984,-.Sedangkan dilihat dari pertumbuhan rata-rata pendapatan, pada tahun 2011 PDRB perkapita atas dasar harga konstan sebesar Rp. 4.790.630,- menjadi Rp. 4.992.301,- pada tahun 2012 atau mengalami laju pertumbuhan 4,21%. Perkembangan tingkat PDRB Per kapita selama 5 tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009 2014 No. Tahun Nilai PDRB ADHB (Jutaan Rp) Nilai PDRB ADHK (Jutaan Rp) Penduduk Pertengahan Tahun *) Nilai PDRB Perkapita ADHB (Rp) Nilai PDRB Perkapita ADHK (Rp) 1 2009 3.286.278 1.728.304 387.493 8.480.876 4.460.215 2 2010 3.547.055 1.781.227 388.869 9.121.466 4.580.532 3 2011 3.867.136 1.869.338 390.207 9.910.472 4.790.630 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 7

No. Tahun Nilai PDRB ADHB (Jutaan Rp) Nilai PDRB ADHK (Jutaan Rp) Penduduk Pertengahan Tahun *) Nilai PDRB Perkapita ADHB (Rp) Nilai PDRB Perkapita ADHK (Rp) 4 2012 4.196.448 1.963.078 393.221 10.671.984 4.992.301 5 2013 4.641.905 2.062.182 394.365 11.770.580 5.229.120 6 2014** 5.150.193 2.167.147 405.222 12.709.560 5.348.048 Sumber : BPS Kab. Kulon Progo, 2014 (diolah), **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2015 d. Angka Kemiskinan Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan dapat diukur dari tingkat kesejahteraan masyarakat juga dengan pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pemerataan hasil-hasil pembangunan biasanya dikaitkan dengan pemerataan pendapatan dan masalah kemiskinan. Untuk melihat ketimpangan pendapatan penduduk, salah satu indikator yang sering dipakai adalah Rasio Gini. Sedangkan kemiskinan akan semakin meluas, jika perbedaan pendapatan antara penduduk kaya dan miskin semakin melebar. Adapun data Garis kemiskinan, Penduduk Miskin dan prosentasenya Kabupaten Kulon Progo pada Tahun 2010 2013 pada tabel dibawah ini. Tabel 1.2 Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010-2015 No. Tahun Persentase (%) 1. 2010 23,15 2. 2011 23,62 3. 2012 23,32 4. 2013 21,39 5. 2014 20,64 6. 2015 20,25** Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2015, **angka sangat sementara BPS 2016 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 8

e. Rasio Gini Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo angka sangat sementara tahun 2015 sebesar 0,2828 lebih baik pemerataan pendapatan dibanding tahun 2013 sebesar 0,2959. Rasio Gini ini menunjukkan kriteria ketimpangan moderat (Ketimpangan rendah dengan nilai 0,0-0,3, ketimpangan moderat dengan nilai 0,3 0,5). Dengan adanya kenaikan indeks /nilai Rasio Gini di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014 berarti ada penurunan dalam pemerataan pendapatan di Kabupaten Kulon Progo dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.adapun data Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo sebagaimana pada tabel berikut. Tabel 1.3 Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 2014 No. Tahun Rasio Gini Kriteria Oshima 1 2010 0,2408 Ketimpangan Rendah 2 2011 0,3365 Ketimpangan Moderat 3 2012 0,3429 Ketimpangan Moderat 4 2013 0,2959 Ketimpangan Rendah 5 2014 0,3699 Ketimpangan Moderat 6 2015** 0,4030 Ketimpangan Moderat Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2015, **angka sangat sementara BPS 2016 1.2.4 Kualitas Pembangunan Manusia Angka Harapan Hidup Kabupaten Kulon Progo untuk tahun 2015 sebesar 75,15 meningkat dibanding angka tahun 2014 sebesar 74,90 tahun. Dibanding kabupaten/kota lain di DIY pada tahun 2015 menempati posisi kedua setelah Sleman yang mencapai 75,79 tahun. Angka harapan hidup penduduk ini juga berada di atas rata-rata angka harapan hidup provinsi tercatat sebesar 73,62 tahun. Hal ini menunjukkan keberhasilan capaian pembangunan manusia bidang peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo. Pada tahun 2015, angka melek huruf penduduk dewasa Kabupaten Kulon Progo mencapai 94,19 meningkat dibanding angka tahun 2014 sebesar 93,36 persen. Dibanding kabupaten/kota lain di DIY pada tahun 2015berada di atas Kabupaten LKjIP Kabupaten Kulon Progo 9

Gunung Kidul dan Bantul dengan capaian angka melek huruf masing-masing sebesar 85,22 persen dan 92,81 persen. Namun capaian Kulon Progo masih berada di bawah Kota Yogyakarta sebesar 98,43 persen, dan Kabupaten Sleman sebesar 95,11 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kulon Progo tahun 2010-2015 disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.4 Indikator Komponen IPM Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2012 No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Angka Harapan Hidup 74,09 74,48 74,58 75,03 75,20 75,15 (tahun) 2 Angka Melek Huruf (%) 89,52 92,00 92,04 93,13 94,04 94,19 3 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 7,89 8,37 8,37 8,37 8,52 8,23 4 Konsumsi Riil per 629,50 631,42 634,34 635,95 638,11 kapita (000 Rp.) Indeks IPM 1. Kesehatan 82,30 82,47 82,63 83,38 2. Pendidikan 78,68 79,93 79,96 80,69 3. Pendapatan 62,48 62,72 63,40 63,77 IPM 74,49 75,04 75,33 75,95 Reduksi Shortfall 2,74 2,16 1,17 2,50 Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2015 1.3 Struktur Organisasi Organisasi perangkat daerah sebagai wadah penyelenggaraan pemerintahan,pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan. Sruktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo LKjIP Kabupaten Kulon Progo 10

Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Wates dan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan. Sekretariat Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Tabel 1.5 Organisasi Perangkat DaerahKabupaten Kulon Progo Dinas Daerah Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Lembaga Teknis Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kepegawaian Daerah Dinas Pendapatan Inspektorat Daerah Pengelolaan Keuangan dan Aset Dinas Pertanian dan Badan Pemberdy Kehutanan Masyarakat Pemdes Perempuan dan KB Dinas Perindustrian, Badan Penanaman Perdagangan, dan Modal dan Perizinan Energi Sumber Daya Terpadu Mineral Dinas Kelautan, Kantor Lingkungan Perikanan dan Hidup Peternakan Dinas Pekerjaan Kantor Ketahanan Umum Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Kecamatan Temon Kecamatan Wates Kecamatan Panjatan Kecamatan Galur Kecamataan Lendah Kecamatan Kokap Kecamatan Pengasih Dinas Perhubungan Kantor Kesatuan Kecamatan Komunikasi dan Bangsa dan Politik Sentolo Informatika Dinas Kebudayaan Kantor Perpustakaan Kecamatan Pariwisata Pemuda dan Arsip Daerah Girimulyo dan Olah Raga Dinas Sosial Tenaga Kecamatan Kerja dan Nanggulan Transmigrasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Samigaluh Dinas Koperasi dan Kecamatan Usaha Mikro Kecil Kalibawang Menengah Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Kulon Progo, 2015 Lainnya RSUD Wates Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kelurahan Wates Satuan Polisi Pamong Praja LKjIP Kabupaten Kulon Progo 11

Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja Dinas Daerah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 5 tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sebanyak 21 UPTD Organisasi perangkat daerah lainnnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates, untuk menyesuaikan peningkatan kelas dari kelas C menjadi B pada tahun 2010 telah diubah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates.Sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Bada ini dibentuk untuk mengantisipasi bencana di Kabupaten Kulon Progo yang merupakan daerah rawan bencana.kelurahan Wates dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Wates.Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 17 Tahun 2012 Pamong Praja. tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi 1.4 Isu-Isu Strategis Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Dengan mendasarkan pada gambaran umum geografis, ekonomi dan kualitas pembangunan manusia serta potensi unggulan daerah diatas, maka isu-isu strategis yang dihadapi Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut : a. Kualitas Sumberdaya Manusia yang masih relatif rendah LKjIP Kabupaten Kulon Progo 12

b. Tingkat kemiskinan yang relatif tinggi c. Pendapatan masyarakat relatif rendah d. Kebutuhan pelayanan infrastruktur semakin meningkat e. Peluang investasi semakin meningkat f. Potensi penurunan kualitas SDA dan bencana yang tinggi LKjIP Kabupaten Kulon Progo 13

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategik 2.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran a. Visi Visi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 2016 yaitu: Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa. Visi Kabupaten Kulon Progo merupakan kondisi yang diharapkan dapat memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Pernyataan visi Kabupaten Kulon Progo tersebut mempunyai pemahaman sebagai berikut: - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, baik sehat jasmani, rohani maupun sehat dalam pengertian masyarakat mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya dalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Sehat dalam bidang ekonomi, sehat birokrasi, sehat semua program pembangunan termasuk sehat dalam kehidupan sosial politik dan sosial budaya. Demikian juga lima tahun kedepan diharapkan akan terwujud peningkatan kualitas aparatur dan kelembagaan pemerintahan sehingga mampu memberikan pelayanan prima, dengan prinsip transparan, dan akuntabel. (SEHAT) - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan masyarakat serta wilayah dalam rangka memenuhi kebutuhan sendiri dengan fokus utama kemandirian dalam bidang ekonomi. (MANDIRI) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 14

- Pembangunan diberbagai sektor lima tahun mendatang diharapkan dapat mencerminkan pemerintahan dan masyarakat yang mampu berinovasi dengan etos kerja tinggi sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang inovatif dan produk daerah berdaya saing tinggi. Tercapainya nilai obyektif yang tinggi dari penilaian indikator kinerja pembangunan di berbagai bidang baik dari sisi output, outcome, benefit dan impact. (BERPRESTASI) - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dalam segala bidang kehidupan yang bermuara pada upaya perwujudan kesejahteraan. (ADIL) - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat mewujudkan suatu keadaan tata kehidupan masyarakat yang tertib dan tentram, sehingga diharapkan masyarakat dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, yang menjamin terselenggaranya pembangunan. (AMAN) - Pembangunan yang akan dilaksanakan pada lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan suatu keadaan masyarakat yang tercukupi kebutuhan dasar baik sandang, pangan, papan, pelayanan pendidikan, kesehatan maupun memiliki pendapatan secara layak. Mewujudkan keluarga yang mampu mengatur kebutuhan secara proposional dan seimbang sehingga mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap keadaan yang tidak normal. (SEJAHTERA) - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan masyarakat dan aparatur yang mempunyai nurani moralitas serta kepekaan sosial yang tinggi, harga diri dan martabat yang tinggi dengan dasar keyakinan akan kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan. (BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA). Visi Kabupaten Kulon Progo selanjutnya dijabarkan ke dalam misi dan untuk mewujudkan misi tersebut menjadi tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat Kulon Progo. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 15

b. Misi Untuk mencapai visi Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 ditetapkan 6 misi pembangunan sebagai berikut: 1) Misi Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan. Sumberdaya manusia sebagai subyek dan obyek pembangunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan dan mewujudkan keberhasilan pembangunan. Sebagai subyek pembangunan dibutuhkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat dan produktif untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan melalui pembangunan pendidikan dan kesehatan. Pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pembangunan kesehatan mempunyai peranan penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang sehat dan produktif sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan. Sebagai obyek pembangunan, sumberdaya manusia harus dapat menikmati hasil-hasil pembangunan dalam bentuk peningkatan kualitas kehidupan yang tercermin dalam menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran. Untuk mewujudkan SDM bermartabat dibutuhkan SDM yang senantiasa ingin meningkatkan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mengarah kepada upaya peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Misi Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance. Good public governance mengandung makna penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (clean government), demokratis dan efektif. Prinsip-prinsip good public governance meliputi wawasan ke depan (visioner), keterbukaan dan transparansi, partisipasi masyarakat, tanggung gugat, supremasi hukum, demokrasi, profesionalisme dan kompetensi, daya tanggap, efisiensi dan efektivitas, desentralisasi, kemitraan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 16

dengan dunia usaha, komitmen pada pengurangan kesenjangan, komitmen pada perlindungan lingkungan hidup dan komitmen pada pasar yang fair. Dengan prinsip-prinsip tersebut diharapkan akan tercipta tata pemerintahan yang baik sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 3) Misi Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dibutuhkan pengembangan keunggulan ekonomi yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian setiap program pengembangan ekonomi harus ditujukan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat. 4) Misi Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi karena secara langsung peningkatan infrastruktur mampu mendorong kelancaran distribusi barang dan jasa, sehingga secara tidak langsung mampu meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan. Dengan demikian ketersediaan infrastruktur akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan Masyarakat. 5) Misi Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan. Berdasarkan peran ganda sumberdaya alam sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sebagai sistem penopang kehidupan maka untuk mencapai tingkat kesejahteraan rakyat yang adil dan bermartabat, pemanfaatan sumberdaya alam harus dikelola secara optimal dan berkelanjutan. Sebagai daerah dengan potensi pertanian sebagai basis ekonomi daerah maka sumberdaya alam merupakan tulang punggung utama perekonomian. Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya alam berwawasan lingkungan akan menjamin keberlanjutan pembangunan ekonomi yang memberikan peningkatan pendapatan. Selain itu, dengan konfigurasi fisik wilayah yang rawan terhadap kerusakan lingkungan dan bencana alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan akan menghindarkan wilayah dari kerusakan lingkungan dan bencana alam. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 17

6) Misi Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum. Ketentraman dan ketertiban merupakan kondisi yang diharapkan masyarakat agar dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, dan merupakan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bersama. Kondisi yang tenteram dan tertib akan terwujud apabila terdapat kesadaran kolektif dan komitmen patuh dari seluruh stakeholder pembangunan terhadap berbagai ketentuan yang telah disepakati bersama, yang direalisasikan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan hukum. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan bermartabat. Oleh karena itu, penegakan hukum harus dilaksanakan secara konsekuen dan adil tanpa diskriminasi. Selain itu, faktor penting bagi terpeliharanya stabilitas kehidupan yang tentram, tertib dan dinamis adalah adanya rasa saling percaya dan harmoni dari seluruh stakeholder pembangunan. c. Tujuan Tujuanpembangunan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan adalah : 1) Terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia; 2) Terwujudnya iklim yang kondusif bagi pengembangan ketenagakerjaan dan penurunan angka pengangguran; 3) Terwujudnya pelestarian nilai-nilai budaya; 4) Terwujudnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang transparan, akuntabel dan partisipatif; 5) Meningkanya pendapatan masyarakat dan daya saing daerah; 6) Terpenuhinya pelayanan infrastruktur wilayah; 7) Terwujudnya pengelolaan sumberdaya air, sumberdaya lahan, sumberdaya hutan, sumberdaya pesisir berdasarkan azas konservasi, efisien dan lestari; 8) Menciptakan kondisi masyarakat yang tentram dan tertib melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 18

d. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mengacu pada Misi yang telah ditetapkan yaitu : 1) Misi : Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan, dengan sasaran : a. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat; b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat; c. Meningkatnya keberdayaan masyarakat; d. Meningkatnya keterserapan tenaga kerja; e. Meningkatnya pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya. 2) Misi : Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance, dengan sasaran Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan. 3) Misi : Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, dengan Sasaran : a. Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat; b. Meningkatnya daya saing investasi daerah; c. Meningkatnya kunjungan wisatawan. 4) Misi : Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah, dengan sasaran Meningkatnya pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan wilayah. 5) Misi : Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan, dengan sasaran Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam. 6) Misi : Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum, dengan sasaran Terwujudnya masyarakat yang tenteram dan tertib berdasarkan kesadaran hukum. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 19

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja No Sasaran Strategik Indikator Sasaran Satuan 1 Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat 2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3 Meningkatnya keberdayaan masyarakat 4 Meningkatnya keterserapan tenaga kerja 5 Meningkatnya pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya 6 Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan 7 Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat 8 Meningkatnya daya saing investasi daerah Kondisi Awal 2011 Target 2016 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,37 8,40 Angka Melek Huruf Persen 92,04 92,20 Persentase akses dan mutu pendidikan Persen 91,05 91,53 Angka Harapan Hidup Tahun 74,58 74,98 Angka Kematian Ibu 100.000 52,74 53,21 kelahiran hidup Angka Kematian Bayi 1.000 12,10 7,96 kelahiran hidup Angka kemiskinan Persen 23,32 19,27 Angka pengangguran Persen 3,91 1,93 Persentase partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya Persen 78,63 100,00 Nilai evaluasi kinerja Skor 0-4 3,216 3,300 penyelenggaraan pemerintahan daerah Nilai akuntabilitas Nilai C B kinerja Akuntabilitas Opini BPK WDP WTP pengelolaan keuangan daerah Pertumbuhan Ekonomi % 5,01 5,39 Pendapatan perkapita Rp. 4.992.301 5.819.834 penduduk (Atas Dasar Harga Konstan) Rasio Gini Indeks 0,3429 0,3320 Nilai realisasi investasi Rp. 143.654 494.471 (PMA/PMDN) (Jutaan Rupiah) Persentase peningkatan Persen 9,13 10,11 kunjungan wisata Persen 73,41 82,28 9 Meningkatnya kunjungan wisatawan 10 Meningkatnya Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur pelayanan infrastrukur yang mendukung daerah LKjIP Kabupaten Kulon Progo 20

No Sasaran Strategik Indikator Sasaran Satuan pengembangan wilayah 11 Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam 12 Terwujudnya masyarakat yang tenteram dan tertib, berdasarkan kesadaran atas hukum Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang Indeks kualitas lingkungan hidup Persentase penurunan pelanggaran hukum daerah Kondisi Awal 2011 Target 2016 Persen 70,43 81,07 Indeks 71,33 71,85 Persen -5,50 4,55 2.1.2 Strategi, Arah Kebijakan dan Program Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Selain itu, untuk mengukur capaian kinerja, maka dirumuskan indikator sebagai tolok ukur kinerja. a. Strategi Strategi yang ditempuh untuk mencapai misi adalah sebagai berikut : 1) Strategi untuk mencapai misi Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan a. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta ketrampilan masyarakat untuk pengembangan sumberdaya lokal b. Peningkatan akses dan kualitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan c. Peningkatan keberdayaan masyarakat d. Pengembangan kapasitas dan kompetensi ketenagakerjaan e. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya 2) Strategi untuk mencapai misi 2 : Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip- LKjIP Kabupaten Kulon Progo 21

prinsip clean government dan good governance adalah Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan 3) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakatadalah : a. Pengembangan pertanian, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan koperasi yang berorientasi pada peningkatan ketahanan pangan, produktivitas, pendapatan dan daya saing produk. b. Peningkatan daya tarik investasi dan pariwisata dengan mengedepankan peran serta masyarakat. 4) Strategi untuk mencapai misi : Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Wilayah adalah Meningkatkan Aksesibilitas masyarakat. 5) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Secara Optimal dan Berkelanjutan adalah: a. Pengembangan penataan ruang secara berkelanjutan yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. b. Pelestarian kualitas lingkungan hidup menuju pembangunan berkelanjutan. 6) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum adalah: a. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil. b. Pengembangan tata kehidupan masyarakat yang mengedepankan supremasi hukum. c. Peningkatan kapasitas sumberdaya dalam penanggulangan bencana. b. Arah Kebijakan 1) Arah kebijakan untuk mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas Tinggi Dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Kemandirian, Kompetensi, Ketrampilan, Etos Kerja, Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan dan Kualitas Keagamaan a. Meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah dari 8,37 tahun menjadi 8,40 tahun b. Meningkatkan Angka Melek Huruf dari 92,00 persen menjadi 92,20 persen LKjIP Kabupaten Kulon Progo 22

c. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan dari 89,96 persen menjadi 91,33 persen d. Meningkatkan Angka Harapan Hidup dari 74,48 tahun menjadi 74,98 tahun e. Menurunkan Angka Kematian Ibu dari 105,06 menjadi 53,21 per 100.000 Kelahiran f. Menurunkan Angka Kematian Bayi dari 12,78 menjadi 7,96 per 1.000 Kelahiran Hidup g. Menurunkan Angka Kemiskinan dari 23,62 persen menjadi 19,52 persen h. Menurunkan Angka Pengangguran dari 3,47 persen menjadi 2,80 persen i. Meningkatkan persentase pengembangan dan pelestarian budaya 77,80 persen menjadi 100 persen 2) Arah kebijakan untuk mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance a. Meningkatkan nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dari 2,952 menjadi 3,300. b. Meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah dari C menjadi B. c. Meningkatkan opini pengelolaan keuangan daerah dari Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 3) Arah kebijakan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 4,95% menjadi 5,41%. b. Meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dari Rp. 9.910.472,- menjadi Rp. 15.318.287,-. c. Meningkatkan pemerataan pendapatan penduduk dari rasio gini 0,3365 menjadi 0,3320 d. Meningkatkan nilai investasi PMA/PMDN sebesar Rp. 123.871.000.000,- menjadi Rp. 494.471.000.000,-. e. Meningkatkan persentase peningkatan kunjungan wisata dari -3,84 persen menjadi 10,11 persen. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 23

4) Kebijakan Untuk Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Wilayah Meningkatkan persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah dari 64,26 persen menjadi 77,43 persen. 5) Kebijakan untuk Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Secara Optimal dan Berkelanjutan a. Menurunkan luas lahan kritis dari 9,56 persen menjadi 8,38 persen. b. Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan ruang kesesuaian pemanfaatan ruang dari 70,43 persen menjadi 81,07 persen c. Meningkatkan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik perkotaan dari 13,79 persen menjadi 13,84 persen d. Meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dari 67,37 menjadi 66,17 6) Kebijakan untuk Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum Meningkatkan persentase pelanggaran hukum yang diselesaikan dari 69,50 persen menjadi 75,00 persen. 2.1.3 Program Program untuk mewujudkan capaian keberhasilan misi pembangunan, Pemerintah Daerah telah menetapkan program pembangunan menurut sasaran yang terdiri dari: 1) Sasaran Meningkatnya derajat Pendidikan Masyarakat terdiri dari Programprogram : a. Program Pendidikan Anak Usia Dini b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar c. Program Pendidikan Menengah d. Program Pendidikan Non Formal e. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan g. Program Peningkatan Peran Serta Pelajar h. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 24

2) Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan Masyarakat terdiri dari programprogram : a. Program Pelayanan Medis b. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat c. Program Pengembangan Kesehatan d. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan e. Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan f. Program Keluarga Berencana g. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah raga h. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah raga i. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 3) Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat terdiri dari program-program : a. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak b. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender dalam Pembangunan c. Program Perlindungan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) d. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial e. Program Penguatan Kelembagaan Masyarakat f. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat g. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi 4) Sasaran Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja terdiri dari program-program: a. Program Peningkatan Kesempatan Kerja b. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja c. Program Perlindungan Ketenagakerjaan 5) Sasaran Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya terdiri dari program-program : a. Program Pengembangan Nilai Budaya b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya dan Keragaman Budaya 6) Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintahan terdiri dari program-program : a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah b. Progam Kerjasama Pengembangan Iptek c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran LKjIP Kabupaten Kulon Progo 25

d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran e. Program Peningkatan Kapasitas SDM SKPD f. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja g. Program Perencanaan Pembangunan Daerah h. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah i. Program Peningkatan Pelayanan KDH/wakil KDH j. Program Penataan dan Penguatan Organisasi k. Program Pengembangan Pelayanan Publik l. Program Perumusan dan Pengendalian Kebijakan Daerah m. Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah n. Program peningkatan pelayanan Kecamatan o. Program peningkatan pelayanan Kelurahan p. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal q. Program Pengembangan Kapasitas Otonomi Daerah r. Program Peningkatan Kerjasama Antar Daerah s. Program Peningkatan Kualitas Pengadaan Barang/Jasa t. Program Pembinaan BUMD/Desa dan Lembaga Keuangan Non Bank u. Program Pengembangan Komunikasi, Informatika dan Media massa v. Program Peningkatan Pelayanan Kemasyarakatan w. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur x. Program Pengelolaan Sumberdaya Aparatur y. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah z. Program Pengembangan Kapasitas Otonomi Desa aa. Program Pengembangan Data/ Informasi/ Statistik bb. Program Peningkatan Pengelolaan Kearsipan 7) Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat terdiri dari program-program : a. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah c. Program Peningkatan Ketahanan Pangan d. Program Pemberdayaan Penyuluhan e. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 26

f. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan g. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan h. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan i. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan j. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan k. Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Ternak l. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan m. Program Pengembangan Pariwisata n. Program Pengembangan Budidaya Perikanan o. Program Pengembangan Perikanan Tangkap p. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Produk Perikanan q. Program Pembinaan dan Penataan Pasar tradisional r. Program Pengembangan Usaha Perdagangan s. Program Pengembangan Industri 8) Sasaran Meningkatnya daya saing investasi daerah terdiri dari program-program: a. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi b. Program Peningkatan kualitas Pelayanan Publik 9) Sasaran Meningkatnya kunjungan wisatawan terdiri dari Program Pengembangan Pariwisata 10) Sasaran Meningkatnya pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan wilayah terdiri dari program-program : a. Program Pembangunan dan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan c. Program Pembangunan, Rehabilitasi Saluran Drainase dan Gorong-Gorong d. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya e. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sumber Daya air f. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan g. Program peningkatan Sarana Prasarana Gedung Kantor dan Bangunan Umum h. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah i. Program Pembinaan Jasa Konstruksi j. Program Pengembangan Perumahan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 27

k. Program Lingkungan Sehat Perumahan l. Program Peningkatan Sarana Prasarana Perhubungan m. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu-Lintas n. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan o. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah p. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi q. Pengembangan Kegeologian dan Energi. 11) Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam terdiri dari program-program : a. Program Pembangunan Infrastruktur Perkotaan b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan c. Program Perencanaan Tata Ruang d. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang e. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam f. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup g. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan h. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan dan Kelautan i. Program Pengusahaan dan Pengawasan Pertambangan j. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan k. Program Penanggulangan Dini Bencana l. Program Tanggap Darurat Bencana m. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana 12) Sasaran Terwujudnya masyarakat yang tenteram dan tertib, berdasarkan kesadaran atas hukum terdiri dari program-program : a. Program Penataan Administrasi Kependudukan b. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan c. Program Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Politik Masyarakat d. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan e. Program Pelayanan Bantuan Hukum LKjIP Kabupaten Kulon Progo 28

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 No Berdasarkan pada dokumen RPJMD Tahun 2012-2016 dan Indikator Kinerja Utama, maka ditetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang telah sesuai dengan dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan dokumen RPJMDsebagai berikut Sasaran 1. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat 2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3. Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat 4. Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja 5. Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya 6. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah 7. Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat 8. Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah 9. Meningkatnya Kunjungan Wisatawan Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Kinerja Indikator Target Rata-rata lama sekolah 8,39 tahun Angka Melek Huruf 92,16% Persentase Akses dan Mutu 91,13% Pendidikan Angka Harapan Hidup 74,88 tahun Angka Kematian Ibu per 100.000 54,66 Kelahiran Hidup Angka Kematian Bayi per 1.000 8,36 Kelahiran Hidup Angka Kemiskinan 20,27% Angka Pengangguran 2,24% Persentase Partisipasi Masyarakat 87,92% dalam Pengembangan dan Pelsetarian Budaya. Nilai Evaluasi Kinerja 3,165 Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Nilai Akuntabilitas Kinerja (CC) Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan (WTP) Daerah (Opini BPK) Pertumbuhan Ekonomi 5,19 Pendapatan Perkapita Penduduk 5.566.365 (Atas Dasar Harga Konstan) Rasio Gini 0,3350 Nilai Realisasi Investasi 450.694 (PMA/PMDN) (Jutaan rupiah) Persentase Peningkatan Kunjungan 10,03 Wisata LKjIP Kabupaten Kulon Progo 29

No Sasaran 10. Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang Mendukung Pengembangan Wilayah 11. Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Kinerja Indikator Persentase Peningkatan Pelayanan Infrastruktur Daerah Target 79,76% Persentase Kesesuaian Pemanfaatan 80,27 Ruang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 71,72 12. Terwujudnya Masyarakat yang Tenteram dan Tertib, berdasarkan Kesadaran Atas Hukum Persentase Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah -4,35 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 30

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA S esuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2016, terdapat 12 Sasaran. Berdasarkan dari hasil pengukuran Kinerja Sasaran dapat disimpulkan bahwa dari 9 Sasaran dapat dicapai dengan Sangat Tinggi, 1 Sasaran dicapai dengan skala Tinggi dan 2 Sasaran Sangat Rendah, dengan skala pengukuran kinerja sebaga berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja No. Nilai Skala Pengukuran Kinerja 1. 91 100 Sangat Tinggi 2. 76 90 Tinggi 3. 66 75 Sedang 4. 51 65 Rendah 5. 50 Sangat Rendah 3.1 Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah dilakukan dengan membandingkan antara terget kinerja dengan realisasi kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.2 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk Tahun 2015. Pencapaian IKU Bupati Tahun 2015 secara ringkas ditunjukkan pada tabel berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 31

No Sasaran Indikator Kinerja Tabel 3.2 Pencapaian IKU Bupati Tahun 2015 Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realis asi % Target Akhir RPJMD Tahun 2016 Capai an s/d 2015 terha dap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Meningkatnya Rata-rata Tahun 8,20 8,39 8,23 98,09 8,4 97,98 derajat pendidikan masyarakat lama sekolah** Angka Melek Persen 93,36 92,16 94,19 102,20 92,20 102,16 Huruf** Persentase Akses dan Mutu Pendidikan Persen 91,91 91,13 92,80 101,83 91,53 101,38 2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3. Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Angka Harapan Hidup** Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi Angka Kemiskinan* * Tahun 74,90 74,88 75,15 100,36 74,98 100,23 per 100.000 kelahiran hidup 94,23 54,66 38,21 130,10 53,21 128,19 per 1.000 kelahiran hidup 11,50 8,36 9,17 90,20 7,96 84,74 Persen 20,64 20,27 20,25 100,10 19,27 94,91 4. Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja Angka Penganggura n** Persen 2,88 2,24 3,72 33,93 1,93 7,25 5. Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya. 6. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah. Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Pengembang an dan Pelsetarian Budaya Nilai Evaluasi Kinerja Penyelengga raan Pemerintaha n Daerah* Persen 75,83 87,92 81,65 92,82 100,00 81,65 Skore 0-4 3,225 3,2500 3,165 96,64 3,215 98,44 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 32

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realis asi % Target Akhir RPJMD Tahun 2016 Capai an s/d 2015 terha dap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Nilai B CC B 133,33 B 100 Akuntabilitas Kinerja (AA=6, A=5, B=4, CC=3, C=2, D=1)* Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (WTP=4, WDP=3, Disclaimer = 2)* Opini BPK WTP WTP WTP 100,00 100 100 7. Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat. 8. Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah 9. Meningkatnya Kunjungan Wisatawan 10. Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang Mendukung Pengembangan Wilayah 11. Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Ala Pertumbuha n Ekonomi** Pendapatan PerkapitaPen duduk (Atas Dasar Harga Konstan)** Rp. 5,05 5,19 4,94 95,18 5,39 91,65 Juta Rp. 5,348 5,566 5,523 99,22 5,820 94,90 Rasio Gini** Indeks 0,3699 0,3350 0,4030 79,70 0,3320 78,61 Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN ) Persentase Peningkatan Kunjungan Wisata Persentase Peningkatan Pelayanan Infrastruktur Daerah Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Juta Rupiah 634.860 450.694 1.040.440 230,85 494.471 210,41 Persen -0,45 10,03 24,92 248,42 10,11 246,52 Persen 83,95 79,76 81,93 102,72 82,28 99,57 Persen 79,55 80,27 82,35 102,59 81,07 101,58 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 33

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realis asi % Target Akhir RPJMD Tahun 2016 Capai an s/d 2015 terha dap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 66,21 71,72 68,56 95,59 71,85 95,42 12. Terwujudnya Persentase Persen -6,72-4,35-0,91 20,91 4,55-19,98 Masyarakat yang Tenteram dan Tertib, berdasarkan Kesadaran atas Hukum Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah Catatan : *Untuk indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja, merupakan capaian kinerja tahun 2014, karena realisasi kinerja tahun 2015 baru bisa dilihat pada tahun 2016. ** untuk sumber data BPS hasil sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo Tahun 2015. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Tahun yang berjumlah 21 indikator (100%), 17 indikator kinerja (80,96%) telah memenuhi kriteria Sangat Tinggi, 2 indikator kinerja (9,52%) memenuhi kriteria Tinggi, serta 2 indikator kinerja (9,52%) kriteria Sangat Rendah yang digambarkan pada diagram berikut : Capaian Indikator Kinerja Utama Bupati Tahun 2015 0 0 2 2 17 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Diagram 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Bupati Tahun 2016 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 34

3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Bagian ini akan manganalisis dan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah diuraikan dalam bab sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis. 3.2.1 Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Pendidikan Masyarakat Urusan pendidikan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan penting dalam meningkatkan kualitas masyarakat. Meningkatnya kualitas derajat pendidikan masyarakat merupakan bagiandari fokus pembangunan untuk peningkatan human capital, mengingat peran sentral pendidikan baik sebagai bagian dari pemenuhan hak warga negara, maupun karena daya ungkit pendidikan terhadap pembangunan yang lain seperti pembangunan dan pemerataan ekonomi dan sosial. Pada tahun 2015, realisasi pencapaian sasaran Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat telah menunjukkan hasil yang positif, hal ini dapat dilihat dari capaian indikator kinerjanya yang telah mencapai kinerja Sangat Berhasil. Adapun indikator kinerja dan capaiannya sebagai berikut : No Sasaran Tabel 3.3 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat Indikator Kinerja Satuan Capai an 2014 Target Capaian 2015 Realisasi % Target Akhir RPJM D (2016) Capai an s/d 2015 terha dap 2016 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 1. Meningkatnya derajat pendidikan Rata-rata lama sekolah** tahun 8,20 8,39 8,23 98,09 8,4 97,98 masyarakat Angka Melek persen 93,36 92,16 94,19 102,20 92,20 102,16 Huruf ** Persentase Akses dan Mutu Pendidikan persen 91,91 91,13 92,80 101,83 91,53 101,38 Sumber Data : **angka sangat sementara BPS dan Dinas Pendidikan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 35

Berdasarkan hasil pengumpulan data kinerja dapat diketahui bahwa capaian rata-rata lama sekolah Kabupaten Kulon Progopada tahun 2015 adalah 8,23 tahun belum mencapai target RPJMD sebesar 8,39tahun (98,09%). Apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2014 sebesar 8,20 mengalami peningkatan sebesar 0,03%. Capaian tahun 2015 jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD baru tercapai 97,98%. Keberhasilan peningkatan derajat pendidikan masyarakat juga ditunjukkan dengan realisasi target angka melek huruf sebesar 94,19% telah mencapai target RPJMD sebesar 92,16%. Apabila dibandingkan dengan capaian angka melek huruf tahun 2014 sebesar 93,36% mengalami peningkatan sebesar 0,83%. Capaian tahun 2015 jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD (92,20%) telah melampaui sebesar 1,99%. Sedangkan presentase akses dan mutu pendidikan pada tahun 2015 sebesar 92,80 % meningkat sebesar 0,89% dari tahun 2014 (91,91%). Capaian ini telah melebihi target RPJMD 91,13%. Jika dibandingkan dengan capaian Tahun 2014 (91,91%) terjadi peningkatan sebesar 0,89%. Capaian Tahun 2015 jika dibandingkan dengan Target Akhir RPJMD (91,53) telah melampaui sebesar 1,27%. Capaian akses dan mutu pendidikan ini merupakan agregasi Angka Partisipasi Sekolah sebesar 98,81%, Angka sebesar 99,99% dan sekolah berakreditasi A sebesar 79,37%. Kelulusan Data capaian presentase akses dan mutu pendidikan pada tahun 2015 diperoleh dari formula pengukuran Jumlah penduduk usia 7-18 tahun di jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK / jumlah penduduk usia 7-18 tahun + Sekolah Berakreditasi A / Jumlah Sekolah + Jumlah Siswa Lulus / Jumlah Siswa Mengikuti UN/3. Dengan elemen data sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk usia 7-18 tahun di jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK 69.714; 2. jumlah penduduk usia 7-18 tahun 70.387; 3. Sekolah Berakreditasi A 400; 4. Jumlah Sekolah 504; 5. Jumlah Siswa Lulus 17.542; 6. Jumlah Siswa Mengikuti UN 17.545; LKjIP Kabupaten Kulon Progo 36

Gambar 3.1 Layanan Pendidikan Sekolah Capaian kinerja urusan pendidikan tahun 2015terlihat pada capaian indikator kinerja program pendidikan yang terdapat dalam RPJMD Kabupaten Kulon Progo diantaranya capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan dasar, capaian kinerja peningkatan mutu guru, capaian kinerja peningkatan mutu pendidikan, capaian kinerja pendidikan non formal.secara rinci capaian kinerja Program Utama bidang pendidikan sebagai berikut: 1) Capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan dasar Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar jenjang SD/MI pada tahun 2014 sebesar 103,52 % dan tahun 2015 sebesar 101,59 %. APK jenjang SMP/MTs tahun 2014 sebesar 101,20% dan tahun 2015 sebesar 97,15%. Realisasi APK jenjang SD diatas seratus 100 % artinya keterjangkuan pendidikan dasar merata, hal ini dimungkinkan terdapat siswa SD/MI yang usianya di bawah 7 tahun karena keberhasilan program Pendidikan Anak Usia Dini atau ada siswa SD/MI yang usianya diatas 12 tahun. APK jenjang SMP/MTs dibawah 100 % artinya keterjangkuan pendidikan dasar belum merata, dimungkinkan ada siswa SMP/MTs yang usianya di bawah 13 tahun atau di atas 15 tahun atau ada siswa SMP/MTs Daerah lain khususnya di wilayah perbatasan. 2) Capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan menengah Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) tahun 2014 sebesar 96,88 % dan tahun 2015 sebesar 105,53 % atau mengalami kenaikan sebesar 8,65 %. Kondisi ini menggambarkan bahwa seluruh penduduk usia 16-18 tahun mengikuti sekolah pendidikan menengah. APK jenjang LKjIP Kabupaten Kulon Progo 37

SMA/MA/SMK di atas 100 %, karena ada siswa SMA/MA/SMK di luar Kabupaten Kulon Progo ada yang sekolah di Kabupaten Kulon Progo terutama di wilayah perbatasan dan ada siswa yang usianya di bawah 16 tahun atau di atas 18 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) lebih menggambarkan kondisi keterserapan siswa pada usia jenjang sekolah untuk pendidikan menengah (SMA/MA/SMK).Tahun 2014 sebesar 98,71 % dan pada tahun 2015 sebesar 98,78 % atau mengalami kenaikan sebesar 0,07%. APM SMA/SMK di bawah 100% dimungkinkan ada siswa SMA/SMK yang usianya di bawah 16 tahun dan ada siswa yang usianya di atas 18 tahun, serta ada siswa SMA/MA dan SMK Kabupaten Kulon Progo yang sekolah di Kabupaten/Daerah lain khususnya di wilayah perbatasan. 3) Capaian kinerja peningkatan mutu guru Indikator kinerja Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ditetapkan dalam RPJMD pada tahun 2015 dari target 78,12% terealisasi 79,39%, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 77,88% mengalami kenaikan 1,51%. Capaian ini dihitung dari Sub Indikator guru memenuhi kualifikasi dan kompetensi jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak 6.347 orang dibanding dengan jumlah seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 7.810 orang sebesar 81,27 %. Sub Indikator guru bersertifikat pendidik jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak 4.445 orang dibanding dengan jumlah seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 7.810 orang adalah sebesar 56,38 %. Sub Indikator guru bersertifikat pendidik jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak 4.445 orang dibanding dengan jumlah seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 7.810 orang adalah sebesar 56,38 %. Program yang dijalankan dalam peningkatan kualitas jenis dan jenjang pendidikan dari Pemerintah maupun Pemerintah Daerah pemberian peluang kepada Guru untuk melnjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan diklat-diklat fungsional. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 38

Secara rinci capaian kinerja program peningkatakan mutu guru terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 Capaian Kinerja Peningkatan Mutu GuruTahun 2014-2015 Capaian Kinerja program No. Uraian Satuan 2015 2014 Target Realisasi 1 Jumlah Guru layak mengajar (berijazah D4/S1) guru 5.533 5.560 6.347 2 Jumlah Guru bersertifikat pendidik guru 4.566 4.600 4.445 3 Jumlah Guru kompeten (sesuai mapel) guru 7.557 7.561 7.810 4 Jumlah Guru seluruhnya guru 7.557 7.561 7.810 Capaian indikator kinerja program % 77,88 78,12 79,39 Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, 2016 4) Capaian kinerja peningkatan mutu pendidikan Indikator kinerja program Peningkatan Manajemen Pelayanan Pendidikanpada tahun 2015 dari target 92,16% terealisasi 92,96%, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 91,93% mengalami peningkatan 1,03%. Capaian ini dihitung dari sub indikator prosentase sekolah terakreditasi A tahun 2015sebanyak 386 sekolah dibagi jumlah seluruh sekolah di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 503 sekolah atau sebesar 76,74%. Angka Putus Sekolah (APS) jenjang pendidikan dasar mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Angka Putus Sekolah (APS) jenjang SD/MI pada 2014 sebesar 0,17 % dan tahun 2015 sebesar 0,09 % atau mengalami penurunan sebesar 0,08 %; Angka Putus Sekolah (APS) jenjang SMP/MTs pada 2014 sebesar 0,24 % dan tahun 2015 sebesar 0,13 % atau mengalami penurunan sebesar 0,11 %. Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA/SMK pada tahun 2014 sebesar 0,10 % dan tahun 2015 sebesar 0,19 % atau mengalami kenaikan sebesar 0,09 %. Penurunan Angka Putus Sekolah jenjangsd/mi dan SMP/MTs karena adanya Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten berupa BOS Pusat, BOSDA Provinsi, BBPD Kabupaten, beasiswa retievel untuk anak putus sekolah, beasiswa miskin/beasiswa transisi bagi siswa LKjIP Kabupaten Kulon Progo 39

rawan putus sekolah, dan Beasiswa berprestasi bagi siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu. Kenaikan angka putus sekolah jenjang SMA/MA/SMK disebabkan karena ada siswa yang gagal di sekolah formal, sehingga mereka tidak mau melanjutkan sekolah atau karena kondisi ekonomi orangtua kurang mampu sehingga tidak melanjutkan sekolah. Jumlah siswa mengulang jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 204 dibanding dengan jumlah seluruh siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 70.977 siswa atau sebesar 0,28 %. 5) Capaian kinerja pendidikan non formal Realisasi capaian kinerja pendidikan non formal pada tahun 2015 sebesar 99,54% telah melebihi target RPJMD sebesar 80,51%. Adapun secara rinci capaian kinerja program peningkatkan mutu pendidikan terlihat dalam tabel berikut: Tabel 3.5 Capaian Kinerja Pendidikan Non FormalTahun 2014-2015 Capaian Kinerja program No. Uraian Satuan 2015 2014 Target Realisasi 1 Jumlah penduduk yang bisa baca tulis usia diatas 15 tahun Orang 305.150 310.000 331.473 2 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun Orang 416.209 418.876 331.521 3 Jumlah lembaga PNF memenuhi standar mutu Lembaga 52 53 52 4 Jumlah lembaga PNF 53 53 53 Capaian indikator kinerja program % 79,52 80,51 94,09 Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, 2016 Permasalahan 1. Belum meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi penduduk usia sekolah; 2. Kemampuan akademik dan profesionalisme sebagian tenaga pendidik dan kependidikan belum memenuhi standar minimal dan jenis pendidikan yang ditamatkan oleh guru; 3. Kurang meratanya distribusi tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya jenjang SD/MI. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 40

Solusi 1. Pemerataan dan perluasan pendidikan pada semua jenjang, jenis dan jalur pendidikan serta program pendidikan gratis bagi pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama; 2. Peningkatan kualitas SDM dan manajemen penyelenggaraan pendidikan terutama pendidik dan tenaga pendidik baik formal maupun non formal; 3. Mengoptimalkan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan pada jenjang SD/MI. 3.2.2 Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat menunjukkan keberhasilan dimana tahun 2015 dari 3 (tiga) indikator dalam sasaran ini capaian kinerjanya 2 (dua) indikator sangat tinggibahkan melebihi target pada indikator peningkatan usia harapan hidup dan angka kematian Ibu. Untuk indikator Angka Kematian Anak masih belum tercapai dari target disebabkan tidak hanya sekedar peningkatan pelayanan, namun juga dipengaruhi perilaku hidup sosial masyarakat.capaian sasaran ini dapat dilihat pada tabel berikut. No Sasaran Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakatdengan Tahun 2014-2015 Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realisa si % Target Akhir RPJM D (2016) Capai an s/d 2013 terha dap 2016 1 2 3 4 6 7 8 9 10 1. Meningkatnya Angka Harapan Tahun 74,90 74,88 75,15 100,36 74,98 100,23 derajat kesehatan masyarakat Hidup ** Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 94,25 54,66 38,21 130,10 53,21 128,1 Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup Sumber Data : **angka sangat sementara BPS dan Dinas Kesehatan 11,50 8,36 9,17 90,20 7,96 84,74 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 41

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2015, capaian indikator Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kulon Progo dalam tiga tahun terakhir terus meningkat, yaitu dari 74,58 pada tahun 2012 menjadi 74,68 pada tahun 2013 dan pada Tahun 2014 meningkat menjadi 74,90 tahun dan Tahun 2015 menjadi 75,15. Angka Harapan Hidup target sudah tercapai dari Target RPJMD. Peningkatan Angka Harapan Hidup sangat dipengaruhi oleh variabel kesehatan, diantaranya adalah penurunan Angka Kematian Ibu dan Penurunan Angka Kematian Bayi, penurunan jumlah balita gizi buruk, angka kesakitan dan ketersediaan fasilitas kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) Pada tahun 2015telah melampauitarget yaitu tercapai 38,21/100.000 KH (jumlah kematian ibu melahirkan 2/ jumlah ibu bersalin 5.488 x 100.000) dari target yang telah ditetapkan yaitu 54,66/100.000KH, data yang diperoleh yaitu bahwa dari 5.234 Ibu bersalin terdapat 2 kasus kematian.untuk Angka kematian bayi belum mencapai target yaitu dari 8,36/1.000 KH terealisasi 9,17/1.000 KH (106,63%). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 maka terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu dari 11,50,00/1.000 KH pada tahun 2014 menjadi 9,17/1.000 KH pada tahun 2014 (target 8,36/1.000 KH) data yang diperoleh yaitu bahwa dari Jumlah kelahiran hidup Tahun 2015 sejumlah 5.232 terdapat 48 kematian bayi. Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Kulon Progo sudah berada jauh di bawah capaian angka Nasional, tetapi bila dibandingkan dengan Tingkat Propinsi Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Kulon Progo masih berada diatas AKI DIY, yaitu sudah mencapai 87,04 /100.000. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 42

Gambar 3.2 Layanan Kesehatan Dasar Puskesmas dan Posyandu Pencapaian sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat didukung dengan capaian indikator kinerja program pengembangan kesehatan pada tahun 2015telah sesuai target RPJMD sebesar 100%. Dari 296 sarana kesehatan seluruhnya telah menerapkan sistem manajemen mutu yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.7 Cakupan Pengembangan Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014-2015 No. Uraian 1. Jumlah sarana kesehatan yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu pelayanan (rumah sakit, puskesmas, klinik, apotek, dokter praktek swasta) 2. Jumlah seluruh sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, apotek, dokter Capaian Kinerja Program dan Kegiatan 2015 2014 Target Realisasi 296 296 296 296 296 296 praktek swasta) Capaian indikator kinerja program 100,00 100,00 100,00 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2016 Tingkat capaian kinerja Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2015dengan capaian 99,37%, belum mencapai target RPJMD sebesar 99,45%, dengan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 43

Tabel 3.8 Capaian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Uraian 2015 2014 Target Realisasi 1 Jumlah Kematian Bayi 97 48 50 2 Jumlah Kelahiran Hidup 5.322 5.984 5.232 3 Jumlah Kematian Ibu Melahirkan 7 3 2 4 Jumlah Kelahiran Hidup 5.678 5.488 5.234 5 Jumlah Kematian balita 112 80 75 6 Jumlah Kelahiran Hidup 28.064 28.164 22.217 7 Jumlah Balita Gizi Buruk 173 170 205 Capaian Indikator Kinerja Program 99,26 99,45 99,37 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2016 Capaian kinerjaprogram Pelayanan Medis pada Tahun 2015 sebesar 94,12% lebih rendah dari target sebesar 94,76%, hal ini disebabkan karena jumlah pemohon ijin industri rumah tangga melebihi dari yang ditargetkan berdasarkan target pada Perubahan RPJMD Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 pada indikator capaian kinerja program pelayanan medis sebagaimana tabel berikut : No. Tabel 3.9 Capaian Kinerja Program Pelayanan Medis Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014-2015 Uraian Indikator Capaian Kinerja 2015 2014 Target Realisasi 1 Jumlah Puskesmas yang tersedia kebutuhan obat 21 21 21 dan perbekalan kesehatan 2 Jumlah Puskesmas dapat melaksanakan 21 21 21 pelayanan kegawatdaruratan (UGD) 3 Jumlah Puskesmas 21 21 21 4 Jumlah ijin industri rumah tangga yang 92 50 100 diterbitkan 5 Jumlah pemohon ijin industri rumah tangga 102 105 122 Capaian Indikator Kinerja Program 99,02 94,76 94,95 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2016 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 44

Pada program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan pada RSUD terdapat 1 (satu) kegiatan yaitu kegiatan pelayanan.tingkat capaian kinerja program tahun 2015 sebesar 88% dari target RPJMD sebesar 90%, secara rinci capaian indikator kinerja program sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Tabel 3.10 Capaian Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Uraian 2015 2014 Target Realisasi 1 Capaian kinerja mutu pelayanan 21,00 22,00 22,00 2 Capaian kinerja kepedulian kepada 4,00 4,50 4,50 masyarakat 3 Capaian kinerja kepuasan pelanggan 3,75 5,50 5,50 4 Capaian kinerja kepedulian terhadap 4,00 4,00 4,00 lingkungan Capaian Indikator Kinerja Program 81,88 90,00 88,00 Sumber data : RSUD Wates, 2016 Selanjutnya performakinerja RSUD Wates pada tahun 2015dengan capaian kinerjapemanfaat RSUD Wates sebagian besar dari Keluarga Miskin (Gakin). Hal ini dapat dilihat pada ratio kunjungan Gakin di RSUD sebesar 57,47% dan dari sis pemanfaatan tempat tidur (BOR) Kelas III yang mencapai angka lebih dari 100% sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.11 Performa RSUD Wates Tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No Indikator Kinerja Satuan 2015 2014 Target Realisasi 1 BOR % 88,56 74,5 94,5 2 LOS Hari 3,01 3,84 3,27 3 TOI Hari 0,42 1 0,2 4 GDR 30,04 <45 28,04 5 NDR 15,53 <25 16,45 6 Hari Perawatan (hari) Hari 66.913 46.100 64.852 7 Rasio Tempat Tidur kelas III % 85 49,78 52,12 8 Pemanfaatan TT (BOR) kelas III % 114,5 79,54 100,02 9 Ratio Kunjungan Gakin RS terhadap Total Kunjungan RS (%) Rawat Inap (64,93%) Rawat Jalan (46,02%) % 42,23 52,31 57,47 Sumber data : RSUD Wates, 2016 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 45

Berdasarkan grafik Barber Johnson maupun nilai ideal menurut Kementerian Kesehatan RI pemanfaatan tempat tidur di RSUD Wates masuk kategori yang belum efisien, hal ini tampak pada Bed Occupancy Rate (BOR / PemanfaatanTempat Tidur) lebih dari 85% yaitu 94,5% dan Turn Over Interval/TOI (Interval Penggunaan Tempat Tidur) kurang dari 1 hari. Faktor utama penyebab kurang efisiennya penggunaan tempat tidur adalah tingginya animo masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Wates. Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai berikut: a) Dengan dicanangkannya eleminasi malaria tahun 2015, merupakan tantangan bagi Kabupaten Kulon Progo, Hal tersebut di karenakan masih terdapatnya 4 wilayah Kecamatan yang merupakan Daerah Endemis malaria, yaitu Kecamatan Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo dan Kokap b) Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. c) Sistem rujukan yang belum optimal d) Mencermati data 10 besar penyakit baik rawat jalan maupun rawat inap di RSUD Wates masih didominasi penyakit-penyakit yang seharusnya dirawat di pelayanan dasar, hal tersebut menyebabkan tidak idealnya pelayanan di RSUD Wates (Grafik Barber Johnson). Solusi yang ditempuh sebagai berikut: a) Meningkatkan kerja sama lintas batas antar Propinsi/Kabupaten dalam upaya mewujudkan eleminasi malaria di kabupaten Kulon Progo b) Percepatan pengembangan Rumah Sakit Kelas D di sentolo c) Penegakan sistem rujukan berjenjang sesuai dengan ketentuan yaitu sesuai dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 46

No 3.2.3 Sasaran Strategis Meningkatnya keberdayaan masyarakat Penurunan angka kemiskinan merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan terutama dari aspek ekonomi. Sasaran untuk Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat ini terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu Angka Kemiskinan dengan capaian kinerja Sangat Tinggi. Sasaran Tabel 3.12 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Capaian 2015 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) Capai an s/d 2013 terhad ap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Angka Kemiskinan ** persen 20,64 20,27 20,25 100,10 19,27 94,91 Sumber Data : angka sangat sementara BPS Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, realisasi capaian sasaran meningkatnya keberdayaan masyarakat melalui indikator kinerja Angka Kemiskinan dari target sebesar 20,27% telah tercapai sebesar 20,25%, yang berarti mampu melampaui target RPJMD dengan capaian sebesar 100,10%. Jika capaian kinerja 2015 ini dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun 2014 sebesar 20,64 juga mampu naik menjadi 101,93%. Hal ini berarti capaian tahun 2015 telah naik melampaui kinerja tahun sebelumnya sebesar 0,39%. Sedangkan jika capaian kinerja 2015 ini dibandingkan dengan target pencapaian dalam dokumen perencanaan RPJMD yang mematok target Angka Kemiskinan pada 2016 sebesar 19,27 maka realisasi kinerja tahun 2015 ini telah mampu mencapai 94,91%. Penurunan angka kemiskinan tersebut tidak lepas dari upaya keras pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan melalui berbagai program pro-rakyat. Kendati belum bisa dikatakan maksimal, akan tetapi tren penurunan menunjukan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan yang diluncurkan pemerintah LKjIP Kabupaten Kulon Progo 47

telah memberikan efek positif bagi peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan hak-hak dasarnya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, penciptaan lapangan kerja melalui gerakan Bela dan Beli Kulon Progo, antara lain melalui Batik Geblek Renteng, Air Mineral dalam Kemasan Airku, pemanfaatan batu andesit untuk bangunan, dan peningkatan kualitas nilai tambah produk gula kelapa menjadi gula semut. Selain itu juga dengan mengedepankan local genius budaya dan karakter yang dimiliki masyarakat seperti meningkatkan rasa kepedulian, kegotong-royongan dan kesetiakawanan. Gambar 3.3 Bedah Rumah dan Geblek Renteng Ketercapaian sasaran meningkatnya keberdayaan masyarakat juga didukung oleh ketepatan obyek sasaran program dan kegiatan yaitu adanya database album kemiskinan by name, by address dan by case yang secara transparan dipublikasikan dan didokumentasikan dalam Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan (Sinangkis). Hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam upaya mengurangi angka kemiskinan melalui intervensi pada beberapa program yang relevan. Faktor lain yang mendukung ketercapaian sasaran ini adalah adanya program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan bersumber Non APBD Kabupaten, yaitu dari APBD Provinsi, kebijakan CSR perusahaan, Gerakan Gotong Royong Masyarakat (Gentong Rembes), Program Bela Beli dan Desa Binaan. Berbagai program diarahkan pada data album kemiskinan. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 48

Gambar 3.4 Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan (Sinangkis) dan data kemiskinan 3.2.4 Sasaran Strategis Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja Salah satu tantangan yang dihadapi bidang ketenagakerjaan dengan semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja. Untuk capaian sasaran dengan indikator Angka Pengangguran dari target 2015 sebesar 2,24% terealisasi 3,72belum mencapai target kinerja yang yang ditetapkan dengan capaian kinerja 33,93%. Capain kinerja sasaran ini dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.13 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya KeterserapanTenaga Kerja No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Capaian 2015 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja Angka Pengangguran** Sumber Data : angka sangat sementara BPS Capaia n s/d 2014 terhad ap 2016 Persen 2,88 2,24 3,72 33,93 1,93 7,25 Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran tersebut, jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 2,94% atau mengalami kenaikan sebesar 0,84%. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 1,93% baru tercapai 7,25%. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 49

Dalam pencapaian sasaran Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja program utama sebagai berikut: 1) Capaian penyerapan dan penempatan tenaga kerja Indikator program peningkatan kesempatan kerja adalah penyerapan dan penempatan tenaga kerja. Penyerapan dan penempatan tenaga kerja dimaksud diarahkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pencari kerja, yang dilakukan melalui pelayanan penempatan tenaga kerja lokal (AKL), pelayanan tenaga kerja antar daerah (AKAD) dan pelayanan tenaga kerja antar negara (AKAN), kegiatan padat karya insfrastruktur maupun pelayanan penempatan tenaga kerja melalui bursa kerja khusus (BKK) di sekolah menengah. Untuk memberikan daya dukung program tersebut dilakukan melalui penguatan jejaring kerja ketenagakerjaan daerah serta peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja yang paling melaluiperluasan kesempatan kerja sistem padat karya yang mampu menyerap 1.054 tenaga kerja, kemudian melalui mekanisme penempatan tenaga kerja AKL, AKAD dan AKAN mencapai 2.019 orang, dan melaui bursa kerja khusus mencapai 2.000 orang, melalui Pembinaan Tenaga Kerja Mandiri sejumlah 312 orang. Total penempatan tenaga kerja Tahun 2014 adalah 5.385 orang. Capaian penyerapan tenaga kerja ini telah mengalami penurunan jika dibandingkan capaian tahun 2014. Perhitungan Capain penyerapan dan penempatan tenaga kerja tahun 2015 sebagai berikut : Tabel 3.14 Capaian Penyerapan dan Penempatan Tenaga Kerja Tahun 2015 No. Uraian 2014 Tahun 2015 Target Realisasi 1 Jumlah penempatan tenaga kerja 7.107 5.500 5.385 2 Jumlah pencari kerja yang terdaftar 7.000 7.000 7.000 Capaian indikator kinerjaprogram 101,53% 78,57% 76,93% Sumber data : Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Kulon Progo, 2016 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 50

2) Capaian Peserta Pelatihan yang terserap di Dunia Kerja Program peningkatan produktifitas tenaga kerja dilaksanakan melalui pelatihan keterampilan yang berbasis kompetensi, berbasis kewirausahaan dan berbasis masyarakat. Pelatihan berbasis kompetensi dilaksanakan melalui UPTD Balai Latihan Kerja, sedangkan untuk pelatihan berbasis kewirausahaan dan masyarakat dilakukan melalui pelatihan keterampilan dan pemberian sarana usaha. Indikator dari Program Peningkatan Produktifitas Tenaga Kerja adalah Capain peserta pelatihan yang terserap di dunia kerja. Capaian peserta pelatihan yang terserap di dunia kerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu dari target 82,03% telah tercapai 77,78%, dan capaian ini telah meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 45,78%.Penghitungan capaian Tahun 2015 adalah sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.15 Capaian Peserta Pelatihan yang Terserap di Dunia Kerja Tahun 2015 No. Uraian 2014 Target Tahun 2015 Realisasi 1. Jumlah peserta pelatihan yang terserap di dunia kerja tahun n-1 309 300 315 2. Jumlah peserta pelatihan tahun n-1 675 400 384 Capaian indikator kinerja program 45,78 75,00 82,03 Sumber data : Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Kulon Progo, 2016 Walaupun secara umum indikator kinerja program urusan Ketenagakerjaan telah sesuai target namun indikator kinerja daerah yaitu angka pengangguran belum sesuai target. Angka pengangguran di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 sebesar 3,72% belum mencapai target RPJMD sebesar 2,24%. Angka pengangguran ini apabila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 2,88%, maka mengalami sedikit peningkatan. berikut: Beberapa permasalahan di bidang ketenagakerjaan yang dihadapi sebagai a. Rendahnya ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja khususnya yang menyangkut etos kerja. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 51

b. Terbatasnya sarana dan prasarana pelatihan ketenagakerjaan yang sesuai stándar kebutuhan peralatan berbasis kompetensi dan perkembangan teknologi. c. Masih rendahnya jiwa kewirausahaan tenaga kerja. d. Terbatasnya fungsi pengawasan terhadap perusahaan, sehinggara ada beberapa perusahaan yang belum melaksanakan norma ketenagakerjaan secara konsekuen, serta belum optimalnya peran dan fungsi organisasi / lembaga ketenagakerjaan. Berbagai upaya terus dilakukan guna mengatasi berbagai permasalahan tersebut sebagai berikut: a. Peningkatan jejaring kerjasama dengan berbagai lembaga penyalur ketenagakerjaan guna meningkatkan aksesibilitas pencari kerja; b. Dilakukannya revitalisasi sarana dan prasarana pelatihan di BLK, sehingga mampu mengikuti trend pasar kerja modern saat ini; c. Optimalisasi pelayanan ketenagakerjaan melalui Bursa Layanan Kerja Online; d. Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja yang dilakukan melalui program padat karya telah terbukti mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, selain itu juga melalui peningkatan produktifitas tenaga kerja sektor informal, terapan TTG serta pembentukan wirausaha baru; e. Meningkatkan sosialisasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan norma-norma ketenagakerjaan di seluruh perusahaan, sehingga tenaga kerja terlindungi dan memperoleh hak-haknya secara layak. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 52

No 3.2.5 Sasaran Strategis Meningkatnya Pengembangan dan Nilai-Nilai Budaya Urusan kebudayaan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan signifikan di DIY sebagai daerah Istimewa. Peningkatan dan pengembangan Nilainilai budaya dimaksudkan sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang telah ada. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam budaya diukur dari keterlibatan masyarakat dalam dalam pengembangan dan pelestarian budaya dan seni melalui kelembagaan/organisasi di masyarakat. Capaian sasaran dicapai dengan indikator Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan dan Pelestarian Budaya pada tahun 2015 dengan target 87,92 % dengan realisasi 81,65 % atau tercapai 92,87%. Sasaran Tabel 3. 16 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pengembangan DanNilai Pelestarian Nilai-nilai BudayaTahun 2014-2015 Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realisa si Target Akhir RPJMD (2016) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 53 % Capai an s/d 2015 terha dap 2016 1. Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan dan Pelestarian Budaya Persen 75,83 87,92 81,65 92,87 100 81,65 Sumber Data : Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2015 belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu sebesar 81,65 % dari target 87,92% (capaian kinerja 92,87 %) Capaian tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 5,83 % yaitu dari 75,83% tahun 2014naik menjadi 81,65 % tahun 2015. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD telah mencapai 81,65 % dari target akhir 100%. Capaian Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan dan Pelestarian Budaya diperoleh dengan menggunakan formula : (jumlah organisasi

budaya kategori maju/jumlah organisasi budaya akhir tahun RPJMD)+(Jumlah desa budaya kategori maju/jumlah desa budaya)/2. Dengan elemen data : 1. Jumlah organisasi budaya kategori maju (memiliki perijinan lengkap dan kegiatannya rutin sejumlah 652; 2. Jumlah organisasi budaya akhir tahun RPJMD sejumlah 1.030; 3. Jumlah desa budaya kategori maju sejumlah 10; 4. Jumlah desa budaya sejumlah 10. Permasalahan yang dihadapi adalah dari aspek pembinaan group kesenian, berdasarkan hasil pendataan terbaru, di Kabupaten Kulon Progo terdapat 1030 group kesenian, yang terdiri dari group/kelompok kesenian baik tradisi maupun modern. Namun demikian, setelah dilakukan verifikasi lebih mendalam, dari jumlah group kesenian yang ada, masih banyak yang belum memiliki akte group kesenian maupun mengadakan kegiatan secara rutin.berdasarkan hasil verivikasi, group/kelompok kesenian yang sudah memiliki akte group kesenian baru sekitar 652 kelompok. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilaksanakan kegiatan pembinaan bagi group-group kesenian di kabupaten Kulon Progo, dengan tujuan untuk mendorong agar group-group kesenian yang ada bisa lebih maju dan tertata baik dari sisi administrative maupun dalam kegiatan operasionalnya. Pengembangan Desa Budaya juga dilaksanakan secara rutin setiap tahun, sehingga sampai dengan 2015, dari seluruh Desa Budaya yang ada di kabupaten Kulon Progo sudah terfasilitasi dengan berbagai pembinaan baik secara teknis maupun operasional kegiatan terutama setelah disalurkannya Dana Keistimewaan tahun 2015.Jumlah organisasi budaya kategori maju tahun 2015 sebanyak 652 lembaga, dan jumlah desa budaya kategori maju sebanyak 10 desa budaya. Realisasi pelaksanaan sasaran dicapai dengan indikator kinerja program utama sebagai berikut : 1) Cakupan Pengembangan Nilai Budaya Cakupan Pengembangan Nilai Budaya mengalami capaian kinerja yang cukup tinggi, hal ini disebabkan pada tahun 2015 telah dilaksanakan berbagai kegiatan yang difasilitasi dengan Dana Keistimewaan ( Danais) Tahun 2015 yang LKjIP Kabupaten Kulon Progo 54

nilainya cukup besar sehingga capaian kinerjanya dari target 84,87 % terealiasi 216,20 %. 2) Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya Cakupan Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya belum mencapai target yang diharapkan, dikarenakan masih banyak group-group kesenian yang belum memiliki kelengkapan administratif maupun melaksanakan kegiatan secara rutin. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2013, jumlah group kesenian yang ada di Kabupaten Kulon Progo berjumlah 1.030 group kesenian yang meliputi berbagai jenis kelompok kesenian baik kesenian tradisional maupun modern. Tabel 3.17 Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya No Indikator Kinerja Program Satuan 2014 2015 Target Realisasi 1 Jumlah warisan dan cagar budaya yang dipelihara Buah 203 204 204 2 Jumlah warisan dan cagar budaya akhir tahun RPJMD Buah 205 205 205 3 Jumlah organisasi budaya kategori maju (memiliki perijinan lengkap dan kegiatannya rutin) Buah 1.030 1.150 652 4 Jumlah organisasi budaya akhir tahun RPJM Buah 1.200 1.200 1.030 5 Jumlah desa budaya kategori maju Buah 10 10 10 6 Jumlah desa budaya Buah 14 10 10 Capaian indikator kinerja program % 81,44 91,78 87,60 Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2015 Adapun berbagai prestasi penyelenggaraan urusan Kebudayaan selama tahun 2014, baik di tingkat DIY maupun Nasional adalah sebagai berikut : Tabel 3.18 Prestasi Penyelenggaraan Urusan Kebudayaan Tahun 2015 No Nama Event Prestasi Keterangan 1. Kontingen Jathilan Progresif Sanggar Singlon Festival Reog dan Jathilan se- DIY Juara 1 Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2015 Diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DIY LKjIP Kabupaten Kulon Progo 55

Beberapa permasalahan di bidang kebudayaan yang dihadapi sebagai berikut: a) Belum adanya tempat menyimpan benda cagar budaya bergerak yang relatif memadai (Museum) b) Belum adanya fasilitas/bangunan sebagai pusat pentas /aktifitas dan apresiasi seni dan budaya di tingkat kabupaten yang representatif (Taman Budaya ) c) Perlunya pembinaan seni budaya unggulan Berbagai upaya terus dilakukan guna mengatasi berbagai permasalahan tersebutsebagai berikut: a) Perlunya museum yang berfungsi sebagai tempat menyimpan dan tempat studi serta wisata sejarah yang representatif. b) Perlunya meningkatkan pembinaan dengan sasaran pelaku seni generasi muda melalui berbagai ajang festival seni budaya daerah maupun pengiriman kontingen atau duta seni budaya ke luar daerah untuk menambah wawasan dan kreatifitas serta promosi seni budaya ke luar daerah serta perlunya pembangunan Taman Budaya sebagai wahana meningkatkan apresisi seni budaya bagi masyarakat ( pada tahun 2014 pembangunan Taman Budaya sudah dimulai dengan menggunakan Dana Kesitimewaan Tahun 2014) dan dilanjutkan pembangunannya pada tahun 2015. c) Reaktualisasi pembinaan ke arah seni budaya unggulan di tiap kecamatan sebagai berikut: No. Kecamatan Kesenian Khas 1 Wates Jathilan Tradisional 2 Temon Incling 3 Panjatan Wayang Wong 4 Galur Reog Wayang 5 Lendah Hadrah/Shalawat 6 Sentolo Oglek 7 Pengasih Kethoprak 8 Nanggulan Panjidur 9 Girimulyo Wayang Topeng 10 Kokap Krumpyung 11 Kalibawang Jabur 12 Samigaluh Lengger tapeng Sumber data: Dinas Kebudparpora Kab. Kulon Progo, 2015 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 56

3.2.6 Sasaran Strategis Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan adalah dengan memperbaiki kinerja baik dari sisi kelembagaanmaupun aparaturnya. Dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjaditantangan tersendiri bagi pemerintah dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah. Capaian sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah dapat dilihat dari 3 (tiga) indikator yaitu Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Nilai Akuntabilitas Kinerja serta Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (opini BPK). Dari 3 indikator tersebut 2 indikator telah mencapai hasil sangat memuaskan, sementara satu indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja masih menggunakan data tahun 2014. Hal ini karena untuk LAKIP Tahun 2015 nilainya keluar tahun 2016. No Sasaran Tabel 3.19 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya KapasitasKelembagaan dan Aparatur Pemerintah Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realis asi Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 57 % Capai an s/d 2015 terhad ap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggara an Pemerintah Daerah - 3,204 3,275 3,165 96,64 3,215 98,44 Nilai Akuntabilitas Kinerja - B CC B** 133,33 B 100

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realis asi % Target Akhir RPJMD (2016) Capai an s/d 2015 terhad ap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Opini BPK) - WTP WTP WTP 100 WTP 100 Catatan : ** data sementara Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, tahun 2015 indikator kinerja Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dari target 3,275 terealisasi 3,165 (96,64%) jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,04% yaitu capaian tahun 2014 sebesar 3,204 dan tahun 2014 sebesar 3,2. Capain indikator ini jka dibandingkan dengan target akhir RPJMD (2016) sudah tercapai 97,39% dari target akhir RPJMD 3,215. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kualitas penilaian. Untuk indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja dari target yang telah ditetapkan di tahun 2015 dengan nilai CC sampai saat ini masih menggunakan data sementara tahun 2014 dengan predikat B. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD telah tercapai 100%. Sementara itu, indikator Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah telah sesuai target yang ditetapkan yaitu WTP. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD telah sesuai target. Pencapaian sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah dilaksanakan dengan berbagai program utama diantaranya program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah ditunjukkan dengan ketepatan laporan pemerintah daerah yang meliputi Laporan Keterangan pertanggungjawaban Bupati (LKPJ) kepada DPRD, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada pemerintah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada masyarakat dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LKjIP Kabupaten Kulon Progo 58

Kinerja peningkatan akuntabilitastelah mencapai target yang ditetapkanmelalui berbagai upaya perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dimulai dengan adanya Review terhadap dokumen RPJMD, Perumusan Indikator Kinerja baik ditingkat Pemda maupun SKPD serta pembangunan berbagai sistem informasi online mulai dari perencanaan, pengendalian dan evaluasi yang sudah terintegrasi databasenya dengane-musrenbang, e-planninge-monev, dan e-sakip dengan gambar halaman muka tampilan websitedan alur kerja sebagai berikut: Gambar 3.5 Halaman muka website Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja LKjIP Kabupaten Kulon Progo 59

eplanning Renstra SKPD RKPD Renja SKPD PPAS SIMDA APBD Realisasi Anggaran emonev ROFK Realisasi Fisik Realisasi Keuangan Realisasi Kinerja Evaluasi RKPD emusrenbang RKPDesa RPTK Pokpik DPRD Ranc. Renja SKPD Ranc. RKPD esakip Capaian IKU Pemda, IKU SKPD (LAKIP) Gambar 3.6 Alur Kerja Sistem Kinerja Daerah Terintegrasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pemerintah melalui Tim Nasional EPPD dibantu oleh Tim Teknis dan Tim Daerah melakukan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Realisasi Nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun 2015 berdasarkan hasil evaluasi Tim Daerah DIY sebesar 3,165 termasuk dalam kategori sangat tinggi atau 96,64 % dari target RPJMD sebesar 3,215. Namun apabila dibandingkan tahun sebelumnya mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 0,004 %. Penurunan ini karena adanya beberapa perubahan kriteria data pendukung indikator kinerja kunci (IKK) dari tahun sebelumnya. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 60

Berdasarkan hasil evaluasi atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada 2015 Pemkab Kulon Progo berhasil mendapatkan prestasi Baik (B) dengan nilai 68,11. Hasil ini cukup membanggakan dan merupakan capaian tertinggi setelah selama ini hanya berhasil meraih nilai C. Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerahdiukur melalui 2 (dua) indikator program yaitu Capaian peningkatan realisasi pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset terealisasi 98,33% sedangkan capaian pengembangan kebijakan keuangan daerah terealisasi 100%. Jumlah dokumen keuangan daerah yang ditetapkan tepat waktu meliputi APBD, perubahan APBD dan perhitungan APBD. Tertib administrasi asset telah dilakukan oleh semua SKPD. 3.2.7 Sasaran Strategis Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat suatu daerah diukur melalui indikator kinerja tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita penduduk (atas dasar harga konstan) serta rasio gini suatu daerah. Dalam IKU Bupati 2015, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,19% dengan realisasi 4,94% (capaian 95,18%), Pendapatan Perkapita Penduduk (Atas dasar harga konstan) ditargetkan Rp. 5.566.365.- terealisasi Rp. 5.523.025,-(capaian 99,22%), Rasio Gini ditargetkan 0,3350% terealisasi 0,4030% (capaian 79,70%).Capaian indikator kinerja Tahun 2014 serta target dan realisasi Tahun 2015 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.27. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 61

No Tabel 3.20 Rencana dan Realisasi Capaian sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realis asi % Target Akhir RPJMD (2016) Capai an s/d 2015 terha dap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Meningkatn ya Kinerja Pertumbuha n Ekonomi** % 5,05 5,19 4,94 95,18 5,39 91,65 Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Rp (Juta) 5.348.049 5.566.365 5.523.025 99,22 5.820.000 94,90 Pendapatan Penduduk Masyarakat (Atas Dasar Harga Konstan)** Rasio Gini** Indeks 0,3699 0,3350 0,4030 79,70 0,3320 78,61 Sumber : angka sangat sementara BPS Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 yang diukur dengan pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan mengalami pertumbuhan sebesar 4,94%. Dalam hal ini indikator kinerja pertumbuhan ekonomi belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 5,19% (capaian 95,18%). Apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2014, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sebesar 0,11%. Capaian tahun 2015 jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD (Tahun 2016) capainnya adalah sebesar 91,65%. Penurunan ini disebabkan adanya penyesuaian prediksi pertumbuhan ekonomi secara nasional. Indikator kinerja Pendapatan Perkapita Penduduk dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah. Pendapatan Perkapita Penduduk (Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 sebesar Rp.5.523.025,-. Dalam hal ini indikator kinerja Pendapatan Perkapita Penduduk belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp.5.566.365,- (capaian 92,22%). Apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2014, Pendapatan Perkapita Penduduk juga LKjIP Kabupaten Kulon Progo 62

mengalami peningkatan sebesar 3,27%. Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD (Tahun 2016) capaiannya adalah sebesar 94,90%. Indikator kinerja Rasio Gini digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya ketimpangan distribusi pendapatan penduduk secara kuantitatif. Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 sebesar 0,4030. Dalam hal ini indikator kinerja Rasio Gini belum dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 0,3350 (capaian 79,70%). Apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2014, Indeks Rasio Gini mengalami peningkatan besaran yaitu 0,3699 pada Tahun 2014 menjadi 0,4030 pada Tahun 2015. Hal ini berarti ketimpangan distribusi pendapatan di Kabupaten Kulon Progo mengalami peningkatan atau dengan kata lain terjadi penurunan pemerataan pendapatan. Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD (Tahun 2016) yaitu sebesar 0,3320, capaian pada Tahun 2015 sudah melampaui target dengan capaian 78,61%. Dilihat dari capaian indikator kinerja tahun 2015 maka sasaran meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat relatif dapat dikatakan tercapai. Tercapaianya sasaran tersebut didukung oleh pelaksanaan beberapa Program utama diantaranya : 1. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Pada Tahun 2015, Indikator Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan yaitu cakupan peningkatan produktivitas pertanian/ perkebunan tidak dapat mencapai target dengan capaian 95,24% dari target yang ditetapkan sebesar 100,00% (tingkat capaian 95,24% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2014, indikator Cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan capaiannya tetap yaitu sebesar 95,24%. Indikator cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan diperhitungkan melalui peningkatan produktivitas 21 komoditas pertanian yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Cabe, Melon, Semangka, Bawang Merah, Durian, Rambutan, Mangga, Pisang, Manggis, Kakao, Kopi, Kelapa, Tebu, Cengkeh, Jahe dan Kunyit. Pada Tahun 2015 ditargetkan semua atau 21 (dua puluh satu) komoditas meningkat produktivitasnya. Realisasi pada tahun 2015 terdapat 20 (dua puluh) komoditas yang meningkat produktivitasnya sehingga indikator program tidak dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan (capaian 95,24%). 1 (satu) komoditas yang menurun produktivitasnya pada yaitu Kedelai. Penurunan produktivitas Kedelai LKjIP Kabupaten Kulon Progo 63

dibandingkan Tahun 2014 dikarenakan musim kemarau yang relatif panjang dan penggunaan sebagian benih yang kurang bagus. Tercapaianya target peningkatan produktivitas untuk 20 (dua puluh) komoditas disebabkan oleh adanya peningkatan penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis secara intensif, terkendalinya serangan OPT serta penanganan dampak perubahaniklim dan bencana alam serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi. Di samping itu peningkatan ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif memberikan kontribusi terhadap pencapaian target tahun 2015 dan peningkatan capaian dari tahun 2014. 2. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan Indikator Program Penyediaan Sarana/ Prasarana Pertanian/Perkebunan yaitu Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian dapat mencapai target dengan capaian 105,86% dari target yang ditetapkan sebesar 93,15% (tingkat capaian 113,64% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2014, indikator program ini mengalami peningkatan sebesar 11,84%. Indikator Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan mesin pertanian budidaya, panjang jalan pertanian dan panjang jaringan irigasi tertier Alat dan mesin pertanian budidaya dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 9.729 unit pada tahun 2015. Kondisi ini melebihi dari target sebesar 8.443 unit (capaian 115,23%). Dibandingkan kondisi tahun 2014, dalam hal ini terjadi penambahan alsin budidaya sejumlah 571 unit pada tahun 2015. Jenis alat mesin pertanian untuk budidaya antara lain traktor roda-2, traktor roda-4, alsin budidaya krisan, pompa air, handsprayer, transplanter, hand drill, gunting pangkas, angkong, cangkul, sabit dan pisau okulasi. Panjang jalan pertanian dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 106.167,40 meter pada tahun 2015. Kondisi ini melebihi dari target sepanjang 105.753,68 meter (capaian 100,39%). Dibandingkan kondisi tahun 2014, dalam hal ini terjadi penambahan jalan pertanian sepanjang 9.387,15meter. Panjang jaringan irigasi tertier dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 113.626,01 meter pada tahun 2015. Kondisi ini melebihi dari target sepanjang 91.092,55 meter (capaian 124,74%). Dibandingkan kondisi tahun 2014, dalam hal ini LKjIP Kabupaten Kulon Progo 64

terjadi penambahan jaringan irigasi tertier sepanjang 18.904 meter. Pembangunan jaringan irigasi tertier sebagian besar bersumber dana dari APBN yaitu Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian. Tercapainya target dan terjadinya peningkatan capaian untuk 3(tiga) komponen tersebut berkontribusi terhadap tercapainya target indikator kinerja program tahun 2015 dan peningkatan capaian kinerja program dibanding tahun 2014. 3. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan Indikator Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan yaitu Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian dapat mencapai target dengan capaian 113,08% dari target yang ditetapkan sebesar 85,02% (tingkat capaian 133,00% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2014, indikator program ini mengalami peningkatan sebesar 41,54%. Indikator Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan mesin pengolahan, jumlah kemitraan dan jumlah SOP/GAP Alat dan mesin pengolahan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 10.574 unit pada Tahun 2015. Kondisi ini melebihi dari target sebesar 10.029 unit (capaian 105,43%). Dibandingkan kondisi tahun 2015, dalam hal ini terjadi penambahan alsin pengolahan sejumlah 263 unit pada tahun 2014. Jenis alat mesin pertanian pengolahan antara lain : Combine harvester, tresher bermotor, power tresher multiguna, corn seller, RMU, alat ubinan, kendaraan roda-3, timbangan, seller, alsin pengolahan minyak kelapa, alsin pengolahan teh, alsin pasca panen dan pengolahan biofarmaka (jahe, kencur), alsin pasca panen krisan. Realisasi alat dan mesin pengolahan sebagian besar bersumber dana APBN baik untuk sub sektor tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Jumlah kemitraan dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu dengan capaian 7 paket pada tahun 2015. Kondisi ini melebihi dari target sebesar 5 paket (capaian 140,00%). Dibandingkan kondisi tahun 2014, dalam hal ini terjadi penambahan jumlah kemitraan sejumlah 2 paket pada tahun 2015. Kemitraan tersebut adalah kemitraan antara PT Sang Hyang Sri (SHS) dengan Kelompok Penangkar benih padi di Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo dan dengan Kelompok Penangkar benih padi di Desa Kedundang Kecamatan Temon. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 65

Jumlah SOP/GAP dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu dengan capaian 13 buah pada tahun 2015. Kondisi ini melebihi dari target sebanyak 8 buah (capaian 162,5%). Dibandingkan kondisi tahun 2014, dalam hal ini terjadi penambahan SOP/GAP sebanyak 7 buah yaitu SOP Tomat, SOP Terong, SOP Cabe rawit lahan sawah, SOP Cabe rawit lahan pantai, SOP Caisin lahan pantai, SOP Caisin dataran rendah dan SOP Caisin dataran tinggi. Tercapainya target dan terjadinya peningkatan capaian untuk 3 (tiga) komponen tersebut berkontribusi terhadap pencapaian target indikator kinerja program Tahun 2015 dan peningkatan capaian kinerja program dibanding Tahun 2014. 4. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan bertujuan untuk meningkatkankemampuan teknis dan manajemen kelompok/ peternak, sehingga berdampak positif terhadap upaya peningkatan produksi, populasi ternak, serta meningkatkan akurasi data statistik daerah. Indikator kinerja program yaitu capaian produksi peternakan yang meliupti produksi daging, telur dan susu. Pada tahun 2015, Indikator Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yaitu capaian produksi peternakan Tahun 2015 ( 100,55%) atau tercapai 107,20% terhadap target Tahun 2015 (93,80%). Produksi daging Tahun 2015 (11.730.140 kg) meningkat 16,48% dari Tahun 2014 (10.070.267 kg) dan tercapai sebesar 111,62% dibandingkan dengan target Tahun 2015 (10.509.173 kg). Produksi telur Tahun 2015 (9.111.954 kg) meningkat 4,30% dari Tahun 2014 (8.736.456 kg) dan tercapai sebesar 110,95% bila dibandingkan dengan target Tahun 2015 (8.213.033 kg). Produksi susu Tahun 2015 (57.841 kg) menurun 41,19% dari Tahun 2014 (98.354 kg) dan tercapai sebesar 24,45% bila dibandingkan dengan target Tahun 2015 (236.571 kg). Peningkatan produksi peternakan sangat dipengaruhi oleh peningkatan populasi ternak dan pemotongan ternak. Dari sisi populasi ternak, kondisi populasi ternak Tahun 2015 secara umum semua meningkat baik untuk ternak besar, ternak kecil dan unggas. Populasi ternak besar mencapai 49.866 ekor, naik 0,69% dibanding populasi Tahun 2014 sebanyak 49.522 ekor. Populasi ternak kecil mencapai 134.411 ekor, naik 1,03 % bila dibanding populasi Tahun 2014 sebanyak 133.047 ekor.populasi ternak unggas mencapai 4.253.792 ekor, naik 3,08% bila dibanding populasi Tahun 2014 sebanyak LKjIP Kabupaten Kulon Progo 66

4.126.843 ekor. Penurunan terjadi pada komoditas ternak sapi perah sebesar 25,49% (turun dari 51 ekor di Tahun 2014 menjadi 38 ekor di tahun 2015). Sapi perah bukan merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Kulon Progo sehingga populasinya hanya sedikit sekali. Komoditas ternak menurun sebsar 23,44% (turun dari 1.203 ekor di Tahun 2014 menjadi 921 ekor di Tahun 2015). Penurunan ini terjadi kaitannya dengan unsure religious masyarakat yang dominan memeluk agama Islam. Komoditas lain yang menurun yaitu burung puyuh dengan persentase penurunan sebesar 8,50% (turun dari 611.676 ekor di Tahun 2014 menjadi 559.701 ekor di Tahun 2015). Penurunan populasi burung puyuh dikarenakan kenaikan harga pakan. Dari sisi pemotongan ternak, jumlah pemotongan ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) sebanyak 20.757 ekor, menurun 26,63% bila dibanding Tahun 2014 sebanyak 28.290 ekor, sedang untuk pemotongan unggas sebanyak 11.788.947 ekor, meningkat 18,92% dibanding Tahun 2014 sebanyak 9.913.448 ekor. Sedangkan dari sisi Inseminasi Buatan, jumlah akseptor inseminasi buatan (IB) pada sapi potong 15.443 ekor, turun 13,64% dibanding akseptor Tahun 2014 (17.882 ekor), bunting 15.443 ekor, turun 13,64% dibanding Tahun 2014 (17.882 ekor) dengan jumlah kelahiran pedhet 13.887 ekor, turun 8,36% dibanding Tahun 2014 (15.154 ekor). Penurunan produksi susu disebabkan peternak mengurangi jumlah ternaknya karena keuntungan yang diperoleh kecil. Hal ini disebabkan karena rendahnya harga jual susu dan tingginya biaya operasional terutama pakan (konsentrat). 5. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan Program Penyediaan Sarana Prasarana Peternakan bertujuan untuk memfasilitasi penambahan/ memperbaiki sarana prasarana usaha peternakan dikawasan usaha peternakan. Sasaran yang ingin dicapai berupa ketersediaan sarana prasarana dan permodalan usaha peternakan. Fasilitasi sarana prasarana yang dilakukan antara lain peningkatan kualitas/ kuantitas sarana kesehatan hewan (puskeswan), jalan produksi, dan permodalan. Indikator kinerja program yaitu capaian ketersediaan sarana dan permodalan usaha peternakan yang meliputi jumlah poskeswan, panjang jalan usaha peternakan dan jumlah permodalan usaha peternakan. Pada Tahun 2015, Indikator Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan yaitu capaian ketersediaan sarana dan permodalan usaha peternakan, mencapai 85,81% LKjIP Kabupaten Kulon Progo 67

atau tercapai 92,04% dari target sebesar 93,23%, sedang bila dibanding dengan capaian Tahun 2014 menurun 1,20%. Indikator capaian ketersediaan sarana dan permodalan usaha diiperhitungkan dari sarana peternakan, panjang jalan peternakan dan jumlah permodalan. Pada Tahun 2015, jumlah poskeswan mengalami kenaikan sebesar 10%, menjadi 11 unit dari 10 unit dari Tahun 2014 dan tercapai 91,67% terhadap target Tahun 2015 (12 unit). Panjang jalan peternakan mengalami kenaikan 44,91% dari Tahun 2014, semula 6.184 meter2 menjadi 8.962 meter2 dan angka tersebut tercapai 124,63% terhadap target Tahun 2015 yaitu 7.173 meter2. Jumlah permodalan usaha peternakan menurun 45,79% bila dibandingkan dengan Tahun 2014, dari Rp.11.723.000.000,- menjadi Rp. 6.355.000,-. Sedangkan bila dibandingkan terhadap target Tahun 2015, tercapai sebesar 66,20% dari angka target Rp. 9.600.000.000,-. Penurunan realisasi permodalan usaha peternakan disebabkan oleh enggannya peternak untuk mengambil kredit usaha peternakan (khususnya sapi potong). Keengganan tersebut dipicu oleh rendahnya keuntungan yang diperoleh.selama ini usaha peternakan masih kebanyakan masih merupakan usaha sampingan. 6. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produk Peternakan bertujuan melindungi konsumen dari peredaran produk pangan asal hewan (PAH) yang tidak layak konsumsi sertak memfasilitasi kelompok/ peternak dalam meningkatkan usahanya. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pengawasan peredaran produk peternakan (daging, telur, susu) dan pengembangan kerjasama usaha peternakan (temu usaha) dan promosi hasil produk peternakan unggulan daerah. Diharapkan dengan program/kegiatan ini permasalahan yang berkaitan dengan aspek mutu dan pemasaran produk dan aspek teknis lainnya dapat diminimalisir. Indikator kinerja program yaitu capaian mutu produk pangan asal hewan dan pemasaran hasil peternakan yang meliputi jumlah produk pangan asal hewan berkualitas baik dan jumlah kemitraan usaha peternakan. Pada tahun 2015, Indikator Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan yaitu capaian mutu produk pangan asal hewan dan pemasaran hasil peternakantahun 2015 (95,54%) atau tercapai 101,33% dari target Tahun 2015 (94,28%), sedang bila dibanding dengan capaian Tahun 2014 (86,88%) meningkat LKjIP Kabupaten Kulon Progo 68

9,97%.Jumlah produk pangan asal hewan berkualitas baik Tahun 2015 (77,01%) meningkat sebesar 9,92% dari Tahun 2014 (70,06%) sedangkan bila dibandingkan dengan target Tahun 2015 (69%) tercapai 111,61%. Jumlah kemitraan usaha peternakan Tahun 2015 (507 kali) meningkat sebesar 5,85% dari Tahun 2014 (479 kali) dan tercapai 86,96% terhadap target Tahun 2015 (583 kali) Capaian mutu produk pangan asal hewan dan pemasaran hasil peternakan diperhitungkan melalui produk pangan asal hewan berkualitas baik dan jumlah kemitraan Untuk menjamin kualitas peredaran produk peternakan/ pangan asal hewan (produk primer dan olahan) dilakukan pengawasan mulai dari produsen (proses produksi), distribusi dan pemasaran. 7. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Budidaya Perikanan dilaksanakan dalam rangka mendukung upaya peningkatn produksi dan produktifitas perikanan budidaya, baik produksi benih, ikan konsumsi maupun ikan hias. Indikator Program Pengembangan Budidaya Perikanan yaitu capaian produksi ikan budidaya. Capaian produksi ikan budidaya Tahun 2015 (98,55%) atau tercapai 100,52% terhadap target Tahun 2015 (98,04%), sedangkan bila dibandingkan dengan capaian produksi Tahun 2014 (98,45%) meningkat sebesar 0,11%. Penghitungan capaian produksi ikan budidaya yaitu dengan membagi jumlah produksi ikan budidaya terhadap jumlah target produksi ikan budidaya akhir RPJM. Peningkatan produksi ikan terbesar dibanding dengan produksi ikan Tahun 2014 terjadi pada produksi ikan dari tambak yang meningkat sebesar 72,50 %, sedang untuk produksi ikan dari kolam menurun sebesar 8,33% sedangkan karamba/kja pada Tahun 2015 ini tidak berproduksi dikarenakan musim kemarau panjang. Usaha budidaya ikan tambak masih menarik minat warga di pantai selatan karena keuntungannya lebih signifikan dibandingkan dengan budidaya ikan di kolam meskipun usaha budidaya tambak ini masih merupakan permasalahan yang harus diselesaikan secara bijaksana kedepannya karena tidak mengindahkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan dan tidak menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kulon Progo. Namun, LKjIP Kabupaten Kulon Progo 69

usaha budidaya tambak ini produktifitasnya sudah mulai menurun dikarenakan sudah mulai muncul penyakit yang menyerang udang. Produksi ikan konsumsi terbesar jenis dari ikan lele (64,87%), kemudian berturutturut dari udang vaname (18%), gurami (12,84%), nila (3,91%)%, bawal tawar (0,20%), ikan mas 0,08%, tawes 0,05%, ikan lainnya 0,04%, ikan patin 0,02%. Untuk komoditas ikan bandeng di Tahun 2015 tidak ada produksi. Hal ini menunjukan bahwa komoditas lele masih merupakan primadona dalam usaha perikanan budidaya di kolam. Pembudidayaan lele yang lebih tahan terhadap penyakit dan kebutuhan akan airnya yang sedikit cocok untuk kondisi Kulon Progo. Budidaya ikan lele ini dominan dilakukan dalam kolam-kolam terpal. Kendala yang dihadapi dalam usaha budidaya lele yang merupakan masalah selama bertahun-tahun yaitu mahalnya pakan ikan. Beberapa usaha seperti pelatihan yang bekerja sama dengan pihak Perguruan Tinggi dilakukan dalam rangka mengembangkan pakan ikan mandiri agar biaya operasional bisa berkurang. Dari sisi jumlah pelaku usaha perikanan budidaya/ rumah tangga perikanan (RTP) perikanan budidaya kolam terjadi penurunan jumlah RTP sebesar 1,71% (10.006 RTP), bila dibanding dengan jumlah RTP Tahun 2014 (10.180 RTP). Sedangkan untuk RTP budidaya tambak naik sebesar 18,87% dari Tahun 2014 (265 menjadi 315) dan RTP budidaya ikan hias juga meningkat yaitu sebesar 22,73% dari Tahun 2014 (22 menjadi 27). Jumlah kolam menurun1,42% (23.702 unit) dibanding Tahun 2014 (24.004 unit). Penurunan terjadi di budidaya kolam yang menurun sebesar 2,64%. Sedangkan jumlah kolam di tambak sebesar meningkat sebesar 58,55% dan kolam di budidaya ikan hias meningkat 2,14%. Luas kolam budidaya meningkat 32,26% (177,94 Ha) dibanding Tahun 2014 (134,54 Ha). Peningkatan ini terjadi pada luas budidaya tambak yang meningkat 59,43% (75,67 Ha menjadi 120,64 Ha) sedangkan luas kolam budidaya di kolam menurun sebesar 2,79% dari Tahun 2014 (dari 56 Ha menjadi 54,52Ha). Produksi benih ikan untuk mendukung usaha budidaya pembesaran sebanyak 78.364.753 ekor, menurun 9,89% bila dibanding dengan produksi Tahun 2014 (86.969.074 ekor). Dari total produksi benih 86.969.074 ekor tersebut 99,49% LKjIP Kabupaten Kulon Progo 70

dihasilkan oleh Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan 0,51 % dihasilkan oleh UPTD Perbenihan Ikan. Intensifikasi usaha perikanan budidaya juga sangat dipengaruhi oleh beberapa kegiatan dalam program tersebut yang didalamnya terdapat pelatihan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), pelatihan Cara Perbenihan Ikan yang Baik (CPIB) serta pemantauan penyakit ikan dan kesehatan lingkungan. Pelatihan-pelatihann dan pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan meningkatkan pemahaman dan keterampilan pembudidaya ikan dalam menjalankan usaha budidaya perikanan maupun perbenihan perikanan sehingga tingkat keberhasilan usahanya meningkat. 8. Program Pengembangan Perikanan Tangkap Tujuan Program Pengembangan Perikanan Tangkap untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen kelompok/ nelayan dalam mengelola usaha penangkapan ikan. Diharapkan melalui program/ kegiatan ini dapat meningkatkan produksi/ produktifitas perikanan tangkap, baik perikanan tangkap di laut maupun di perairan umum (PU). Hasil dari program/kegiatan ini berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan nelayan dalam mengelola kapal 30 dan 40 GT, penambahan sarana prasarana kelautan dan perikanan, serta pembinaan penyelenggaraan pelelangan ikan 4 TPI. Indikator Program Pengembangan Perikanan Tangkap yaitu capaian produksi ikan tangkap Tahun 2015 (70.40%) atau tercapai 73.10% terhadap target Tahun 2015 (96,31%), sedang bila dibandingkan dengan capaian produksi perikanan tangkap Tahun 2014 (70,20%) meningkat sebesar 0,28%. Penghitungan capaian produksi ikan tangkap yaitu dengan membagi jumlah produksi ikan tangkap terhadap jumlah target produksi ikan tangkap akhir RPJM.Produksi ikan tangkap ini meliputi produksi ikan tangkap laut dan produksi ikan tangkap perairan umum (PU). Produksi ikan tangkap laut sebesar 35,94% (534 Ton) dari keseluruhan produksi tangkap ikan di Kabupaten Kulon Progo 1.487 Ton, sedangkan produksi ikan tangkap perairan umum (PU) sebesar 64,06% atau sebanyak 952 Ton. Produksi perikanan tangkap dari tangkap laut Tahun 2015 (534 Ton) menurun 1,56% dari tahun 2014 (543 Ton) sedangkan dari tangkap perairan umum (PU) Tahun 2015 (952 Ton) atau meningkat 1,35% dari produksi Tahun 2014 (940 Ton). Rendahnya atau LKjIP Kabupaten Kulon Progo 71

menurunnya capaian produksi perikanan tangkap laut ini dikarenakan produksi perikanan tangkap dengan menggunkan perahu motor tempel (PMT) sangat tergantung oleh cuaca seperti angin, gelombang, posisi bulan, dan pasang surut. Selain itu, terjadinya kemarau panjang menyebabkan suplai nutrient dari sungan ke laut menurun sehingga kandungan nutrisi air laut di jalur 1 minimal yang menjadikan kelimpahan fitoplankton menurun. Menurunnya kelimpahan fitoplankton di jalur 1 tersebut menyebabkan tidak datangnya ikan-ikan untuk mencari makan di jalur 1 dan ikan-ikan tersebut berada di jalur 2 dan 3, sedangkan PMT tidak menjangkau di perairan jalur 2 dan 3. Beberapa langkah yang ditempuh dalam upaya meningkatkan produksi ikan dari sektor perikanan tangkap antara lain dengan melaksanakan pelatihan dan magang bagi nelayan, fokus pembangunan diarahkan pada upaya menyelesaikan pembangunan fisik pelabuhan Tanjung Adikarta, memfasilitasi permodalan bagi nelayan dengan pemanfaatan kredit program serta mengembangkan kemampuan KSU Swamitra Mina sebagai lembaga keuangan mikro yang khusus menyediakan dana medukung pengembangan usaha perikanan tangkap. Jumlah tenaga kerja/ nelayan sebanyak 548 orang menurun 2,14% dibanding Tahun 2014 sebanyak 560 orang. Penurunan jumlah nelayan terjadi karena banyak nelayan yang beralih di usaha budidaya tambak yang jauh lebih menguntungkan dan lebih rendah resikonya. Pendapatan buruh nelayan sebesar Rp. 1.442.632,-, naik 7,36% dibanding Tahun 2014 (Rp.1.343.750,-), sedang pendapatan pemilik kapal/perahu sebesar Rp. 2.885.265,-, naik 9,60% dibanding Tahun 2014 (Rp. 1918.750,-). 9. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Produk Perikanan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan (pembudidaya ikan, dan pengolah) dalam menangani pasca panen (pengolahan) dan pemasaran ikan, serta meningkatkan konsumsi makan ikan. Keluaran dari program ini berupa meningkatnya kemampuan pengolah dan pemasar ikan dalam menjalankan usahanya serta meningkatnya konsumsi makan ikan. Indikator capaian produk pangan olahan perikanan dan ketersediaan ikan konsumsi dihitung dengan menjumlahkan persentase produk pangan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 72

olahan (jumlah produk pangan olahan dibagi dengan jumlah rencana produk pangan olahan akhir RPJMD) dengan persentase ketersediaan ikan konsumsi (ketersediaan ikan konsumsi dibagi dengan target ketersediaan angka konsumsi akhir RPJM) kemudian dibagi 2 (dua). Capaian produk pangan olahan perikanan dan ketersediaan konumsi ikansebesar 97,75% atau tercapai 103,12% dari target 94,79%, sedang bila dibandingkan dengan capaian produksi Tahun 2014 meningkat sebesar 9,16%. Angka ketersediaan ikan juga meningkat sebesar 7,29% dari Tahun 2014 dari 23,88 kg/kap/th menjadi 23,98 kg/kap/th. Selain dari produksi ikan dalam daerah Kulon Progo sendiri, ketersediaan ikan konsumsi tergantung dari banyaknya ikan yang masuk dan keluar wilayah Kulon Progo. Ikan yang masuk dan keluar baik berupa ikan segar maupun ikan olahan seperti ikan asin, pindang, dan lain-lain. Dalam rangka pengembangan usaha perikanan maka dilaksanakan kegiatan berupa fasilitasi terjalinnya kerjasama usaha perikanan menghasilkan 3 jalinan usaha antara lain: 1. Kerja sama antara Asosiasi Poklah Mina Binangun dengan pengusaha di Batam dan Singapura. Jalinan usaha berupa pemasaran produk-produk olahan hasil perikanan. 2. Kerja sama antara pengolah dan pemasar ikan di Kabupaten Kulon Progo dengan Asosiasi Poklahsar Projomino Bantul. Jalinan usaha berupa penyediaan bahan baku olahan ikan dari hasil Kapal Inkamina yang mendarat di PPI Sadeng, Gunungkidul. 3. Kerja sama antara pengolah dan pemasar ikan di Kabupaten Kulon Progo dengan Alfamart area Jawa Tengah dan DIY. Selain itu dinas juga melakukan kegiatan pengawasan peredaraan dan perdagangan produk perikanan yang dilakukan pada 54 pedagang sebanyak 229 terdapat vahwa 58 sampel positif mengandung formalin (25,38%) dan sebanyak 171 sampel (74,62%) negative atau tidak mengandung formalin. Untuk meningkatkan konsumsi makan ikan maka dilakukan lomba masak ikan tingka kabupaten dan Gemarikan yang melibatkan 60 siswa Sekolah Dasar. Selain itu, bantuan alat pengolahann dan sarana pemasaran serta pelatihan pengolahan dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Kulon Progo. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 73

10. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Indikator program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan yaitu Cakupan Peningkatan Produksi Hasil Hutan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 96,74% (100,88% dari target). Pada Tahun 2015, indikator Cakupan peningkatan produksi hasil hutan mengalami peningkatan sebesar 3,29% apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2014. Indikator cakupan peningkatan produksi hasil hutan diperhitungkan melalui produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan primer. Tercapainya target produksi kayu bulat pada Tahun 2015 dan peningkatan capaian dibanding Tahun 2014 disebabkan oleh keberhasilan penanaman tanaman kehutanan. Target produksi kayu bulat yang merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai tanpa mengesampingkan tujuan konservasi. Dalam hal ini pengendalian penebangan tanaman kehutanan dilaksanakan melalui pendekatan perhitungan etat tebang. Etat tebang diartikan sebagai volume penebangan kayu yang masih diperkenankan untuk pengelolaan hutan secara lestari di Kabupaten Kulon Progo. Perhitungan etat tebang Tahun 2015 adalah 57.703,55 m3. Dengan produksi kayu bulat sebesar 45.305,00 m3 (di bawah etat tebang), dapat dikatakan bahwa pengelolaan hutan di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan sesuai kaidah-kaidah kelestarian 11. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Implementasi dari penyelenggaraan program Peningkatan Kualitas Kelembagaan adalah tercapainya target indikator capaian jumlah Koperasi aktif dari target 92,56% terealisasi sebesar 93,15% yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Formula penghitungan yang dipergunakan adalah ((Jumlah koperasi aktif tahun ke n/jumlah seluruh koperasix100 %) dari perhitungan ini dapat diketahui bahwa jumlah Koperasi aktif melampaui target dari 336 unit terealisasi 340 unit atau 101,19% sedangkan untuk jumlah Koperasi juga mencapai target dari 363 unit menjadi 365 unit atau 100,55%.Hal ini dapat tercapai karena ada beberapa inovasi dalam menghadapi dinamika kondisi Koperasi antara lain dengan pembuatan Surat Petugas Kecamatan bagi seluruh Pegawai, Kerjasama dengan beberapa pihak seperti dengan PT Sumber LKjIP Kabupaten Kulon Progo 74

Alfaria Tbk dalam rangka Take Over Alfamart oleh Koperasi disamping itu juga adanya Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) sebanyak 3 orang yang dibiayai dari anggaran Kementerian Koperasi dan UKM RI. Secara umum jumlah perkembangan koperasi di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan Selain itu juga dapat diketahui jumlah Koperasi aktif/pasif pada tahun 2014 dengan beberapa indikator yang harus dipenuhi seperti sudah melaksanakan RAT 2 kali berturut-turut, masih ada kegiatan usaha dan administrasi yang dilaksanakan serta Pengurus dan anggota masih memenuhi kewajibannya sesuai AD/ART. Berikut data Koperasi aktif/pasif berdasarkan kecamatan: Program ini dilaksanakan dengan kegiatan revitalisasi pendataan KUMKM, sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman Koperasi, Pelayanan Perijinan akta pendirian, perubahan AD dan pembubaran Koperasi, penilaian kesehatan KSP/USP dan Diklat organisasi, Manajemen Usaha dan Keuangan Koperasi. Melalui program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat bagi masyarakat untuk meningkatkan dan mengembangkan Koperasi secara modern serta kuat secara kelembagaan. Selain itu dengan program ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat luas terhadap Koperasi secara utuh sehingga dapat membuka wacana yang positif terhadap Koperasi khususnya bagi generasi muda. Revitalisasi/pendataan dilaksanakan dengan sasaran 75 Koperasi dengan tujuan untuk mendapatkan data yang up to date sehingga dapat memberikan informasi yang akurat bagi pengambil keputusan, masyarakat luas atau pihak yang berkepentingan terhadap data koperasi di kabupaten Kulon Progo. Selain itu dengan pelaksanaan kegiatan ini dapat meningkatkan kepercayaan anggota koperasi dan masyarakat terhadap koperasi yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo sehingga Koperasi dapat berkembang dengan lebih maju dan berkualitas. Sosialisasi prinsip-prinsip Perkoperasian dimulai dengan kegiatan-kegiatan menyambut Hari Koperasi ke 67 tahun 2014. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu Tangkas Terampil Perkoperasian, diikuti oleh siswa dari 27 SMP dan 15 SMA/SMK se-kulon Progo dengan hasil kejuaraan sebagai berikut : Untuk Tingkat SMP dengan hasil sebagai berikut : Juara 1 SMP N 2 Sentolo, Juara 2 SMP N 1 Nanggulan, Juara 3 SMP N 1 Panjatan. Untuk Tingkat SMA/SMK dengan hasil sebagai berikut : peringkat pertama SMK Maarif I Temon, peringkat kedua SMA N I Lendah dan peringkat ketiga LKjIP Kabupaten Kulon Progo 75

SMK N I Girimulyo. Dari hasil kejuaraan tingkat Kabupaten ini para juara 1 akan diajukan ke tingkat DIY. Kemudian dilaksanakan kegiatan Sarasehan dalam rangka memperingati hari Koperasi tingkat kabupaten Kulon Progo yang terpusat di KPRI Pepadang Kalibawang dengan peserta kurang lebih 110 orang pengurus Koperasi di wilayah Kulon Progo. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan penandatanganan kerjasama kemitraan antara Gerakan Koperasi dengan PT Sumber Alfaria Tbk. dan kemitraan KUMKM dengan PT SGM Yogyakarta serta penyampaian bantuan pisang Cavendish bagi 4 kelompok UMKM di Girimulyo. Selain Rangkaian kegiatan ini, bertepatan dengan Hari Koperasi setiap Tahun disampaikan penghargaan tingkat Nasional kepada Koperasi dan Tokoh Koperasi yang berprestasi oleh Presiden RI dan Menteri Koperasi dan UKM RI. Untuk tahun 2014 Bapak Bupati Kulon Progo dr. H. Hasto Wardoyo Sp. OG (K) dan Ketua Puskopsyah Kabupaten Kulon Progo Bapak Haniffudin masing-masing mendapatkan Penghargaan Satya Lancana Pembangunan bidang Koperasi dari Presiden RI dan Bhakti Koperasi dari Menteri Koperasi dan UKM RI sebagai wujud kepeduliannya terhadap pemberdayan dan pembinaan koperasi dan UMKM di Kabupaten Kulon Progo.Koperasi Primkop Kartika B.09 Pengasih juga mendapatkan penghargaan Koperasi Berprestasi tingkat nasional untuk kategori Koperasi konsumen. Semua Penghargaan ini diserahkan pada Puncak acara Hari Koperasi tingkat Nasional pada di Medan Sumatra Utara. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan pelayanan perizinan Akta Pendirian, Perubahan AD dan pembubaran Koperasi. Dengan dilaksanakannya Pelayanan perijinan akta pendirian, perubahan AD dan pembubaran koperasi maka akan terwujud kepastian hukum bagi koperasi dalam menjalankan usahanya. Dalam memperoleh Badan Hukum ada beberapa proses yang harus dilalui berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi yaitu : sebelum mendirikan koperasi, didahului dengan penyuluhan tentang perkoperasian kemudian dimulai dengan pelaksanaan rapat pembentukan Koperasi yang membahas mengenai AD/ART Koperasi, setelah itu dilakukan pembuatan dan penyusunan akta pendirian Koperasioleh Notaris pembuatakta Koperasi. Selanjutnya Notaris atau kuasa pendiri mengajukanpermohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yangberwenang LKjIP Kabupaten Kulon Progo 76

yang akan ditindak lanjuti dengan penelitian dan pengecekan terhadap keberadaan Koperasi, dan terakhir apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap, jika permohonan ditolak maka keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : Pertama, dilaksanakan penyuluhan Perkoperasian kepada 26 Kelompok Pra koperasi yang mengajukan permohonan penyuluhan Pendirian Koperasi, Kedua, Pelayanan perizinan akta pendirian Koperasi dilaksanakan kepada 13 Koperasi yang mengajukan pelayanan badan hukum. Sesuai dengan pakta integritas pelayanan prima proses pelayanan badan hukum dapat selesai selama 3 minggu setelah semua persyaratan lengkap. Ketiga, Pelayanan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi mengacu Peraturan Menteri Nomor : 01/Per/M.KUMKM/I/2006. Perubahan anggaran dasar diperlukan sesuai dengan perkembangan Koperasi, ketentuan mengenai perubahan anggaran dasar antara lain memuat alasan diadakan perubahan anggaran dasar dan kuorum sahnya rapat anggota serta kuorum sahnya keputusan rapat anggota rapat perubahan anggaran dasar. Sedangkan pembubaran Koperasi dilaksanakan kepada 1 (satu) Koperasi. Pembubaran Koperasi dilaksanakan berdasarkan usulan Koperasi dengan beberapa sebab yaitu koperasi bersangkutan tidak dapat memenuhi kebutuhan ketentuan undang-undang koperasi dan berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri, kegiatan koperasi bersangkutan dinyatakan bertentangan dengan kepentingan umum. Berikut data Koperasi dalam proses pembubaran; Untuk menilai kinerja Koperasi khususnya KSP/USP maka dilaksanakan penilaian Kesehatan Koperasi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menekan jumlah koperasi tidak sehat yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Program ini diselenggarakan dengan beberapa kegiatan antara lain : Pelaksanaan penilaian kesehatan didasarkan pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, dan berbagai Peraturan Menteri Koperasi dan UKM yang menyertainya. Penilaian ini bertujuan untuk memacu dan memicu pengelolaan koperasi simpan pinjam baik yang berpola konvensional maupun syariah agar dapat dikelola secara profesional dan sesuai ketentuan yang berlaku yaitu kewajaran aspek permodalan, LKjIP Kabupaten Kulon Progo 77

kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dan organisasi Koperasi maka dilaksanakan kegiatan Diklat Organisasi, Manajemen, Usaha dan keuangan Koperasi. Terselenggaranya Diklat sebanyak 2 kali meliputi Diklat Akuntansi Simpan Pinjam untuk Bendahara/Juru Buku/Pengelola Koperasi sebanyak 2 angkatan dengan peserta 30 orang dan Diklat audit bagi Pengawas Koperasi sebanyak 1 angkatan dengan peserta 30 orang Pengawas. Diharapkan dengan pelaksanaan diklat ini dapat mengatasi beberapa permasalahan yang sering dihadapi Koperasi yaitu terkait administrasi keuangan / pembukuan yang kurang baik dan pengawasan yang kurang akuntabel. Dampak dari keikutsertaan dalam diklat ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas para pengurus koperasi dalam penyusunan laporan keuangan sehingga tercipta laporan keuangan yang baik dan akhirnya berdampak pada kualitas Koperasi yang terpercaya dan dapat bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Selain itu juga bagi pengawas sangat bermanfaat untuk meningkatkan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi melalui langkah-langkah pemeriksaan yang meliputi: analisis, pengecekan, komparasi, konfirmasi, footing, inspeksi, verifikasi, rekonsiliasi, testing, penelusuran dan vouching (memeriksa dokumen dasar). Inovasi yang dilakukandalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas Koperasi dan UMKM khususnya menghadapi dinamika perekonomian global serta mengoptimalkan produk unggulan Kulon Progo dengan melakukan Take Over Toko Modern Alfamart oleh 3 Koperasi yaitu Koppaneka Wates, Koperasi Bima Wates dan KSU BMT Giri Makmur Girimulyo. 12. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Implementasi penyelenggaraan Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah adalah tercapainya target indikator kinerja capaian peningkatan kualitas UMKM dari target 93,82 % terealisasi sebesar 110,67 % yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Formulapenghitungan indikator capaian peningkatan kualitas UMKM adalah sebagai berikut: ((jumlah UMKM/jumlah target UMKM pada akhir RPJMD x 100%)+ LKjIP Kabupaten Kulon Progo 78

( Jumlah UMKM yang mendapatkan Fasilitasi/Jumlah target UMKM yang di fasilitasi Akhir RPJMD x 100%)/2)). Dari formula penghitungan dapat dilihat bahwa jumlah UMKM dari target sebesar 33.491 unit terealisasi sebesar 33.743 unit atau 100,60 % sedangkan untuk jumlah UMKM yang difasilitasi dari target 375 unit terealisasi sebesar 515 unit atau 137,33%, target ini terealisasi karena pembinaan pengembangan UMKM selain dilaksanakan dengan menggunakan dana APBD Kabupaten juga dilaksanakan secara sinergis bersama pihak lain dalam bentuk kerjasama seperti dengan Kementerian Koperasi dan UKM RI, Bank Indonesia Perwakilan Yogyakarta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bank Mandiri dan ASEI, Yayasan Damandiri, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk., PT SGM Yogyakarta, Universitas Janabadra dan Universitas Atmajaya. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dilaksanakan dalam rangka untuk menumbuhkan kualitas UMKM agar lebih berdaya saing yang dilaksanakan dengan 5 (lima) kegiatan yaitu peningkatan kerjasama di bidang HKI (Hak Kekayaan Intelektual), Pengembangan Usaha KUMKM, Pemantauan pengelolaan Penggunaan Dana Pemerintah bagi KUMKM, Peningkatan dan Pengembangan jaringan Kerjasama usaha bagi KUMKM dan Penguatan Ekonomi KUMKM di Lingkungan Industri Hasil Tembakau. Peningkatan Kerjasama di Bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) telah terlaksana dengan 3 (tiga) sub kegiatan yaitu pertama, Sosialisasi HKI diikuti 25 peserta, dilaksanakan untuk memberikan wawasan, pengetahuan tentang pentingnya HKI dan tata cara pengajuan HKI. Hak atas kekayaan intelektual adalah hak hukum yang diberikan atas hasil kreasi intelektual (kekayaan intelektual) yang telah diwujudkan secara nyata. Hak hukum ini menimbulkan hak monopoli berupa; hak untuk menggunakan sendiri, hak untuk memberikan izin dan mengalihkan hak tersebut kepada orang lain, dan hak untuk melarang orang lain menggunakan hak tersebut. Hak kekayaan intelektual sendiri sebagai hak hukum terbagi menjadi dua bagian, yakni; hak cipta (copyrights) dan hak milik perindustrian (industrial property rights). Khusus untuk hak milik perindustrian terbagi menjadi beberapa bagian, yakni; paten, merek, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, indikasi geografis. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 79

Beberapa regulasi yang mengatur HKI untuk bidang bisnis dan industri, yaitu: kekayaan intelektual berupa seni, sastra dan ilmu pengetahuan diberikan hak hukum berupa hak cipta (UU No. 19 Tahun 2002); untuk kekayaan intelektual berupa temuan di bidang teknologi baik berupa produk atau proses atau pengembangan atau penyempurnaan produk atau proses diberikan hak hukum berupa paten (UU No. 14 Tahun 2001); untuk logo/simbol dagang sebagai kekayaan intelektual diberikan hak hukum berupa merek (UU No. 15 Tahun 2001); untuk kekayaan intelektual berupa kreasi bentuk, konfigurasi dan komposisi dua dimensi atau tiga dimensi yang mempunyai nilai estetika diberikan hak hukum berupa desain industri (UU No. 31 Tahun 2000), sedangkan kekayaan intelektual berupa informasi bisnis/teknologi yang mempunyai nilai ekonomi diberikan hak hukum berupa rahasia dagang (UU No. 30 Tahun 2000). Kedua Pelayanan pendaftaran HKI, dilaksanakan kepada 6 UMKM yang memiliki produk-produk unggulan yaitu : Dengan terealisasinya kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi pemberian HKI ini memiliki manfaat bagi penguatan UKM yaitu: Pertama, mendorong UKM menghasilkan produk dan proses yang sifatnya kreatif dan inovatif; Kedua, untuk meningkatkan income generate UKM dalam melakukan kegiatan usahanya; Ketiga, untuk keberlanjutan UKM sendiri dalam mengembangkan kegiatan usahanya. Sedangkan Pengembangan Usaha KUMKM dilaksanakan dengan kegiatan magang perajin tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebanyak 10 orang di kabupaten Jepara dan pemberian bantuan peralatan produksi ATBM untuk Koperasi Tenun Mumbul Kalibawang sebanyak 1 unit. Setelah mendapatkan pelatihan magang diharapkan dalam pengembangan motif tenun kabupaten Kulon Progo semakin baik dan variatif serta dapat menciptakan motif tenun khas Kulon Progo. Pemantauan Pengelolaan Penggunaan Dana Pemerintah bagi UKM dilaksanakan dengan monitoring dan evaluasi perkembangan dana pemerintah pada 50 KUMKM. Kegiatan ini dilaksanakan dengan monitoring dana perkuatan modal dari berbagai sumber baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten, BUMN maupun lembaga yang lain. Tujuan dilaksanakannya kegiatan monitoring dan evaluasi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana manfaat dari dana pemerintah yang telah dilaksanakan dan juga sebagai LKjIP Kabupaten Kulon Progo 80

upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya serta meningkatkan akuntabilitas dana pemerintah. Pemantuan pengelolaan dana juga untuk memberikan jaminan terlaksananya kegiatan yang menggunakan dana pemerintah sesuai rencana dengan melakukan pengecekan terhadap kegiatan-kegiatan yang dijalankan, mencatat kemajuan-kemajuan sesuai dengan rencana serta mengetahui kekuatan-kekuatan dan masalah yang timbul, sehingga keberhasilan atau kegagalan dari kegiatan yang menggunakan dana pemerintah ini dapat terlihat dan bagaimana perlu dilakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan kegiatan Pemantauan Pengelolaan Dana Pemerintah bagi KUMKM berhasil memperoleh penerimaan bunga penguatan modal/pad sebesar Rp.195.200.000,- dari target sebesar Rp. 195.275.000,-atau 100,03 %. Selain kegiatan pemantauan pengelolaan dana Pemerintah juga dilaksanakan kegiatan peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha bagi KUMKM yang dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu : pertama Sosialisasi kemitraan Bank Mandiri Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang permodalan yang dapat diakses melalui Bank Mandiri khususnya PKBL, kedua Konsultasi Bisnis Usaha KUMKM oleh PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan usaha UMKM baik dari sisi struktural, pemasaran, produksi maupun akses permodalan, ketiga Sosialisasi kemitraan BUMD dengan implementasi penyaluran dana LPDB melalui PD Bank Pasar untuk 30 Koperasi dan 100 UMKM. Sedangkan dalam rangka optimalisasi usaha UMKM di wilayah penghasil tembakau maka dilaksanakan kegiatan Penguatan Ekonomi KUMKM di Lingkungan Industri Hasil Tembakau dengan implementasi kegiatan Bimbingan Teknis pengembangan bisnis bagi 50 UMKM di wilayah industri penghasil tembakau dan pemberian peralatan sarana dan prasarana produksi serta pemasaran bagi Koperasi dan UMKM. Berikut tabel penerima bantuan sarana prasarana bagi UMKM. Pada tahun 2014 telah berhasil diperoleh bantuan perkuatan permodalan, bantuan sarana prasana dan peralatan, untuk pengembangan dan peningkatan kualitas Koperasi dan UMKM sebesar total Rp. 11.986.000.000,- di luar Kredit Usaha Rakyat (KUR). Potensi perkembangan Koperasi dan UMKM sangat baik apabila dilihat dari realisasi LKjIP Kabupaten Kulon Progo 81

perkuatan permodalan yang diperoleh, sedangkan pemetaan (mapping) persebaran dana dan sarana yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 13. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Capaian peningkatan ketahanan pangan pada tahun 2014 sebesar 84,98% dari target sebesar 97,91%, Capaian Kinerja Peningkatan Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 dengan realisasi 84,98% dari target 97,91% lebih rendah dibanding tahun 2013 sebesar 96,47. capaian kinerja peningkatan ketahanan pangan dijelaskan sebagai berikut: 1) Ketersediaan Energi Perkapita Berdasarkan perhitungan Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2014, ketersediaan energi/kapita/hariadalah 3.215 kkal/kapita/hari terdiri dari pangan nabati 2.900 kkal/kapita/hari dan pangan hewani 315 kkal/kapita/hari. Secara rinci ketersediaan energy dari beberapa jenis pangan, yaitu: padi-padian 1.300,16 kkal/hari, makanan berpati 253,64 kkal/hari, gula 260,29 kkal/hari, buah/biji berminyak 166,10 kkal/hari, buah-buahan 402,83 kkal/hari, sayur-sayuran 159,43 kkal/hari, daging 112,16 kkal/hari, telur 178,72 kkal/hari, susu 2,14 kkal/hari, ikan 20.99 kkal/hari, minyak 357,08 kkal/hari, lemak 1,31 kkal/hari. Capaian ketersediaan energi tahun 2014 sebesar 3.215kkal/kapita/hr relatif aman dan mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 sebesar 3.110 kkal/kapita/hari. Angka ketersediaan energi tersebut masih di atas angka minimal ketersediaan energi 2.200 kkal/kapita/hari sehingga dapat disimpulkan bahwa ketersediaan energi di kabupaten Kulon Progo relatif aman dan kecukupan.capaian SPMketersediaan energi tahun 2014 sebesar 3.215 kkal/kapita/hari sebesar 98,92% dari target yang ditetapkan sebesar 3.250kkal/kapita/hari. 2) Ketersediaan Protein per Kapita Ketersediaan protein pada tahun 2014 sebesar 85,38 gr/kapita/hari terdiri dari beberapa jenis pangan yaitu padi-padian 32,27 gr/hari, makanan berpati 1,31 gr/hari, gula 0,03 gr/hari, buah/biji berminyak 11,23 gr/hari, buah-buahan 4,52 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 82

gr/hari, sayur-sayuran 10,30 gr/hari, daging 7,83 gr/hari, telur 13,96gr/hari, susu 0,11gr/hari, ikan 3,68 gr/hari, minyak 0,04 gr/hari dan lemak 0,00 gr/hari, dengan total protein 85,38 gr/hari. Capaian ketersediaan protein tahun 201 sebesar 85,38 gr/kapita/hari relatif aman diatas angka batas minimal ketersediaan protein 56 gr/kapita/hari. 3) Penguatan Cadangan Pangan Penguatan Cadangan Pangan terdiri dari Penguatan Cadangan Pemerintah dan Penguatan Cadangan Pangan Masyarakat. Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 baru sebesar 4,5 ton dari cadangan pangan yang diharuskan 100 ton setiap kabupaten atau 4,5%. Cadangan pangan pemerintah tersebut apabila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 45 ton baru mencapai 10%. = Jumlah cadangan pangan Kab (4,5 ton)x 100 % = 4,5% 100 ton Sedangkan cadangan pangan masyarakat tahun 2014 mencapai 1.068 ton atau 100,75 % dari target 1.060 ton. Cadangan pangan masyarakat tersebut berada di kelompok-kelompok tani maupun gapoktan termasuk di dalamnya cadangan pangan hibah bagi kelompok tani maupun gapoktan. 4) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah Perhitungan ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan tahun 2014 sebesar 91,45 % lebih tinggi dari target sebesar 90 %, dan perhitungan tersebut hasilnya juga lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 91,17 artinya bahwa ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan cukup baik dan bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. 5) Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan sebesar 98,55 % lebih tinggi dari target sebesar 90% artinya kondisi harga dan pasokan pangan di Kabupaten Kulon Progo relative aman dan tidak terjadi gejolak. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 83

6) Pola Pangan Harapan Dari hasil perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2014 mencapai 93,8 dengan konsumsi energi sebesar 1.882 kkal/kapita/hr atau 103,07 % dari target sebesar 91. Perhitungan PPH juga meningkat dari tahun 2013 sebesar 91 dengan konsumsi energi sebesar 1.834 kkal/kapita/hr. Capaian konsumsi pangan di Kulonprogo cukup baik mencapai 1.882 kkal/kapita/hari dari ketentuan konsumsi pangan sebesar 2.000 kkal/kapita/hari, dimana capaian konsumsi pangan diatas 1.800 kkal/kapita/hari termasuk kategori baik. Sedangkan konsumsi protein mencapai 56,8 gram/kapita/hari juga sudah memenuhi ketentuan angka minimal 52 gram/kapita/hari. untuk kelompok pangan hewani, buah/biji berminyak dan sayur & buah telah memenuhi skor pola pangan harapan, sedangkan kelompok pangan padi-padian, umbi-umbian, minyak & lemak dan gula masih sedikit di bawah angka skor pola pangan harapan.namun demikian secara umum konsumsi pangan di Kabupaten Kulonprogo cukup baik mendekati Angka Kecukupan Energy 2.000 kkal/kapita/hari. 7) Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Capaian pengawasan dan pembinaan keamanan pangan sebesar 95,83% telah memenuhi/melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2014 sebesar 80%. 8) Penanganan Daerah Rawan Pangan Pada tahun 2011 masih terdapat 36 desa rawan pangan, tahun 2012 menurun menjadi 34 desa rawan pangan, tahun 2013 menjadi 27 desa rawan pangan dan tahun 2014 berkurang lagi menjadi 12 desa rawan pangan. a) Indikator Ketersediaan Pangan Pada awalnya penyebab utama terjadinya desa rawan pangan adalah faktor ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan, tetapi dengan adanya berbagai kegiatan di bidang ketahanan pangan faktor-faktor penyebab kerawanan pangan tinggal faktor ketersediaan pangan dan akses pangan/kemiskinan, sedangkan factor pemanfaatan pangan/gizi tidak lagi LKjIP Kabupaten Kulon Progo 84

menjadi faktor penyebab kerawanan pangan. Sedangkan di Kecamatan Wates (Desa Giripeni, Bendungan dan Wates) penyebab adanya desa rawan pangan adalah karena ketersediaan pangan, dimana kebutuhan konsumsi pangan (karbohidrat) lebih tinggi dibandingkan dengan yang dihasilkan di daerah tersebut, sementara pasokan dari daerah lain tidak diperhitungkan meskipun sesungguhnya pangan di Kecamatan Wates tersedia dan cukup. Sedangkan penyebab kerawanan pangan di wilayah-wilayah perbukitan seperti Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh terutama disebabkan masalah ketersediaan pangan yang selama ini diperhitungkan adalah padi, ketela pohon, ubi jalar dan jagung saja, sedangkan produksi umbi-umbian belum dimasukkan dalam perhitungan SKPG. Padahal umbi-umbian seperti tales, bontik, gadung, uwi, mbili, dan umbi-umbian lainnya banyak diproduksi / dibudidadayakan oleh masyarakat di perbukitan menorah dan bahkan menjadi menu penunjang kebutuhan karbohidrat. Berdasarkan analisis SKPG di Kabupaten Kulon Progo adanya 12 Desa Rawan Pangan terdapat 7 desa mempunyai tingkat ketersediaan pangan yang rendah, 4 desa mempunyai tingkat kemiskinan tinggi dan 1 desa mempunyai tingkat ketersediaan pangan yang rendah dan tingkat kemiskinan tinggi. Sedangkan dari faktor prevelensi gizi semua desa dalam kondisi aman. b) Indikator Kesehatan N Gizi Kurang < - 2 SD = 2.403 N Balita yang dikumpulkan PSG = 22.023 = 2.403 x 100% = 10,91% 22.023 Dari perhitungan pelayanan penanganan kerawanan pangan indikator kesehatan sebesar 10,91%. Angka tersebut dikategorikan aman karena standar rawan pangan dari sektor kesehatan jika prosentase KEP (Kekurangan Energi Protein) kurang dari 15%. c) Sosial Ekonomi Kriteria yang digunakan untuk mengelompokkan keluarga ke dalam status kemiskinan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 85

Pada akhir tahun 2013 di Kabupaten Kulonprogo masih terdapat 24.019 KK miskin atau 18,68%. Angka kemiskinan tersebut di bawah 20% sehingga cukup signifikan pada pengurangan Desa Rawan dari 27 Desa Pangan pada tahun 2013 menjadi 12 desa Rawan Pangan pada tahun 2014. 14. Program Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional Indikator capaian program kedua yaitu capaian peningkatan kualitas pasar tradisional. Capaian peningkatan kualitas pasar tradisional dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah pedagang pasar tradisional yang berijin, jumlah pedagang pasar tradisional, jumlah pasar tradisional dengan sarana prasarana baik, dan jumlah pasar tradisional. Capaian peningkatan kualitas pasar tradisional di tahun 2014 tercapai 43,57% atau 119,53% dari target sebesar 36,45%. Hal ini disebabkan keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo dalam meningkatkan kesadaran pedagang pasar tradisional untuk mengurus perijinan kios, los, maupun bango sesuai Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional serta Penataan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. n Progo, 2014 Jumlah pedagang tradisional yang mengurus perijinan kios, los, dan bango tercapai 4.270 pedagang. Jumlah ini meningkat sebanyak 369 pedagang, atau meningkat 9,46% dari tahun sebelumnya yang tercapai 3.901 pedagang pasar tradisional berijin. Selain jumlah pedagang pasar tradisional yang berijin, capaian peningkatan kualitas pasar tradisional dipengaruhi pula oleh jumlah pedagang pasar tradisional, jumlah pasar tradisional dengan sarana prasarana baik, dan jumlah pasar tradisional. Usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas sarana prasarana pasar dengan telah melakukan pembangunan Pasar Percontohan Sentolo tahap III, serta rehabilitasi Pasar Jombokan dan Pasar Bangeran memberikan hasil yang memuaskan dengan bertambahnya jumlah pasar tradisional dengan sarana prasarana baik, yaitu dari target sejumlah 8 pasar menjadi 10 pasar. Kondisi pasar dengan sarana prasarana baik mengacu pada Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 86

Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Pasar tradisional dengan sarana prasarana baik harus memiliki 11 kriteria, meliputi: 1) Bangunan kios dan los sudah permanen dan baik; 2) terdapat tempat parkir; 3) terdapat tempat bongkar muat barang; 4) terdapat tempat mandi, cuci, kakus dalam kondisi baik; 5) terdapat pembuangan tempat sementara; 6) terdapat tempat peribadatan (mushola); 7) terdapat alat informasi dan komunikasi; 8) terdapat kantor koordinator pasar; 9) terdapat jalan dalam pasar; 10) terdapat drainase; dan 11) terdapat penerangan. Jumlah pedagang di pasar tradisional menurun sejumlah 679 pedagang karena perubahan status aset Pasar Sentolo, yaitu dari aset Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo menjadi aset Desa Sentolo. Namun demikian terdapat pula pertambahan jumlah pedagang dari Pasar Percontohan Sentolo sejumlah 139 pedagang. Sampai akhir tahun 2014 jumlah pedagang di pasar tradisional sejumlah 7.689 pedagang. 15. Program Pengembangan Usaha Perdagangan Capaian pengembangan usaha perdagangan di tahun 2014 tercapai 97,26% atau 112,63% dari target sebesar 86,35%. Hal ini disebabkan faktor jumlah usaha perdagangan berijin yang meningkat tajam akibat keberhasilan pemerintah kabupaten Kulon Progo dalam melakukan pelayanan jemput bola kepengurusan SIUP bagi para pedagang di pasar tradisional. Jumlah usaha perdagangan berijin meningkat dari 3.017 usaha menjadi 3.438 atau meningkat sejumlah 421 usaha perdagangan. Jumlah tersebut terdiri dari 367 usaha kecil, 43 usaha menengah, dan 11 usaha besar. Capaian pengembangan usaha perdagangan yang melebihi target juga disebabkan faktor meningkatnya jumlah ekspor komoditas unggulan ke beberapa LKjIP Kabupaten Kulon Progo 87

negara di dunia. Membaiknya perekonomian dunia membuat permintaan buyers ikut meningkat. Berkembangnya industri kreatif di Kulon Progo juga turut mendorong bertambahnya jumlah pelaku usaha yang berani mengekspor produk unggulannya. Pada tabel 33.3 di atas nilai ekspor meningkat sebesar 3.120.378,95 US $ atau meningkat sebesar 26,09% dari tahun sebelumnya. Selain itu, terdapat tiga tambahan komoditas ekspor, yaitu kerajinan dekorasi rumah, traktor tangan dan stagen, sehingga jumlah komoditas bertambah dari 7 komoditas menjadi 10 komoditas. 16. Program Pengembangan Industri Capaian pertumbuhan industri di tahun 2014 tercapai 105,07% atau 105,86% dari target sebesar 99,5%. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah industri, yaitu dari 19.933 unit di tahun 2013 menjadi 20.105 unit, atau meningkat 172 unit. Selain itu nilai usaha pada tahun 2014 juga melebihi target, yaitu Rp. 500.952.670.000,00 dari target Rp. 444.552.000,00.Selain itu nilai usaha pada tahun 2014 juga melebihi target, yaitu Rp. 500.952.670.000,00 dari target Rp. 444.552.000.000,00. Salah satu faktor yang menyebabkan naiknya angka nilai usaha adalah terjadinya kenaikan BBM yang berpengaruh juga terhadap nilai jual produk, disamping itu juga disebabkan adanya penambahan usaha baru. Peningkatan kedua faktor tersebut tidak terlepas dari usaha Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam membina, dan memfasilitasi para pelaku usaha industri agar dapat mengembangkan usahanya. Salah satu wujud nyata usaha pemerintah yaitu melalui penyaluran bantuan peralatan produksi dari tahun ke tahun yang jumlahnya terus meningkat. Dari realisasi kegiatan industri juga dapat diketahui perkembangan potensi industri kecil di Kabupaten Kulon Progo, Terjadinya penurunan jumlah sentra industri dari 70 sentra menjadi 61 sentra disebabkan ada sejumlah sentra yang sudah tidak memenuhi persyaratan sentra, dimana jumlah kelompok IKM dalam sentra tersebut kurang dari 5 kelompok. Yang dimaksud dengan sentra industri adalah pengelompokan usaha sejenis di dalam suatu wilayah, dimana wilayah kerja sentra minimal radius 5 km dengan jumlah pengelompokan sekurang-kurangnya 5 kelompok pengrajin dengan jumlah tenaga kerja LKjIP Kabupaten Kulon Progo 88

sekurang-kurangnya 50 orang, atau sekurang-kurangnya terdapat 10 kelompok dengan jumlah tenaga kerja sekurang-kurangnya 30 orang. Sentra yang tidak memenuhi persyaratan sebagai sentra yaitu, minyak kelapa Kranggan, minyak kelapa Tanjungharjo, jamu Hargorejo, tempe Salamrejo, tempe Depok, tempe benguk Bumirejo, tahu Tawangsari, tahu Brosot, dan sabut kelapa Brosot. Namun demikian terdapat penambahan unit usaha dari 19.933 unit menjadi 20.105 unit dikarenakan munculnya beberapa unit usaha sejumlah 172 unit. Industri suatu daerah, baik industri rumah tangga, kecil maupun menengah memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kontribusinya sangat besar bukan hanya dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada tetapi juga penyerapan sumber daya manusianya. Dalam rangka mengoptimalkan potensi industri yang ada, maka dilakukan Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi yang selanjutnya direalisasikan ke dalam beberapa kegiatan berikut ini: 1) Pengembangan kapasitas pranata, pengukuran, standarisasi, pengujian dan kualitas yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, standarisasi kualitas produk. Misalnya olahan semen dan pasir agar mempunyai standar kualitas produk, maka perlu dilakukan uji mutu produk. Implementasi dari kegiatan ini adalah pembinaan IKM dan penyaluran bantuan peralatan kepada 7 kelompok IKM meliputi IKM olahan kayu yaitu: 1) Kumpak di Triharjo, Wates; IKM sandang: 2) KUB Busana Mandiri di RT. 20/ RW. 14 Siwalan, Sentolo; IKM olahan semen dan pasir: 3) Makaryo di Dusun V Bojong, Panjatan, 4) Mutiara di Dusun V Krembangan, Panjatan, 5) Madjoe di Dukuh Gerbosari Samigaluh, 6) Selo Makmur di Selo Timur, Hargorejo, Kokap, dan 7) Djitoe di Tanjunggunung, Tanjungharjo, Nanggulan. 2) Kegiatan pengembangan sistem inovasi tekologi industri di lingkungan industri hasil tembakau dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan penerapan sistem inovasi teknologi industri. Implementasi dari kegiatan ini yaitu dengan pembinaan inovasi teknologi bagi 30 orang anggota kelompok IKM, dan penyaluran bantuan peralatan produksi kepada 5 IKM olahan herbal biofarmaka yaitu: 1) kelompok Karya Maju di Dusun Sarigono, Pagerharjo, Samigaluh, 2) Kelompok Kerjo Sembodo di Dusun Plono Timur, Pagerharjo, Samigaluh, 3) Poktan Tentrem di Dusun Kemiriombo, Gerbosari, Samigaluh, 4) Poktan Tunas Muda di Dusun Manggis, Gerbosari, Samigaluh, dan 5) Poktan Rukun di Desa Trayu Ngargosari, Samigaluh. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 89

3) Pelaksanaan kegiatan Pembinaan Kemampuan Teknologi industri ditujukan kepada 4 kelompok IKM olahan semen dan pasir. Telah diselenggarakan pelatihan pengolahan semen dan pasir bagi 20 pengrajin. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga menyalurkan bantuan peralatan produksi kepada 1) IKM Sumber Rejeki di Dusun Temben, Ngentakrejo, Lendah, 2) IKM Dhisil Terampil di Dusun Dhisil, Salamrejo, Sentolo, 3) IKM Ngudi Makmur di Dusun Giyoso, Salamrejo, Sentolo, dan 4) IKM Usaha Jaya di Dusun Kalisoko,Tuksono Sentolo. 4) Penguatan Kemampuan Industri Berbasis Teknologidilaksanakan dengan menyalurkan bantuan peralatan produksi kepada 11 kelompok IKM dengan rincan: 1 kelompok genteng dan bata, 1 kelompok pande besi, 1 kelompok olahan pangan, 3 kelompok olahan semen dan pasir, 1 kelompok olahan kayu, 1 kelompok jahit, 2 kelompok olahan ikan, dan 1 kelompok batik. Kegiatan ini bertujuan agar terjadi peningkatan kualitas dan volume produksi dengan penggunaan teknologi yang lebih modern sehingga proses produksi lebih efektif dan efisien. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah telah diimplementasikan melalui beberapa kegiatan berikut: 1. Pembinaan mutu dan design produk industri kecil, dengan tujuan untuk memberikan nilai tambah produk dan mampu bersaing secara signifikan dibanding produk daerah lain. Kegiatan ini berupa pembinaan kepada 32 pengrajin dan penyaluran bantuan peralatan kepada 29 kelompok IKM meliputi IKM kimia dan bahan bangunan sejumlah 4 kelompok, IKM kerajinan sejumlah 10 kelompok, IKM sandang dan kulit sejumlah 4 kelompok), IKM olahan pangan sejumlah 6 kelompok, dan IKM logam dan jasa sejumlah 5 kelompok. Selain itu melalui kerjasama dengan Dekranasda Kabupaten Kulon Progo telah terselenggara 1 event pameran dan lomba desain busana batik khas Kulon Progo bertempat di Hotel Jambuluwuk Malioboro Boutique Hotel, Yogyakarta. Minat peserta lomba sangat besar terbukti dengan jumlah pendaftar yang melebihi target yaitu sebanyak 107 karya. Diharapkan dengan adanya pameran dan lomba seperti ini, produk asli Kulon Progo semakin dikenal dan diminati masyarakat luas. 2. Kegiatan pengembangan usaha industri kecil diimplementasikan dengan penyaluran bantuan peralatan produksi bagi 14 kelompok IKM dengan rincian: kelompok IKM olahan kayu (1 kelompok), olahan pangan (4 kelompok), LKjIP Kabupaten Kulon Progo 90

perbengkelan (3 kelompok), sablon (1 kelompok), jahit (1 kelompok), olahan semen dan pasir (1 kelompok), batik (1 kelompok), dan bengkel las (2 kelompok). Diharapkan terdapat peningkatan kapasitas produksi dan kualitas produk sehingga dapat bersaing dengan produk lai yang sejenis. 3. Pembinaan perijinan industri kecil, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman perajin IKM akan pentingnya perijinan industri terhadap legalitas usaha, perlindungan dan kepastian hukum. Dari 60 peserta yang mengikuti pembinaan telah menindaklanjuti dengan mengajukan Tanda Daftar Industri (TDI). 4. Realisasi kegiatan Kerjasama Kemitraan Industri Mikro, Kecil, dan Menengah dengan Swasta dilaksanakan dengan melakukan sarasehan peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran dengan peserta sejumlah 30 orangterdiri dari pengrajin serat tumbuhan, pengrajin bata merah, pengrajin mebel kayu, pengrajin batik, dan pegrajin genteng. Selain itu dilaksanakan pula sosialisasi legalitas usaha industri kepada 30 orang pengrajin, pembinaan produk kerajinan kepada 30 orang pengrajin, dan pembinaan mutu dan desain produk (packaging dan pelatihan cindera mata) kepada 80 orang pengrajin. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan produk Kulon Progo dapat bersaing dengan produk lain serta terbuka akses pemasaran bagi pera pelaku usaha. 5. Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah merupakan kegiatan untuk menindaklanjuti dan mengimplementasikan peta panduan Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian melelui Kemenperin No: 102/M-IND/PER/10/2014. Impementasi kegiatan ini yaitu dengan mengadakan pelatihan kepada 15 orang anggota kelompok kelompok Nyawiji Mulyo, Gunung Kukusan, Hargorejo, Kokap. Turut pula disalurkan bantuan peralatan produksi agar kualitas maupun kapasitas produksi gula kristal meningkat. Capaian dari pelaksanaan 16 Program pada Urusan Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Ketahanan Pangan, Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan berkontribusi dalam pencapaian sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan masyarakat. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 91

3.2.8 Sasaran Strategis Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah No Meningkatnya daya saing investasi daerah adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam IKU Bupati 2015, Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN) ditargetkan sebesar Rp. 450.694 juta. Pada akhir tahun 2015 nilai realisasi investasi mencapai 1.040.440 juta, atau melampaui target sebesar Rp. 589.746 juta, atau capaian kinerjanya sebesar 230,85% dibandingkan target. Dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar Rp. 638.860 juta, maka pada tahun 2015 terjadi pertumbuhan nilai investasi sebesar 64%. Selain itu, capaian ini telah menyumbang 210,41% dari target akhir tahun RPJMD sebesar 494.471 juta pada tahun 2016. Dengan kata lain target IKU Bupati dalam hal meningkatnya daya saing investasi daerah telah tercapai pada tahun keempat pemerintahan. Berikut tabel yang memuat realisasi capaian sasaran Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah dari tahun 2014 sampai tahun 2015. Sasaran Tabel. 3.21 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah Capaian 2015 Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Realisas i % Target Akhir RPJMD (2016) Capai an s/d 2015 terha dap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN) (jutaan) Juta 634.860 450.694 1.040.44 0 230,8 5 494,471 210,41 Sumber Data : BPMPT Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN) tahun 2015 telah melebihi target yang ditetapkan yaitu dari target Rp. 450,694 juta terealisasi Rp. 1,040,440 juta (230,85%).Capaian tahun 2015jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014mengalami peningkatan Rp. 405,694 juta (163,885%). Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2016, telah tercapai 210,41%. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 92

Realisasi Nilai Investasi tersebut terdiri dari investasi PMA, PMDN, dan investasi berdasarkan perizinan daerah seperti pada tabel berikut ini : Tabel 3.22 Realisasi Nilai Investasi PMA, PMDN dan Perizinan Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2015 Realisasi No Perusahaan 2013 2014 2015 1 PMA 227.761.150.000 272.057.563.019 633.253.727.771 a. PT. Sung Chang Indonesia 20.919.400.000 20.919.400.000 20.919.400.000 b. PT. JMI 193.145.750.000 236.240.774.269 597.436.939.021 c. PT. Epotech Indonesia 13.696.000.000 14.897.388.750 14.897.388.750 2 PMDN 135.376.815.049 347.905.214.411 407.187.002.069 a. PT. Pagilaran 5.825.000.000 7.806.300.765 7.806.300.765 b. PT. Kurnia Bumi Pertiwi 7.200.000.000 7.200.000.000 7.200.000.000 c. PT. Aneka Sinendo 9.725.549.984 9.725.549.984 25.689.426.271 d. CV. KHS 77.933.258.715 253.838.576.312 262.489.282.550 e. PT. Lestari Pelita Graha 11.794.916.485 11.794.916.485 11.794.916.485 f. PT. Putra Patria Adikarsa 15.398.089.865 15.398.089.865 15.398.089.865 g. PT. OSCO 7.500.000.000 7.500.000.000 10.650.000.000 h. PT. Pramana Putra Perkasa 4.520.000.000 4.520.000.000 i. Naturindo Fresh 2.000.000.000 2.000.000.000 j. PT. IGP International 5.000.000.000 5.000.000.000 k. PT. Jaya Makmur Prayoga 1.000.000.000 1.120.000.000 Sentausa l. PT. Odixa Pharma Laboratories 1.621.781.000 13.000.000.000 m. PT. Cakra Persada Adi Karya 1.000.000.000 1.000.000.000 n. PT. Dian Niaga Yogyakarta 1.500.000.000 1.500.000.000 o. PT. Energy Puritama 17.000.000.000 17.000.000.000 p. PT. Hanjaya Mandala 1.000.000.000 17.297.942.133 Sampoerna Tbk q. CV. Property Plus Indonesia 3.600.000.000 r. CV. Gunung Batu Hidup Abadi 121.044.000 3 Investasi berdasarkan 620.225.210.200 757.451.677.320 758.154.809.991 Perizinan Daerah Total Investasi 983.363.175.249 1.377.414.454.750 1.798.595.539.831 Sumber data : Badan PM dan PT Kabupaten Kulon Progo, 2016 Dilihat dari data nasional, realisasi penanaman modal nasional (PMA dan PMDN) pada akhir tahun 2015 adalah sebesar Rp. 545,4 trilyun. Apabila dibandingkan dengan realisasi nilai investasi nasional tersebut, maka capaian nilai investasi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 adalah sebesar 0,19%. Terdapat kenaikan sebesar 0,04 % dari tahun 2014, dimana pada tahun tersebut persentase capaian nilai investasi Kabupaten LKjIP Kabupaten Kulon Progo 93

terhadap Nasional sebesar 0,15%. Secara rinci perbandingan nilai investasi Kabupaten Kulon Progo dan nilai investasi nasional dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 3.23 Perbandingan Realisasi Nilai Investasi Kabupaten dengan Realisasi Nilai Investasi Nasional Tahun 2014-2015 No Tingkat Nilai Investasi Tahun 2013 Juta (Rp) Nilai Investasi Tahun 2014 Juta (Rp) Nilai Investasi Tahun 2015 Juta (Rp) Kenaikan Juta (Rp) 1 Nasional 398.600.000,00 463.100.000,00 545.400.000 82.300.000,00 2 Kabupaten Kulon 363.137,00 619.962,00 1.040.440 420.478,00 Progo Persentase capaian Kabupaten terhadap Nasional 0,09 0,15 0,19 0,51 Sumber: Press Realese Triwulan IV, BKPM (2015) dan BPMPT Kab. Kulon Progo Kenaikan capaian nilai investasi dari 2013 sampai dengan 2015 antara lain karena upaya pemerintah daerah, yaitu dengan: a) Melakukan sosialisasi dalam pembangunan wilayah lebih intensif, sehingga investasi mendapat dukungan masyarakat. b) Melakukan pembebasan tanah (land banking) oleh Pemerintah Daerah atau BUMD untuk kemudahan dan percepatan realisasi program strategis kabupaten. c) Melakukan pembangunan dan peningkatan kapasitas infratruktur dan penyediaan sarana prasarana sesuai peruntukan kawasan. d) Melaksanakan Perda Penanaman Modal dan peraturan perundang-undangan di bidang perizinan sebagai acuan yuridis-teknis pelaksanaan tugas e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instansi untuk inventarisasi dan sinkronisasi data potensi investasi dan meningkatkan hubungan kerjasama yang sinergis. Adapun program yang dilaksanakan selama tahun 2015 untuk mencapai sasaran daerah dalam hal Meningkatnya daya saing investasi daerah yaitu Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi; dan program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. Melalui kedua program tersebut telah dilaksanakan pameranpameran investasi, workshop, forum kerjasama investasi, keikutsertaan dalam KP3MN, dan tersedianya sistem pengembangan dan pengolahan sistem informasi penanaman modal dan perizinan. Diharapkan dengan adanya program-program tersebut nilai LKjIP Kabupaten Kulon Progo 94

investasi daerah semakin meningkat, sehingga tercipta daya saing daerah yang semakin menyejahterakan masyarakat. Sedangkan secara rinci keseluruhan nilai investasi kumulatif di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan sektor dan sub sektor tahun 2015 adalah sebesar Rp. 9.189.281.535.404,00 atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 834.062.129.641,00 dari tahun 2015. Realisasi nilai investasi tersebut terdiri dari investasi PMA, PMDN, perijinan daerah dan investasi publik. Adapun selengkapnya sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.24 Nilai Investasi per Sektor / Sub Sektor Tahun 2015 Sektor Subsektor Realisasi Investasi Realisasi Investasi Tambahan Investasi Kumulatif Tahun Kumulatif Tahun Tahun 2015 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) Primer 3.617.212.674.601 454.133.673.192 4.071.346.347.793 Tanaman Pangan 908.852.861.713 86.929.821.200 995.782.682.913 & Perkebunan Peternakan 1.697.871.684.228 264.598.500 1.698.136.282.728 Kehutanan 8.267.518.609 2.802.236.040 11.069.754.649 Perikanan 637.512.593.953 2.690.852.700 640.203.446.653 Pertambangan 364.708.016.098 361.446.164.752 726.154.180.850 Sekunder 703.816.144.144 12.686.969.000 716.503.113.144 Industri Makanan 106.004.997.470 93.000.000 106.097.997.470 Industri Tekstil 6.411.067.348 95.750.000 6.506.817.348 Industri Barang 7.398.000.000 120.000.000 7.518.000.000 dari Kulit & Alas Kaki Industri Kayu 4.171.245.976 470.000.000 4.641.245.976 Industri Kertas & 1.718.286.141 50.000.000 1.768.286.141 Percetakan Industri Kimia & 61.425.207.882 11.478.219.000 72.903.426.882 Farmasi Industri Mineral 52.098.156.484 130.000.000 52.228.156.484 Nonlogam Industri Logam, 301.880.620.359 100.000.000 301.980.620.359 Mesin & Elektronika Industri Instrumen 303.080.917 80.000.000 383.080.917 Kedokteran, Presisi, Optik & Jam Industri Lainnya 162.405.481.567 70.000.000 162.475.481.567 Tersier 4.034.190.587.018 367.241.487.449 4.401.432.074.467 Listrik, Gas & Air 85.528.918.471 4.831.670.110 90.360.588.581 Konstruksi 475.535.465.191 253.367.935.540 728.903.400.731 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 95

Sektor Subsektor Realisasi Investasi Kumulatif Tahun 2014 (Rp) Tambahan Investasi Tahun 2015 (Rp) Realisasi Investasi Kumulatif Tahun 2015 (Rp) Perdagangan dan 1.413.521.412.318 19.418.852.993 1.432.940.265.311 Reparasi Hotel & Restoran 134.490.832.699 2.235.000.000 136.725.832.699 Transportasi, Gudang & Komunikasi 138.437.758.963 5.695.153.500 144.132.912.463 Perumahan, Kawasan Industri & Perkantoran 80.626.512.450 16.283.066.500 96.909.578.950 Jasa lainnya 1.706.049.686.926 65.409.808.806 1.771.459.495.732 Jumlah Total Investasi 8.355.219.405.763 834.062.129.641 9.189.281.535.404 Sumber data : Badan PM dan PT Kabupaten Kulon Progo, 2014 Jumlah investor tahun 2015 yang berminat berinvestasi (investor tracking) di Kulonprogo tercatat sebanyak 30 perusahaan yang bergerak dalam 25 unit usaha. No 3.2.9 Sasaran Strategis Meningkatnya Kunjungan Wisata Pengembangan kewisataan di Kulon Progo menjadi prioritas utama, bersama pendidikan, kesehatan dan kebudayaan. Dengan pengembangan kewisataan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kulon progo. Capaian IKU tahun 2015 menunjukkan bahwa persentase peningkatan kunjungan wisata sudah melampaui target yang ditentukan. Dari target 10,03 % yang direncanakan dapat terealisasi 24,92% dengan capaian kinerja 248,42 (sangat tinggi) Sasaran Tabel. 3.25 Rencana dan Realisasi Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisata Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Capaian 2015 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Capai an s/d 2014 terha dap 2016 1. Meningkatnya Kunjungan Wisata Persentase Peningkatan Kunjungan Wisata. persen -0,454 10,03 24,92 248,42 10,11 246,52 Sumber Data : Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulon Progo LKjIP Kabupaten Kulon Progo 96

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Persentase Peningkatan Kunjungan Wisata tahun 2015melampaui target pertumbuhan yang ditetapkan yaitu 10,03%. Hal ini disebabkan jumlah kunjungan wisata ditarget 504.500 orang, terealisasi 518.598 orang ( 102,79 %). Capaian kinerja tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami kenaikan yang cukup drastis yaitu dari -0,45 % ditahun 2014 menjadi 24,92 ditahun 2015. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD tercapai 248,42% dari target 10,03 %. Terpenuhinya target capaian ini dipengaruhi oleh dua indikator, yaitu : 1. Capaian kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi. Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi berhasil melampaui target jumlah kunjungan, disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : a) Peningkatan kunjungan wisatawan ke obyek obyek wisata pegunungan yang notabene merupakan obyek wisata pendukung di Kabupaten Kulon Progo. Peningkatan tersebut bukan tidak mungkin disebabkan adanya pembangunan fasilitas penunjang daya tarik wisata di obyek-obyek wisata di wilayah pegunungan seperti Goa Kiskendo dan Puncak Suroloyo.Saat ini pemerintah kabupaten lebih memfokuskan pengembangan kepariwisataan di kawasan utara yaitu melalui program Bedhah Menoreh. b) Wisatawan yang mulai tertarik untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata desa dan minat khusus. Adanya kecenderungan ini menyebabkan kunjungan wisatawan ke Kulon Progo menjadi semakin terdistribusi ke beberapa destinasi yang lebih luas. 2. Capaian kunjungan wisatawan ke desa wisata mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya media promosi melalui website maupun media sosial yang secara efektif telah dimanfaatkan oleh para pengelola desa wisata untuk menarik minat pengunjung. Disamping itu, wisata desa semakin menjadi pilihan bagi wisatawan, dikarenakan daya tarik alam yang masih relatif asri dan alamiah. Upaya yang bisa dilakukan untuk membangun kepariwisataan di Kabupaten Kulon progo adalah : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 97

Meningkatkan kualitas sarana dasar, perlunya pembangunan fasilitas rekreatif maupun fasilitas something to do di obyek wisata, selain juga fasilitas something to buy, dan kualitas something to see. Promosi wisata terus ditingkatkan lewat berbagai media, event, dan kesempatan promosi. Perlu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata untuk menangkap peluang usaha. Pembangunan akses dan prasarana pendukung, terutama untuk daya tarik wisata baru khususnya obyek wisata alam baik berupa bendungan, air terjun, pemandangan alam dan lain-lain. Prasarana pendukung yang perlu diprioritaskan adalah peningkatan akses jalan, yang dalam hal ini melibatkan instansi lain yang terkait. Dalam hal ini mulai tahun 2014 telah dicanangkan program Bedhah Menoreh, yaitu sebuah upaya terpadu lintas instansi dalam rangka mengembangkan kawasan di wilayah pegunungan Menoreh, termasuk pada sektor pariwisata. 1) Distribusi Kunjungan Wisatawan tahun 2015 adalah sebagai berikut : a) Pantai Glagah : 334.894 Orang b) Pantai Trisik : 13.911 Orang c) Pantai Congot : 37.633 Orang d) Waduk Sermo : 81.460 Orang e) Goa Kiskendo : 15.710 Orang f) Puncak Suroloyo : 34.939 Orang g) Kolam RenangTanjungsari : 51 Orang Jumlah : 518.598 Orang 2) Pendapatan Asli Daerah dari Retribusi Pariwisata Tahun 2015 per obyek dan sarana wisata adalah sebagai berikut : a) Pantai Glagah : Rp. 1.543.528.000 b) Pantai Trisik : Rp. 50.047.000 c) Pantai Congot : Rp. 171.783.000 d) Waduk Sermo : Rp. 307.618.000 e) Goa Kiskendo : Rp. 58.120.000 f) Puncak Suroloyo : Rp. 131.932.000 g) Kolam Renang Tanjungsari : Rp. 153.000 h) Tambatan Perahu Wisata : Rp. 1.865.000 i) Sewa Sarana Prasarana Pariwisata : Rp. 5.550.000 j) Kios : Rp. 1.800.000 Jumlah : Rp. 2.272.396.000 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 98

3) Mulai tahun 2010 Pemandian Clereng sudah dikelola oleh PDAM Kabupaten Kulon Progo, sehingga pendapatan retribusi dari obyek wisata meliputi 6 (enam) obyek wisata dan satu kolam renang serta retribusi dari penyewaan sarana prasarana pariwisata, yaitu : a) Pantai Glagah b) Pantai Trisik c) Pantai Congot d) Waduk Sermo e) Goa Kiskendo f) Puncak Suroloyo g) Kolam Renang Tanjungsari Samigaluh h) Tambatan Perahu Wisata i) Sewa Sarana Prasarana Wisata j) Kios 4) Kegiatan Promosi Wisata yang dilaksanakan adalah ; Penggandaan leaflet, booklet, sticker Pembuatan Kalender of Event Travel Dialog ke Jawa Tengah dan Jawa Barat Fam Trip Pameran wisata di Jakarta, Surabaya, dan Bandung dan Yogyakarta Atraksi Wisata di obyek wisata 5) Desa Wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo : a) Desa Wisata Sermo, Hargowilis Kokap b) Desa Wisata Banjaroyo, Kalibawang c) Desa Wisata Banjarasri. Kalibawang d) Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo e) Desa Wisata Glagah,Temon f) Desa Wisata Kalibiru,Kokap g) Desa Wisata Sidorejo,Lendah h) Desa Wisata Nglinggo,Samigaluh i) Desa Wisata Pendoworejo,Girimulyo j) Desa Wisata Purwoharjo, Samigaluh k) Desa Wisata Sendangsari,Pengasih l) Desa Wisata Trisik,Galur m) Desa Wisata Banguncipto,Sentolo LKjIP Kabupaten Kulon Progo 99

Adapun penghargaan pada urusan Pariwisata selama tahun 2015 adalah : No Nama Event Prestasi Keterangan 1. Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo Lomba Video Profil Desa Wisata Juara 1 Diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DIY 2. Desa Wisata Glagah Lomba Festival Kuliner Desa Wisata katagori Masakan Mi Lethek Juara 1 Diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DIY Permasalahan dan Solusi Permasalahan : a. Keterbatasan sarana prasarana dan belum adanya fasilitas rekreatif di obyek wisata yang mampu menjadi magnet kunjungan wisata. b. Keterbatasan dalam penyusunan paket wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo karena belum begitu dikenal oleh pasar wisata nusantara maupun mancanegara. c. Peluang usaha pariwisata belum banyak ditangkap oleh pelaku usaha dan masyarakat. d. Masih belum optimalnya kinerja penarikan retribusi masuk obyek wisata. Solusi : a. Secara bertahap telah dilakukan upaya pembangunan sarana prasarana pariwisata baik dengan menggunakan anggaran APBD kabupaten maupun APBD DIY melalui forum trilateral desk, maupun melalui usulan usulan program dan kegiatan yang dibiayai dengan Dana Keistimewaan. b. Promosi wisata terus ditingkatkan lewat berbagai media baik cetak maupun elektronik, pembuatan media promosi berupa leaflet, booklet, sticker, maupun melalui media sosial. Disamping itu juga melalui penyelenggaraan event event yang bertujuan untuk meningkatkan promosi wisata misalnya melalui kegiatan travel dialog, fam trip, promosi wisata, penyelenggaraan lomba lomba bernuansa pariwisata serta pembuatan kalender of event. c. Perlu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata untuk menangkap peluang usaha, melalui kegiatan pelatihan, studi banding dan pemberdayaan desa wisata. d. Mengadakan pembinaan serta monitoring bagi petugas secara berkala. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 100

3.2.10 Sasaran Strategis Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah Sasaran Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah terdiri dari satu indikator yaitu Persentase Peningkatan Pelayanan Infrastruktur yang ditargetkan dalam IKU 2015 telah menunjukkan hasil yang positif. Dari target 79,76% capaian tahun 2015terealisasi 81,93%dengan capaian 102,72%. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014, mengalami penurunan sebesar 2,02% yaitu dari 83,94 tahun 2014 menjadi 81,93 tahun 2015. Capain ini juga menjadikan target capaian pada pada akhir tahun RPJMD terealisasi 99,57%. No Sasaran Tabel. 3.26 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Capaian 2015 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah. Persentase Peningkatan Pelayanan Infrastruktur Daerah. Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kulon Progo Capai an s/d 2014 terha dap 2016 persen 83,95 79,76 81,93 102,72 82,28 99,57 Capaian kinerja indikator Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah diperoleh dengan menggunakan formul penghitungan : Persentase peningkatan aksesibilitas pelayanan infrastrukur daerah = (Jumlah panjang jalan yang dapat dilalui kendaraan roda 4/ Jumlah panjang jalan seluruhnya (jalan negara, provinsi, kabupaten, desa) x 100%)+ Persentase jangkuan layanan irigasi LKjIP Kabupaten Kulon Progo 101

+ (jumlah rumah tangga terlayani air bersih/jumlah rumah tangga x 100%) + (Jumlah rumah tangga berlistrik/jumlah rumah tangga x100%)/4) dengan elemen data : Elemen Data Satuan Target Realisasi Jumlah panjang jalan penghubung antar km 1.010,03 1.613,11 wilayah dalam kondisi baik Jumlah panjang jalan (negara, provinsi, km 1.451,69 2.176,89 kabupaten, desa) Jumlah luas areal yang dilayani irigasi (panen padi ha 10.125 10.149,24 2 kali) Jumlah luas areal yang harus dilayani irigasi ha 10.585 10.966,24 (seluruhnya) Jumlah rumah tangga terlayani air bersih RT 77.129 77.887 Jumlah rumah tangga menggunakan energi RT 103.828 103.914 listrik Jumlah rumah tangga RT 117.661 112.874 Disamping elemen data tersebut, capaian kinerja indikator Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah juga didukung dengan beberapa program utama yang meliputi Program Pembangunan dan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Kabupaten pada Tahun 2015 untuk alokasi pembangunan jalan kabupaten pada tahun ini dianggarkan untuk membangun jalan kabupaten baru, peningkatan jalan serta pemeliharaan jalandan difokuskan pada kegiatanterlaksananya tahap pelaksanaan dan penyerahan hasil pengadaan tanah untuk ruas Dudukan-Ngentakrejo, Kemiri, Sogan, Karangwuni, Slanden-Sendangsono serta terlaksananya perencanaan peningkatan jalan Kabupaten tahun anggaran 2016, pembuatan DED (Detail Engineering Design) Bantar kulon Kaliagung. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan merupakan upaya untuk mempertahankan pelayanan dan kinerja jalan dan jembatan Kabupaten, sehingga masyarakat di wilayah Kabupaten Kulon Progo mempunyai kemudahan mobilitas dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi. Pada sebelumnya (tahun 2014) telah dibuat DED (Detail Engineering Design)Flyover Ngelo di Desa Salamrejo, Sentolo. Pemeliharaan berkala jalan di 14 ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kulon Progo dengan panjang total jalan sepanjang 12.850 meter, sedangkan untuk kegiatan peningkatan jalan kabupaten dilaksanakan untuk menangani Jalan Kabupaten dengan tingkat kerusakan > 23%. Sedangkan pada kegiatan pemeliharaan rutin jalan dilaksanakan untuk Jalan Kabupaten dengan tingkat kerusakan < 11%. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 102

Pada kegiatan pemeliharaan rutin jembatan dilaksanakan untuk Jembatan dengan tingkat kerusakan < 11% sebanyak 20 unit jembatan. Peningkatan jalan dilaksanakan untuk menangani jalan dengan tingkat kerusakan lebih dari 23% sepanjang 33,8 kilometer dan tersebar di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan Pemeliharaan rutin dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi jalan yang baik/mantap atau dengan tingkat kerusakan sampai dengan 11% selama kurun waktu 1 (satu) tahun ini. Target capaian yang ada di RPJM Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 2016 Jalan dan jembatan kondisi baik yang harus dicapai adalah 85%. Untuk kegiatan pembangunan jembatan kabupaten dibangun sebanyak 4 unit yaitu Jembatan Dlinseng, Jembatan Sambiroto, Jembatan Ngelo, Jembatan Kalikatul. Sedangkan pada kegiatan Rehabilitasi jembatan kabupaten ada 4 unit jembatan kabupaten yang diperbaiki yaitu Jembatan Sentul, Jembatan Pereng, Jembatan Ngipik 1 & 2, Jembatan Besilen. Untuk Pemeliharaan Jembatan Kabupaten diperbaiki dengan kerusakan < 11 % sebanyak 20 unit jembatan. Adanya beberapa program/kegiatan penanganan jalan, meliputi: pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan dan jembatan, pemeliharaan berkala jalan dan jembatan, serta pemeliharaan rutin jalan dan jembatan dalam rangka untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi jalan menjadi baik. Capaian Kinerja panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik tahun 2015 belum memenuhi target yang telah ditetapkan sebesar 85%, hal ini disebabkan adanya Peraturan Bupati nomor 331/A/2015 tahun 2015 Tanggal 14 September 2015 tentang SK Status Ruas Jalan Kabupatendimana ada beberapa ruas jalan kabupaten yang dalam kondisi baik di kategorikan/dimasukkan sebagai jalan desa. Perubahan status beberapa ruas jalan kabupaten menjadi jalan desa disebabkan karena adanya ruas jalan kabupaten yang tidak memenuhi ketentuan sebagai jalan kabupaten. Angka penurunan ruas jalan kabupaten tersebut sangat signfikan mempengaruhi capaian kinerja Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik di tahun 2015 sehingga target yang ditetapkan sebesar 85% tidak tercapai. Disamping kinerja dibidang jalan dan jembatan, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Pekerjaan Umum melaksanakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah mengupayakan pemenuhan air baku untuk rumah tangga dengan melaksanakan 3 kegiatan yaitu Penyediaan Sarana Sanitasi Dasar, Penyediaan Sarana Air Bersih dan Fasilitasi Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi. Capaian kinerja penyediaan air baku untuk rumah tangga di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 103

Tabel 3.27 Capaian Ketersediaan Air Baku Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Uraian 2015 2014 Target Capaian 1 Jumlah debit air yang dapat dilayani (juta liter) 439,39 423,4 455,58 2 Jumlah kebutuhan debit air (juta liter) 457,51 436,27 474,79 Capaian Indikator Kinerja Program (%) 96,03 97,05 95,99 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2015 Untuk capaian ketersediaan air baku di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 belum memenuhi target yang sudah ditetapkan sebesar 97,05 %. Salah satu faktor menurunnya capaian ketersediaan air baku adalah kekeringan yang lama sehingga mempengaruhi volume air bakunya menjadi berkurang. Salah satu sektor yang menjadi komoditi utama Kabupaten Kulon Progo adalah sektor pertanian. Untuk menunjang sektor pertanian di Kabupaten Kulon Progo telah dilakukan upaya-upaya antara lain dengan peningkatan pelayanan irigasi. Adapun tujuan peningkatan pelayanan irigasi adalah untuk membasahi tanah berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman yang ada di tanah tersebut. Namun secara tidak langsung irigasi mempunyai tujuan yang meliputi mengatur suhu dari tanah, mencuci tanah yang mengandung racun, mengangkut bahan pupuk dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan muka air tanah, meningkatkan elevasi suatu daerah dengan cara mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang terbawa air, dan lain sebagainya. Dalam rangka peningkatan pelayanan irigasi, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah melakukan beberapa program dan kegiatan. Dalam Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun, pemberdayaan petani pemakai air, operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta peningkatan pengelolaan irigasi patisipatip (WISMP). Selain Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya juga ada Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya dengan kegiatan pembangunan embung, dan bangunan penampung air lainnya. Dengan dua (2) program tersebut diharapkan dapat meningkatkan capaian pelayanan irigasi di Kabupaten Kulon Progo. Untuk Capaian peningkatan jaringan irigasi di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 104

Tabel 3.28 Capaian Peningkatan Pelayanan Irigasi Kabupaten Kulon Progo tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Uraian 2015 2014 Target Capaian 1 Jumlah panjang irigasi dalam kondisi baik (meter) 272.331 291.730 274.317 2 Jumlah panjang irigasi (meter) 399.630 399.630 399.630 3 Jumlah luas areal yang dilayani irigasi (panen 2 kali) 10.346 10.125 10.149,24 4 Jumlah luas areal yang harus dilayani irigasi (seluruhnya) 10.585 10.585 10.966,24 5 Jumlah kelembagaan petani pengelola air yang diberdayakan 184 236 197 6 Jumlah kelembagaan petani pengelola air yang seharusnya ada 295 295 295 Capaian Indikator Kinerja Program (%) 76,09 82,88 81,62 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2015 Capaian peningkatan pelayanan irigasi di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 sebesar 81,62% masih belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 82,88 %. Beberapa faktor yang mempengaruhi capain peningkatan pelayanan irigasi adalah keterbatasan anggaran dalam memperbaiki sarana-sarana irigasi serta adanya kegiatan cetak sawah baru seluas 55 hektar dan adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman sehingga luasan areal yang harus dilayani irigasi menjadi bertambah. Dengan peningkatan pelayanan irigasi maka diharapkan dapat memperbaiki infrastruktur drainase pengairan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Dalam upaya menjaga drainase pengairan dalam kondisi baik, telah dilaksanakan Program Pengembangan saluran drainase/gorong-gorong. Pada Program pengembangan saluran drainase/gorong-gorong pada tahun 2015 dilaksanakan kegiatan rehabilitasi, pemeliharaan saluran Drainase/Gorong- Gorong. Untuk capaian kinerja drainase pengairan dalam kondisi baik dapat dlihat pada tabel berikut : Tabel 3.29 Capaian Drainase Pengairan Dalam Kondisi Baik Kabupaten Kulon Progo tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Uraian 2015 2014 Target Capaian 1 Jumlah panjang drainase dalam kondisi baik (km) 61,24 62,71 62,47 2 Jumlah panjang drainase (km) 119,45 119,45 119,45 3 Jumlah luas wilayah yang tidak tergenang di 400 500 466,1 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 105

wilayah potensi tergenang 4 Jumlah luas potensi yang tergenang 2.573 2.573 2.573 Capaian Indikator Kinerja Program (%) 33,4 35,97 35,20 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2015 Capaian Drainase Pengairan Dalam Kondisi Baik di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 sebesar 35,20% belum memenuhi target sebesar 35,97 %. Kekurangan 0,77 % dari target disebabkan karena kurangnya capaian drainase pengairan yang diperbaiki dan penambahan luas wilayah yang tidak tergenang yang masih belum mencapai target. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ditujukan untuk meningkatkan pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan Produksi wilayah. Salah satu indikator yang diharapkan dari program ini adalah meningkatnya prosentase jalan pedesaan (infrastruktur perdesaan) dalam kondisi yang baik. Adanya Peraturan daerah Nomor 331/A/2015 tahun 2015 Tanggal 14 September 2015 tentang SK Status Ruas Jalan Kabupaten, pada Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menganggarkan peningkatan Jalan Pedesaan sepanjang 40,75 kilometer serta paket Pemeliharaan Jalan Pedesaan dengan panjang 63,24 km. Sampai dengan akhir tahun 2015 panjang total jalan pedesaan tertangani (dalam kondisi baik) sepanjang 936,829 kilometer. Paket jalan pedesaan yang ditangani Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah jalan pedesaan yang sudah tercantum dalam Peraturan Bupati tersebut diatas. Capaian kinerja PeningkatanInfrastrukturPerdesaan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.30 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten Kulon Progo tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Uraian 2015 2014 Target Capaian 1 Jumlah panjang jalan desa dalam kondisi baik (m) 360.070 384.060 936,829 2 Jumlah panjang jalan desa (m) 500.938 500.938 1.354,979 Capaian Indikator Kinerja Program (%) 71,87 76,67 69,13 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2015 Capaian kinerja PembangunanInfrastrukturPerdesaan tahun 2015belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 76,67%, ini dikarenakan adanya penambahan ruas jalan desa yang ada pada Peraturan Bupati Nomor 331/A/2015 tahun 2015 Tanggal 14 September 2015 dan untuk penambahan ruas jalan sepanjang 854.043 meter yang baru ini LKjIP Kabupaten Kulon Progo 106

belum bisa dikategorikan sebagai jalan desa dalam kondisi baik, sehingga penambahan ruas jalan desa berdampak pada menurunnya capaian infrastruktur perdesaan tahun 2015. Dalam upaya mewujudkan estetika dan keindahan kota, Program Pengembangan Infrastruktur perkotaan melalui kegiatan pengembangan kota Wates. Realisasi Program Pengembangan Infrastruktur perkotaan pada tahun 2015 sebesar 64,34% % melebihi target yang ditetapkan dalam RPJM Daerah yaitu sebesar 58,94% dengan panjang jalan trotoar perkotaan yang sudah dikerjakan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sepanjang 7.044 meter, akan diupayakan ditingkatkan di tahun mendatang untuk mewujudkan jalan perkotaan yang menunjang estetika Kota Wates, Sedangkan untuk penambahan luas RTH (Ruang Terbuka Hijau) perkotaan bertambah 3.250,5 meter². Penambahan RTH (Ruang Terbuka Hijau) didapat dari pembangunan taman-taman kota yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Lingkungan Hidup. Salah satunya adalah pembangunan Taman Selamat Datang di Jembatan Bantar adalah salah satu upaya untuk dapat mewujudkan identitas perkotaan di Kabupaten Kulon Progo. Capaian Peningkatan Infrastruktur perkotaan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.31 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kulon Progo tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Indikator Kinerja 2015 2014 Target Capaian 1 Jumlah panjang jalan perkotaan bertrotoar 5.844 5.600 7.044 2 Jumlah panjang jalan perkotaan 8.890 8.890 8.890 3 Luas RTH perkotaan 983,30 985,21 983,63 4 Jumlah kebutuhan RTH perkotaan 7.124,28 7.124,28 7.124,28 5 Jumlah panjang jalan perkotaan berdrainase 8.890 8.890 8.890 6 Jumlah panjang jalan perkotaan 8.890 8.890 8.890 Capaian Indikator Kinerja Program (%) 59,85 58,94 64,34 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2015 Capaian kinerja PembangunanInfrastrukturPerkotaan tahun 2015 mencapai 64,34% melebihi target RPJM daerah yaitu sebesar 58,94%. Pembangunan infrastruktur merupakan katalis bagi pembangunan, dengan adanya PembangunanInfrastruktur terutama diperkotaan meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hampir dalam semua aktifitas masyarakat dan pemerintah, keberadaan infrastruktur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan sudah menjadi kebutuhan dasar. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 107

Adanya prasarana gedung kantor yang memadai dapat meningkatkan kinerja aparatur pemerintah, untuk mencukupi kebutuhan akan prasarana gedung kantor yang memadai maka Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo melaksanakan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Gedung Kantor yang bertujuan memfasilitasi kebutuhan aparatur pemerintah kabupaten Kulon Progo akan bangunan rumah negara, bangunan gedung dan bangunan umum. Kegiatan rehabilitasi sedang/berat gedung kantor ditujukan untuk tersedianya sarana dan prasarana gedung kantor pemerintah dalam kondisi baik di Tahun 2015. Pada tahun anggaran ini dilakukan pembangunan gedung kantordinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi, Kantor Kecamatan wates, Pembangunan Stadion Cangkring, Pembangunan Pagar keliling Gedung Inspektorat Daerah dan Pembangunan Gedung UPTD PAUD DIKDAS. Sedangkan untuk rehabilitasi bangunan pada tahun ini melakkukan Rehabiltasi Gedung Dinas Pertanian dan Kehutanan Bidang Holtukultura, Rahab Rumah Dinas Pemda, Rehab Rumah Dinas Sekda, Rehab Gedung Kantor Koperasi & UMKM. Capaian sarana prasarana gedung kantor dalam kondisi baik pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.32 Cakupan Sarana Prasarana Gedung Kantor dalam Kondisi Baik Kabupaten Kulon Progo tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Uraian 2015 2014 Target Capaian 1 Jumlah gedung kantor dalam kondisi baik (unit) 48 59 57 2 Jumlah gedung kantor (unit) 96 96 96 Capaian Indikator Kinerja Program (%) 50 61,46 59,37 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2015 Capaian Kinerja PeningkatanSaranaPrasaranaGedungKantordalam kondisi baik di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 mencapai 59,37% dari yang ditargetkan sebesar 61,46% pada tahun ini. Terjadi peningkatan sebesar 9,37% dibandingkan dengan capaian tahun 2014. Salah satu faktor tidak terpenuhinya target kinerja sarana dan prasarana gedung kantor dalam kondisi baik disebabkan karena keterbatasan anggaran untuk perbaikan gedung serta adanya skala prioritas pembangunan dan perbaikan gedung-gedung pemerintah. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah melalui indikator meningkatnya prosentase rumah tangga berakses air bersih dan meningkatnya prosentase rumah tangga berakses sistem air limbah yang baik. Pada tahun 2015penyediaan air bersih dilaksakan di enam (6) lokasi yaitu Kecamatan Kokap, LKjIP Kabupaten Kulon Progo 108

Kecamatan Kalibawang, Kecamatan Temon, Kecamatan Lendah, Kecamata Panjatan, Kecamatan Girimulyo. Kebutuhan akan air bersih khususnya di wilayah perbukitan mayoritas mengalami defisit oleh sebab itu penyediaan air bersih pedesaan ditujukan untuk mengatasi hal tersebut sedangkan dalam mendukung meningkatnya rumah tangga berakses air limbah dapat dilakukan melalui kegiatan Penyediaan Sarana Sanitasi Dasar. Pada tahun anggaran 2015 dilaksanakan Pembangunan sarana sanitasi di 5 (Lima) kecamatan yaitu Pembangunan Sarana Sanitasi Kecamatan Panjatan, Sarana Sanitasi Kecamatan Lendah, Sarana Sanitasi Kecamatan Nanggulan, Sarana Sanitasi Kecamatan Pengasih dan Sarana Sanitasi Kecamatan Sentolo. bersihdanairlimbah dapat dilihat pada tabel berikut : Capaian Kinerja layanan air Tabel 3.33 Capaian Layanan Air Bersih dan Air Limbah Kabupaten Kulon Progo tahun 2014-2015 Capaian Kinerja No. Uraian 2015 2014 Target Capaian 1 Jumlah rumah tangga berakses air bersih 75.521 98.043 77.887 2 Jumlah rumah tangga berakses air limbah 94.989 45.787 95.237 3 Jumlah rumah tangga 112.074 117.661 112.874 Capaian Indikator Kinerja Program (%) 76,07 61,12 76,68 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2015 Capaian Kinerja PengembanganKinerjalayanan air bersihdanairlimbah pada tahun 2015telah mencapai target RPJM Daerah sebesar76,68%, untuk itu capaian kinerja ini perlu dipertahankan pada tahun-tahun mendatang. Dengan adanya ketersediaan air bersih dan pengelolaan limbah yang baik maka dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo. c. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan a) Secara umum kondisi geografis Kabupaten Kulon Progo yang berkontur dataran rendah dan tinggi sangat mempengaruhi percepatan dalam pembangunan infrastruktur daerah. b) Beberapa kegiatan pembangunan infrastruktur tidak selesai sesuai dengan kontrak waktu yang telah dijadwalkan. c) Keterbatasan anggaran untuk pembangunan infrastruktur daerah dan minimnya jumlah SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki toleh pengampu masalah pekerjaan umum yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 109

d) Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan merawat infrastruktur/fasilitas yang sudah dibangun oleh pemerintah. 2) Solusi a) Pembangunan yang tidak selesai tepat waktu, diusulkan untuk dilanjutkan melalui anggaran perubahan tahun berikutnya. b) Terkait keterbatasan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) perlu dilakukan upayaupaya peningkatan kemampuan SDM melalui diklat dan pelatihan serta penambahan SDM. c) Untuk menumbuhkan rasa sikap kepedulian masyarakat terhadap fasilitas publik yang dibangun oleh pemerintah maka perlu ditanamkan rasa memiliki terhadap daerahnya kepada masyarakat. d) Penanganan sampah melibatkan komunitas masyarakat, sehingga dapat mengurangi volume sampah yang ditangani pemerintah daerah. No 3.2.11 Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Pencapaian Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam dilaksanakan melalu berbagai kegiatan dengan tujuan untuk mewujudkan targetterget capaian indikator kinerja yang telah dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2011-2016. Indikator kinerja sasaran ini beserta capaian kinerja untuk Tahun 2014 selengkapnya disajikan pada tabel berikut : Sasaran Tabel 3.34 Rencana dan Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Indikator Kinerja Satuan Capaian 2014 Target Capaian 2015 Realisasi Target Akhir RPJMD (2016) Sumber Data : Bappeda dan Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo LKjIP Kabupaten Kulon Progo 110 % Capaia n s/d 2015 terhad ap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang 2 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Persen 79,55 80,27 82,35 102,59 81,07 101,58 Persen 66,21 71,72 68,56 95,59 71,85 95,42

Dilihat dari target kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2011-2016, 2 (dua) indikator kinerja telah mencapai target yang ditetapkan dengan capaian indikator kinerja Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dari target 80,27% tercapai 82,35% (102,59%) dan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dari target 71,72 tercapai 68,56% (95,59%) dengan kriteria sangat tinggi. Pencapaian Tahun 2015 jika dibandingkan dengan Tahun 2016 capaian indikator kinerja Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dari terjadi peningkatan 2,80% (103,52%) dan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup terjadi peningkatan 5,64% (108,52%). Capaian kinerja Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang diperoleh dengan menggunakan formula pengukuran : Jumlah Luas wilayah pemanfaatan ruang sesuai RTRW Kabupaten/Luas Wilayah Kabupaten dengan elemen data : 1. Jumlah Luas wilayah pemanfaatan ruang sesuai RTRW Kabupaten seluas 48.278,23 ha; 2. Luas Wilayah Kabupaten seluas 58.627,51 ha. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas lingkungan hidup di suatu wilayah. Dengan banyaknya data dan informasi lingkungan yang tersedia maka diperlukan satu parameter tunggal yang mudah digunakan untuk mengetahui serta membandingkan kualitas lingkungan hidup di suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Kementerian Lingkungan Hidup telah menetapkan tiga parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas lingkungan hidup yaitu pencemaran air, pencemaran udara dan luas tutupan hutan. Formula perhitungan IKLH dijelaskan sebagai berikut : IKLH = IPA +IPU + ITH 3 IKLH : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup IPA : Indeks Pencemaran Air IPU : Indeks Pencemaran Udara ITH : Indeks Tutupan Hutan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 111

1. Indeks Pencemar Udara (IPU) Perhitungan Indeks Pencemaran Udara (IPU) didasarkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 1997 tentang Indeks Pencemaran Udara. Adapun lokasi yang dipantau meliputi : Pertigaan Terminal Ngeplang Sentolo, Depan Terminal Wates, Pertigaan Toyan, dan Palang Kereta Api timur Kota Wates. Pemantauan dilakukan pada bulan Maret dan Oktober tahun 2016. Indeks Pencemaran Udara dihitung dengan menggunakan parameter NO 2 dan SO 2 dengan formula sebagai berikut : Dimana : IP NO 2 = (-0,2 x (0,177 x C NO 2 ) + 100 IP SO 2 = (-0,2 x (0,625 x C SO 2 ) + 100 IPU = IP NO 2 + IP SO 2 2 Hasil Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2015 : - Konsentrasi NO2 rata-rata : 18,92 - Konsentrasi SO2 rata-rata : 50,58 Sehingga : - IP NO2 = (-0,2 x (0,177 x 18,92)) + 100 = 99,33 - IP NO2 = (-0,2 x (0,177 x 50,58)) + 100 = 98,20 Jadi : IPU = 99,33 + 98,20 2 = 197,53 2 IPU = 98,765 2. Indeks Pencemar Air (IPA) Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2011, baku mutu yang digunakan adalah baku mutu kelas II karena Sungai Serang belum ditetapkan kelas sungainya. Ada 3 titik pantau Sungai Serang, yaitu : Bendung Pengasih, Jembatan Grahulan, dan Jembatan Glagah. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 112

Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau I Sungai Serang : No. Parameter Satuan Baku Mutu Klas II (L) TP I Hasil Uji (C) C/L C/L (baru) 1. COD mg/l 25 8 0,16 0,16 2. TSS mg/l 50 7,27 0,55 0,55 3. DO mg/l 5 10,81 0,43 0,43 Jumlah 1,14 Rata-rata 0,38 IP 0,47 Kategori Memenuhi BM Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau II Sungai Serang : Baku Mutu Klas II TP II No. Parameter Satuan (L) Hasil Uji (C) C/L C/L (baru) 1. COD mg/l 25 28 0,56 0,56 2. TSS mg/l 50 7,49 0,53 0,53 3. DO mg/l 5 9,5 0,38 0,38 Jumlah 1,47 Rata-rata 0,49 IP 0,52 Kategori Memenuhi BM Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau III Sungai Serang : Baku Mutu Klas II TP III No. Parameter Satuan (L) Hasil Uji (C) C/L C/L (baru) 1. COD mg/l 25 31,5 0,63 0,63 2. TSS mg/l 50 6,86 0,58 0,58 3. DO mg/l 5 10,19 0,40 0,40 Jumlah 1,62 Rata-rata 0,54 IP 0,58 Kategori Memenuhi BM Menghitung Indeks Status Jumlah Persen Koefisien Nilai Memenuhi 3 100% 70 70 Ringan 0 0% 50 0 Sedang 0 0% 30 0 Berat 0 0% 10 0 3 Nilai Indeks Pencemar Air 70 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 113

Indeks Tutupan Hutan (ITH): No. Klasifikasi Luas (Ha) 1. Luas Hutan Primer (LHP) 435,9 2. Luas Hutan Sekunder (LHS) 601,6 3. Luas Hutan Rakyat (LHR) 20608,41 4. Luas Hutan Kota (LHK) 9,3 5. Luas Wilayah (LW) 58627 6. Indeks Tutupan Hutan (ITH) 36,93 Jadi : Tahun 2015 adalah : IKLH = IPA +IPU + ITH 3 IKLH = (70 + 98,76 + 36,93) / 3 = 205,69 / 3 = 68,56 Dari perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup tidak mencapai target meskipun meningkat dibandingkan tahun 2014, H ini karena capaian Indeks Pencemaran Air dan Indeks Tutupan Hutan belum belum sesuai target yang diharapkan, sehingga masih diperlukan upaya untuk meningkatkan mutu air sungai dan juga menambah luasan hutan khususnya ruang terbuka hijau di perkotaan. 2). Indikator Kinerja Program Tabel 3.35 Capaian Indikator Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Capaian Kinerja No. Uraian Satuan 2015 2014 Target Realisasi Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 1. Jumlah kawasan lindung Lokasi 2 2 2 yang ditangani Jumlah kawasan lindung Lokasi 2 2 2 2. Jumlah sumur resapan yang terbangun Unit sumur resapan 60 60 108 Jumlah rencana sumur Unit sumur 60 60 88 resapan resapan 3. Jumlah laporan dan Dokumen 4 4 4 informasi lingkungan yang dikirim ke Kementerian LH Jumlah laporan dan Dokumen 4 4 4 informasi lingkungan yang diminta Kementerian LH LKjIP Kabupaten Kulon Progo 114

4. Jumlah prestasi di bidang lingkungan yang diraih Jumlah evaluasi di bidang lingkungan yang diikuti Jenis 6 8 7 Jenis 9 10 8 Capaian Indikator Kinerja % 116,66 93,33 102,55 program Sumber Data : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Kulon Progo, 2015 Capaian Indikator Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, terdiri atas capaian beberapa sub indikator antara lain : a) Jumlah kawasan lindung yang ditangani. Kawasan lindung yang ditangani ditargetkan 2, dan dapat direalisasikan pada 2 kawasan lindung dengan kegiatan sebagai berikut : - Penanaman pada sempadan Sungai Progo, dengan tanaman buah-buahan dan konservasi air melalui program Wanadesa di Desa Brosot, Kecamatan Galur. - Penanaman pada sempadan mata air, dengan tanaman buah-buahan dan penyimpan air. Lokasi mata air tersebut adalah : No. Lokasi 1. KT. Menoreh Subur, Wonogiri, Sidoharjo, Samigaluh 2. KT. Sido Rukun, Nglambur, Sidoharjo, Samigaluh 3. KT. Ayem, Sinogo, Pagerharjo, Samigaluh 4. KT. Mentes, Ngentak, Pagerharjo, Samigaluh 5. KT. Ngudi Rahayu, Kembang, Jatimulyo, Girimulyo 6. KT. Ngudi Makmur, Jonggragan, Jatimulyo, Girimulyo 7. KT. Mudho Tomo, Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo Sumber Data : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Kulon Progo, 2015 b) Jumlah sumur resapan yang dibangun. Sumur resapan yang terbangun melebihi target yaitu 108 unit dari 60 target. Pembangunan sumur resapan pada wilayah perkotaan Wates yaitu : No. Lokasi Jumlah 1. Pengasih RT/RW 06/01, Desa Pengasih, Kecamatan 20 unit Pengasih 2. Jogoyudan, Kelurahan Wates, Kecamatan Wates 30 unit 3. Gununggempal RT 26, Desa Giripeni, Kecamatan Wates 24 unit 4. Kedungpring RT 45, Desa Giripeni, Kecamatan Wates 6 unit 5. Kedungpring RT 45, Desa Giripeni, Kecamatan Wates 8 unit 6. Fasilitas Umum Perkotaan : sekolah, masjid,alun-alun, 20 unit puskesmas,kompleks perumahan J u m l a h 108 unit LKjIP Kabupaten Kulon Progo 115

Sumber Data : Kantor Lingkungan Hidup Kab. Kulon Progo, 2015 c) Jumlah laporan dan informasi LH yang dikirim ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Laporan dan informasi lingkungan hidup yang dikirim sesuai dengan target yang diminta oleh KLHK. Adapun Laporan tersebut meliputi : - Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD); - Laporan Penerapan dan Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup; - Laporan Non Fisik Adipura; - Laporan Profil Tutupan Vegetasi d) Jumlah prestasi bidang LH yang diraih. Jumlah prestasi bidang lingkungan hidup yang dapat diraih 7 (tujuh) prestasi dari 8 evaluasi yang diikuti, capaian ini dibawah target raihan yakni 8 (delapan) prestasi. Prestasi tersebut antara lain : Adipura Nasional, Kalpataru Provinsi, Pondok Pesantren Berwawasan LH Provinsi, Kampung Hijau Provinsi dan Kehati (Keanekaragaman Hayati). Tabel 3.36 Capaian Indikator Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Capaian Kinerja No. Uraian Satuan 2015 2014 Target Realisasi 1. Jumlah pengajuan dokumen Dokumen 309 250 306 lingkungan direkomendasi Jumlah dokumen lingkungan yang diajukan Dokumen 309 250 306 2. Jumlah laporan pengaduan Kasus 5 7 9 masyarakat yang ditindaklanjuti Jumlah laporan pengaduan Kasus 5 7 9 masyarakat yang masuk 3. Jumlah emisi sumber tidak Titik sumber 4 4 4 bergerak yang memenuhi emisi persyaratan Jumlah emisi sumber tidak Titik sumber 4 4 4 bergerak yang ada emisi 4. Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran air Jumlah usaha dan/atau kegiatan menghasilkan limbah cair Lokasi usaha /kegiatan 5 20 20 Lokasi usaha 5 35 35 /kegiatan 5. Luasan lahan yang telah Hektar 28.396 1.000 1,175 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 116

ditetapkan status kerusakan lahan Luasan tanah untuk produksi Hektar 28.396 1.000 1.175 biomassa yang diinformasikan 6. Jumlah sumber emisi yang Sumber emisi 4 4 4 dipantau dan memenuhi baku mutu Jumlah sumber emisi yang Sumber emisi 4 4 4 dipantau 7. Jumlah desa dan kelurahan yang Desa/ 44 18 44 memiliki KSM sampah kelurahan Jumlah desa dan kelurahan Desa/ 88 88 88 kelurahan 8. Jumlah biogas yang terbangun Unit biogas 30 9 9 Jumlah rencana biogas yang Unit biogas 30 9 9 terbangun Capaian Indikator Kinerja % 92,70 84,70 88,37 Capaian Indikator Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, meliputi capaian sub indikator sebagai berikut : a) Jumlah dokumen lingkungan yang direkomendasi. Dokumen lingkungan yang diajukan dan yang direkomendasikan sejumlah 309 dokumen, terdiri atas : 16 UKL/UPL, 21 DPLH dan 269 SPPL. b) Jumlah aduan masyarakat yang ditindak lanjuti. Laporan pengaduan masyarakat tentang dugaan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sejumlah 9 (sembilan) aduan dan semua telah ditindaklanjuti. Adapun aduan tersebut antara lain : No. Jenis Aduan Lokasi 1. Tergenangnya lahan pekarangan milik ibu Sri Pleret, Panjatan Wuning Ika sari akibat kegiatan pembangunan RPA 2. Dugaan pencemaran lahan milik Ibu Dasuti yang Ngrandu, Triharjo, Wates tergenang air limbah usaha kegiatan produksi tempe 3. Terganggunya habitat penyu Pantai Trisik Kulon Progo 4. Keresahan masyarakat akibat penambangan pasir Jati, Banaran 5. Keresahan masyarakat akibat penambangan pasir Bleberan, Banaran 6. Keresahan masyarakat akibat penambangan pasir Sawahan, Banaran 7. Dugaan pencemaran air akibat limbah usaha tahu Garongan IV, Panjatan dan tempe 8. Kematian Ikan Laguna Pantai glagah 9. Terganggunya lingkungan akibat kebisingan dan kebauan dari usaha kegiatan bengkel kenteng magic Dayakan Pengasih Sumber data : Data Primer KLH Kulon Progo, 2015 c) Jumlah sumber emisi tidak bergerak yang memenuhi persyaratan. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 117

Dari hasil pemantauan terdapat 4 (empat) sumber emisi tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis sesuai dengan target, antara lain emisi cerobong industri pada : - PT. Kurnia Bumi Pertiwi Panjatan; - PT. Aneka Sinendo Sentolo; dan - PT. Selo Adi Karto Nanggulan ( 2 sumber emisi ). d) Jumlah usaha/kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran air. Dari hasil pemantauan pada usaha/kegiatan yang menghasilkan air limbah, di dapatkan data usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran air sejumlah 5 (lima) sesuai dengan target, antara lain : - RSUD Wates; - RS Santo Yusuf Kalibawang; - RS Muhammadiyah Nanggulan; - PT. Sun Chang Indonesia; - UKM Batik Faras Lendah e) Luas lahan yang ditetapkan kerusakannya untuk produksi biomassa. Luas lahan yang ditetapkan kerusakannya untuk produksi biomassa melebihi target yang telah ditentukan yaitu 1.000 Ha. Tahun 2015 telah dilakukan pengujian tingkat kerusakan lahan tersebut dengan mengambil sampel tanah di wilayah Kecamatan Galur, khususnya untuk lahan pertanian (sawah) seluas 1.175 Ha. Lokasi lahan pertanian tersebut antara lain : No. Lokasi 1. Pedukuhan Ngrowo, Desa Brosot 2. Pedukuhan Trayu, Desa Tirtorahayu 3. Pedukuhan Potrowangsan, Desa Tirtorahayu 4. Pedukuhan Siliran, Desa Karangsewu 5. Pedukuhan Wonopeti, Desa Karangsewu 6. Pedukuhan V, Desa Nomporejo 7. Pedukuhan I Kilung, Desa Kranggan 8. Pedukuhan Sawahan, Desa Banaran 9. Pedukuhan Jati, Desa Banaran 10. Pedukuhan II, Desa Pandowan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 118

Sumber Data : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2015 f) Jumlah sumber emisi yang memenuhi baku mutu lingkungan. Sumber emisi yang dipantau dan memenuhi baku mutu ada 4 (empat) titik, sesuai dengan target, yaitu emisi cerobong : PT. Selo Adi Karto (2 titik), PT. Aneka Sinendo dan PT. Kurnia Bumi Pertiwi. g) Jumlah desa dan kelurahan yang memiliki KSM sampah Desa dan kelurahan yang memiliki kelompok swadaya masyarakat maupun kelompok pengelola sampah mandiri tahun 2015 ini berjumlah 44 desa dan kelurahan. Jumlah ini masih sama dengan tahun 2014, namun telah melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 18 desa kelurahan. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dan juga dengan adanya bantuan sarana prasarana pengelolaan sampah dari pemerintah daerah (Kantor LH Kab Kulon Progo). h) Jumlah biogas yang terbangun. Realisasi pembangunan biogas sesuai dengan target yang direncanakan yaitu 9 (sembilan) unit. Lokasi pembangunan tersebut antara lain : No. Lokasi Jenis Usaha Jumlah 1. Kel. Manunggal Karyo, Pengrajin Tahu 3 unit Banjaran, Giripurwo, Girimulyo 2. Suyatno, Pedukuhan III, Peternak Sapi 1 unit Gotakan, Panjatan 3. Jumari, Pedukuhan III, Peternak Sapi 1 unit Gotakan, Panjatan 4. Atmo Suwito, Pedukuhan I, Pandowan, Galur Pengrajin Tahu 1 unit 5. Suyono, Pedukuhan Peternak Sapi 1 unit Samiranan, Nomporejo, Galur 6. Ngalim, Pedukuhan Jelok, Peternak Sapi 1 unit Sentolo, Sentolo 7. Wahyuno, Pedukuhan Peternak Sapi 1 unit Blumbang, Karangsari, Pengasih Sumber Data : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2015 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 119

c. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan a) Masih rendahnya kapasitas pemrakarsa usaha kegiatan dalam menyusun dokumen lingkungan (UKL-UPL), sehingga proses pengajuan izin lingkungan terkesan lama dan rumit b) Dalam masa transisi perubahan peraturan di bidang pertambangan, ketidakjelasan mekanisme perizinan, hal ini menjadi kendala bagi pemrakarsa usaha kegiatan dalam penyusunan dokumen pengkajian dampak lingkungan, sehingga pelayanan kepada masyarakat terganggu. c) Masih kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Perkotaaan Wates, terutama untuk RTH Publik. d) Masih kurangnya partisipasi dari sekolah dalam program adiwiyata 2) Solusi a) KLH melakukan pendampingan dan bimbingan kepada pemrakarsa usaha kegiatan dalam penyusunan dokumen lingkungan b) KLH meningkatkan koordinasi dengan Pemda DIY (DPUP ESDM) untuk segera menyusun dan mensosialisasikan mekanisme perizinan pertambangan yang jelas c) Mengajukan permohonan fasilitasi RTH Perkotaan ke BLH DIY, antara lain untuk pohon perindang jalan dan penghijauan d) Meningkatkan koordinasi dengan dinas pendidikan untuk bersama-sama melakukan pembinaan adiwiyata ke sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai dengan menengah 3.2.12 Terwujudnya Masyarakat yang Tentram, dan Tertib berdasarkan Kesadaran atas Hukum Keamanan, ketentraman dan ketertiban umum menjadi faktor pendukung yang sangat kuat terhadap keberlangsungan pembangunan daerah di segala bidang. Untuk itu dilaksanakan penyiapan terhadap aparat pelaksana untuk mengkondisikan rasa aman dan tentram masyarakat melalui: pelaksanaan patroli Keamanan Lingkungan dan pengamanan dalam event-event daerah dalam upaya pencegahan tindak kriminal. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 120

No Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada sasaran ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum. Strategi yang dilaksaanakan melalui terwujudnya masyarakat yang tentram dan tertib, berdasarkan atas hukum. Capaian kinerja Terwujudnya masyarakat yang tentram, dan tertib berdasarkan kesadaran atas hukum tahun 2015 dengan membandingkan target capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJM Daerah tahun 2012-2016 sebagai berikut. Sasaran Tabel.3.37 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Tenteramdan Tertib berdasarkan kesadaran atas hukum. Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisa si Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 121 % Capaia n s/d 2014 terhad ap 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Terwujudnya Masyarakat yang Tenteramdan Tertib berdasarkan Kesadaran atas Hukum Persentase Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah persen -6,72-4,35-0,91 20,91 4,55-19,82 Sumber Data : Satuan Polisi Pamong Praja Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja persentase penurunan pelanggaran hukum daerah pada tahun 2015, belummencapai target yaitu dari target -4,36 % terealisasi -0,91 % (tercapai 20,91%). Tahun 2015 ditargetkan penurunan jumlah pelanggaran sebanyak 2 kasus dari tahun 2014 (222 kasus) menjadi 220 kasus. Capaian Indikator Persentase Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD baru tercapai -19,98%. Sedangkan target penurunan kasus pelanggaran Perda pada akhir tahun 2016 adalah 210 kasus. Walaupun capaian Indikator Kinerja Utama tidak tercapai sesuai target yang telah ditetapkan, namun dmikian Capaian indkikator kinerja program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan tahun 2015 sebesar 99,9% telah melebihi

target RPJMD (80,70%). Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dilaksanakan untuk menciptakan kesadaran masyarakat untuk mentaati undangundang serta untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat. Penegakan peraturan yang dilaksanakan meliputi operasi yang bersifat pembinaan (non Yustisi) dan Operasi Yustisi (diselesaikan secara hukum). Penegakan Perda dan Perbub untuk menciptakan kondisi yang aman, tertib dan sadar hukum di masyarakat sehingga mendukung akselerasi pelaksanaan pembangunan, penegakan pelanggaran pada tahun 2015 dari target 220 kasus terealisasi 220 kasus. Selanjutnya untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan sampai pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melakukan pembinaan terhadap anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) sebanyak 3.220 anggota. Dengan adanya pembinaan ini akan meningkatkan kesiagaan dan wawasan anggota dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat. Pengendalian Keamanan Lingkungan dengan melaksanakan patroli Keamanan Lingkungan serta pengamanan dalam even-even daerah. Adapun patroli wilayah dilakukan selama 12 bulan, dengan penekanan pada masa-masa kritis seperti Tahun Baru, hari raya dan even-even lain yang melibatkan banyak massa sehingga rawan terjadinya gangguan ketertiban. Pada Tahun 2015 telah dilakukan patroli sebanyak 350 kali dari rencana 350 kali. Secara rinci kinerja peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan dapat dilihat pada tabel 19.1. Tabel 3.38 Capaian Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan No. Uraian 2014 Target 2015 Realisasi 1. Jumlah pelanggaran yang ditegakkan 222 220 220 2. Jumlah pelanggaran 222 220 220 3. Jumlah Linmas yg pernah dibina 3.020 3.230 3.220 4. Jumlah Anggota Sat Linmas 3.326 3.326 3.326 5. Jumlah Patroli 350 350 350 6. Jumlah Patroli yg di rencanakan 350 350 350 Capaian Kinerja Program 99.93 80.70 99,9 Sumber data: Sat Pol PP Kabupaten Kulon Progo, 2015 Keberhasilan penurunan jumlah pelanggaran hukum karena beberapa faktor sebagai berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 122

a. Peran aktif masyarakat dalam peningkatan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. b. Patroli wilayah secara rutin dan Sosialisasi Perda oleh SatPol PP mampu memberi pemahaman akan Peraturan Daerah. c. Antusias personil SatPol PP dalam melaksanakan tugas walaupun jumlah personil dan PPNS masih kurang dan belum sesuai Perbup/ aturan yang ada. d. Komitmen Pejabat di lingkungan SatPol PP. Adapun kasus Pelanggaran Perda yang ditemukan : a. Perda No. 4 Th. 2000 tentang izin trayek dan Perda No. 8 Th. 2000 tentang pengujian kendaraan bermotor (83 kasus); b. Perda No. 6 Th. 2002 tentang IUP Bahan Galian Gol. C (15 kasus); c. Perda No. 11 Th. 2011 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional serta Penataan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern (67 kasus); d. Perda No. 4 tahun 2013 tentang Ketertiban Umum (57 kasus); Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dilaksanakan untuk menciptakan kesadaran masyarakat,sertauntuk mentaati undang-undang dan memberikan perlindungan terhadap masyarakat. Penegakan peraturan yang dilaksanakan meliputi operasi yang bersifat pembinaan (non Yustisi) dan Operasi Yustisi (diselesaikan secara hukum). Penegakan Perda dan Perbub untuk menciptakan kondisi yang aman, tertib dan sadar hukum di masyarakat sehingga mendukung akselerasi pelaksanaan pembangunan, penegakan pelanggaran pada tahun 2014 dari target 230 kasus terealisasi 222 kasus. Kondisi perubahan wilayah yang selalu berkembang kearah peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, berbanding lurus dengan peningkatan beban dan tantangan ketugasan Satuan Polisi Pamong Praja. Semakin tinggi tingkat perkembangan suatu wilayah maka semakin tinggi juga kemungkinan tidak tertibnya pelaksanaan peraturan di masyarakat. Tantangan profesionalisme Satuan Polisi Pamong Praja dalam menghadapi perubahan dan perkembangan wilayah akan semakin berat, ketika SKPD ini tidak dipersiapkan secara cermat dan tepat dalam mengantisipasi kemungkinan dari imbas perkembangan. Apalagi Kabupaten Kulon Progo saat ini sedang dalam proses perubahan yang signifikan dengan adanya program-program mega proyek LKjIP Kabupaten Kulon Progo 123

disisi sebelah selatan. Perencanaan wilayah dengan pembagian daerah untuk kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, kawasan pemukiman dan kawasan pertambangan akan menjadi tantangan dalam penyelenggaraan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan penegakan peraturan daerah dan keputusan bupati. Perubahan wilayah tersebut sudah selayaknya juga diimbangi dengan penyiapan Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki kompetensi dari sisi integritas dan profesionalisme. Tanpa kedua hal tersebut maka akan semakin berat tugas Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan fungsinya. Tantangan lain yang seringkali salah persepsi adalah bahwa dengan peningkatan kinerja Satua Polisi Pamong Praja maka akan semakin sedikit temuan pelanggaran dilapangan. Padahal seharusnya semakin profesional dalam pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja maka temuan pelanggaran yang didapatkan juga akan meningkat. Hal ini bukan karena semakin banyaknya pelanggaran yang terjadi, melainkan karena semakin cermatnya petugas dalam mengantisipasi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku. Selain itu setiap tahun selalu ada penyusunan peraturan daerah yang baru sesuai dengan situasi perkembangan yang terjadi diwilayah. Kegiatan masyarakat yang sebelumnya bukan pelanggaran, maka setelah diundangkan suatu peraturan yang baru bisa jadi merupakan pelanggaran peraturan daerah. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 124

3.3 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Pencapaian indikator kinerja utama disamping melalui pelaksanaan berbagai program utama, juga didukung dengan penggunaan sumberdaya lainnya. Salah satu Sumberdaya yang sangat besar perannya dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah SDM. SDM PNSD Kabupaten Kulon Progo berjumlah 7.889 orang dengan komposisi menurut golongan didominasi golongan III sejumlah 3.227 orang (40,10%) dan golongan IV sejumlah 3.395 orang (42,19%). Untuk Golongan IV sebagian besar merupakan tenaga jabatan fungsional guru. S u m b e r d a t a : Kondisi Pegawai menurut Golongan Tahun 2015 2,85% 14,86% 42,19% Golongan I Golongan II Golongan III 40,10% Golongan IV Badan Kepegawaian Daerah Kab. Kulon Progo, 2016 Diagram3.2 Kondisi Pegawai menurut Golongan Tahun 2015 Selanjutnya untuk tingkat Pendidikan Pegawai Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 didominasi berpendidikan S1 sebanyak 4.060 orang (49,82%) yang dapat dilihat pada diagram berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 125