BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 1

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

I. PENDAHULUAN. pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. ditandai dengan adanya perubahan seperti di atas.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Melalui pendidikan, dapat diperoleh hal-hal baru yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rangka mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. didik sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia. mendengarkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

bangsa Indonesia yang sedang membangun.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan tenaga pendidik, peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti. pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. dipsndang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas,

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pendidik dituntut mampu menguasai berbagai metode

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Sejalan dengan kemajuan tersebut,maka dimasa ini pendidikan di sekolah sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga didalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam system pendidikan mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya apabila ada bangsa Indonesia yang sedang membangun. Pada hakikatnya pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan siswanya dan mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya. Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari waktu ke waktu tujuan pembelajaran perlu disempurnakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan perkembangan siswa. Oleh karena itu, guru sebagai pengelola pembelajaran diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi 1

2 antara keduanya, serta ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran, meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan, materi pelajaran, sarana prasarana yang menunjang situasi atau kondisi belajar yang kondusif, lingkungan belajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM), serta evaluasi yang sesuai dengan kurikulum. Guru mengembangkan tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetia kawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dekdikbud (1999). Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa.untuk mengatasi permasalahan diatas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal,peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

3 Untuk itu diperlukan suatu usaha dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran IPS menurut kurikulum berbasis kompetensi yang disempurnakan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Tahun 2006 bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembalikan.maka proses pembelajaran yang cocok adalah menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Pelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, sehingga jangan disalahkan apabila disetiap jam pelajaran IPS siswa cenderung merasa enggan dan malas. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran IPS dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.usaha-usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi ilmu pengetahuan sosial harus merubah strategi belajar mengajar di sekolah guna menyesuaikan dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh peserta didik. Seperti halnya guru sering menggunakan metode/strategi pembelajaran ceramah. Metode pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari siswa yang cenderung ribut atau siswa yang tidak mau tau tentang pelajaran yang diajarkan oleh guru dan bahkan ada juga siswa yang cenderung hanya mendengar penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengeluarkan/mengemukakan pendapatnya tentang materiyang diberikan. Begitu juga dengan diskusi yang biasa dilakukan oleh guru masih terlihat hanya sebagian siswa saja yang aktif, sebagian masih

4 kurang mampu untuk mengemukakan pendapatnya. Di dalam pelaksanaan diskusi terlihat tanggung jawab antar anggota kelompok juga masih rendah, serta masih ada anggota dalam kelompok yang masih terlihat egois karena tidak mau menerima pendapat teman. Melihat kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa dalam proses pembelajaran di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas siswa di SDN106163 Bandar Klippa dalam pembelajaran IPS sangat kurang. Dengan nilai KKM untuk pelajaran IPS adalah 70 sementara siswa yang mencapai nilai KKM yaitu hanya sekitar 15 % dari 23 siswa kelas V atau dengan kata lain 20 siswa tidak mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini dapat disebabkan karena pembelajaran bersifat teacher center dimana guru lebih aktif sebagai pemberi informasi pembelajaran saja dan sisiwa hanya duduk, diam dan mendengar apa yang disampaikan oleh guru tanpa harus mengutarakan pendapat. Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan di kelas V SDN 106163 Bandar klippa dalam melaksanakan diskusi di kelas, dimana hanya 3 siswa dari 23 siswa atau sekitar 13,04 % yang berkeinginan mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, mengajukan saran, dll, dengan kata lain dapat dikatakan sangat jarang. Oleh karena itu, aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi rendah yang berakibat pada hasil belajar yang diperolehpun menjadi rendah, dimana dapat dilihat dari nilai rata-rata ujian tengah semester kelas V tahun pelajaran 2015/2016. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya bentuk perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Guru sering memberikan pelajaran dengan dalam bentuk ceramah dan Tanya jawab, sehingga

5 siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif. Sehingga peneliti menarwarkan model TAI untuk memecahkan berbagai problema tersebut. Dalam model pembelajaran TAI siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya. Membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual. Model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization juga dapat meningkatkan aktivitas, dan sikap siswa selama bekerja selama dalam kelompok. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar siswa dapat diamati melalui kegiatan audio/visual,kegiatan menggambar, lisan, tulisan dan lainnya. Dengan konsep di atas maka peneliti ingin menerapkan Model pembelajaran dengan judul: Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Di Kelas V SD Negeri 106163 Bandar Klippa T.A 2015/2016

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Siswa jarang mengajukan pertanyaan apalagi mengemukakan saran dalam pembelajaran di SDN 106163 Bandar Klippa. 2. Pembelajaran masih bersifat teacher center dimana guru aktif sebagai pemberi informasi pembelajaran saja dan siswa hanya duduk, diam dan mendengar apa yang disampaikan oleh guru. 3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas diskusi kelompok masih rendah dalam pembelajaran IPS di SDN 106163 Bandar Klippa. 4. Hasil belajar siswa dalam Pembelajaran IPS masih rendah di SDN 106163 Bandar klippa. 5. Aktivitas siswa yang cenderung acuh tak acuh pada saat proses belajar mengajar, dimana siswa bersikap pasif, malas bertanya, tidak fokus pada saat materi disampaikan guru. 6. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga siswa bersifat pasif dalam menerima pembelajaran. 1.3. Batasan Masalah Mengingat kompleksnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini dan keterbatasan kemampuan peneliti maka peneliti membatasi masalah ini pada hal yang berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Di Kelas V SD Negeri

7 106163 Bandar Klippa T.A 2015/2016 pada Materi pokok Peristiwa menjelang kemerdekaan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan model TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPS pada Materi pokok peristiwa menjelang kemerdekaan di Kelas V SDN 106163 Bandar Klippa T.A 2015/2016? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah model TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Kelas V SDN 106163 Bandar Klippa T.A.2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru: Sebagai bahan masukan bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariasi yaitu dengan menggunakan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) sehingga diharapkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS meningkat. 2. Bagi Siswa : Bermanfaat untuk mengetahui cara belajar yang baik untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa.

8 3. Bagi Sekolah: Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dengan menggunakan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) khususnya pada mata pelajaran IPS. 4. Bagi Calon Peneliti: Bermanfaat sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada masa mendatang serta meningkatkan pemahaman tentang model pembelajaran TAI dalam pembelajaran IPS. 5. Bagi peneliti selanjutnya: sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang baik dalam melakukan penelitian selanjutn

9