BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi sekarang ini yang berkembang dengan cepat dan pesat, maka salah satu faktor yang sangat penting dalam mengukur keberhasilan tersebut adalah Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama dan yang sangat penting dalam keberhasilan pembangunan didalam berbagai segala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah dalam pembentukan sumber daya manusia yang diinginkan. Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan akan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan secara berkesinambungan guna menjawab tuntutan dan perubahan zaman. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002:263). GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, memwujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhn pembangunan naional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran untuk memperoleh hasil yang maksimal. Menurut Suherman Asep Jihad dan Abdul Haris (2009:11) pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta 1

2 2 didik dalam rangka perubahan sikap. Sedangkan pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan muridnya (mengarahkan interaksi murid dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan Trianto (2010:17). Pemilihan strategi dan metode merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena proses ini dapat dirancang sebelumnya, baik yang menyangkut sasaran materi, media penunjang, alokasi waktu, sumber belajar, ruang dan evaluasinya. Namun, saat ini pembelajaran yang dilakukan masih belum bermakna. Hal ini sebagaimana diungkapkan Abdurrahman (2007:100) bahwa selama mengikuti pembelajaran di sekolah siswa jarang bersentuhan dengan pendidikan nilai yang berorientasi pada pembentukan watak dan kepribadian. Diungkapkan Slameto (2010:65) bahwa guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Mengajar tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga merupakan kegiatan guru membimbing/memfasilitasi siswa menemukan pengetahuan dan pengalaman belajar tersebut sehingga hasil dari pembelajaran tersebut maksimal. Melihat konteks dilapangan bahwa masih ada beberapa siswa yang masih malas-malasan mengikuti pelajaran dan nilai ulangan harian mata pelajaran IPS kelas IV SDN Watuagung 01 masih di bawah nilai KKM yaitu 65. Dalam proses pembelajaran, guru dituntut memiliki kemampuan membantu siswa agar mempunyai kemampuan berfikir kritis, cerdas, terbuka, produktif dan berakhlak mulia agar tercipta manusia yang berkualitas. Peran guru dalam memberikan bantuan dan bimbingan tersebut hendaknya mengacu pada kurikulum yang berlaku saat ini sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Problem Solving khususnya pada mata pelajaran IPS Kelas IV SD. Dengan memakai model pembelajaran kooperatif tipe STAD Problem Solving siswa akan terlibat

3 3 secara langsung dalam pembelajaran sehingga termotivasi untuk serius dalam pembelajaran dan siswa dilatih untuk dapat belajar secara berkelompok dan bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah pelajaran dalam kelompok sehingga dapat menguasai materi dalam pelajaran dengan baik dan siswa dapat mencapai nilai KKM. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian dalam pembelajaran IPS yang ada dikelas IV SD Semester II yang mencakup Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut: Tabel 1.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV SD Semester II Mata Pelajaran IPS Standar Kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. 1.2 Permasalahan Penelitian Bedasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya beberapa masalah yang sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari 14 siswa hanya 5 siswa atau 36% yang termotivasi untuk belajar dan hasil belajar IPS yang baik dan 9 siswa atau 64% yang tidak termotivasi untuk belajar akibat dari itu hasil belajar IPS yang diperoleh sangat rendah atau tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65.

4 4 Masalah yang terjadi selama pembelajaran IPS tersebut yaitu: 1. Terdapat hanya 36% siswa di SDN Watuagung 01 yang termotivasi dalam belajar dan hasil pembelajarannya baik. 2. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang membangun motivasi belajar siswa. 3. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, serta siswa dengan media pembelajaran. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar peneliti lebih efektif, efisien dan terarah. Berdasarkan identifikasi masalah yang ada penulis akan membatasi masalah yaitu: 1. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPS Kelas Kelas IV semester II di SDN Watuagung 01 tahun ajaran 2012/2013 dengan pokok bahasan mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. 2. Penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan suatu masalah penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD Problem Solving dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester II pada mata pelajaran IPS di SD N Watuagung Bagaimana cara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Problem Solving dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester II pada mata pelajaran IPS di SD N Watuagung 01.

5 5 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian tentang permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran kooperatif tipe STAD Problem Solving dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV semester II pada mata pelajaran IPS di SDN Watuagung Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah bahan pustaka yang menyangkut masalah peningkatan hasil belajar siswa dan masukan tentang pengembangan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD Problem Solving terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Dapat menumbuhkan semangat kerja sama antar siswa, meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2) Dapat meningkatkan pemerolehan belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 3) Dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam menyelesaikan soal-soal kelompok.

6 6 b. Bagi Guru 1) Dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD Problem Solving guru dapat mengetahui hasil belajar siswa di sekolah dan dapat memperbaiki kegiatan belajar di luar sekolah khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2) Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini, guru dapat berkembang secara profesional. 3) Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, guru terdorong untuk lebih percaya diri. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran dan mutu sekolah.