BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

dokumen-dokumen yang mirip
Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan yang akan dialami oleh semua individu. Proses ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menandakan jumlah lansia dari tahun ke tahun akan bertambah. Di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

Chairul Huda Al Husna

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi fisiologis yang. berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. sehat jasmani dan rohani. Namun pada kenyataannya tidak semua anak lahir

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. biasanya disebabkan oleh usia yang semakin menua (Arking dalam Berk, 2011). Dari masa

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti mengalami fase fase perkembangan sejak. menjelaskan bahwa perkembangan bergerak secara berangsur angsur tapi

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan kesehatan bagi

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia 52,2 tahun dan jumlah lanjut usia 7.998,543 orang (5,45%), pada tahun 2006 menjadi 19 juta orang (8,90%) dan usia harapan hidupnya juga meningkat 66,2 tahun. Pada tahun 2010 perkiraan penduduk usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan hidup sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada 2020 perkiraan penduduk lanjut usia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan usia harapan hidup sekitar 71,1 tahun. Menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, lanjut usia merupakan mereka yang berumur 60 tahun keatas, kelompok rentan yang mempunyai berbagai masalah, baik masalah fisik, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan maupun psikologis. Dilihat dari perspektif keperawatan dikatakan ada empat besar penderitaan geriatrik yaitu immobilisasi, ketidakstabilan, inkontinensia, dan gangguan intelektual. Sifat umum dari empat besar tersebut adalah mempunyai masalah yang kompleks tidak ada pengobatan yang sederhana, hancurnya kemandirian, dan membutuhkan bantuan orang lain yang berkaitan erat dengan keperawatan. 1

2 Permasalahan yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh kemunduran semua fungsi organ pada lansia, proses menua pada lansia ini dapat menimbulkan berbagai masalah secara fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomis. Semakin lanjut usia, mereka akan mengalami kemunduran fisik yang dapat menimbulkan masalah peran sosial (Gama dkk, 2013). Gangguan psikologis atau mental yang sering terjadi pada lansia yaitu depresi. Depresi ini disebabkan oleh penurunan atau perubahan yang terjadi karena meningkatnya aktivitas monoamine oxida pada otak dan berkurangnya neotransmitter, sehingga mengalami kemunduran fungsi motorik dan terganggunya fungsi kognitif, dengan perubahan tersebut cenderung lansia mengalami depresi. Depresi menurut WHO (2010) merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi, dan konsentrasi yang rendah. Masalah ini dapat akut atau kronik dan menyebabkan gangguan kemampuan individu untuk beraktivitas sehari-hari. Hawari (2011) mengemukakan bahwa 1 dari 5 orang pernah mengalami depresi dalam kehidupannya, selanjutnya 5-15% para pasienpasien depresi melakukan bunuh diri setiap tahun. Sejauh ini, prevalensi depresi pada lansia di dunia berkisar 8%-15% dan hasil meta analisis dari laporan negara-negara di dunia mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada

3 lansia adalah 13,5% (Amelia, 2011). Menurut hasil survey WHO (2012) setiap tahunnya terdapat 100 juta kasus depresi. 30% lanjut usia menderita depresi dan timbulnya depresi selain karena penyakit yang diderita lanjut usia dan ini juga dikarenakan lansia merasa tidak mampu menghidupi diri atau memenuhi kebutuhannya sendiri seperti dulu lagi. Misalnya pensiun, kehilangan pekerjaan, pendapatannya menjadi berkurang, dan kehilangan silaturahmi dengan keluarga akibat kesibukan masing-masing. Hal ini menimbulkan perasaan kesepian dan merasa tidak diperhatikan, pada lansia ini juga memicu terjadinya depresi pada lansia (Irawan, 2013). Depresi bisa terjadi pada lansia disebabkan lansia merasa terasing dari keluarganya dan merasa kesepian. Depresi pada lansia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain penurunan fungsi dari organ tubuh, kehilangan sumber nafkah, perubahan gaya hidup, kurang perhatian dari keluarga nya. Untuk itu pendekatan keluarga sangat diperlukan dalam penatalaksanaan depresi pada lansia yaitu dengan memberikan dukungan pada lansia. Kebutuhan akan dukungan dan perhatian keluarga berlangsung sepanjang hidup sehingga jika seorang lansia tidak mendapat dukungan mereka akan mengalami episode mayor dari depresi yaitu gambaran melankolis, merasa rendah diri, perasaan tidak berdaya, dan hal yang paling mengancam adalah keinginan untuk bunuh diri. Melalui dukungan keluarga, lansia akan merasa masih ada yang memperhatikan. Dukungan keluarga dapat diwujudkan dengan memberikan perhatian, bersikap empati, memberikan dorongan,

4 memberikan saran, memberikan pengetahuan dan sebagainya (Cahyono, 2011). Perhatian yang diberikan kepada lansia dapat berupa dukungan keluarga khususnya keluarga atau kerabat dekat. (Gottlieb 1983, dalam Mundiharno, 2010) menyatakan bahwa dukungan keluarga dapat merupakan informasi verbal maupun nonverbal, saran, bantuan, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang terdekat berupa kehadiran serta hal-hal yang dapat memberi keuntungan emosional kepada penerimanya (Jafar, 2011). Menurut beberapa ahli lainnya bahwa dukungan dari keluarga sangatlah membantu dalam mencegah dan mengatasi depresi pada lansia. Selain itu menurut Friedman keluarga juga mempunyai tugas dalam pemeliharaan para anggotanya, saling memelihara dan saling mempertahankan hubungan timbal balik (Cahyono, 2010). Kaplan (2010) mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang terpenting adalah dukungan yang berasal dari keluarga. Dukungan keluarga adalah persepsi akan kenyamanan, kepedulian, penghargaan atau bantuan yang diterima individu dari orang terdekat. dukungan akan berarti apabila diberikan oleh orang-orang yang memiliki hubungan signifikan dengan individu yang bersangkutan, dengan kata lain dukungan tersebut diperoleh dari pasangan (suami, istri), anak dan kerabat keluarga lainnya. Diantara lain bentuk dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan (penilaian).

5 Dukungan emosional yang diberikan kepada lansia yaitu berupa ungkapan perhatian yang diberikan keluarga, dengan meperhatikan keadaan lansia tersebut, dukungan informasional berupa informasi yang diberikan keluarga, berupa saran, atau informasi yang diberikan tentang kebutuhan dan kesehatan lansia tersebut, dukungan instrumental berupa materi yang diberikan kepada lansia berupa uang, waktu dan semua kebutuhan yang diperlukan lansia tersebut, dan dukungan penghargaan berupa keluarga sebagai orang yang terdekat untuk membantu memecahkan masalah lansia dan keluarga harus memberi pujian atau reward terhadap tindakan atau upaya penyampaian pesan ataupun masalah. Miller (1995) menjelaskan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu sumber dukungan sosial yang sangat penting bagi lansia, karena keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan terbesar kepada lansia. Menurut Pender (2002), family support system (sistem dukungan keluarga) merupakan suatu sistem pendukung yang diberikan oleh keluarga kepada anggota keluarga untuk mempertahankan identitas sosial anggota keluarga dalam bentuk dukungan emosional, bantuan materi, memberikan informasi dan pelayanan, serta memfasilitasi anggota keluarga dalam membuat kontak sosial baru dengan masyarakat. Lueckenotte (2000) menyatakan bahwa keluarga merupakan pemberi perawatan utama dan sangat baik dalam memenuhi kebutuhan lansia yang mengalami penurunan kemampuan fungsional. Keluarga sangat berperan penting dalam

6 meningkatkan kesehatan anggotanya. Kurangnya dukungan keluarga dapat menjadi pemicu depresi pada usia lanjut. Lanjut usia yang mendapat dukungan dari keluarganya akan memperlihatkan kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik dibanding usia tua yang sedikit mendapat dukungan keluarga. Dukungan keluarga juga merupakan bentuk terapi keluarga yang termasuk pada penatalaksanaan depresi pada usia tua sehingga usia tua dapat menjalankan hidupnya lebih baik dan terhindar dari depresi (Dani, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Siv (2012) dukungan keluarga dipandang sebagai salah satu faktor penentu lansia untuk mengalami depresi, sehingga dukungan keluarga ini juga diperlukan untuk mengurangi atau mencegah depresi pada lansia. Penelitian Jikun Wang (2012) menunjukkan bahwa intervensi keluarga dan peningkatan dukungan keluarga yang terpenting dalam mengurangi depresi pada lansia. Selain itu, strategi untuk mengurangi depresi geriatri harus dipertimbangkan oleh seluruh lapisan masyarakat, anggota keluarga dan pasien lansia depresi sendiri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jafar (2010) menemukan tema dukungan keluarga tergambar dalam sub tema integrasi sosial, dukungan emosional, dukungan materi, dukungan informasi, serta dukungan layanan. Makna dukungan keluarga bagi lansia digambar dengan tema kesenangan batin dengan sub tema dukungan memberikan makna positif. Harapan lansia digambarkan dengan tema mempertahankan hubungan dengan sub tema

7 melakukan interaksi teratur, memberikan penghargaan terhadap lansia, dan mempersiapkan dan mengantar lansia ke peristirahatan terakhir. Penelitian yang dilakukan Anna Lyberg (2013) tentang pengalaman lansia dengan depresi berat tentang dukungan keluarga dengan 29 partisipan melalui wawancara semi terstruktur menemukan 1 tema utama yaitu perasaan kesendirian dan kesepian dalam hubungan dengan keluarga berdasarkan 2 tema yaitu: rasa menjadi layak atau tidak layak.dukungan keluarga mendorong kebutuhan emosional bagi lansia dengan depresi, keluarga mempunyai peranan penting, dimana keluarga bisa memberikan bantuan langsung maupun tidak langsung. Sesuai dengan pendapat Hawari (2011) mengungkapkan bahwa depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective/ mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna dan putus asa. Chaplin (2002) berpendapat bahwa depresi terjadi pada orang normal dan depresi merupakan suatu kemurungan, kesedihan, kepatahan semangat, yang ditandai dengan perasaan tidak sesuai, menurunnya kegiatan dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang. Berdasarkan data dari Dinas Kota Padang tahun 2015 jumlah lansia yaitu 73.062 orang lansia. Sedangkan jumlah lansia yang mempunyai gangguan mental emosional yaitu sebanyak 2.962 orang lansia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 Puskesmas Belimbing mempunyai peringkat tertinggi dengan jumlah lansia yang mempunyai gangguan mental emosional sebanyak 1.776. Dari pencatatan dan pelaporan

8 puskesmas belimbing selama 3 bulan terakhir yaitu dari Mei 2016- Juli 2016 gangguan mental emosional yaitu sebanyak 735 orang, dimana yang berjenis kelamin laki- laki 272 orang lansia dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 463 orang lansia. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2016, dari hasil wawancara terhadap lansia yang tinggal dengan keluarga sebanyak 10 lansia, 10 diantaranya mengalami depresi ringan, 7 lansia mengatakan melakukan aktivitas sehari- hari sendiri karena keluarga tidak ada waktu untuknya, keluarga juga sibuk dengan kegiatan nya, tetapi kadang-kadang keluarga ada memperhatikan lansia. Dan lansia juga mengatakan kurangnya waktu keluarga untuk berkomunikasi dengannya. Sedangkan 3 diantara nya mengatakan melakukan aktivitas sehari-hari dibantu oleh lansia,berobat ke puskesmas diantar oleh keluarga, keluarga menghargai pendapat dari mereka dan lansia juga ada diberikan uang oleh keluarga, tetapi perasaan sedih juga sering dirasakan oleh lansia. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang pengalaman lansia dengan depresi tentang dukungan keluarga di Wilayah kerja Puskesmas Belimbing Padang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengalaman lansia dengan depresi tentang dukungan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Belimbing Padang? C. Tujuan Penelitian

9 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman lansia dengan depresi tentang dukungan keluarga di wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Padang D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Kegiatan penelitian ini dapat menambah wawasan dan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari. 2. Bagi Puskesmas Memberi informasi mengenai pengalaman lansia dengan depresi tentang dukungan keluarga 3. Bagi Institusi Pendidikan Bahan penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk perpustakaan di Fakultas keperawatan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi dan pembanding untuk peneliti selanjutnya.