BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POTENSI BURNOUT BROKER PT. FASTING FUTURES SEMARANG

BAB II TINJAUAN TEORITIS

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999.

BAB 2. Tinjauan Pustaka

ANALISIS PERBEDAAN BURNOUT PEGAWAI PRIA DAN WANITA DI BCA KANTOR CABANG UTAMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB I PENDAHULUAN. berakibat buruk terhadap kemampuan individu untuk berhubungan dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Metode Penelitian Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN. Umur :.

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metodemetode

( Studi pada Akuntan Publik di Semarang )

BAB 1 PENDAHULUAN. tuntut untuk cepat menjadikan seseorang karyawan dapat menampilkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam berpikir, berucap, berperilaku dan mengambil keputusan.

KUESIONER PENELITIAN. Nama KAP :... Identitas Responden : Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak perlu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perusahaan yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap burnout pada karyawan PT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kimberly Clark Corporation merupakan sebuah perusahaan publik asal

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu hardiness dan burnout.

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. Gambaran Burnout Pustakawan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

Studi Deskriptif Mengenai Burnout pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Bandung

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. membuktikan diri sebagai Bimbingan belajar terbaik dan terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, baik pria maupun wanita berusaha untuk mendapatkan pekerjaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI PENGEMBANGAN KARIR PADA PT. BPR MANDIRI ARTHA ABADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah organisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

PENGANTAR. Perkenalkan nama saya Putri Ayuningtyas, mahasiswi Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

PENDAHULUAN Latar Belakang

63 Perpustakaan Unika A. Skala Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

No: IDENTITAS RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

1. Mohon Jelaskan kegiatan kerja anda sehari hari? (Jam kerja, jenis pekerjaan, tanggung jawab, dll). Jam kerja fleksibel menyesuaikan dengan

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Pengumpulan Data Dalam proses pengambilan data melalui pembagian kuesioner, peneliti menargetkan untuk dapat mengumpulkan data dari para responden dalam waktu satu bulan, tetapi data sudah terkumpul hanya dalam waktu satu minggu. Peneliti menargetkan untuk mengumpulkan data dari 20 responden, dalam pelaksanaan hanya dapat mengumpulkan 15 responden (respon rate sebesar 75 %). Hal ini disebabkan karena ada beberapa responden yang tidak bersedia mengisi kuesioner karena kesibukan mereka, dan ada beberapa kuesioner yang tidak kembali. Responden terdiri atas 6 pria dan 9 wanita dan rata rata sudah bekerja lebih dari 1 tahun. Tabel IV.1.1 Identitas responden Identitas Responden No Jenis kelamin lama bekerja 1 Pria 48 bulan 2 Pria 18 bulan 3 Pria 12 bulan 4 Pria 24 bulan 5 Pria 36 bulan 6 Pria 24 bulan 7 wanita 36 bulan 8 wanita 24 bulan 9 wanita 16 bulan 10 wanita 17 bulan 11 wanita 12 bulan 12 wanita 12 bulan 13 wanita 4 bulan 14 wanita 3 bulan 15 wanita 3 bulan Sumber : data primer yang diolah 15

IV.2. Hasil Penelitian IV.2.1. Hasil Penelitian Berdasar Kuesioner MBI Penelitian ini menggunakan analisis diskriptif yang akan dilakukan analisis dengan alat ukur Maslach Burnout Inventory (MBI). Penelitian ini menggunakan instrumen MBI untuk mengetahui potensi burnout pada broker. MBI ini dibagi menjadi 3 kondisi yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya indikasi terjadinya burnout pada individu. Berikut merupakan tinjauan distribusi jawaban responden terhadap kuesioner tersebut. 16

Tabel IV.2.1.1. Karakteristik burnout responden broker PT. Fasting Futures Semarang NO Variabel Jumlah skor 1 2 3 Jumlah mean Saya menjadi orang yang tidak memiliki 1 perasaan terhadap orang orang sejak saya menerima pekerjaan ini. 12 6 0 18 1,20 2 3 4 Saya khawatir pekerjaan ini menjadikan saya lebih emosional Saya tidak terlalu khawatir dengan orang yang membutuhkan bantuan saya Saya merasa bahwa orang orang yang membutuhkan bantuan saya, malah menyalahkan saya karena masalah masalah yang mereka hadapi. 6 18 0 24 1,60 9 10 3 22 1,47 7 8 12 27 1,80 5 6 7 Saya bersedia membantu menyelesaikan masalah masalah orang lain. 3 14 7 24 1,6 Saya merasa yakin pekerjaan saya memberi pengaruh yang baik bagi orang lain. 0 16 7 23 1,5 Saya merasa energik (mempunyai banyak energi atau selalu bersemangat). 0 12 9 21 2,6 8 Saya termasuk orang yang mudah bergaul 3 8 10 21 2,6 Saya merasa gembira dapat bekerja bersama 9 orang lain. 0 0 15 15 1,0 10 Saya merasa telah berjasa dalam pekerjaan ini. 6 22 2 30 2,0 11 Di dalam pekerjaan saya, saya menghadapi masalah masalah emosional dengan perasaan tenang 6 22 2 30 2,0 12 Saya merasa sangat tidak ingin dipecat dari 2 20 9 31 pekerjaan saya. 2,07 13 Saya merasa sangat merasa lelah pada saat 1 12 24 37 pulang kerja 2,47 14 Saya merasa lelah pada saat bangun pagi 4 16 9 29 1,93 15 Saya merasa frustasi dengan pekerjaan saya 5 18 3 26 1,73 16 Saya merasa bekerja terlalu keras untuk 6 16 3 25 pekerjaan saya 1,67 17 Bekerja dengan orang lain secara langsung, 4 20 3 27 menambah tekanan (stres) kepada diri 1,80 18 Saya merasa seperti kehabisan tenaga. 7 12 6 25 1.67 Rata - rata 1.62 Sumber : data primer yang diolah 17

Secara keseluruhan tingkat potensi burnout broker PT. FASTING FUTURES SEMARANG berada pada tingkat rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil pengolahan data primer yang menunjukkan angka 1,62 di mana angka tersebut berada di level rendah dan juga berdasarkan wawancara secara informal melalui metode sharing dengan para responden (broker) diambil kesimpulan bahwa responden masih mampu menangani tekanan pekerjaan mereka sehingga tekanan tersebut tidak sampai menyebabkan burnout. Untuk mengetahui lebih detail ke arah manakah burnout yang dialami para broker PT. FASTING FUTURES SEMARANG, apakah ke arah depersonalisasi, prestasi diri ataukah kelelahan emosional. Peneliti akan membagi pernyataan pernyataan kuesioner menjadi 3 bagian (depersonalisasi, prestasi diri dan kelelahan emosional) sebagai berikut. 1. Depersonalisasi Depersonalisasi adalah proses mengatasi ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan individu yang dilakukan individu untuk mengatasi kelelahan emosional. Gambaran dari depersonalisasi adalah adanya sikap negatif, kasar, menjauh dari lingkungan sosial, dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan serta orang-orang di sekitarnya Kuesioner yang mengukur tingkat depersonalisasi ini ditunjukkan dengan 4 buah pernyataan. 18

Tabel IV.2.1.2. Karakteristik responden depersonalisasi broker PT. Fasting Futures Semarang NO Variabel Jumlah skor 1 2 3 Jumlah mean Saya menjadi orang yang tidak memiliki 1 perasaan terhadap orang orang sejak saya menerima pekerjaan ini. 12 6 0 18 1.20 2 3 4 Saya khawatir pekerjaan ini menjadikan saya lebih emosional Saya tidak terlalu khawatir dengan orang yang membutuhkan bantuan saya Saya merasa bahwa orang orang yang membutuhkan bantuan saya, malah menyalahkan saya karena masalah masalah yang mereka hadapi. 6 18 0 24 1.60 9 10 3 22 1.47 7 8 12 27 1.80 Rata - rata 1.52 Sumber : data primer yang diolah, 2007 Berdasar tabel IV.2.1.2. menunjukkan bahwa jumlah rata rata jawaban responden untuk 4 pernyataan depersonalisasi diperoleh angka 1,52. Hal itu berarti tingkat depersonalisasi para broker berada di tingkat rendah karena berada pada angka dibawah 1,67. Pernyataan yang berbunyi Saya merasa bahwa orang orang yang membutuhkan bantuan saya, malah menyalahkan saya karena masalah masalah yang mereka hadapi merupakan indikator dengan skor tertinggi atau dapat dikatakan sebagai penentu depersonalisasi yang dominan. 2. Prestasi pribadi Prestasi pribadi digunakan untuk mengukur seberapa tinggi kemampuan individu untuk memperoleh prestasi mereka sendiri terhadap apa yang seharusnya mereka lakukan dengan pekerjaan mereka. 19

Tabel IV.2.1.3. Karakteristik responden prestasi diri broker PT. Fasting Futures Semarang Jumlah skor NO Variabel Jumlah mean 1 Saya bersedia membantu menyelesaikan masalah masalah orang lain. 1 2 3 1 14 21 36 2,40 2 3 4 5 6 Saya merasa yakin pekerjaan saya memberi pengaruh yang baik bagi orang lain. 0 16 21 37 2,47 Saya merasa energik (mempunyai banyak energi atau selalu 0 12 27 39 2,60 bersemangat). Saya termasuk orang yang mudah bergaul 1 8 30 39 2,60 Saya merasa gembira dapat bekerja bersama orang lain. 0 0 45 45 3,00 Saya merasa telah berjasa dalam pekerjaan ini. 2 22 6 30 2,00 Di dalam pekerjaan saya, saya 7 menghadapi masalah masalah 2 22 6 30 2,00 emosional dengan perasaan tenang Rata - rata 2,44 Sumber : data primer yang diolah, 2007 Berdasar tabel IV.2.1.3. ternyata menunjukkan bahwa jumlah rata rata jawaban responden untuk 7 pernyataan depersonalisasi diperoleh angka 2,44. Maka angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat prestasi diri para broker berada di tingkat tinggi karena berada pada angka di atas skor 2,34. Jika dilihat dari skor kuesioner prestasi diri, indikator Saya merasa gembira dapat bekerja bersama orang lain merupakan indikator dengan skor tertinggi. 3. Kelelahan emosional Kelelahan emosional ditandai dengan terkurasnya sumber-sumber emosional, misalnya perasaan frustrasi, putus asa, sedih, tidak berdaya, tertekan, apatis terhadap pekerjaan dan merasa terbelenggu oleh tugas-tugas dalam pekerjaan. 20

Selain itu, mereka mudah tersinggung dan mudah marah tanpa alasan yang jelas. Tabel IV.2.1.4. Karakteristik responden kelelahan emosional broker PT. Fasting Futures Semarang NO Variabel Jumlah skor 1 2 3 Jumlah mean 1 Saya merasa sangat tidak ingin dipecat dari pekerjaan saya. 2 20 9 31 2,07 2 Saya merasa sangat merasa lelah pada saat pulang kerja 1 12 24 37 2,47 3 Saya merasa lelah pada saat bangun pagi 4 16 9 29 1,93 4 Saya merasa frustasi dengan pekerjaan saya 5 18 3 26 1,73 5 Saya merasa bekerja terlalu keras untuk pekerjaan saya 6 16 3 25 1,67 6 Bekerja dengan orang lain secara langsung, menambah tekanan (stres) 4 20 3 27 1,80 kepada diri 7 Saya merasa seperti kehabisan tenaga. 7 12 6 25 1.67 Rata - rata 1.90 Sumber : data primer yang diolah, 2007 Berdasar tabel IV.2.1.4. tersebut, menunjukkan bahwa jumlah rata rata jawaban responden untuk 7 pernyataan kelelahan emosional diperoleh angka 1,90. Berdasarkan kategori yang sudah ditetapkan, maka angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kelelahan emosional para broker berada di tingkat sedang Yang memiliki skor tertinggi adalah Saya merasa sangat merasa lelah pada saat pulang kerja karena merupakan indikator dengan skor tertinggi. Berdasar data data di atas dapat disimpulkan bahwa potensi burnout tidak mengkhawatirkan karena tingkat burnout secara keseluruhan rendah dan lebih mengarah ke arah positif karena prestasi pribadi yang tinggi, depersonalisasi yang rendah dan kelelahan emosional yang berada pada tingkat sedang. 21

IV.2.2. Hasil Penelitian Berdasar Pertanyaan Terbuka Berdasar pernyataan terbuka, diambil kesimpulan bahwa responden tertarik menjadi seorang broker karena di samping mempunyai potensi pendapatan yang besar, responden merasa bahwa pekerjaan sebagai broker merupakan pekerjaan yang penuh tantangan, mempunyai wawasan yang luas, dan belajar bekerja sama dengan orang lain (nasabah). Responden rata rata bekerja selama lebih dari 8 jam. Walaupun demikian, mereka tidak merasa pekerjaan sebagai broker menyita banyak waktu mereka, karena mereka tidak setiap hari harus bekerja lebih dari 8 jam, mereka bekerja lebih dari 8 jam hanya pada kondisi mereka mengambil posisi pada pasar. Hal yang tidak disukai oleh responden di dalam pekerjaan sebagai broker adalah apabila nasabah jarang melakukan transaksi, karena broker mendapat penghasilan dari jumlah transaksi nasabah, semakin sering nasabah melakukan transaksi semakin besar pula pendapatan broker yang bersangkutan. Hal lainnya adalah apabila nasabah menyalahkan broker pada saat nasabah mengalami kerugian dalam bertransaksi atas analisa broker yang salah. Tetapi responden merasa tekanan pekerjaan yang mereka hadapi sepadan dengan hasil (pendapatan) yang mereka peroleh IV.2.3. Hasil Penelitian Berdasar Wawancara Informal dan Observasi Berdasar hasil pengamatan peneliti melalui wawancara secara informal hal yang menyebabkan pernyataan depersonalisasi no 4 Saya merasa bahwa orang orang yang membutuhkan bantuan saya, malah menyalahkan saya karena 22

masalah masalah yang mereka hadapi memiliki skor tertinggi disebabkan terdapat beberapa nasabah yang terkadang menyalahkan broker apabila nasabah mengalami kerugian, padahal nasabah juga sudah menyadari bahwa di dalam dunia perdagangan index dan forex mempunyai tingkat potensi kerugian yang tinggi. Berdasar hasil pengamatan peneliti melalui wawancara secara informal hal yang menyebabkan pernyataan no 5 pada instrumen prestasi diri Saya merasa gembira dapat bekerja bersama orang lain merupakan indikator dengan skor tertinggi karena responden sebagai broker dituntut untuk mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dan harus memiliki perasaan senang dapat bekerja dengan orang lain, karena pekerjaan sebagai tidak bisa semata mata mengelola nasabah berdasarkan profit yang dihasilkan. Mengelola nasabah melalui pendekatan pribadi terkadang tetap diperlukan.. Pernyataan no 2 pada instrumen kelelahan emosional saya sering merasa lelah pada saat pulang kerja memiliki skor tertinggi. Berdasar observasi yang dilakukan peneliti dan wawancara informal diperoleh informasi bahwa bagi broker yang memegang nasabah yang bertransaksi di forex bisa mempunyai jam kerja yang sangat panjang (karena pasar forex bergerak selama 24 jam sehari). Hal ini menandakan bahwa pekerjaan broker cukup menguras sumber sumber emosional mereka. Sehingga menyebabkan kelelahan baik secara fisik maupun secara psikis. 23

IV.3. Pembahasan Berdasar hasil penelitian potensi burnout secara keseluruhan menunjukkan bahwa tingkat potensi burnout pada broker PT. FASTING FUTURES SEMARANG masih dalam taraf yang tidak terlalu mengkhawatirkan atau berada pada taraf moderat yang didukung oleh rendahnya tingkat depersonalisasi dan kelelahan emosional dan tingginya prestasi ribadi yang dimiliki oleh para broker PT. FASTING FUTURES SEMARANG. Burnout yang merupakan kombinasi kelelahan fisik, emosi dan mental dan merupakan suatu keadaan yang sukar untuk keluar dari keadaan tersebut belum begitu nampak pada diri para broker. Pada bagian depersonalisasi, diperoleh angka 1,52. Hal itu berarti tingkat depersonalisasi para broker berada di tingkat rendah karena berada pada angka dibawah 1,67. Pernyataan yang berbunyi Saya merasa bahwa orang orang yang membutuhkan bantuan saya, malah menyalahkan saya karena masalah masalah yang mereka hadapi merupakan indikator dengan skor tertinggi atau dapat dikatakan sebagai penentu depersonalisasi yang dominan. Hal ini dapat dimaklumi karena broker mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap nasabah untuk memberikan analisis atau perkiraan perkiraan arah harga index atau forex sebaik mungkin agar meminimalkan resiko kerugian yang dihadapi oleh nasabah. Tetapi tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang diperkirakan oleh broker, dan bila hal tersebut terjadi, ada kemungkinan nasabah akan menyalahkan broker karena tidak tepat dalam melakukan analisis meskipun nasabah juga sudah mengetahui besarnya resiko yang dihadapi di dalam 24

perdangangan index/forex. Pernyataaan yang mempunyai tingkat depersonalisasi dengan skor terendah ada pada pernyataan yang berbunyi saya tidak menjadi orang yang tidak memiliki perasaan terhadap orang orang sejak saya menerima pekerjaan ini, responden mayoritas menjawab jarang, hal ini terjadi karena responden dalam hal ini adalah broker PT. FASTING FUTURES SEMARANG sudah merasa terbiasa dengan masalah masalah di dalam pekerjaan mereka sebagai broker sehingga tidak akan mempengaruhi kepribadian mereka sehingga mereka masih tetap peduli terhadap orang orang dan lingkungan sekitar mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Ferber (1991, 50), yang mengatakan bahwa semakin banyak pengalaman kerja, maka semakin rendah tingkat burnout yang dialami. Tekanan pada broker terjadi pada saat keadaan floating. Floating merupakan keadaan di mana mereka sedang berada di dalam keadaan yang merugi, mereka entry Market pada posisi yang kurang menguntungkan sehingga bila mereka ingin keluar dari pasar mereka harus menunggu harga yang tidak merugikan nasabah mereka. Sebagai ilustrasi broker A mengambil aksi beli (aksi yang mengharapkan harga pada masa yang akan datang lebih tinggi dari saat sekarang) saham Hanseng sebanyak 1 lot pada harga 26.000 poin sementara harga sedang berada di posisi 25.850 bila broker A mengambil aksi liquid (aksi di mana melepas saham yang sudah dibeli dengan harga sesuai dengan harga pasar pada saat melepas saham tersebut) maka nasabah broker A akan menderita kerugian sebesar 150 poin atau setara dengan Rp. 7.500.000 (1 poin x $5 x Rp. 10.000(fix rate)). Agar tidak merugi broker A menunggu saat di mana posisi harga pasar 25

berada di harga yang lebih tinggi dari 26.000 poin. Saat menunggu itulah yang disebut dengan posisi floating. Sehingga apa yang dirasakan oleh broker yang sedang berada di posisi floating akan lebih merasa tertekan dari pada broker yang tidak sedang mengalami floating. Indikator dengan skor tertinggi pada depersonalisasi atau dapat dikatakan sebagai penentu depersonalisasi yang dominan adalah pernyataan yang berbunyi Saya merasa bahwa orang orang yang membutuhkan bantuan saya, malah menyalahkan saya karena masalah masalah yang mereka hadapi. Hal ini dapat dimaklumi karena broker mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap nasabah untuk memberikan analisis atau perkiraan perkiraan arah harga index atau forex sebaik mungkin agar meminimalkan resiko kerugian yang dihadapi oleh nasabah. Tetapi tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang diperkirakan oleh broker, dan bila hal tersebut terjadi, ada kemungkinan nasabah akan menyalahkan broker karena tidak tepat dalam melakukan analisis meskipun nasabah juga sudah mengetahui besarnya resiko yang dihadapi di dalam perdangangan index/forex. Jawaban yang mempunyai tingkat depersonalisasi dengan skor terendah ada pada pernyataan yang berbunyi saya tidak menjadi orang yang tidak memiliki perasaan terhadap orang orang sejak saya menerima pekerjaan ini, responden mayoritas menjawab jarang, hal ini terjadi karena responden dalam hal ini adalah broker PT. FASTING FUTURES SEMARANG sudah merasa terbiasa dengan masalah masalah di dalam pekerjaan mereka sebagai broker sehingga tidak akan mempengaruhi kepribadian mereka. 26

Sedangkan pada prestasi diri yang menjadi faktor penentu dominan adalah pernyataan Saya merasa gembira dapat bekerja bersama orang lain. Semua responden menjawab sering merasakan. Hal ini disebabkan karena tingkat solidaritas antar broker PT. FASTING FUTURES SEMARANG sangat tinggi. PT. FASTING FUTURES SEMARANG sangat erat dengan suasana kekeluargaan sehingga tidak ada persaingan yang bersifat negatif di antara sesama broker, mereka mau saling membantu dalam menangani nasabah apabila broker yang bersangkutan tidak dapat memantau pergerakan harga karena berhalangan. Broker tidak hanya dituntut untuk bisa menganalisis keadaan pasar, tetapi juga kemampuan untuk berkomunikasi yang baik. Yang memiliki nilai paling rendah adalah pernyataan Di dalam pekerjaan saya, saya menghadapi masalah masalah emosional dengan perasaan tenang mayoritas responden menjawab kadang kadang merasakan.hal ini terjadi karena tidak semua broker bisa menghadapi keadaan floating dengan perasaan tenang. Semakin tinggi jam kerja seorang broker dalam dunia trading, broker semakin mampu mengendalikan emosi pada saat keadaan floating. Hal ini sejalan dengan pernyataan Moekijat (1995, 158) yang mengatakan bahwa masa kerja yang lebih lama akan memiliki kemampuan dalam penyesuaian terhadap situasi pekerjaan yang lebih baik karena lebih berpengalaman dalam menghadapi situasi tersebut. Pada kelelahan emosional yang menjadi faktor dominan adalah pernyataan Saya merasa sangat merasa lelah pada saat pulang kerja mayoritas responden menjawab sering merasakan. Hal ini menunjukkan bahwa broker sering merasa lelah pada saat pulang kerja, karena pada broker yang melakukan transaksi forex 27

mempunyai jam kerja yang relatif lebih panjang daripada jam kerja broker yang bertransasksi di index. Hal ini terjadi karena pasar forex buka selama 24 jam sehari (senin jam 5.00 WIB sabtu jam 4.30 WIB), sedangkan pasar index hanya dibuka sampai sore hari (Jam 8.30 jam 15.30) sehingga broker yang transaksi di index tidak perlu memantau harga hingga malam hari. Dalam instrumen kelelahan emosional terdapat hasil yang menarik, di satu sisi broker sering merasakan sangat lelah pada saat pulang kerja yang dibuktikan dengan nilai yang paling tinggi dalam instrumen kelelahan emosional, tetapi di sisi lain broker merasa jarang kehabisan tenaga yang ditunjukkan dengan nilai yang paling rendah. Hal ini terjadi karena broker hanya merasa lelah secara psikis. Mereka tidak merasa lelah secara fisik, karena mereka tidak bekerja yang membutuhkan tenaga secara fisik. 28