ANALISIS PROBABILISTIK BANJIR EKSTERNAL TERHADAP DESAIN PWR GENERASI III +

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR

ANALISIS KEANDALAN KOLAM PENYIMPAN BAHAN BAKAR BEKAS PADA PWR AP1000

ANALISIS PROBABILISTIK KECELAKAAN PARAH PWR SISTEM PASIF UNTUK MENINGKATKAN MANAJEMEN KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Diterima editor 27 Agustus 2014 Disetujui untuk publikasi 30 September 2014

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI TERHADAP BAHAYA INTERNAL

Aplikasi Sistem Keselamatan Pasif pada Reaktor Nuklir

Bab 2 PENDEKATAN TERHADAP PERTAHANAN BERLAPIS

SISTEM mpower DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA DI INDONESIA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

Diterima editor 12 Maret 2012 Disetujui untuk publikasi 02 Mei 2012

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

Bab 5 PERKEMBANGAN PERTAHANAN BERLAPIS UNTUK REAKTOR DAYA DI MASA DEPAN

Analisis Keselamatan Probabilistik (Probabilistic Safety Analysis)

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012

DASAR ANALISIS KESELAMATAN

REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA NUKLIR

PEMODELAN SISTEM PENDINGINAN SUNGKUP SECARA PASIF MENGGUNAKAN RELAP5.

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA

CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal

LAMPIRAN I METODE DAN PENDEKATAN ANALISIS KESELAMATAN

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR AIR MENDIDIH (BWR) DALAM PENGAWASAN REAKTOR DAYA

Badan Tenaga Nuklir Nasional 2012

KAJIAN TEKNIS SISTEM PENGAWASAN POTENSI PADAM TOTAL TERHADAP KESELAMATAN PLTN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

KAJIAN PENERAPAN REAKTOR SMART DI INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI PROSPEK PLTN DAYA KECIL NUSCALE DI INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA. BAB I KETENTU

MANAJEMEN KESELAMATAN PLTN PASCA KECELAKAAN FUKUSHIMA DAIICHI UNIT 1~4

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR NON REAKTOR

STUDI BANDING TATA LETAK TIPE-T dan TIPE-I PLTN PWR

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

Analisis Keselamatan Probabilistik BAB I PENDAHULUAN

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

Reactor Safety System and Safety Classification BAB I PENDAHULUAN

VII. TATA LETAK PABRIK

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS

KEPUTUSAN KEPALA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 01-P/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN TAPAK REAKTOR NUKLIR

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

PRINSIP DASAR KESELAMATAN NUKLIR (I)

Analisis Pohon Kejadian (ETA)

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EKSPERIMEN AWAL ALIRAN SIRKULASI ALAMIAH PADA SIMULASI SISTEM KESELAMATAN PASIF

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERHITUNGAN LAJU ALIR PENDINGIN AIR SISI PRIMER PADA UNTAI UJI BETA UNTUK EKSPERIMEN SISTEM PASIF

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI KESELAMATAN SAFETY RELATED SYSTEM UNTUK MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR RISET RSG-GAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS LAJU ALIRAN AIR DI COOLER PADA HEAT SINK SYSTEM UNTAI UJI FASSIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

FORMAT DAN ISI BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA. I. Kerangka Format Batasan dan Kondisi Operasi Reaktor Nondaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEJADIAN AWAL, INSIDEN DAN KECELAKAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

STUDI SISTEM KESELAMATAN TEKNIS REAKTOR SMART

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI DESAIN TERAS REAKTOR DAYA TIPE PWR PERTAMA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

Keselamatan Instalasi Nuklir

EFEK PERUBAHAN KETINGGIAN COOLER TERHADAP KECEPATAN ALIRAN AIR PADA SIMULASI SISTEM PASIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

DEFINISI. Definisi-definisi berikut berlaku untuk maksud-maksud dari publikasi yang sekarang.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA

Bab 3 IMPLEMENTASI PERTAHANAN BERLAPIS

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS ROBABILISTIK BANJIR EKSTERNAL TERHADA DESAIN WR GENERASI III + D. T. Sony Tjahyani usat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (TRKN)-BATAN Kawasan uspiptek Serpong Tangerang Selatan Telp./Faks. 021-7560912 / 021-7560913 Email: sonybatan@yahoo.com ABSTRAK ANALISIS ROBABILISTIK BANJIR EKSTERNAL TERHADA DESAIN WR GENERASI III +. Dalam desain reaktor daya dipertimbangkan kejadian awal terpostulasi (IE) yang didefinisikan sebagai kejadian yang teridentifikasi pada desain yang menimbulkan kejadian operasional terantisipasi atau kecelakaan dan ancaman terhadap fungsi keselamatan. IE berupa kejadian internal dan bahaya yang terdiri atas internal dan eksternal. Bahaya eksternal meliputi gempa, banjir, kebakaran, kejadian ulah manusia, dan lain-lainnya. engaruh banjir dapat menyebabkan kecelakaan yang parah. Analisis keselamatan dalam reaktor daya dapat dilakukan secara deterministik dan probabilistik. Makalah ini menganalisis secara probabilistik kemampuan desain WR generasi III + dalam mengantisipasi terhadap banjir eksternal. WR generasi III + yang digunakan sebagai bahan analisis adalah A-1000, US-AWR dan US-ER. Kajian dilakukan berdasarkan tata letak desain dan model rantai markov. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan konsep desain pada WR generasi III +, maka desain mampu mengantisipasi terjadinya banjir eksternal yang mengancam terhadap keselamatan dengan probabilitas gagal sekitar 10-4 10-6. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pada WR generasi III + jenis pasif, kejadian awal terpostulasi banjir eksternal dapat diabaikan. Kata kunci: Kejadian awal terpostulasi, Analisis probabilistik, WR generasi III +, Banjir eksternal ABSTRACT ROBABILISTIC ANALYSIS FOR EXTERNAL FLOODING TO GENERATION III + WR. On the power reactor design is considered postulated initiating event (IE) that is defined as an event identified in design as leading to anticipated operational occurrences or accident and threaten to safety function. IEs are internal event and hazard that is consist of internal and external. External hazard include seismic, flooding, fire, human induced, etc. Flooding effect can cause severe accident. Safety analysis in the power reactor can be done by deterministc and probabilistic. This paper is to analyze capability of generation III + WR design to anticipate external flooding by probabilistic. Generation III + WR which used as object for analysis is A-1000, US-AWR and US-ER. The assessmnet is done based on design layout and markov chain model. The analysis results showed that based on generation III + design concept, so design is able to anticipate external flooding event which threaten to safety with failure probability about 10-4 10-6. Moreover, the assessment results showed that postulated initiating event of external flooding can be eliminated on generation III + WR of passive type. Keywords: ostulated initiating event, robabilistic analysis, Generation III + WR, External flooding 1. ENDAHULUAN Berdasarkan pedoman IAEA dan eraturan Kepala Bapeten disebutkan bahwa dalam desain reaktor daya (LTN) perlu mempertimbangkan kejadian awal terpostulasi (IE, postulated initiating event) yaitu kejadian yang teridentifikasi pada desain yang menimbulkan kejadian operasional terantisipasi atau kecelakaan dan ancaman terhadap fungsi ISSN 1979-1208 216

keselamatan [1-3]. IE tersebut apabila tidak dilakukan mitigasi oleh sistem keselamatan dan tindakan operator akan menimbulkan kerusakan teras (core damage) atau kerusakan bahan bakar. IE dapat berupa kejadian internal dan bahaya. Kejadian internal disebabkan oleh kegagalan komponen dan kesalahan operator, sedangkan bahaya terdiri atas bahaya internal dan eksternal. Bahaya internal berasal dari dalam tapak reaktor, baik di dalam maupun di luar instalasi, sedangkan bahaya eksternal berasal luar tapak [4]. Bahaya eksternal pada umumnya dapat dieliminasi dalam pemilihan tapak, namun beberapa jenis bahaya masih tetap ada dan harus dipertimbangkan dalam desain. Beberapa jenis bahaya eksternal yang dipertimbangkan adalah gempa, banjir, kebakaran, kejadian ulah manusia (human induced), dan lain-lainya [5,6]. Salah satu infrastruktur dalam persiapan pembangunan LTN adalah TSO (Technical Support Organization). Sebagian tugas dari institusi ini adalah mampu melakukan evaluasi keselamatan reaktor yang akan dibangun berdasarkan permintaan pemilik (owner) maupun badan regulasi. BATAN khususnya usat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir harus dapat berfungsi sebagai TSO. WR (ressurized Water Reactor) merupakan salah satu jenis reaktor daya yang mempunyai kemungkinan untuk dibangun di Indonesia. ada saat ini, LTN tipe WR yang banyak dibangun adalah termasuk generasi III + baik secara pasif maupun aktif antara lain: A-1000 (Advanced assive ressurized Water Reactor 1000), US-ER (US-Evolutionary ower Reactor) dan US-AWR (US-Advanced ressurized Water Reactor). Maka dari itu sebagai TSO sangatlah penting menganalisis desain WR generasi III + yaitu tipe yang mempunyai peluang besar untuk dibangun dalam program LTN di Indonesia. SA (robabilistic Safety Assessment) menentukan probabilitas dan resiko dari lepasan produk fisi dari LTN yang disebabkan oleh kerusakan teras dan kerusakan bahan bakar bekas, maka dari itu dalam analisis perlu dikaji ketahanan desain untuk mencegah terjadinya kerusakan teras pada saat operasi daya penuh serta kerusakan bahan bakar bekas pada kondisi penyimpanan atau fasilitas limbah. Maka dari itu dalam desain perlu diimplementasikan agar bahaya eksternal tidak mempengaruhi sistem keselamatan termasuk sistem pendukungnya. Kegagalan sistem tersebut akan menyebabkan kerusakan teras atau bahan bakar bekas. Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan analisis kejadian internal terhadap desain WR generasi III + [7]. Dari kajian tersebut terlihat, walaupun kejadian internal mempunyai kontribusi terbesar dalam kerusakan teras, namun harus dipertimbangkan pula bahaya eksternal karena mempunyai efek sekunder dan bertingkat (secondary and cascading effect). engalaman di Fukushima Dai-ichi telah menunjukkan bahwa karena kejadian banjir eksternal yang disebabkan oleh tsunami mengakibatkan rentetan kejadian (event sequence) sehingga menimbulkan kecelakaan nuklir yang serius. Tujuan dari makalah ini adalah menganalisis secara probabilistik kemampuan desain WR generasi III + dalam mengantisipasi terhadap banjir eksternal. Metoda yang dilakukan adalah dengan menggunakan kajian berdasarkan tata letak (layout) sistem keselamatan serta pembuatan model dengan analisis rantai markov (markov chain). 2. BANJIR, TATA LETAK DESAIN WR GENERASI III + DAN METODOLOGI 2.1. Banjir Secara prinsip banjir eksternal untuk negara tropis disebabkan dari 2 sumber yaitu berasal dari sungai dan pantai. Yang termasuk berasal dari kelompok sungai disebabkan oleh kegagalan bendungan dan turunnya hujan yang sangat ekstrim, sedangkan yang ISSN 1979-1208 217

termasuk kelompok pantai disebabkan oleh tsunami, dan badai yang dapat membangkitkan gelombang tinggi. Konsekuensi akan terjadi pada fasilitas atau instalasi, bila ketinggian banjir melebihi tinggi kritis sehingga merusak struktur dan bangunan serta peralatan di dalam gedung jika aliran banjir menuju pintu yang tidak terlapisi (unsealed) dan terbuka. Dalam hal pengaruh banjir terhadap penggenangan peralatan keselamatan, maka yang perlu diperhatikan adalah ketinggian peralatan keselamatan pada tata letak peralatan. 2.2. Karakteristik Desain WR Generasi III + A-1000, US-AWR dan US-ER termasuk LTN generasi III + yaitu mempunyai karakteristik terhadap peningkatan keselamatan dan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan WR generasi II. Secara umum fitur dari WR generasi III + seperti ditunjukkan Tabel 1. Tabel 1. Fitur Desain WR Generasi III + [8] No. Item Fitur 1. Daya, MWe 1100 1700 2. Efisiensi, % 34-39 3. Ketersediaan, % 80 95 4. Lifetime, tahun 60 5. Frekuensi kerusakan teras, reaktor.tahun -1 10-7 10-5 6. engaruh minimal terhadap lingkungan 10-9 10-6 (LERF), reaktor.tahun -1 7. Burn-up, MWd/kg 60-100 8. Kekuatan desain terhadap gempa, g 0,25 0,30 9. Siklus bahan bakar, tahun 1-2 10. Mitigasi Kecelakaan parah * 11. enerapan sistem pasif Banyak diimplementasikan pada sistem keselamatan 12. Tindakan operator Menambah waktu tanpa tindakan operator bila dibandingkan dengan desain WR generasi II, bahkan beberapa desain sampai 72 jam 13. engungkung Rangkap (menggunakan venting annulus), menambah kekuatan, beberapa desain tahan terhadap tumbukan pesawat * WR generasi II hanya sampai kecelakaan dasar desain Terhadap ekonomi dan keselamatan, pendekatan desain yang diterapkan pada WR generasi III + berdasarkan 2 tipe yaitu secara evolusioner (evolutionary) dan pasif. Untuk mencapai keekonomian, evolusioner dilakukan dengan peningkatan daya, sedangkan secara pasif dengan penyederhanaan dan pengurangan jumlah komponen. Dalam mencapai tingkat keselamatan, pendekatan evolusi dilakukan dengan melakukan keterpisahan fisik (physical separation) dan redundansi pada sistem aktif. Untuk secara pasif menerapkan sistem pasif pada fitur keselamatan teknis (ESF, Engineered safety Features). Desain yang termasuk WR generasi III + dengan menerapkan pendekatan secara evolusioner antara lain US-AWR dan US-ER, sedangkan yang termasuk tipe pasif adalah ISSN 1979-1208 218

A-1000. Spesifikasi teknis penting yang berhubungan dengan ketiga tipe tersebut seperti ditunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Spesifikasi teknis US-AWR, US-ER dan A-1000 [9-11] No. arameter Evolusioner asif US-AWR US-ER A-1000 1. Daya termal/elektrik 4451/1700 MW 4250/1655 MW 3415/1117 MW 2. Karakteristik Fitur pasif Fitur pasif enerapan fitur desain terbatas 4 kalang terbatas 4 kalang keselamatan pasif secara luas 4 pembangkit uap 4 pembangkit penyederhanaan vertikal uap vertikal operasi dan konstruksi 2 kalang 2 pembangkit uap vertikal 4 lengan dingin (cold leg) 3. Sistem pendingin reaktor 4. Sistem endingin Teras Darurat (ECCS) 5. Sistem endingin anas Sisa (RHRS) 6. Sistem emindah anas engungkung (CHRS) Tekanan: 15,5 Ma Temperatur outlet: 325 0 C 4 akumulator (peningkatan kemampuan) 4 x 50 % pompa tekanan tinggi (HCI) Tanpa menggunakan pompa tekanan rendah (Tidak ada LCI) 4 x 50% RHR aktif Alat penukar panas digunakan bersama dengan sistem CHR 4 x 50% sistem CHR aktif ompa dan alat penukar panas Tekanan: 15,5 Ma Temperatur outlet: 330 0 C 4 akumulator 4 x 100% pompa tekanan medium (MCI) 4 x 100% pompa tekanan rendah (LCI) Menggunakan sirkuit sekunder atau kombinasi LCI Tidak ada spray Untuk kecelakaan parah dengan Tekanan: 15,5 Ma Temperatur outlet: 321 0 C Menggunakan 3 sumber air secara pasif yaitu: 2 CMT (Core Makeup Tank) 2 akumulator 1 IRWST (Incontainment Refueling Water Storage Tank) RHR secara pasif dengan penukar panas kapasitas penuh IRWST terletak di atas kalang primer Memberikan buangan panas terhadap sistem asif eksternal beru pa melalui dinding pengungkung ISSN 1979-1208 219

No. arameter Evolusioner asif US-AWR US-ER A-1000 digunakan kapasitas 2 x terhadap dinding bersama dengan 100% eningkatan RHR siram an air secara gravita si dari tangki ekster nal Tidak memerlukan spray pengungkung dan kipas pendi ngin 7. Sistem kelistrikan 4 trains 4 trains 2 trains Keselamatan yang berhubungan dengan tata letak secara umum terutama mengenai posisi generator diesel darurat, cadangan air pendingin serta jalur keselamatan yang dihubungkan dengan banjir eksternal seperti terlihat dalam Gambar 1, 2 dan 3. WR Generasi II A-1000 *) Gedung no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 merupakan bangunan seismik kategori I 1. elindung/engungkung 7. Tangki enyimpan Air (RWST) 2. Gedung Bantu 8. Fasilitas Air Demineral 3. Daerah Bahan Bakar 9. Tangki enyimpan Kondensat 4. Generator Diesel 10. Gedung Limbah 5. Rumah ompa untuk Air Layanan 11. Gedung enunjang 6. enyimpan BBM Darurat Gambar 1. erbandingan Tata Letak WR Genrasi II dan A-1000 [9] ISSN 1979-1208 220

A/B = Auxiliary Building R/B = Reactor Building S/B = ower Source AC/B = Access Control Building Building T/B = Turbine Building Gambar 2. Tata Letak US-AWR [10] Gambar 3. Tata Letak US-ER [11] Berdasarkan tata letaknya dibandingkan dengan WR generasi II, WR generasi III + adalah lebih kompak dan bila dibandingkan dengan tipe pasif, maka beberapa bagian mempunyai penurunan klasifikasi seismik serta ruang generator diesel tidak termasuk kelas seismik. Sedangkan pada tipe aktif mempunyai fitur khusus yaitu ruang diesel dan sistem keselamatan mempunyai keterpisahan fisik yang ketat serta pada posisi yang berlawanan. Namun demikian, posisi ini juga berbeda antara US-AWR dan US-ER yaitu sistem keselamatan pada US-AWR terletak di dalam gedung reaktor (reactor building), sedangkan US-ER di luar. ISSN 1979-1208 221

2.3. Rantai Markov Salah satu metoda dalam teori probabilistik adalah dengan menggunakan rantai markov yaitu suatu teknik menentukan probabilitas kejadian berikutnya berdasarkan analisis probabilitas yang diketahui saat ini. Analisis dilakukan dengan membuat asumsi bahwa suatu sistem dimulai dengan kondisi awal. robabilitas perubahan dari satu kondisi ke kondisi lainnya dengan menggunakan matriks probabilitas transisi. Vektor dari probabilitas kondisi untuk periode t ditentukan sebagai [11] : X t X, X, X,, (1) 1 2 3 Xn dengan, n menyatakan jumlah kondisi, sedangkan, X, X,, kondisi 1, 2,, n. Dengan syarat: X X X 1 (2) 1 2 n Matriks probabilitas transisi dapat ditentukan sebagai berikut: 11 21 m1 12 22 m2 1n 2n mn (3) X probabilitas 1 2 3 Xn dengan mn= robabilitas kondisi n setelah kondisi m periode sebelumnya Dengan syarat: 1 m1 m2 (4) Maka secara umum X (t) dapat ditentukan sebagai: t t X X(0) (5) mn dengan X (0) = robabilitas kondisi pada periode awal, dan t = Jumlah periode. Dengan mengasumsikan probabilitas banjir terhadap sistem yang mengganggu fungsi keselamatan, maka dengan rantai markov tersebut dapat ditentukan probabilitas banjir yang mempengaruhi terhadap ketahanan desain WR generasi III +. 2.4. Metoda Metoda analisis yang dilakukan adalah pertama menentukan jenis komponen/sistem pendukung yang akan terancam banjir eksternal berdasarkan posisi layout (tata letak) serta konsep desain yang diterapkan. arameter desain yang dikaji dengan mempertimbangkan kerangkapan (redundancy), keragaman (diversivity) dan keterpisahan fisik (physical separation). Selanjutnya disusun rentetan kejadian yaitu dari kejadian awal (banjir eksternal) yang menimbulkan komponen/sistem pendukung (support system) terancam, sehingga sistem keselamatan utama mengalami gangguan (malfunction). Dari rentetan kecelakaan tersebut selanjutnya ditentukan probabilitas kemampuan desain dalam mengantisipasi terhadap banjir eksternal. enentuan probabilitas dilakukan dengan membuat model berdasarkan setiap item pada rentetan kecelakaan dengan metoda rantai markov. Setiap item tersebut diasumsikan mempunyai probabilitas gagal, sehingga probabilitas gagal total atau kemampuan desain dalam mengantisipasi banjir eksternal dapat dihitung. Sebagai obyek kajian adalah A-1000, US-AWR dan US-ER. 3. HASIL DAN EMBAHASAN Berdasarkan pemilihan tapak, maka banjir eksternal dapat dieliminasi yaitu antara lain dengan mempertimbangkan kontur daratan (elevasi dan kemiringan tanah). Namum ISSN 1979-1208 222

demikian bila banjir eksternal mampu mencapai tapak, yang terpengaruh adalah sistem keselamatan maupun sistem pendukung yang terjangkau oleh banjir eksternal. Maka secara umum yang berhubungan langsung dengan kondisi ini adalah posisi generator diesel darurat yang bertugas mensuplai listrik serta posisi air yang digunakan untuk cadangan pendinginan teras dan tempat penyimpanan bahan bakar bekas. Apabila banjir mampu memasuki gedung reaktor dan turbin, maka dapat diklasifikasikan sebagai kejadian awal banjir internal. Banjir internal ini dapat langsung mengenai item-item yang penting untuk keselamatan atau menimbulkan efek sekunder, misalnya terjadinya hubungan pendek, efek tekanan hidrostatis, kesalahan instrument ataupun kondisi kekritisan. Namun kondisi ini sangat kecil peluangnya, karena WR generasi III + telah menerapkan desain secara konservatif dan komprehensif. Sehubungan dengan posisi generator diesel dan cadangan pendingin pada WR generasi III + akibat banjir eksternal tidak merupakan ancaman bagi keselamatan karena telah diterapkan konsep keterpisahan secara fisik dan redundansi. Dari perhitungan probabilistik didapatkan probabilitas gagal sistem serta desain dalam mengantisipasi banjir eksternal seperti ditunjukkan dalam Tabel 3. Bila dikaji pada WR generasi III + tipe pasif yaitu A-1000, akibat banjir eksternal sangat kecil pengaruhnya terhadap keselamatan reaktor bahkan dapat diabaikan seperti ditunjukkan dalam Tabel 3. Hal ini disebabkan karena pendinginan dilakukan secara sirkulasi alam, baik melalui media air maupun udara yaitu melalui berfungsinya akumulator, CMT (Core Make-up Tank), RHR (assive Residual Heat Removal) dan CCS (assive Containment Cooling System), serta banjir eksternal tidak akan mempengaruhi fungsi buangan panas akhir (ultimate heat sink). Sehingga reaktor dapat mempertahankan dalam kondisi aman sampai dengan 72 jam tanpa tindakan operator tanpa tergantung listrik dan cadangan air. Maka apabila dilihat pada Gambar 1, posisi generator diesel jauh dari gedung reaktor dan bukan merupakan kategori seismik I. ada A-1000 ini, posisi komponen atau sistem pendukung yang berhubungan dengan safety related tersusun secara kompak, sehingga probabilitas dampak banjir yang berupa genangan air yang berpengaruh terhadap kinerja fungsi sangat kecil. Beberapa sistem diubah klasifikasinya dari kelas keselamatan menjadi non keselamatan antara lain: pemindah panas sisa (RHR, Residual Heat Removal), penyemprot pengungkung (CS, Containment Spray), diesel darurat (EDG, Emergency Diesel Generators). Dengan perubahan status tersebut menunjukkan bahwa dampak banjir eksternal bukan merupakan ancaman yang serius terhadap ketahanan desain. Tabel 3. Hasil erhitungan robabilitas Gagal Dengan Rantai Markov No. Jenis WR robabilitas Gagal Akibat Banjir Eksternal robabilitas Gagal Generasi III + Dibandingkan Dengan WR generasi II Desain Dalam Generator Diesel Sistem Keselamatan Mengantisipasi Banjir Darurat Eksternal 1. A-1000 0 0 0 2. US-AWR 0,5 0,3 10-4 3. US-ER 0,5 0,3 10-6 ada WR generasi III + jenis aktif, banjir eksternal juga kecil probabilitasnya yang mengancam terhadap kerusakan teras, walaupun beberapa sistem pendukung dapat terancam. Dalam WR generasi III + tipe ini (US-ER dan US-AWR) generator diesel darurat masih merupakan hal yang penting untuk keselamatan dan mempunyai peluang terancam banjir eksternal. Kecilnya probabilitas tersebut untuk tipe US-ER dilakukan dengan menggunakan parameter redundansi dan pemisahan fisik yang sangat ketat yaitu sebanyak 4 jalur keselamatan (safety train) yang mandiri (independent) serta peletakan posisi dan arah yang berbeda. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 3, gedung keselamatan terletak ISSN 1979-1208 223

pada 3 posisi yang berlawanan, sedangkan diesel darurat pada 2 posisi yang berlawanan. Dengan letak posisi gedung keselamatan yang demikian maka probabilitas gagalnya akibat banjir eksternal secara pesimistis menjadi 0,3 kalinya dibandingkan desain WR generasi II seperti ditunjukkan dalam Tabel 3. Namun hal ini sebenarnya akan lebih kecil dari harga tersebut, karena setiap gedung keselamatan merupakan pelindung untuk gedung keselamatan lainnya, tergantung dari arah datangnya banjir. Demikian juga dengan posisi gedung diesel darurat, maka secara pesimistis probabilitas gagalnya menjadi 0,5 kalinya dibandingkan desain WR generasi II. Seperti halnya pada posisi gedung keselamatan, probabilitas ini menjadi semakin kecil tergantung dari arah banjir. Maka dari itu, secara total probabilitas ini akan semakin kecil bila mengatur arah tata letak fasilitas secara keseluruhan dengan menghindari arah yang mempunyai peluang terbesar datangnya banjir berdasarkan hasil evaluasi tapak. ada US-AWR walaupun juga menerapkan keterpisahan fisik tetapi lebih menekankan aspek redundansi (4 jalur) dan keandalan sistem untuk setiap jalur yaitu salah satunya dengan mengunakan 2 jenis sumber listrik yang berbeda untuk menggerakkan pompa. osisi sistem keselamatan walaupun menerapkan prinsip redundansi, tetapi semuanya terletak dalam gedung reaktor sehingga walaupun terletak dalam gedung yang sama, tetapi masih termasuk kategori seismik I. Sedangkan gedung generator diesel darurat seperti halnya US-ER terletak pada 2 posisi yang berlawanan, maka mempunyai probabilitas gagalnya sama pula, seperti terlihat dalam Tabel 3. Dari ketiga jenis WR generasi III + tersebut posisi IRWST (In containment Refueling Water Storage) yang merupakan sebagai cadangan pendingin terletak di dalam pengungkung, hal ini merupakan perubahan yang sangat signifikan bila dibandingkan dengan WR generasi II, sehingga pendinginan reaktor terpenuhi walaupun terjadi banjir eksternal. Dengan rantai markov, serta mempertimbangkan setiap sistem yang ada pada redundansi mempunyai peluang gagal, serta probabilitas gagal tergantung dari arah banjir, maka pada WR generasi III + sistem aktif yang mengancam pada keselamatan reaktor mempunyai probabilitas sekitar 10-4 10-6, seperti terlihat dalam Tabel 3. Angka ini termasuk kecil, karena selanjutnya akan diperkalikan dengan probabilitas terjadinya banjir berdasarkan data tapak yang ada. Sedangkan pada tipe pasif, secara rantai markov probabilitasnya mendekati 0, karena banjir eksternal tidak mempengaruhi sumber listrik dan sumber cadangan air. Dalam analisis ini, banjir eksternal ditinjau sebagai kejadian awal yang menimbulkan efek primer. Bila banjir eksternal sebagai efek sekunder, misalnya didahului dengan kejadian awal lainnya seperti gempa, maka desain harus mempertimbangkan kemungkinan kejadian tersebut. Seperti halnya pada A-1000, walaupun tidak tergantung dengan listrik dan cadangan air pendingin pada kondisi darurat, tetapi skenario ini akan berubah bila tempat untuk cadangan air pendingin tersebut mengalami kerusakan setelah terjadinya kejadian awal sebelumnya, misalnya: RHR, IRWST, tanki air pada CCS (passive containment cooling system) mengalami kerusakan. ada WR generasi III + hal tersebut sudah dipertimbangkan dengan mengkategorikan sistem tersebut pada bangunan yang termasuk kategori seismik I, maka pada bagian ini harus diterapkan batasan kekuatan gempa yang sangat ketat. Walaupun demikian apabila skenario terburuk tersebut terjadi, maka sesuai dengan prinsip gagal-aman (fail safe), karena posisinya di atas sistem pendingin primer/teras reaktor, air pada IRWST dan tangki air pada CCS akan menyiram teras secara gravitasi. ISSN 1979-1208 224

4. KESIMULAN Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan konsep desain yang diterapkan, desain WR generasi III + mampu mengantisipasi ancaman banjir eksternal, karena secara probabilistik didapatkan probabilitas gagal yang mengarah pada kerusakan teras atau penyimpanan bahan bakar bekas sangat kecil yaitu antara 10-4 10-6. Secara probabilistik didapatkan juga bahwa WR generasi III + jenis pasif, kejadian awal terpostulasi banjir eksternal dapat diabaikan. DAFTAR USTAKA: [1] IAEA, Safety Standard Series, Safety of Nuclear ower lant: Design, Safety Requirement, NS-R-1 IAEA, Vienna, (2001). [2] IAEA, Safety Standard Series, Safety Assessment for Facilities and Activities, Safety Requirement, GS-R4 IAEA, Vienna, (2009). [3] BAETEN, Ketentuan Keselamatan Desain Reaktor Daya, erka BAETEN No. 3 Tahun 2011, Jakarta, (2011). [4] IAEA, Safety Standard Series, Development and Application of Level 1 robabilistic Safety Assesment for Nuclear ower lants, Specific Safety Guide, SSG-3 IAEA, Vienna, (2010). [5] IAEA, Safety Standard Series, External Events Excluding Earthquakes in the Design of Nuclear ower lants, Safety Guide, NS-G-1.5 IAEA, Vienna, (2003). [6] BAETEN, Ketentuan Keselamatan Evaluasi Tapak Reaktor Nuklir, erka BAETEN No. 5 Tahun 2007, Jakarta, (2007). [7] TJAHYANI, D. T. S., Analisis Kejadian emicu Berdasarkan Desain Tipe WR Generasi III (III + ), Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan LTN serta Fasilitas Nuklir, ITS-BATAN, Surabaya, (2010). [8] MIŠÁK, J., Evolution of Safety Assessment Approaches for GEN III Systems and Implications for Future System, INRO Dialogue Forum on Nuclear Energy Innovations, IAEA, Vienna, (2010). [9] RANDY B., Summer Seminar on the Westinghouse A-1000 Reactor, Status of Advanced Light Water Reactor Designs, (2006). [10] MITSUBISHI, US-AWR: General Arrangement of Nuclear Island, MITSUBISHI, (2007). [11] MARK, S., U.S. ER Design Overview, AREVA, (2007). [12] RENDER, STAIR, AND HANNA, Quantitative Analysis for Management: Markov Analysis, rentice-hall, (2009). DISKUSI 1. ertanyaan dari Sdr. Djati HS (EN-BATAN): Bagaimana kaitan kejadian gempa dan tsunami Fukushima menimpa LTN Gen III? Jawaban: Apabila peristiwa seperti Fukushima menimpa WR generasi III + tidak akan parah, karena pada WR generasi III + menekankan prinsip pasif dan pemisahan fisik serta redundansi secera jelas. Sehingga bila terjadi banjir, diesel generator dan cadangan air tidak terganggu. Bahkan untuk A-1000 pada saat kecelakaan bisa ditinggalkan tanpa campur tangan operator selama 72 jam. ISSN 1979-1208 225