Penambahan Fruktosa Mempertahankan Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Kalkun yang Disimpan pada Suhu 4 C

dokumen-dokumen yang mirip
Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

Penambahan Bovine Serum Albumin Mempertahankan Motilitas Progresif Spermatozoa Kalkun pada Penyimpanan Suhu 4 C

Penambahan Vitamin C Pada Pengencer Fosfat Kuning Telur Semen Kalkun Yang Disimpan Pada Suhu 5 C

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

Indonesia Medicus Veterinus Juni (3) : pissn : ; eissn :

Kualitas Semen Cair Domba Garut pada Penambahan Sukrosa dalam Pengencer Tris Kuning Telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Burung Puyuh (Coturunix coturnix japonica) dalam Pengencer Fosfat Kuning Telur pada Suhu 4ºC

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

Kualitas Semen Ayam Kampung Pada Suhu 3-5 o c Pada Pengenceran Fosfat Kuning Telur Dengan Penambahan Laktosa

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat... Ayunda Melisa

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C

KUALITAS SPERMA SAPI BEKU DALAM MEDIA TRIS KUNING TELUR DENGAN KONSENTRASI RAFFINOSA YANG BERBEDA

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

S. Suharyati Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA PENGENCER SKIM KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI BALI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

Penambahan Bovine Serum Albumin pada Pengencer Kuning Telur terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Anjing

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

Madu Meningkatkan Kualitas Semen Kalkun Selama Penyimpanan

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

T.L.Yusuf, R.I. Arifiantini, dan N. Rahmiwati Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK

Motility of Spermatozoa Brahman Bull in CEP-D Diluent with Egg Yolk Suplementation of Gallus sp. of Hisex Brown Strain during Refrigerator Storage

BAB III MATERI DAN METODE

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP DAYA HIDUP DAN KEUTUHAN MEMBRAN PLASMA SPERMATOZOA ITIK RAMBON

PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER

Pengaruh Penambahan Trehalosa dalam Pengencer Tris terhadap Kualitas Semen Cair Domba Garut (Ovis aries)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

PERAN MALTOSA SEBAGAI KRIOPROTEKTAN EKSTRASELULER DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SEMEN BEKU DOMBA GARUT

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

Tatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada

MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA SEMEN SEXING MENGGUNAKAN METODE SEDIMENTASI PUTIH TELUR DENGAN PENGENCER YANG BERBEDA

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2006, VOL. 6 NO.1, 7 11

Lama Penyimpanan Semen Burung Puyuh pada Suhu 29ºC dengan Pengencer Fosfat Kuning Telur Terhadap Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa

Penambahan Vitamin C Pada Pengencer Spermatozoa Babi Landrace Yang Disimpan Pada Suhu 15ºC

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Jurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR

VIABILITAS SPERMATOZOA RUSA TIMOR (Cervus timorensis) DI DALAM PENGENCER TRIS DENGAN SUMBER KARBOHIDRAT BERBEDA YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANGAN

MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer

PENGARUH MALTOSA SEBAGAI KRIOPROTEKTAN EKSTRASELULER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEMEN BEKU GUNA MENDUKUNG KEBERHASILAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

Pengaruh Pengencer Sintetis dan Alami Terhadap Motilitas Spermatozoa Sapi Brahman Selama Penyimpanan dalam Suhu Dingin

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL

MOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

Transkripsi:

Penambahan Fruktosa Mempertahankan Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Kalkun yang Disimpan pada Suhu 4 C (FRUCTOSE SUPPLEMENTATION MAINTAIN THE MOTILITY OF TURKEY SPERMATOZOA STORED AT 4 C) Wahyu Kusuma Atmaja 1, Made Kota Budiasa 2, Wayan Bebas 2 1 Mahasiswa Program Profesi Dokter Hewan 2 Laboratorium Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Jln. P.B. Sudirman Denpasar Bali tlp 0361-223791 Email : wahyudjayadiningrat@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui akibat penambahan fruktosa pada pengencer kuning telur fosfat terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C. Sumber semen berasal dari seekor kalkun berumur 1,5 tahun yang diambil dengan teknik penampungan semen menggunakan metode pemijatan. Kemudian semen diencerkan dengan pengencer kuning telur fosfat yang ditambahkan fruktosa 0 w / v %, 0,3 w / v %, 0,6 w / v %, dan 0,9 w / v %. Pengamatan dilakukan setiap 12 dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x dimulai pada waktu penyimpanan sampai 84. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan fruktosa memberikan perbedaan yang nyata (p<0,05) terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C, kemudian uji lanjutan Duncan menunjukkan bahwa penambahan fruktosa dengan konsentrasi 0,6 w / v % memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan motilitas spermatozoa kalkun hingga 46 w / v % dan daya hidup mencapai 51,33 w / v % selama 72 penyimpanan pada suhu 4 C. Kesimpulannya adalah penambahan fruktosa pada pengencer kuning telur fosfat mampu mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C. Kata kunci : semen kalkun, fruktosa, penyimpanan suhu 4 C. ABSTRACT The purpose of this research is to find out additional fructose in egg yolks phosphate diluent motility and endurance of turkey spermatozoa stored at 4 C. Semen derived from a turkeys 1,5 year old taken with semen collection by abdominal massage method. Semen diluted with egg yolk phosphate then fructose added 0 w / v %, 0,3 w / v %, 0,6 w / v %, and 0,9 w / v %. The observation taken every 12 hours using a light microscope that enlarged 400x began in storage until 84 hours. The result indicating that the addition of fructose give the real difference (p<0.05) to motility and endurance of turkey spermatozoa that stored at 4 C, the next Duncan test to show that addition fructose by concentration of the 0,6 w / v % give the best result to maintain motility of turkey spermatozoa up to 46 w / v % and the endurance up to 51,33 w / v % during 72 hours storage at 4 C. Conclusions additional fructose in egg yolks phosphate diluent supplementation maintain the motility of turkey spermatozoa stored at 4 C Key word: turkey s semen, fructose, stored at 4 C. 318

PENDAHULUAN Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang berlimpah, diantaranya adalah jenisjenis ayam, baik ayam lokal asli Indonesia maupun ayam lokal yang telah lama beradaptasi di Indonesia. Beberapa rumpun ayam di Indonesia merupakan plasmanutfah atau sumberdaya genetik yang masih perlu digali potensinya baik sebagai penghasil daging, telur ataupun klangenan (fancy). (Nataamijaya, 2000). Kalkun adalah salah satu jenis unggas yang berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris. Kalkun domestikasi yang diternakkan untuk diambil dagingnya adalah spesies Meleagris gallopavo yang juga dikenal sebagai kalkun liar dan memiliki sepasang pial (Wild Turkey). Kalkun sendiri memiliki bobot tubuh yang bisa mencapai 5 kilogram dengan rentang sayap 1,5-1,8 meter per ekor, sehingga cocok sebagai ternak pedaging. Melihat perkembangan akhir-akhir ini kalkun mulai diperhitungkan untuk diternakkan, karena daging kalkun di Indonesia sudah mulai diminati dan disajikan sebagai salah satu menu di pesta-pesta, hotel, bahkan restoran. Masalah utama yang sering timbul pada produktivitas kalkun adalah rendahnya fertilitas dan daya tetas telur. Salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas dan daya tetas telur adalah proses perkawinan pada saat kawin alami, karena adanya perbedaan berat badan yang mencolok antara jantan dan betina. Oleh karena itu untuk pengembangan varietas ternak kalkun perlu dilakukannya teknologi inseminasi buatan (IB) sehingga bisa dilakukan proses seleksi genetik serta dapat menghasilkan produk bibit yang unggul. Dalam penerapan inseminasi buatan kualitas semen harus tetap dipertahankan sampai semen tersebut diinseminasikan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas semen adalah sifat-sifat fisik dan kimia bahan pengencer (ph, tekanan osmose, elektrolit yang terkandung), kadar pengencer, cahaya, suhu, dan lama penyimpanan (Toelihere, 1985). Penggunaan bahan pengencer kuning telur fosfat untuk keperluan IB jangka panjang selama penyimpanan berfungsi sebagai sumber energi bagi spermatozoa, sebagai agen pelindung terjadinya kejut dingin (cold shock), sebagai penyangga (buffer) bila terjadinya perubahan ph, untuk mempertahankan tekanan osmotik, memperbanyak volume, keseimbangan elektrolit, dan mencegah pertumbuhan kuman dan bakteri. Pengenceran semen adalah upaya untuk memperbanyak volume semen, mengurangi kepadatan spermatozoa serta menjaga kelangsungan 319

hidup spermatozoa sampai batas waktu penyimpanan tertentu pada kondisi penyimpanan di bawah atau di atas titik beku (Situmorang, 2002). Menurut Yildiz et al. (2000) fungsi gula dalam larutan pengencer adalah bertindak sebagai krioprotektan, mempertahankan tekanan osmosis larutan pengencer dan sebagai sumber energi bagi spermatozoa selama inkubasi pada proses pembuatan semen. Fruktosa merupakan monosakarida yang telah terbukti dapat meningkatkan daya tahan spermatozoa (Maxwell dan Salamon, 1993). Dan juga kadar fruktosa mempunyai korelasi yang positif dengan motilitas semen (Chakrabarti dan Guha, 1993). Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah dengan penambahan fruktosa pada pengencer mampu mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan fruktosa pada pengencer kuning telur terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa penambahan fruktosa pada pengencer kuning telur fosfat dapat mempertahankan kualitas semen dalam kurun waktu tertentu, sehingga upaya inseminasi buatan (IB) pada kalkun bisa dilakukan setiap waktu. METODE PENELITIAN Hewan Percobaan Penelitian ini menggunakan seekor kalkun jantan dengan umur 1,5 tahun sebagai sumber semen yang dimana sebelum dilakukan penampungan semen dilakukan adaptasi terhadap kalkun terlebih dahulu selama 1 minggu. Pembuatan Pengencer Kuning Telur Fosfat dengan Penambahan Fruktosa Pengencer kuning telur fosfat dibuat dengan cara melarutkan 1 tablet buffer fosfat kedalam 100 ml aquadestilata dan dipanaskan diatas kompor listrik selama 10 menit sambil diaduk agar homogen dan selanjutnya didinginkan. Untuk membuat pengencer kuning telur fosfat dilakukan dengan memecahkan telur dibagian tengah untuk mendapatkan kuning telur yang masih utuh dan terpisah dari putih telur. Agar kuning telur benar-benar bebas dari putih telur maka kuning telur digelindingkan diatas kertas saring steril kemudian kuning telur 320

ditempatkan pada gelas beker dan dilakukan tusukan kuning telur agar pecah. Campurkan kuning telur kedalam larutan PBS dengan konsentrasi 20%, tambahkan kanamycin dengan dosis 80 mg/l kedalam bahan pengencer fosfat kuning telur untuk melindungi spermatozoa dari kontaminasi mikroorganisme. Fruktosa sebelum ditambahkan kedalam kuning telur fosfat, terlebih dahulu dilakukan penimbangan dengan menggunakan neraca analitik sesuai dengan rancangan. Kemudian campurkan fruktosa kedalam pengencer kuning telur fosfat. Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 kelompok perlakuan yaitu: Kelompok I (T 0 ) sebagai kontrol menggunakan bahan pengencer kuning telur fosfat tanpa fruktosa, Kelompok II (T 1 ) menggunakan bahan pengencer kuning telur fosfat + fruktosa 0,3 w/ v %, Kelompok III (T 2 ) menggunakan bahan pengencer kuning telur fosfat + fruktosa 0,6 w/ v %, Kelompok IV (T 3 ) menggunakan bahan pengencer kuning telur fosfat + fruktosa 0,9 w/ v %. Konsentrasi fruktosa 0,3 w/ v %. Pembuatan dengan cara menimbang 0,3 g fruktosa lalu dilarutkan dalam 100 ml pengencer kuning telur fosfat. Konsentrasi fruktosa 0,6 w/ v % dibuat dengan menimbang 0,6 g fruktosa lalu dilarutkan dalam 100 ml pengencer kuning telur fosfat, sedangkan untuk konsentrasi fruktosa 0,9 w/ v % dibuat dengan menimbang 0,9 g fruktosa lalu dilarutkan dalam 100 ml pengencer kuning telur fosfat. Teknik Penampungan Semen Penampungan semen dilakukan dengan menggunakan metode pengurutan pada ujung belakang tubuh pejantan tepat di bawah tulang pubis. Penampungan sebaiknya dilakukan oleh 2 orang (Suprijatna et al., 2005), satu orang memegang kalkun dan lainnya melakukan pengurutan dan penampungan semen. Pemijatan itu sendiri dilakukan secara cepat dan kontinyu pada punggung kalkun sampai pejantan memberi respon dengan mengangkat ekor dan mengeluarkan papilae. Setelah papilae keluar, jari telunjuk kanan dan kiri bekerjasama memerah keluarnya semen sampai refleks ejakulasi menghilang. Semen yang keluar ditampung dengan cawan petri dan dihindarkan dari kontaminan. Setelah itu dilakukan pemeriksaan semen secara makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan semen secara makroskopis meliputi volume, warna, bau, konsistensi dan ph. Sedangkan pemeriksaan secara mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi, motilitas dan persentase hidup atau mati. Pengenceran Semen 321

Pengenceran semen dilakukan dengan memasukkan semen kedalam bahan pengencer, kemudian semen yang telah diencerkan disimpan pada refrigerator dengan suhu 4 C untuk dilakukan pengamatan selanjutnya. Pengamatan Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Pengamatan terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa dilakukan setiap 12 sampai motilitasnya 40% dan daya hidup spermatozoa dibawah 45%. Pengamatan terhadap motilitas dilakukan dengan menghomogenkan semen terlebih dahulu lalu diteteskan diatas object glass dan ditutup dengan cover glass selanjutnya diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat jumlah spermatozoa yang bergerak. Sedangkan pengamatan terhadap daya hidup spermatozoa dilakukan dengan pewarnaan eosin sitrat dengan cara semen diambil dan diteteskan 1 tetes pada object glass kemudian diteteskan pewarna eosin sitrat sebanyak 1 tetes selanjutnya dibuat preparat hapus dan dianginkan sampai kering, kemudian preparat diperiksa dibawah mikroskop untuk menghitung jumlah spermatozoa yang masih hidup. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian penambahan fruktosa pada pengencer kuning telur fosfat terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Tabel 1 Rata-rata ( ± SD) motilitas spermatozoa kalkun pada pengencer kuning telur fosfat dengan penambahan fruktosa yang disimpan pada suhu 4 C Wakt u Peng amatan Kontrol 322 Fruktosa 0,3 Motilitas ( w / v %) Fruktos a 0,6 85.00 ± 0.00 82.33 ± Fruktosa 0,9 0 85.00 ± 85.00 ± 85.00 ± 0.00 0.00 0.00 12 78.33 ± 80.67 ± 8 ± 0.57 0.57 24 72.00 ± 74.67 ± 79.00 ± 76.33 ± 2.00 36 65.67 ± 68.00 ± 76.67 ± 70.00 ±

2.00 0.57 48 60 72 84 55.00 ± 5.00 38.67 ± 29.67 ± 5.03 19.67 ± 0.57 61.33 ± 3.05 52.33 ± 4 ± 6.55 29.00 ± 70.00 ± 5.00 57.67 ± 46.00 ± 4.00 37.67 ± 1.15 62.00 ± 4.58 52.33 ± 42.33 ± 5.50 34.00 ± Tabel 2 Rata-rata ( ± SD) daya hidup spermatozoa kalkun pada pengencer kuning telur fosfat dengan penambahan fruktosa yang disimpan pada suhu 4 C Wakt u Penga matan 0 12 24 36 48 60 72 84 Kontrol 94.00 ± 9 ± 83.67 ± 4.50 72.33 ± 4.04 60.67 ± 2.08 51.67 ± 4.72 40.00 ± 4.58 31.33 ± Daya Hidup ( w / v %) Fruktos a 0,3 94.00 ± 91.67 ± 0.57 84.00 ± 5.00 7 ± 4.58 59.00 ± 4.58 48.33 ± 4 ± 36.67 ± Frukto sa 0,6 94.67 ± 0.57 91.67 ± 0.57 89.33 ± 0.57 83.67 ± 4.50 70.33 ± 5.50 60.00 ± 3.00 51.33 ± 40.67 ± 4.04 Fruktosa 0,9 94.67 ± 0.57 9 ± 87.67 ± 80.33 ± 4.50 68.67 ± 4.04 59.33 ± 50.33 ± 5.13 40.33 ± Hasil pengujian statistik menggunakan uji General Linear Model (Multivariate) menunjukkan bahwa penambahan fruktosa memberikan perbedaan yang nyata (p<0,05) terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C, kemudian uji lanjutan Duncan menunjukkan bahwa penambahan fruktosa dengan konsentrasi 0,6 w / v % memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan motilitas spermatozoa kalkun hingga 46 w / v % dan daya hidup mencapai 51,33 w / v % selama 72 penyimpanan pada suhu 4 C. 323

Penggunaan bahan pengencer kuning telur fosfat untuk keperluan IB jangka panjang selama penyimpanan berfungsi sebagai sumber energi bagi spermatozoa, sebagai agen pelindung terjadinya kejutan dingin, dan juga sebagai penyangga (buffer). Disamping bahan pengencer, penyimpanan pada suhu dingin (4 C) diperlukan agar spermatozoa dapat disimpan lebih lama (Rizal, 2005). Penyimpanan semen pada suhu dingin dapat menyebabkan kejutan dingin yang dapat merusak membran plasma sel dan mengakibatkan kematian pada spermatozoa (Souhoka et al., 2009). Karbohidrat merupakan senyawa yang dapat berperan sebagai krioprotektan ekstraseluler yang berfungsi melindungi membran plasma sel dari kerusakan. Gula baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida dapat berfungsi sebagai krioprotektan ekstraseluler yang berperan dalam melindungi spermatozoa selama proses penyimpanan pada suhu dingin (Rizal et al., 2003). Fruktosa merupakan monosakarida yang telah terbukti dapat meningkatkan daya tahan spermatozoa (Maxwell dan Salamon, 1993). Semakin banyak fruktosa yang terdapat dalam semen maka akan semakin tinggi motilitasnya karena fruktosa akan menghasilkan ATP yang sangat penting untuk kontraksi fibril-fibril pada ekor sperma yang berfungsi untuk menimbulkan pergerakan pada spermatozoa (Hammerstedt, 1993). Pada penelitian ini dilakukan penambahan konsentrasi fruktosa (0 w / v %, 0,3 w / v %, 0,6 w / v % dan 0,9 w / v %) ke dalam bahan pengencer kuning telur fosfat untuk penyimpanan spermatozoa kalkun pada suhu 4 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum penambahan fruktosa pada pengencer kuning telur fosfat mampu mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penambahan fruktosa secara nyata (p<0,05) serta dapat mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun pada pengencer kuning telur fosfat yang disimpan pada suhu 4 C bila dibandingkan dengan kontrol. Uji lanjutan dengan menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa penambahan fruktosa dengan konsentrasi 0,6 w / v % memberikan hasil yang terbaik terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun pada pengencer kuning telur fosfat yang disimpan pada suhu 4 C. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Souhoka et al., (2009) bahwa perlakuan laktosa 0,6 w / v % mampu mempertahankan persentase spermatozoa motil kambing etawah hingga 40% selama empat hari. Pada konsentrasi fruktosa 0,3 w / v % terjadi penurunan terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa, kemungkinan ini disebabkan karena senyawa krioprotektan ekstraseluler pada konsentrasi tersebut belum maksimal untuk mencegah terjadinya kejutan dingin terhadap 324

spermatozoa. Sedangkan pada konsentrasi fruktosa 0,9 w / v % juga terjadi penurunan motilitas dan daya hidup spermatozoa, diduga hal ini karena penambahan senyawa krioprotektan ekstraseluler dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan peningkatan tekanan osmotik larutan pengencer dan kurang bisa diadaptasi dengan baik oleh spermatozoa sehingga berakibat buruk terhadap berlangsungnya proses metabolisme spermatozoa. Disamping fruktosa sebagai kriprotektan ekstraseluler, fruktosa juga dapat berfungsi sebagai sumber energi cadangan bagi spermatozoa. Dimana dalam proses penyimpanan pada suhu dingin (4 C), proses metabolisme spermatozoa akan tetap berlangsung meskipun terjadi penurunan metabolisme. Sehingga spermatozoa akan selalu membutuhkan energi untuk dapat bermetabolisme selama proses penyimpanan. Hal tersebut menyebabkan lama waktu penyimpanan berpengaruh terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa. Selain sebagai sumber energi fruktosa diduga mampu mempertahankan tekanan osmotik dari larutan pengencer serta mempertahankan integritas membran plasma utuh (Maxwell dan Salamon, 1993). Selain penambahan fruktosa integritas membran dapat pula dipertahankan dengan menambahkan kuning telur fosfat pada pengencer karena dalam kuning telur terdapat lipoprotein dan lesitin yang dapat melapisi membran plasma sel sehingga mampu mempertahankan dan melindungi integritas selubung lipoprotein spermatozoa dan melindunginya dari cekaman dingin (Feradis, 1999). SIMPULAN Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: Penambahan fruktosa pada pengencer kuning telur fosfat memberikan perbedaan yang nyata (p<0,05) terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun yang disimpan pada suhu 4 C, motilitas dan daya hidup spermatozoa penambahan fruktosa yang terbaik terdapat pada konsentrasi 0,6 w / v %, lama waktu penyimpanan menunjukan hasil yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap penurunan motilitas dan daya hidup spermatozoa kalkun pada pengencer kuning telur fosfat dengan penambahan fruktosa yang disimpan pada suhu 4 C. SARAN 325

Dari kesimpulan diatas dapat disarankan : Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap fertilitas telur kalkun yang diinseminasikan dengan semen yang disimpan pada suhu 4 C dengan penambahan fruktosa pada pengencer kuning telur fosfat. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Laboratorium Reproduksi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana yang telah memberikan fasilitas sehingga penelitian ini dapat terlaksana. DAFTAR PUSTAKA Chakrabati A, Guha S. 1993. Indian Journal of Veterinary Medicine. Departement of Veterinary Medicine, Punjab Agricultural University. New Delhi. Vol. 10-16. Feradis. 1999. Penggunaan Antioksidan dalam Pengencer Semen Beku dan Metode Sinkronisasi Estrus pada Program Inseminasi Buatan Domba St. Croix, Disertasi Doktor. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hammerstedt RH. 1993. Maintenance of bioenergetic balance in sperm and prevention of lipid peroxidation: a review of the effect on design of storage preservation systems. Reprod Fertil Dev 5(6):675-690. Maxwell, WMC., Salamon S. 1993. Liquid storage of ram semen : a Review. Reprod Fertil Dev 5: 601-612. Nataamijaya, A.G. 2000. The native chicken of Indonesia. Bull. Plasma Nutfah 6(1): 1 6. P. Situmorang. 2002. Pengaruh jenis dan aras krioprotektan terhadap daya hidup spermatozoa entog. JITV 7: 244 250. Rizal, M. 2005. Efektivitas Berbagai Konsentrasi Betakarotein terhadap Kualitas Semen Beku Domba Garut. Animal Production, 7 (1) Januari 2005:6-13. Rizal, M., M. R. Toelihere, T. L. Yusuf, B. Purwantara dan P. Situmorang. 2003. Kriopreservasi Semen Domba Garut dalam Pengencer Tris dengan Konsentrasi Laktosa yang berbeda. Media Kedokteran Hewan. 19 (2) : 79-83 326

Souhoka, D. F., M. J. Matatula, W. M. Mesang-Nalley, M. Rizal. 2009. Laktosa Mempertahankan Daya Hidup Spermatozoa Kambing Peranakan Etawah yang Dipreservasi dengan Plasma Semen Domba Priangan. J Vet. 10 (3) : 135-142 Toelihere, M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa, Bandung. Yildiz, C., A. Kaya, M. Aksoy and T. Tekeli. 2000. Influence of Sugar Supplementation of the Extender on Motility, Viability and Acrosomal Integrity of Dog Spermatozoa During Freezing. Theriogenology. 54 : 579-585. 327