BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil pengukuran pada setiap tahun pengamatan, terlihat bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG), sering seringkali. terutama organisasi yang sudah berbadan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut, dunia usaha pun semakin menyadari bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh faktor internal melainkan juga dipengaruhi oleh masyarakat dan

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Penelitian. Masalah lingkungan di Indonesia merupakan problem khusus bagi

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang tentunya banyak perusahaan yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya hal demikian perusahaan mengadakan program Corporate Social

Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. 5. Bantuan kepada masyarakat terdiri dari bantuan korban bencana alam,

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan oleh masing-masing perusahaan. Saat ini, Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. PLN PERSERO DI SURABAYA DALAM PEMBERDAYAAM USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) ABSTRAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebuah perusahaan berdiri untuk dapat berkembang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dilihat dari harga

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

SKRIPSI. diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN: Veteran Jawa Timur. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan. CSR bukanlah hal baru, literatur mengungkapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Harus Menjadi Bagian dari Reformasi Tatakelola Korporasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Selain itu akivitas dan keberhasilan pembangunan juga

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. usaha akan mendukung pemulihan ekonomi indonesia, menciptakan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dari efek negatif global warming dan memajukan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku

Tujuh Regulasi CSR Di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara-negara tersebut adalah lemahnya pelaksanaan tata kelola (corporate

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan beasiswa bagi pelajar atau pekerja yang berprestasi, disebabkan oleh aktifitas dari kegiatan produksi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 yang memuat pasal tentang kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan, membuat isu Corporate Social Responsibsility (CSR) semakin marak dibicarakan. Masuknya pasal 74 yang mengatur mengenai CSR telah membuat polemik di kalangan pengusaha. Pengusaha menganggap dengan dimasukkannya pasal tersebut akan menambah beban baru bagi perusahaan karena program CSR akan menjadi sebuah kewajiban bagi para pelaku usaha. Padahal, konsep Corporate Social Responsibsility yang berkembang di Indonesia selama ini adalah program yang bersifat sukarela, artinya tidak adanya tuntutan ataupun paksaan untuk melaksanakannya. Pihak pengusaha menilai ini merupakan suatu langkah pemerintah untuk memindahkan tanggung jawab sosial masyarakat dari pihak pemerintah selaku pemimpin negara kepada pihak swasta, dalam hal ini perusahaan atau pengusaha. Selayaknya pemerintah tidak perlu mewajibkan aktivitas CSR karena walaupun setiap perusahaan di Indonesia mau melaksanakannya, namun selama tidak ada itikad baik pemerintah untuk melaksanakan good governance dan penegakan hukum yang tegas maka berbagai permasalahan sosial terkait buruh, lingkungan, dan eksploitasi sumber daya akibat aktivitas perusahaan tidak akan pernah tuntas. Hal ini didukung oleh Kemp (2001) bahwa Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dengan adanya CSR, namun Indonesia tidak dapat bergantung dengan CSR untuk mengatasi isu eksploitasi, kerusakan lingkungan, aturan buruh. Selain itu, 1

selama ini CSR telah menjadi salah satu cara untuk meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat sehingga biasanya perusahaan yang melaksanakan aktivitas CSR merupakan perusahaan yang sudah cukup mapan dalam hal finansial. Besaran dana yang dikeluarkan oleh para pengusaha pun tergantung dari kemampuan finansial masing-masing perusahaan. Biasanya semakin besar ukuran perusahaan, dana yang mereka keluarkan untuk program CSR semakin meningkat. Di sisi lain, dengan disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas yang baru, semakin memberatkan Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) yang berbentuk perseroan karena sebelumnya mereka telah diwajibkan menyelenggarakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang notabene sejenis dengan CSR. BUMN merasa selama ini mereka telah melaksanakan program CSR seperti yang dimaksud dalam Undang-undang PT tersebut. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan juga telah didukung dengan serangkaian peraturan seperti Keputusan Menteri BUMN Nomor 236/MBU/2003 serta Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Nomor SE-433/MBU/2003. Aturan ini telah berjalan selama hampir lima tahun, namun dalam kenyataannya belum semua BUMN mengimplementasikan aturan ini dengan semestinya. Bahkan publikasi www.tempointeraktif.com, pengelolaan dana PKBL di beberapa BUMN bukannya bertambah, malah berkurang. Sehingga masyarakat mempertanyakan efektivitas penyaluran dana program ini kepada pemerintah selaku pemilik BUMN. Selama ini pemerintah menggunakan besarnya nominal rupiah sebagai dasar penilaian efektivitas PKBL. Hasil dari penilaian tersebut selanjutnya digunakan sebagai salah satu penilaian dalam indikator kesehatan BUMN setiap tahun. Padahal dengan penilaian seperti itu, dapat dipastikan BUMN akan cenderung berorientasi untuk memperbesar jumlah dana yang mereka keluarkan dalam program tanpa 2

memperhatikan seberapa besar masyarakat yang bisa memperoleh manfaat dari dana yang telah mereka keluarkan. Dengan demikian, tujuan dari program tersebut yang semula adalah untuk memberdayakan masyarakat akan sulit tercapai. Oleh karena itu, diperlukan suatu bentuk penilaian lain yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana peran BUMN dalam menyalurkan bantuannya kepada masyarakat terkait dengan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program. Pada prinsipnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan sebuah lembaga yang memiliki dua tanggung jawab utama yaitu tanggung jawab kepada para pemegang saham dan tanggung jawab kepada masyarakat. Tanggung jawab kepada pemegang saham diwujudkan dalam kinerja keuangan dan pertambahan nilai (value creation) perusahaan yang tergambar dalam laporan keuangan. Sedangkan tanggung jawab kepada masyarakat atau dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk kontribusi perusahaan pada pembangunan nasional sekaligus peningkatan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan (Laporan Kinerja PKBL 2006). Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merupakan salah satu instrumen perwujudan tanggung jawab sosial tersebut yang wajib dilaksanakan bagi seluruh BUMN sebagai wujud kontribusi perusahaan terhadap masyarakat. Program ini terbagi dalam dua subprogram yaitu program kemitraan dan program bina lingkungan. Program kemitraan ditujukan bagi para pengusaha menengah dan kecil agar mereka dapat meningkatkan kemampuan usahanya sehingga bisa menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan bagian laba BUMN. Ini merupakan bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat secara khusus dan jangka panjang di sekitar lokasi usaha BUMN. Sedangkan program bina lingkungan ditujukan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar wilayah usaha BUMN seperti pendidikan dan pelatihan masyarakat, 3

kesehatan masyarakat, bantuan tertentu seperti korban bencana alam, sarana/prasarana umum dan sarana ibadah masyarakat yang cakupannya juga dapat diperluas. Pembahasan karya tulis ini hanya menganalisis program kemitraan karena program ini merupakan program yang dapat memberikan efek ekonomi dalam jangka panjang kepada masyarakat yang dibantunya dan merupakan satu-satunya indikator penilaian PKBL yang dimasukkan dalam penilaian kinerja BUMN. Selain itu, pelaksanaan program ini harus lebih diawasi secara ketat karena merupakan program berkelanjutan, mengingat dana yang disalurkan dalam program ini merupakan dana bergulir yang akan dimanfaatkan secara bergantian oleh para UKM-UKM mitra binaan BUMN. Keberhasilan program ini akan mendorong kemajuan ekonomi masyarakat secara luas. Penelitian ini dimaksudkan agar semakin banyak perusahaan di Indonesia khususnya Badan Usaha Miliki Negara yang melaksanakan Program Kemitraan dengan efisien dan tidak sekadar menjadi aplikasi penerapan Undang-Undang semata. Para pimpinan BUMN diharapkan dapat menerapkan pola kemitraan yang efektif dan efisien serta melakukan monitoring yang aktif agar tingkat kolektibilitas dana yang disalurkan cukup tinggi untuk menjamin keberlangsungan program ini. Seperti yang dikemukakan oleh Faulkner (1995) bahwa kepemimpinan menjadi kebutuhan baru di Indonesia. Tipe budaya perusahaan kini telah berubah, di mana CSR membutuhkan kemampuan tingkat tinggi dan seimbang dengan proses konsultasi aktif yang cocok dengan kepemimpinan gaya baru yang berorientasi pada proses dibandingkan dengan tipe kepemimpinan gaya lama yang bercirikan top-down yang patriarki. Hal inilah yang harus segera dibenahi BUMN dalam melaksanakan program kemitraannya. Mirza dan Sulistyarini (1998) menilai efektivitas pembinaan usaha kecil dan menengah (UKM) dan koperasi oleh BUMN (PKBL) dalam kenyataannya dapat 4

dinilai sebagai upaya yang gagal. Di sisi lain, pembinaan UKM dan koperasi hanya menjadi biaya bagi BUMN tanpa ada kontribusinya. Padahal pelaksanaan program ini dapat dijadikan sebagai bentuk Corporate Social Responsibility yang sangat ampuh untuk memperbaiki citra perusahaan di mata masyarakat. Namun, ketidaksiapan manajemen khususnya Unit PKBL/PUKK dalam melaksanakan program ini dinilai menjadi salah satu faktor kegagalan tersebut. Kurangnya pemahaman mengenai penyaluran kredit dan pembinaan UKM, ditambah dengan penilaian efektivitas yang hanya didasarkan pada jumlah uang yang disalurkan membuat beberapa BUMN hanya berorientasi untuk menyalurkan sebanyak mungkin dana kemitraan. Rata-rata pinjaman yang diberikan BUMN kepada UKM binaan adalah sebesar Rp 12,8 juta. Bahkan, beberapa BUMN menerapkan minimal pinjaman sebesar Rp 7 juta dan maksimal Rp 500 juta per orang. Padahal definisi kredit mikro internasional adalah sebesar Rp 1 juta per orang (Muftie, 2007). Hal inilah yang akhirnya membuat beberapa kalangan mempertanyakan kinerja pelaksanaan PKBL, terutama berapa banyak UKM yang telah memperoleh manfaat dari kredit mikro PKBL selama ini. Terlebih lagi, belum adanya kewajiban mengenai publikasi laporan PKBL dan kegiatan PKBL sebagai bentuk CSR yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas membuat manfaat positif dari citra CSR yang terbangun kurang dirasakan oleh BUMN. Sehingga PKBL yang tadinya bisa menjadi sarana pencitraan positif BUMN dalam publikasi CSR justru hanya menjadi beban karena belum dilaksanakan dengan sepenuh hati. Berdasarkan pemikiran di atas, adalah menarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas penyaluran dana Program Kemitraan terkait dengan berapa banyak UKM yang menjadi mitra binaan BUMN, seberapa besar tingkat 5

efisiensi penyaluran dana dan BUMN apa saja yang telah melaksanakan Program Kemitraan dengan efisien secara relatif dari yang lain. I. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini kemudian dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan berikut ini: 1. Berapa besar dana yang dikeluarkan BUMN untuk mendukung Program Kemitraan? 2. Seberapa besar tingkat efektivitas pelaksanaan Program Kemitraan BUMN? 3. Seberapa besar UKM yang dapat dijangkau Program Kemitraan BUMN? 4. Berapa tingkat efisiensi penyaluran Program Kemitraan untuk masing-masing BUMN relatif terhadap yang lain? 5. BUMN apa saja yang telah melaksanakan Program Kemitraan dengan efisien relatif dengan yang lain? I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Sebagai sebuah studi mengenai impelementasi penerapan Program Kemitraan terkait dengan efektivitas dan efisiensi penyaluran dana pinjaman pada Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. 2. Mengetahui sejauh mana komitmen perusahaan terkait dengan Program Kemitraan yang dijalankannya. 3. Mengetahui seberapa besar jangkauan Program Kemitraan BUMN jika dilihat dari besarnya UKM yang dibina. 6

4. Memotivasi perusahaan lain khususnya BUMN di Indonesia untuk turut mengimplementasikan Program Kemitraan yang efektif dan efisien. I.4 Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai implementasi Program Kemitraan terutama terkait dengan efektivitas dan efisiensi yang dicapai BUMN di Indonesia dengan harapan BUMN lain akan mengikuti jejak perusahaan yang telah melaksanakan program tersebut dengan efektif dan efisien. Secara umum, penelitian ini juga dapat menjadi sumbangan pemikiran dan rujukan bagi penelitian selanjutnya. I.5 Metodologi Penelitian I.5.1 Studi Literatur Peneliti melakukan studi literatur dalam rangka mencari landasan teori mengenai konsep Corporate Social Responsibility (CSR), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di Indonesia, dan pengungkapan laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Sumber data mencakup buku bacaan, jurnal, makalah seminar, hasil penelitian terdahulu, dan artikel-artikel lain yang berkaitan dengan topik penelitian kali ini. I.5.2 Studi Penelitian Lapangan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini mencakup laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan perusahaan, pedoman kinerja, laporan keuangan maupun dokumen tertulis lain yang didapatkan melalui berbagai sumber. Selain itu, berkaitan dengan implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan perusahaan, 7

data tersebut dapat juga didukung dengan pernyataan lisan yang diperoleh melalui proses wawancara tatap muka dengan bagian/ unit yang menangani program tersebut. I.5.3 Pengambilan Sampel Perusahaan yang dipilih menjadi sampel adalah Badan Usaha Milik Negara di Indonesia yang telah membuat laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungannya dan melaporkannya ke pihak Kementrian BUMN baik tergabung dalam laporan keuangannya maupun yang dilaporkan secara terpisah selama periode tahun 2004-2006. Laporan tersebut harus memperoleh pengakuan mengenai isi materinya baik berupa pemberian penghargaan maupun pernyataan assurance dari badan yang independen. I.5.4 Metode Analitis Metode yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah metode induktif. Di mana analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan implementasi penerapan Program Kemitraan perusahaan dengan literatur terkait. Peneliti kemudian menarik kesimpulan dan merumuskan saran-saran terkait dari berbagai pihak untuk penelitian berikutnya. I.6 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terbagi ke dalam bab yang akan menguraikan analisis mengenai implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan Indonesia dengan sistematika berikut: Bab I Pendahuluan 8

Bab ini memaparkan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah yang akan dibahas, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab pendahuluan ini akan memberikan gambaran umum mengenai arah penelitian yang akan memandu pembaca dalam memahami permasalahan yang sesungguhnya akan dibahas dalam penelitian ini. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dipaparkan konsep dan teori yang digunakan penulis dalam membuat karya tulis ini berkaitan dengan seluruh permasalahan yang dibahas dalam penelitian, diantaranya mencakup pengertian dan seluk beluk Corporate Social Responsibility (CSR) serta PKBL khususnya Program Kemitraan. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini akan mereview penelitian-penelitian terkait yang dilakukan sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Bab ini juga akan menguraikan bagaiman pembentukan populasi dan sampel penelitian, pendefinisian variabel yang diteliti, metode pengumpulan data, model penelitian, dan prosedur pengolahan data. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini, penulis akan menguraikan proses pengolahan data beserta hasil dan analisisnya. Bab V Kesimpulan dan Saran 9

Penulis akan memberikan kesimpulan secara menyeluruh beserta saran yang berguna dari penelitian ini baik bagi perusahaan yang diteliti maupun pihak yang akan meneruskan penelitian mengenai topik ini lebih lanjut. 10