BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. a) Lingkungan kerja pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, agar individu dapat memuaskan kebutuhannya sendiri walaupun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu dituntut untuk mempertahankan hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1991:184). Lingkungan kerja terdiri dari dua

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sarana yang paling penting bagi setiap manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, semua aspek mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan seorang manajer di tempat kerjanya adalah melakukan penyeliaan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam manajemen sumber daya manusia. Hal ini secara langsung maupun

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. artinya dapat dengan mudah berubah atau menyesuaikan diri dan dapat

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. menjawab tantangan tersebut, maka tantangan yang muncul merupakan. ancaman serius yang harus diupayakan metode penyelesainnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja agar terus menghasilkan output yang diharapkan. Motivasi kerja merupakan

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa definisi motivasi dari beberapa ahli : 1. Menurut George R. Terry. Ph. D (1977)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia adalah faktor penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

Psikologi Dunia Kerja Kerja, Sifat Dasar, dan Motivasinya

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, tantangan terhadap perubahan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APA ITU PENGINTEGRASIAN?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT.GLOBAL ARTHA FUTURE. Para karyawan/karyawati yang terhormat yang bekerja pada perusahaan PT.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

Berilah tanda checklist ( ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat saya yang alami sebagai Pegawai.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. terhadap hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Turnover

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola, Pengelolaan sumber

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai adalah aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan

BAB II LANDASAN TEORI

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

84 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Secara Deskriptif a) Lingkungan kerja pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung sedang. b) Motivasi Kerja guru pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung tinggi. c) Kepuasan kerja guru pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung sedang. d) Efektivitas kerja guru pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung sedang. 2. Secara Inferensial 1. Lingkungan kerja berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 11,91 % sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar lingkungan kerja. Artinya semakin baik lingkungan kerja maka semakin baik juga kepuasan kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung. 2. Motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 9,44 % sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar motivasi kerja. Artinya semakin baik motivasi kerja guru maka semakin baik juga kepuasan kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung. 84

85 3. Lingkungan kerja berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 20,31 % sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar lingkungan kerja, artinya semakin baik lingkungan kerja maka semakin baik juga efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung. 4. Motivasi kerja guru berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 2,72 % sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar motivasi kerja. Artinya semakin baik motivasi kerja guru maka semakin baik juga efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung. 5. Kepuasan kerja guru berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung sebesar 3,19 % sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar kepuasan kerja. Artinya semakin baik kepuasan kerja guru maka semakin baik juga efektivitas kerja guru SMA Kecamatan Medan Tembung. B. Implikasi Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja, motivasi kerja guru, dan kepuasan kerja guru dapat meningkatkan efektivitas kerja guru. Berdasarkan hal tersebut maka implikasi dari yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian diantaranya.

86 1. Upaya Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru Melalui Peningkatan Lingkungan Kerja Dengan diterimanya hipotesis pertama yakni lingkungan kerja berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru, maka upaya meningkatkan kepuasan kerja guru adalah dengan meningkatkan lingkungan kerja sekolah. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan lingkungan kerja. Lingkungan kerja terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi lingkungan fisik yang bersifat nyata dan dimensi lingkungan non-fisik yang bersifat tidak nyata. Lingkungan fisik berkenaan dengan kondisi tempat atau ruangan dan kelengkapan material atau peralatan yang diperlukan karyawan untuk bekerja. Sedangkan lingkungan non fisik berkenaan dengan suasana sosial atau pergaulan (komunikasi) antar personel di lingkungan unit kerja masing-masing atau dalam keseluruhan organisasi kerja.lingkungan kerja fisik meliputi peralatan, bangunan kantor, perabot dan tata ruang. Termasuk juga kondisi jasmaniah tempat pegawai bekerja, meliputi desain, tata letak, cahaya (penerangan), warna, suhu, kelembaban dan sirkulasi udara. Sedangkan yang termasuk ke dalam lingkungan non fisik yaitu suasana sosial, pergaulan antar personil, peraturan kerja (tata tertib) dan kebijakan perusahaan. Kepala Sekolah harus bekerja sama dengan guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan, seperti mengadakan kegiatan-kegiatan kebersamaan, memenuhi kebutuhan kerja setiap guru, termasuk juga memperhatikan kebutuhan guru akan kepuasan lingkungan kerja. Hal ini akan meningkatkan kenyamanan serta mempererat hubungan antara sesama guru,

87 kemudian juga akan meningkatkan motivasi kerja guru yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja guru. 2. Upaya Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru Melalui Peningkatan Motivasi Kerja Guru Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni motivasi kerja guru berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru, maka upaya meningkatkan kepuasan kerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi kerja guru. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya motivasi kerja guru. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer dan peneliti terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian efektivitas kerja seseorang. Setiap keinginan yang dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari berbagai motivasi dan sikap yang mendorong seseorang melakukan serangkaian perbuatan yang disebut kegiatan. Sifat orang dengan motif berprestasi) adalah (1) mereka berusaha agar kemampuan dapat mempengaruhi hasil, (2) mereka tampak lebih banyak berhubungan dengan prestasi perorangan, (3) menginginkan umpan balik yang berhubungan dengan prestasi dan tugas mereka dan (4) berusaha memikirkan cara yang lebih baik untuk mengerjakan sesuat. Dari berbagai literatur dapat diketahui bahwa motivasi manusia berhubungan dengan setidaknya 5 kebutuhan, yaitu: (1) kebutuhan fisik (Physiological need), (2) kebutuhan untuk memperoleh keamanan dan keselamatan (Security of safety need), (3) kebutuhan bermasyarakat (Social need), (4) kebutuhan untuk memperoleh kehormatan (esteem need) dan (5) kebutuhan

88 untuk memperoleh kebanggaan (Self actualization need). Manusia akan dapat bekerja dengan baik apabila kebutuhannya dapat terpenuhi. Atas dasar itu maka untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja guru yang nantinya berdampak terhadap kinerjanya yang baik maka Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan terkait harus dapat terus meningkatkan motivasi kerja guru melalui pemenuhan-pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar guru sebagi manusia. Selain itu guru juga harus dapat dipenuhi kebutuhannya akan pendidikan dan pelatihan, hal ini menjadi penting karena jika guru memilki motivasi dan kepuasan dalam bekerja namun kemempuannya untuk bekerja dengan baik sangat minim tentunya ini juga berdampak terhadap kinerjanya. Hal ini tentunya akan dapat terlaksana jika Kepala sekolah memilki kemmapuan dalam memberikan motivasi-motivasi kepada guru sehingga guru mencapai kepuasannya dalam bekerja yang pada kemudiannya mampu membuat guru bekerja dengan baik. 3. Upaya Meningkatkan Efektivitas Kerja Guru Melalui Peningkatan Lingkungan Kerja Dengan diterimanya hipotesis ketiga yakni lingkungan kerja berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru, maka upaya meningkatkan efektivitas kerja guru adalah dengan meningkatkan lingkungan kerja. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah kondisi atau keadaan dalam lingkungan kerja, baik dalam arti fisik maupun psikis yang mempengaruhi suasana hati orang yang bekerja. Lingkungan kerja adalah tempat dimana pegawai melakukan aktivitas setiap

89 harinya. Lingkungan kerja/ sekolah yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan guru untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi guru. Jika guru menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka guru tersebut akan betah di tempat kerjanya, melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif. Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama guru dan hubungan kerja antara bawahan dan atasan/ Kepala sekolah serta lingkungan fisik tempat guru bekerja. Atas dasar itu maka Kepala Sekolah dituntut mampu menciptakan lingkungan/ suasana kerja yang kondusif dan nyaman bagi guru-guru agara guru dapat bekerja secara efektif. Untuk menciptakan hubungan relasi yang harmonis dan efektif, kepala sekolah harus dapat meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosi guru dan bagaimana mereka berhubungan dengan tim kerja, serta menciptakan suasana memperhatikan dan memotivasi kreativitas guru dalam bekerja. 4. Upaya Meningkatkan Efektivitas Kerja Guru Melalui Motivasi Kerja Guru Dengan diterimanya hipotesis keempat yakni motivasi kerja guru berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru, maka upaya meningkatkan efektivitas kerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi kerja guru. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan motivasi kerja guru. Perilaku seseorang dalam beraktivitas atau bekerja dapat muncul karena adanya motive (motive are the way of behaviour). Motivasi pada dasarnya merupakan sebuah kondisi mental seseorang yang mendorong untuk melakukan

90 suatu tindakan (action/activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Dorongan atau semangat kerja sangat dipengaruhi oleh faktor atasan/pimpinan, teman kerja, sarana fisik, kebijakan/aturan, imbalan, jenis pekerjaan, dan tantangan. Agar para bawahan/ guru dalam melakukan aktivitas kerja sehari-hari tetap termotivasi, maka seorang pimpinan atau manajer tidak boleh melakukan hal-hal negatif yang dapat mencederai dan menurunkan moral kerja bawahan. Hal-hal yang harus dijauhi oleh pimpinan yang negatif dan tidak boleh dilakukan antara lain mengkritik karyawan/guru dihadapan orang lain, menghina/ merendahkan karyawan/guru, menganggap karyawan/ guru sebagai alat, melempar tanggungjawab, memikirkan diri sendiri, berlaku tidak adil, ragu-ragu dalam mengambil keputusan, bersikap kaku/ arogan, (9) tidak menaruh kepercayaan kepada bawahan, dan bersikap acuh tak acuh kepada bawahan/ guru. Kepala sekolah dianggap sebagai orang yang memiliki peran dalam memimpin guru sehingga guru memiliki motivasi yang kuat dalam bekerja. Efektivitas seorang pimpinan organisasi dalam memotivasi bawahannya, ada beberapa hal yang menjadikan perhatian untuk dilakukan yaitu mengenali diri sendiri, mengenali situasi yang dihadapi, memilih gaya kepemimpinan yang cocok dengan situasi tersebut, penuhi kebutuhan tugas, penuhi kebutuhan kelompok dan penuhi kebutuhan individu. 5. Upaya Meningkatkan Efektivitas Kerja Guru Melalui Kepuasan Kerja Guru

91 Dengan diterimanya hipotesis keempat yakni kepuasan kerja guru berpengaruh langsung positif terhadap efektivitas kerja guru, maka upaya meningkatkan efektivitas kerja guru adalah dengan meningkatkan kepuasan kerja guru. Atas dasar temuan di atas, dikemukakan sejumlah implikasi terkait dengan upaya peningkatan kepuasan kerja guru. Guru menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapsikap terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan menentukan kinerja guru, dedikasi, dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan di pundaknya. Sikap yang positif harus dibina, sedang yang negative harus dihilangkan sedini mungkin. Sikap guru itu seperti kepuasan kerja, stress dan frustasi yang ditimbulkan adanya perkejaan, peralatan, lingkungan, iklim organisasi dan sebagainya. Kepuasan kerja guru dapat ditentukan oleh beberapa factor yakni sebagai berikut upah/ gaji yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, hubungan dengan atasan, hubungan dengan rekan sekerja, hasil pekerjaan. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas yang menjadi tanggung jawab guru tersebut secara tepat waktu, disamping itu munculnya dedikasi, kegairahan, kerajinan, ketekunan, inisitif dan kreativitas kerja yang tinggi dalam bekerja. Kepuasan kerja guru menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan, apabila guru merasakan kepuasan dalam dalam bekerja, maka akan tercipta suasana yang penuh kebersamaan, memiliki tanggung jawab yang sama, iklim komunikasi yang baik dan juga semangat kerja yang tinggi sehingga tujuan organisasi atau sekolah dapat

92 tercapai secara maksimal. Tetapi sebaliknya apabila guru tidak merasa puas, maka akan tercipta suasana yang kaku, membosankan, dan semangat tim yang rendah. Sebagai atasan di lembaga pendidikan/ sekolah maka Kepala sekolah harus mampu menciptakan rasa puas kepada guru sehingga guru dapat bekerja secara efektif yang berdampak terhadap penignkatan mutu pendidikan di sekolah. C. Saran Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan efektivitas kerja guru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari kepala sekolah, masyarakat umum, dunia usaha, komite sekolah, pemerintah baik pusat maupun daerah, anggota legislatif, guru itu sendiri maupun peserta didiknya harus mampu bekerja sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan efektivitas kerja guru. Karena efektivitas kerja guru akan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik. 2. Kepada Dinas Pendidikan Kota Medan untuk memberikan pembinaan secara terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui pelatihan-pelatihan Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki efektivitas kerja yang baik. 3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, manajemen yang berkualitas, pembiayaan, sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan.