PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KONDISI SAAT INI Kondisi sistem: Interkoneksi: Jawa-Madura-Bali dan Sumatera Lainnya masih terpisah (isolated) Total kapasitas terpasang 44.346 MW PLN 32.313 73% IPP 10.303 23% PPU 1.729 4% Rasio elektrifikasi sekitar 76,56% (Tahun 2012), Pemanfaatan energi primer untuk pembangkitan tenaga listrik: Panas Bumi 5% Gas 23% Batubara 51% Air 6% BBM 15% Lain-Lain 0.12%
NAD 90,96% Sumbar 76,14% Jambi 70,37% Sumut 86,70% Bengkulu 79,37% Lampung 74,91% RASIO ELEKTRIFIKASI 2012 Riau 85,09% Banten 77,52% Kepri 83,56% Jabar 76,03% Sumsel 73,97.% Kalbar 71,46% Babel 94,13% Jakarta 99,99% Jateng 79,95% Kalteng 73,32% Kalsel 76,74% DIY 77,26% Sulbar 66,65% Bali 74,95% Jatim 74,31% Kaltim 73,08% Gorontalo 60,99% Sulsel 76,29% NTB 53,63% REALISASI (Tahun) Sulteng 66,83% Sulut 76,22% Sultra 60,53% NTT 53,42% Malut 74,12% Maluku 72,07% Category : Papua 34,62% RENCANA 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rasio 63% 64,3% 65,1% 65,8% 67,2% 72,95% 76,56% 79,3% 81,4% Elektrif ikasi Target RPJM 67,20% 70,40% 73,60% 76,80% 80,00% > 60 % 41-60 % 20-40 % Papua Barat 67,88%
LANDASAN HUKUM Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan pada Pasal 4, yaitu: (3) Untuk penyediaan tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dana untuk: a) Kelompok masyarakat tidak mampu; b) Pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik didaerah yang belum berkembang; c) Pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan; dan d) Pembangunan listrik perdesaan.
Ketenagalistrikan ( b e r d a s a r k a n U U N o. 3 0 Ta h u n 2 0 0 9 t e n t a n g K e t e n a g a l i s t r i k a n ) Tujuan Pembangunan Ketenagalistrikan Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pemanfaatan Sumber Energi Primer Sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri dan/atau berasal dari luar negeri harus dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional untuk menjamin penyediaan tenaga listrik yang berkelanjutan. Pemanfaatan sumber energi primer harus dilaksanakan dengan mengutamakan sumber energi baru dan energi terbarukan. Pemanfaatan sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri diutamakan untuk kepentingan ketenagalistrikan nasional.
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN Program listrik perdesaan adalah kebijakan Pemerintah dalam bidang ketenagalistrikan untuk perluasan akses listrik pada wilayah yang belum terjangkau jaringan distribusi tenaga listrik di daerah perdesaan. Untuk daerah isolated yang tidak dapat dijangkau oleh jaringan listrik PLN, diarahkan untuk menggunakan potensi energi setempat (PLTS, PLT Bayu dan PLTMH).
PROGRAM LISTRIK HEMAT DAN MURAH Program Penyediaan Listrik On grid (Instalasi Rumah Tinggal) berupa: Penyambungan instalasi rumah tinggal untuk 3 titik lampu + 1 stop kontak dan 3 buah Lampu Hemat Energi. PELANGGAN DENGAN LAMPU HEMAT ENERGI
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN TAHUN 2013 Rencana Program Listrik Perdesaan Untuk TA. 2013 sebesar Rp. 2,903 Triliun melalui perluasan jaringan dengan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 4.452 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 4.791 kms dan Gardu Distribusi sebanyak3.431 unit kapasitas216,75 MVA serta Program Listrik Murah dan Hemat dengan jumlah Rumah Tangga Sasaran direncanakan sebanyak95.227 RTS.
MEKANISME PENDANAAN LISTRIK PERDESAAN 1. APBNdanAPBD a) Program Listrik Perdesaan dan Program Listrik Hemat dan Murah. b) Pembangunan Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). c) Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Energi Perdesaan. d) Pengembangaan Listrik Perdesaan oleh Pemerintah Daerah. 2. NonAPBN a) Pembangunan pembangkit dan perluasan jaringan PLN melalui APLN. b) Pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan oleh Koperasi, Swasta dan LSM.
HAMBATAN DAN TANTANGAN 1. Sebagian besar lokasi sumber energi primer pembangkit energi baru terbarukan berada pada daerah-daerah yang penduduknya sedikit. 2. Kepadatan penduduk (density) yang rendah dan faktor geografis yang sulit dijangkau oleh jaringan distribusi PLN. 3. Keterbatasan pendanaan untuk pembangunan infrastruktur penyediaan tenaga listrik. 4. Keberlanjutan (Sustainability) pembangkit energi baru terbarukan.
www.esdm.go.id
TUJUAN LISTRIK PERDESAAN Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat perdesaan secara adil dan merata, antara lain dengan : Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan Meningkatkan kualitas bidang pendidikan dan kesehatan Mendorong produktivitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat perdesaan Memudahkan dan mempercepat masyarakat perdesaan memperoleh informasi dari media elektronik serta media komunikasi lainnya. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat perdesaan.
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN & LISTRIK MURAH DAN HEMAT TAHUN 2013 (1) No. Provinsi JTM JTR Total Unit MVA 1 NAD 135,00 190,00 325,00 117 5,280 63.328.901.000 484 200 684 439 1.123 2.360.000.000 65.688.901.000 2 Sumatera Utara 306,00 237,00 543,00 209 7,350 145.150.406.000 534 150 684 439 1.123 2.359.955.000 147.510.361.000 3 Sumatera Barat 110,73 168,21 278,94 64 2,650 64.849.853.000 305 200 505 618 1.123 2.360.000.000 67.209.853.000 4 Riau 187,00 215,50 402,50 158 11,650 93.759.814.000 0 0 0 842 842 1.770.000.000 95.529.814.000 5 Kep. Riau 99,00 89,00 188,00 70 5,250 45.066.015.000 275 50 325 236 561 1.180.000.000 46.246.015.000 6 Jambi 165,90 136,40 302,30 76 4,850 68.736.684.000 80 0 80 903 983 2.065.000.000 70.801.684.000 7 Bangka Belitung 116,00 76,00 192,00 51 3,175 47.068.370.000 30 25 55 1.771 1.826 3.835.000.000 50.903.370.000 8 Bengkulu 97,95 250,00 347,95 125 6,250 91.695.238.000 20 150 170 953 1.123 2.360.000.000 94.055.238.000 9 Sumatera Selatan 176,16 172,13 348,29 85 5,100 95.733.982.000 100 175 275 3.377 3.652 7.670.000.000 103.403.982.000 10 Lampung 157,00 170,00 327,00 77 5,850 81.451.893.000 740 100 840 1.548 2.388 5.015.000.000 86.466.893.000 11 Banten 57,61 202,26 259,87 99 5,530 71.956.731.000 1.200 50 1.250 1.124 2.374 4.985.500.000 12 DKI Jakarta 265 0 265 170 435 914.500.000 (Gab. Dgn Banten) 13 Jawa Barat 92,00 183,00 275,00 93 6,100 68.168.229.000 1.574 50 1.624 1.045 2.669 5.605.000.000 73.773.229.000 14 Jawa Tengah 15 DI Yogyakarta (Gab. Dgn Jateng) Jaringan (Kms) LISTRIK PERDESAAN Fisik GD Pagu Lisdes Masy. Nelayan LISTRIK MURAH DAN HEMAT Jumlah RTS Terpadu Masy. Daerah Tertinggal Jumlah RTS Non Terpadu 139,00 174,00 313,00 255 13,000 63.838.714.000 1.538 0 1.538 990 2.528 5.310.000.000 TOTAL PAGU 77.856.731.000 69.148.714.000 16 Jawa Timur 106,00 187,00 293,00 96 8,900 75.884.796.000 1.670 125 1.795 1.155 2.950 6.195.000.000 82.079.796.000 Total Jumlah Total RTS Pagu Listrik Murah
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN & LISTRIK MURAH DAN HEMAT TAHUN 2013 (2) No. Provinsi Jaringan (Kms) LISTRIK PERDESAAN Fisik GD JTM JTR Total Unit MVA Pagu Lisdes Masy. Nelayan LISTRIK MURAH DAN HEMAT Jumlah RTS Terpadu Masy. Daerah Tertinggal Jumlah RTS Non Terpadu TOTAL PAGU 17 Kalimantan Barat 150,32 110,00 260,32 50 2,750 70.726.260.000 425 150 575 2.375 2.950 6.195.000.000 76.921.260.000 18 Kalimantan Tengah 156,00 135,00 291,00 48 2,050 102.302.711.000 100 25 125 3.808 3.933 8.260.000.000 110.562.711.000 19 Kalimantan Selatan 115,00 95,00 210,00 35 3,230 70.827.648.000 0 50 50 1.073 1.123 2.360.000.000 73.187.648.000 20 Kalimantan Timur 250,56 99,83 350,39 87 10,020 113.690.870.000 190 75 265 3.527 3.792 7.965.000.000 121.655.870.000 21 Sulawesi Tengah 167,00 66,00 233,00 266 17,000 106.816.545.000 70 250 320 3.753 4.073 8.555.000.000 115.371.545.000 22 Sulawesi Barat 106,95 247,53 354,48 131 5,350 65.261.006.000 185 125 310 2.218 2.528 5.310.000.000 70.571.006.000 23 Sulawesi Selatan 129,00 327,53 456,53 460 18,500 113.372.448.000 425 100 525 3.829 4.354 9.145.000.000 122.517.448.000 24 Sulawesi Tenggara 126,00 189,00 315,00 104 8,500 82.132.943.000 140 225 365 2.725 3.090 6.490.000.000 88.622.943.000 25 Gorontalo 125,00 80,00 205,00 86 7,100 73.913.152.000 30 75 105 2.704 2.809 5.900.000.000 79.813.152.000 26 Sulawesi Utara 85,00 104,30 189,30 132 13,150 85.277.668.000 20 75 95 3.135 3.230 6.785.000.000 92.062.668.000 27 Bali 90,00 143,00 233,00 50 3,000 82.968.839.000 220 0 220 3.713 3.933 8.260.000.000 91.228.839.000 28 NTB 176,77 107,51 284,28 80 6,600 113.740.812.000 235 200 435 1.953 2.388 5.015.000.000 118.755.812.000 29 NTT 194,29 169,12 363,41 53 2,650 104.897.843.000 25 325 350 2.178 2.528 5.310.000.000 110.207.843.000 30 Maluku Utara 125,00 50,00 175,00 37 2,460 64.296.998.000 25 175 200 2.328 2.528 5.310.000.000 69.606.998.000 31 Maluku 150,00 96,00 246,00 70 4,750 78.062.532.000 0 200 200 2.750 2.950 6.195.000.000 84.257.532.000 32 Papua Barat 171,00 137,00 308,00 68 7,250 123.848.965.000 60 200 260 11.399 11.659 24.485.000.000 148.333.965.000 33 Papua 189,26 184,46 373,72 99 11,460 174.228.008.000 30 475 505 11.154 11.659 24.485.000.000 198.713.008.000 Total Jumlah Total RTS Pagu Listrik Murah 4.452,50 4.791,78 9.244,28 3.431 216,755 2.703.054.874.000 10.995 4.000 14.995 80.232 95.227 200.009.955.000 2.903.064.829.000