BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Penyelenggaraan fungsi rumah sakit sangat ditentukan. operasional prosedur dan standar profesinya.



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. EZYLOAD NUSANTARA DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Rivai dan Basri, 2005:50)

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar salah satunya dapat dilihat dari kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya dengan komunikasi yang baik dalam organisasi dimana komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata dan sebagai kota pelayanan dengan perkembangannya diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dipenuhi melalui bantuan orang lain. mudah diperoleh apabila manusia masuk dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat mengoptimalkan visi dari perusahaan (Darodjat, 2015:47). Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bentuk pelayanan administrasi di rumah sakit adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melakukan seleksi ketika akan merekrut karyawan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. disesuaikan dengan tujuan khusus pada penelitian. Berikut penjelasannya :

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Rumah Sakit Umum. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

I.1 Latar Belakang. Universitas Indonesia. Gambaran kompetensi perawat..., Rahmika Putri, FKMUI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik dan sehat serta memperoleh layanan kesehatan. Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawat merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

pegawai, kurangnya strategi yang jelas dan kemampuan manajerial yang terbatas di sektor publik. Menurut Gitosudarmo & Sudita (2015 ) keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. keterlibatan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi segala

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian (Hartono, 2010). Menurut Farjam di institusi Rumah Sakit, tenaga paramedis perawatan

BAB I PENDAHULUAN. bawahan yang berbeda beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk seluruh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN. saling mengetahui kekayaan dan kebudayaan bangsa lain, teknologi. mengelola input menjadi output yang berguna bagi khalayak umum.

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para pimpinan merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi ini akan membahas mengenai pengaruh lingkungan kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini berkembang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun external. Hal-hal di atas tidak mudah, karena barisan terdepan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri di

Lampiran 1: PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang dimiliki. Secara teoritis, kualitas sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu yang telah lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PEDAHULUAN. yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. tujuan organisasi maupun tujuan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Hardiyana dan

BAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin kompetitif, dunia bisnis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang memiliki fungsi strategis khususnya dalam bidang kesehatan, maka dari itu rumah sakit dituntut untuk menyelenggarakan tugas dan kewajiban medis yang bermutu kepada masyarakat. Penyelenggaraan fungsi rumah sakit sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Hal ini penting karena inti penyelenggaraan fungsi rumah sakit yang bermutu dapat dilihat dari keterlibatan tenaga profesional dalam rumah sakit tersebut. Selain itu, fungsi rumah sakit akan menjadi optimal jika setiap tenaga kesehatan menurut jenis profesinya bekerja sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, standar operasional prosedur dan standar profesinya. Tercapainya fungsi dan tujuan rumah sakit tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Karena keberhasilan suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kinerja pegawainya diantaranya adalah perawat. Oleh sebab itu, rumah sakit selalu berusaha meningkatkan kinerja perawatnya dengan harapan hasil kerja yang dilakukan oleh perawat tersebut mampu memberikan kemajuan tersendiri bagi rumah sakit. Perawat merupakan komponen yang paling berpengaruh dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, hal ini disebabkan

2 karena perawat sering berhubungan langsung dengan para pasien di rumah sakit bila dibandingkan dengan dokter atau profesi lainnya. Sehingga perawat merupakan profesi yang cukup potensial dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, selain jumlahnya yang dominan, juga pelayanannya menggunakan metode pemecahan masalah secara ilmiah melalui proses keperawatan yang menjadi prinsip dasar dalam program quality asurance. Program perawat dalam menyukseskan program menjaga mutu secara menyeluruh menjadi sangat penting, karena perawat adalah kunci dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah pelayanan dan asuhan pasien dalam sistem pelayanan di Rumah Sakit (Idayanti, 2008). Agar penyelenggaraan pelayanan keperawatan memenuhi standar pelayanan, maka diperlukan suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah kegiatan yang dibakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada pasien, langkah-langkah kegiatan tersebut berupa Standar Operasional Prosedur (SOP). Tujuan umum Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah untuk mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan dalam mencapai tujuan yang lebih efisien dan efektif sehingga konsisten dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku (DepKes RI, 2006). Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari Enita salah seorang perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan pada tanggal 22 Oktober 2012, dapat diketahui bahwa peningkatan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru telah menempuh beberapa cara diantaranya memberikan kesempatan karir kepada perawat yang berprestasi, memberikan pelatihan guna menambah keahlian pada perawat, memotivasi perawat agar senantiasa

3 menghadiri seminar-seminar kesehatan. Melalui proses peningkatan kinerja ini maka perawat diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaannya dengan mengembangkan karirnya sebagai perawat. Rivai & Sagala (2009), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Tujuan dari seluruh program pengembangan karir adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di saat ini dan di masa mendatang. Karena itu, usaha untuk pembentukan sistem pengembangan karir secara baik dapat membantu karyawan dalam membantu kebutuhan karir mereka sendiri, dan menyesuaikan antara kebutuhan karyawan dengan tujuan perusahaan. Nurmansyah (2010) menjelaskan bahwa pelaksanaan rencana-rencana karir memerlukan pengembangan karir. Pengembangan karir adalah kemajuan-kemajuan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir. Dari wawancara yang penulis lakukan pada Asril yaitu salah seorang pegawai di Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru, wawancara dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2012, dari hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan pengembangan karir perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: memberikan pelatihan-pelatihan tentang keperawatan, pemberian izin belajar kepada para

4 perawat, dan meningkatkan jabatan para perawat yang berprestasi dalam bekerja atau melaksanakan tugas. Pada tanggal 23 Oktober 2012, Zaibah sebagai Kepala Bagian Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru mengatakan antusiasme sebagian besar perawat dalam pengembangan karirnya sangatlah tinggi, ditandai dengan banyaknya perawat muda yang sekolah lagi. Sedangkan perawat senior atau yang sudah lama bekerja tidak begitu tertarik untuk melanjutkan pendidikan disebabkan oleh usia yang sudah tua dan daya tangkap yang lemah. walaupun pihak Rumah Sakit telah mengupayakan pengembangan karir bagi para perawatnya secara keseluruhan melalui berbagai macam program pengembangan karir namun kenyataannya masih ada sebagian perawat yang memiliki pengembangan karir yang buruk. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran perawat tentang pentingnya mengembangkan karir di dunia kerja. Selanjutnya dari hasil wawancara yang sama dengan Zaibah pada tanggal 23 Oktober 2012 tersebut, beliau juga menambahkan bahwa kepala rumah sakit selalu mengalami mutasi dan pertukaran dari dinas pemerintahan, bahkan terkadang kepala rumah sakit yang baru tidak menjabat sesuai dengan periode yang semestinya, terkadang ada yang hanya 6 bulan menjabat lalu diganti dan bahkan ada yang baru 3 bulan menjabat sudah dimutasi lagi. Zaibah berpendapat bahwa hal ini tentu saja mempengaruhi kinerja perawat karena adanya perbedaan cara pandang dengan kepala rumah sakit yang terus menerus diganti. Bagaimana tidak, belum sempat menyamakan pemikiran

5 dengan kepala rumah sakit yang baru tapi malah diganti terus menerus dan bahkan terkadang kepala rumah sakit yang dimutasi tidak berprofesi di bidang kesehatan. Pendapat lain juga penulis peroleh dari Else Triana yang bekerja sebagai Kepala Poli Psikologi di Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru pada tanggal 23 Oktober 2012, ia berpendapat bahwa dalam melaksanakan tugasnya secara maksimum pegawai sangat ditentukan oleh kepemimpinan yang baik yang mampu memotivasi para pegawainya untuk bekerja dengan tekun, sehingga tujuan Rumah Sakit dapat dicapai. beliau menambahkan bahwa dengan kepemimpinan yang baik para perawat akan berlomba-lomba untuk memperoleh prestasi dalam melaksanakan tugasnya, hal ini dipandang penting karena pegawai rumah sakit bisa saja berfikiran buruk tentang cara atasan dalam memimpin Rumah Sakit sehingga hal ini mempengaruhi kinerja para pegawai Rumah Sakit itu sendiri. Menurut Rivai & Mulyadi (2011), persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna lingkungan mereka. Persepsi itu penting dalam studi perilaku organisasi karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa itu realitas dan bukan mengenai realitas itu sendiri. Sedangkan pengertian kepemimpinan menurut Kartono (2006), adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dengan yang dipimpin. Kepemimpinan muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis

6 di antara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin (ada relasi interpersonal). Kepemimpinan ini bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi, dan mengerakkan orang-orang lain guna melakukan sesuatu, demi tercapainya suatu tujuan tertentu. Persepsi terhadap kepemimpinan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui baik buruknya kepemimpinan seseorang. Hal ini dilakukan karena pemimpin memiliki peran penting dalam suatu organisasi. Salah satu peranan kepemimpinan yang teramat penting dalam proses pengelolaan suatu organisasi adalah mengintegrasikan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai satuan kerja dalam organisasi demi terjaminnya kesatuan gerak. Tidak kalah pentingnya adalah kegiatan pemantauan, yang dilakukan dengan penyelenggaraan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajerial melalui manajemen ini diketahui sejauhmana tingkat efisien, efektifitas dan produktifitas yang diinginkan dan ditetapkan tercapai sekaligus menemukan cara-cara mengatasi berbagai permasalahan, penyimpangan dan bahkan penyelewengan yang mungkin timbul. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada sejumlah pegawai Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru telah melakukan beberapa cara untuk meningkatkan karir perawatnya, namun pada kenyataannya masih ada perawat yang kurang memperhatikan pengembangan karirnya di Rumah Sakit tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran perawat dan beberapa faktor yang menghambat pengembangan karir itu sendiri sehingga kinerja perawat tersebut tergolong rendah. Padahal

7 sudah semestinya perawat yang merupakan profesi yang sangat potensial dalam suatu Rumah Sakit mampu mengembangkan karirnya agar kinerjanya juga mengalami peningkatan. Secara keseluruhan, data yang diperoleh pada bulan Oktober 2012 di Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru ditemukan bahwa Rumah Sakit tersebut selalu membuat program-program dalam upaya meningkatkan karir dan kinerja perawatnya secara keseluruhan. Walaupun demikian, masih terdapat perawat yang memiliki kinerja yang rendah hal ini diindikasikan dengan masih terdapat perawat yang memiliki kesadaran yang kurang dalam meningkatkan kinerjanya, masih ada perawat yang menolak meningkatkan karirnya disebabkan faktor usia, faktor kesibukan dalam membagi waktu, perawat yang memiliki kinerja yang baik hanyalah perawat yang memiliki insentif yang tinggi sementara perawat yang insentifnya rendah memiliki kinerja yang rendah pula, masih terdapat perawat yang bekerja tidak sesuai dengan jam kerjanya di tempat kerja, selain itu para perawat dihadapkan dengan masalah pergantian kepala Rumah Sakit yang terus menerus terjadi dan mempengaruhi persepsi mereka terhadap kepemimpinan yang ada. Dengan pola hubungan dalam pergantian masa jabatan kepala rumah sakit yang terus menerus terjadi seperti inilah yang mengakibatkan inisiatif dan daya kreasi menjadi sesuatu yang berharga mahal dan secara tidak langsung turut mempengaruhi rendahnya kinerja perawat di Rumah Sakit tersebut. Berdasarkan gejala permasalahan di atas, maka penelitian tentang pengembangan karir dan kepemimpinan perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja perawat pada Rumah Sakit Tampan Kota Pekanbaru. Untuk itu,

8 penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: Hubungan Pengembangan Karir dan Persepsi Terhadap Kepemimpinan Dengan Kinerja Perawat Pada Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka masalah utama yang akan dibahas pada penelitian ini adalah tentang apakah ada hubungan pengembangan karir dan persepsi terhadap kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengembangan karir dan persepsi terhadap kepemimpinan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru. D. Keaslian Penelitian Sebelum penulis melakukan penelitian lebih lanjut tentang Hubungan Pengembangan Karir dan Persepsi Terhadap Kepemimpinan Dengan Kinerja Perawat Pada Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru. Penulis telah mempelajari penelitian yang dilakukan oleh Ernie Juliantie tahun 2012 dengan judul penelitian: Pengaruh Kompensasi, Pengembangan Karir dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Payung Sekaki Gugus I Kota Pekanbaru. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ernie Juliantie dengan penelitian yang penulis lakukan terdapat pada variabel penelitian yang meliputi pengembangan karir, kepemimpinan, dan kinerja.

9 Sedangkan perbedaannya adalah, penelitian yang dilakukan oleh Ernie Juliantie menggunakan subjek Guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Payung Sekaki Gugus I Kota Pekanbaru, sementara subjek penelitian yang peneliti lakukan adalah Perawat Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian, adalah sebagai berikut: 1. Dapat menambah wawasan tentang hubungan antara pengembangan karir dan persepsi terhadap kepemimpinan dengan kinerja perawat pada Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru. 2. Dapat memberikan informasi kepada pihak Rumah Sakit Jiwa Tampan Kota Pekanbaru tentang hubungan pengembangan karir dan persepsi terhadap kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja perawat.