SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/SEOJK.05/2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.05/2015 TENTANG

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017

-1- SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 09/BL/2012 TENTANG

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

TENTANG LAPORAN AKTUARIS TAHUNAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN REASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, DAN PERUSAHAAN REASURANSI SYARIAH

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

AKTUARIS DALAM SEKTOR JASA KEUANGAN. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank 1A Otoritas Jasa Keuangan

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26 /SEOJK.05/2017

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/2018 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN BAGI PERUSAHAAN ASURANSI BERBENTUK BADAN HUKUM USAHA BERSAMA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /SEOJK.05/2017

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

-0- LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI 0/19

) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) 4) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/SEOJK.05/2015 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah. 4. Perusahaan Asu

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

- 5 - a. laporan pelaksanaan ujian pengetahuan dasar di bidang. b. laporan kegiatan peningkatan pengetahuan di bidang Dana

Umum. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi,

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /SEOJK.05/2016

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

Ringkasan Laporan Keuangan PT ASURANSI JIWA CENTRAL ASIA RAYA SYARIAH Triwulan III Tahun 2017 Unit Usaha Syariah

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74 /PMK.010/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANGGUNGAN ASURANSI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - pengurus sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan mengenai perkoperasian;

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /SEOJK.05/2015 TENTANG PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai Unit Usaha Syariah, di tempat.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PELAKSANAAN PENEMPATAN REASURANSI/RETROSESI

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /SEOJK.05/2017

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA PENJAMIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Perat

TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH MODAL MINIMUM BERBASIS RISIKO BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/SEOJK.05/2015 TENTANG

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

Daftar Pertanyaan Wawancara

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2017 TENTANG

Bagian I Laporan Realisasi Rencana Bisnis dan Laporan Hasil Pengawasan Dewan Komisaris Untuk Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi

LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan III Tahun 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

Transkripsi:

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Asuransi Yang Memiliki Unit Syariah; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi Yang Memiliki Unit Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN KONTRIBUSI DAN METODE PERHITUNGAN PENYISIHAN KLAIM PADA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Sehubungan dengan amanat Pasal XX Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor XX/POJK.05/2016 tanggal XX tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi Dengan Prinsip Syariah, perlu untuk mengatur pedoman pembentukan penyisihan teknis dana tabarru dan penyisihan teknis dana perusahaan pada usaha asuransi umum syariah, usaha asuransi jiwa syariah, dan usaha reasuransi syariah dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi syariah, perusahaan asuransi yang memiliki unit syariah, dan perusahaan reasuransi yang memiliki unit syariah. 2. Penyisihan Teknis Dana Tabarru adalah dana yang disisihkan dalam Dana Tabarru untuk memenuhi kewajiban kepada Pemegang Polis atau Peserta yang terkait dengan Dana Tabarru. 3. Penyisihan Teknis Dana Perusahaan adalah dana yang disisihkan dalam Dana Perusahaan untuk memenuhi biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk jangka waktu yang belum dijalani atau yang akan dikeluarkan di masa yang akan datang dan/atau manfaat-manfaat yang dijanjikan dalam Polis yang akan dibayarkan dari dana

perusahaan. 4. Iuran Tabarru adalah bagian dari kontribusi yang dialokasikan untuk dana tabarru. 5. Dana Tabarru adalah kumpulan dana yang berasal dari kontribusi para peserta, yang mekanisme penggunaannya sesuai dengan akad tabarru yang disepakati. 6. Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi yang selanjutnya disebut PAYDI adalah Produk Asuransi yang paling sedikit memberikan perlindungan terhadap risiko kematian dan memberikan manfaat yang mengacu pada hasil investasi dari kumpulan dana yang khusus dibentuk untuk Produk Asuransi baik yang dinyatakan dalam bentuk unit maupun bukan unit. 7. Kontribusi Neto adalah kontribusi yang dialokasikan untuk Dana Tabarru dikurangi kontribusi tabarru reasuransi keluar ditambah kontribusi tabarru reasuransi diterima. II. PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS Pembentukan penyisihan teknis Perusahaan dilakukan berdasarkan Pembentukan Penyisihan Teknis Bagi Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran OJK ini. III. KETENTUAN PENUTUP 1. Ketentuan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku untuk laporan keuangan Perusahaan periode 31 Desember 2017. 2. Pada saat Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.05/2015 tentang Pedoman Pembentukan Penyisihan Kontribusi dan Metode Perhitungan Penyisihan Klaim Pada Usaha Asuransi Syariah atau Usaha Reasuransi Syariah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal

KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PERASURANSIAN, DANA PENSIUN, LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN LEMBAGA JASA KEUANGAN LAINNYA OTORITAS JASA KEUANGAN, FIRDAUS DJAELANI

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN KONTRIBUSI DAN METODE PERHITUNGAN PENYISIHAN KLAIM PADA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PENGHITUNGAN PENYISIHAN TEKNIS 1. Penghitungan penyisihan teknis usaha asuransi umum syariah, usaha asuransi jiwa syariah, dan usaha reasuransi syariah dilakukan oleh aktuaris Perusahaan. 2. Perusahaan wajib membentuk cadangan teknis dengan metode dan asumsi sebagai berikut: a. sesuai dengan karakteristik produk dan profil risiko yang relevan; b. konsisten untuk berbagai produk dalam kelompok produk yang sama; c. konsisten untuk produk yang sama antara tanggal pelaporan penyisihan teknis; d. menjamin pengakuan liabilitas yang wajar dan adil bagi seluruh pemegang polis; e. sesuai dengan manfaat yang dijanjikan atau yang dijamin di dalam polis; dan f. sesuai dengan standar praktik aktuaria yang berlaku di Indonesia. 3. Dalam hal terdapat perubahan metode dan asumsi, aktuaris Perusahaan harus menjelaskan alasan dan dampak dari perubahan tersebut terhadap jumlah Penyisihan Teknis dan tingkat solvabillitas Dana Tabarru. 4. Dalam membentuk penyisihan teknis, aktuaris Perusahaan yang ditunjuk wajib melakukan prosedur yang memadai untuk memperoleh keyakinan bahwa: a. kualitas data yang disajikan oleh Perusahaan lengkap, akurat dan reliabel. b. asumsi estimasi sentral/estimasi terbaik (best estimate) terkini yang digunakan Perusahaan adalah asumsi yang terkini dan mempertimbangkan pengalaman 3 (tiga) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun terakhir. 5. Dalam membentuk penyisihan teknis, aktuaris Perusahaan yang ditunjuk harus memberikan justifikasi untuk setiap penggunaan asumsi. A. PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS DANA TABARRU DAN DANA TANAHUD I. PENYISIHAN KONTRIBUSI

1. Metode penghitungan: a. Penyisihan kontribusi wajib memperhitungkan seluruh penerimaan dan pengeluaran Dana Tabarru yang dapat terjadi di masa yang akan datang dengan menggunakan asumsi estimasi sentral/asumsi estimasi terbaik (best estimate) terkini ditambah dengan marjin untuk risiko pemburukan (margin for adverse deviation), dengan tingkat keyakinan (confidence level) paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) pada level Perusahaan. Contoh produk: i. Produk unit-link dimana kontribusi dikonversi menjadi unit penempatan dana, dan dibentuk dana khusus. ii. Produk asuransi tabungan dimana manfaatnya adalah akumulasi dana tabungan peserta beserta hasil pengembangannya (manfaat ini tidak kontinjen terhadap suatu insured event). iii. Produk yang menjanjikan pembayaran bonus jika tidak mengajukan klaim setiap periode tertentu, dimana bonus ini dibayarkan dari Dana Perusahaan. iv. Produk asuransi jiwa tradisional seperti asuransi berjangka, asuransi menurun kredit, asuransi berjangka dengan periode pembayaran premi terbatas. v. Produk asuransi jiwa berjangka dengan pengembalian kontribusi (premi) di akhir periode pertanggungan yang diambil dari Dana Perusahan. vi. Produk asuransi kerugian dengan pertanggungan lebih dari 1 tahun dan premi dibayarkan sekaligus dan tidak dapat ditinjau ulang b. Penerimaan sebagaimana dimaksud pada huruf a termasuk Iuran Tabarru. c. Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi: 1) seluruh pembayaran atau penggantian yang dijanjikan akan dibayarkan kepada peserta atau penerima manfaat dari Dana Tabarru ; dan 2) pembayaran bagi hasil investasi Dana Tabarru kepada Perusahaan dalam hal pengelolaan investasi Dana Tabarru

menggunakan akad mudharabah atau mudharabah musytarakah. 2. Asumsi dalam penghitungan penyisihan kontribusi menggunakan asumsi estimasi sentral/estimasi terbaik (best estimate) terkini dengan ketentuan sebagai berikut: a) Asumsi tingkat klaim (mortalita/morbidita/incidence rate untuk asuransi jiwa atau morbidita/incidence rate untuk asuransi umum) menggunakan tabel pengalaman terkini perusahaan atau industri asuransi di Indonesia. b) Asumsi pengeluaran selain asumsi tingkat klaim menggunakan pengalaman terkini Perusahaan. c) Asumsi mutasi polis atau peserta (lapse/surrender/reinstatement/withdrawal) berdasarkan pengalaman terkini Perusahaan. d) Asumsi inflasi menggunakan pengalaman di Indonesia paling sedikit 3 (tiga) tahun terakhir. e) Asumsi tingkat diskonto yang digunakan memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) tingkat diskonto paling tinggi sebesar rata-rata tingkat imbal hasil (yield) surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia pada akhir tahun selama 3 (tiga) tahun terakhir. 2) asumsi tingkat diskonto sebagaimana dimaksud pada butir 1) dapat ditambah paling tinggi sebesar 0,5% (nol koma lima persen). 3) untuk polis dengan denominasi rupiah, rata-rata tingkat imbal hasil (yield) surat berharga mengacu pada kurva imbal hasil (yield curve) yang dipublikasikan oleh IBPA (Indonesian Bond Pricing Agency) untuk surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia. 4) untuk polis dengan denominasi selain rupiah, rata-rata tingkat imbal hasil (yield) surat berharga mengacu pada kurva imbal hasil (yield curve) yang dipublikasikan oleh IBPA (Indonesian Bond Pricing Agency) untuk surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia dengan nominasi

dollar Amerika Serikat. 5) surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir 1) adalah surat berharga yang memiliki sisa masa jatuh tempo yang sesuai/mendekati rata-rata sisa masa kontrak asuransi dari polis Perusahaan yang masih aktif (in force). 3. Dalam hal Perusahaan menggunakan asumsi tingkat klaim, asumsi pengeluaran selain tingkat klaim, asumsi mutasi polis atau peserta, dan/atau asumsi inflasi selain yang dimaksud pada angka 2 huruf a sampai dengan huruf d, aktuaris harus menjelaskan bahwa asumsi yang digunakan sudah mencerminkan kondisi Perusahaan secara wajar. 4. Nilai total penyisihan kontribusi untuk polis dalam kelompok produk yang sama tidak boleh kurang dari nol. 5. Untuk polis yang memberikan pengembalian Iuran Tabarru apabila peserta mengundurkan diri sebelum masa asuransi berakhir, jumlah penyisihan kontribusi tidak boleh kurang dari jumlah Iuran Tabarru yang akan dikembalikan kepada peserta. II. PENYISIHAN KONTRIBUSI YANG BELUM MERUPAKAN PENDAPATAN ATAU HAK 1. Untuk produk yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun atau berjangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun yang syarat dan kondisi polisnya dapat diperbaharui kembali (renewable) pada setiap ulang tahun polis. Contoh Produk: i. Produk unit-link dimana kontribusi dikonversi menjadi unit penempatan dana, dan dibentuk dana khusus. ii. Produk asuransi tabungan dimana manfaatnya adalah akumulasi dana tabungan peserta beserta hasil pengembangannya (manfaat ini tidak kontinjen terhadap suatu insured event). iii. Produk yang tidak menjanjikan bonus jika tidak mengajukan klaim selama periode tertentu, contohnya asuransi jiwa ekawarsa, asuransi kesehatan tahunan, asuransi kerugian tahunan. 2. Pembentukan penyisihan kontribusi yang belum menjadi pendapatan

atau hak dihitung berdasarkan Kontribusi Neto sesuai dengan proporsi jumlah hari sampai dengan masa asuransi yang belum dijalani (proporsional harian). 3. Pembentukan penyisihan kontribusi yang belum merupakan pendapatan atau hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatas wajib memperhitungkan risiko yang belum dijalani (unexpired risk reserve). III. PENYISIHAN KLAIM 1. Pembentukan penyisihan klaim paling sedikit dihitung sebesar penjumlahan: a) nilai estimasi klaim yang masih dalam proses penyelesaian; b) nilai estimasi klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (Incurred But Not Reported); dan c) Penyisihan klaim atas manfaat yang telah disetujui dan pembayarannya tidak sekaligus. 2. Perhitungan penyisihan klaim sebagaimana yang dimaksud pada angka 1 bagian a diatas dihitung berdasarkan estimasi yang wajar atas klaim yang sudah terjadi dan sudah dilaporkan tetapi masih dalam proses penyelesaian. 3. Perhitungan penyisihan klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan (IBNR) dihitung berdasarkan estimasi sentral atau estimasi terbaik (best estimate) terkini atas yang wajar atas klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan dengan metode estimasi aktuaria yang diterima secara umum dan mengacu pada pengamatan pengembangan klaim 3 tahun terakhir. 4. Penyisihan klaim atas manfaat yang telah disetujui dan pembayarannya tidak sekaligus dihitung berdasarkan nilai sekarang aktuarial dari pembayaran klaim yang telah disetujui yang masih harus dibayarkan di masa yang akan dating IV. PENYISIHAN ATAS RISIKO BENCANA (CATASTROPHIC RESERVE) 1. Risiko bencana atau risiko katastrop adalah risiko kerugian yang timbul akibat terjadinya fenomena alam atau risiko murni kecelakaan yang menyebabkan kerugian cukup besar bagi Perusahaan. 2. Penyisihan atas risiko katastrop dihitung berdasarkan manfaat

asuransi retensi sendiri setelah dikurangi penyisihan kontribusi dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya risiko katastropik (faktor risiko katastrop) B. PEMBENTUKAN PENYISIHAN TEKNIS DANA PERUSAHAAN I. PENYISIHAN UJRAH 1. Metode penghitungan: a) Untuk Produk yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun atau berjangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun yang syarat dan kondisi polisnya dapat diperbaharui kembali (renewable) pada setiap ulang tahun polis dan tidak menjanjikan pembayaran manfaat lainnya dari Dana Perusahaan. Dihitung berdasarkan ujrah yang belum menjadi pendapatan (unearned ujrah) sebesar proporsional harian atas periode yang belum dijalani setelah dikurangi dengan biaya akuisisi perusahaan yang telah dikeluarkan pada tanggal valuasi. Contoh: Produk menjanjikan pembayaran bonus jika tidak mengajukan klaim setiap periode tertentu, dimana bonus ini dibayarkan dari Dana Perusahaan. b) Untuk produk yang berjangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun yang syarat dan kondisi polisnya tidak dapat diperbaharui kembali (non renewable) pada setiap ulang tahun polis; dan untuk produk yang berjangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun yang syarat dan kondisi polisnya dapat diperbaharui kembali (renewable) dan memberikan manfaat lain setelah periode tertentu yang dibayarkan dari Dana Perusahaan; Contoh: - produk asuransi jiwa tradisional seperti asuransi berjangka, asuransi menurun kredit, asuransi berjangka dengan periode pembayaran premi terbatas. - produk asuransi jiwa berjangka dengan pengembalian kontribusi di akhir periode pertanggungan yang diambil dari Dana Perusahaan.

- produk asuransi kerugian dengan pertanggungan lebih dari 1 tahun dan premi dibayarkan sekaligus dan tidak dapat ditinjau ulang. Penyisihan ujrah wajib memperhitungkan seluruh penerimaan dan pengeluaran Perusahaan yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang dengan menggunakan asumsi estimasi sentral/asumsi estimasi terbaik (best estimate) terkini ditambah dengan marjin untuk risiko pemburukan (margin for adverse deviation), dengan tingkat keyakinan (confidence level) paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) pada level Perusahaan. c) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada 1.b diatas meliputi: 1) Ujrah perusahaan; dan 2) Bagi hasil investasi atas Dana Tabarru dan/ atau Dana Investasi Peserta yang merupakan bagian Perusahaan. 3) Pendapatan-pendapatan lainnya yang akan diterima Perusahaan (contoh: bagi hasil surplus underwriting, biaya administrasi, biaya-biaya lainnya yang dibebankan Perusahaan kepada Pemegang Polis/ Peserta). d) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada 1.b. meliputi seluruh biaya-biaya yang akan dikeluarkan dari Dana Perusahaan dalam memelihara kontrak asuransi berikut pengeluaran pembayaran manfaat lain yang akan dibayarkan dari Dana Perusahaan. 2. Asumsi dalam penghitungan penyisihan ujrah menggunakan asumsi estimasi sentral/estimasi terbaik (best estimate) terkini dengan ketentuan sebagai berikut: a) Asumsi pengeluaran menggunakan pengalaman terkini Perusahaan. b) Asumsi mutasi polis atau peserta (lapse/surrender/reinstatement/withdrawal) berdasarkan pengalaman terkini Perusahaan. c) Asumsi inflasi menggunakan pengalaman di Indonesia paling sedikit 3 (tiga) tahun terakhir.

d) Asumsi tingkat diskonto yang digunakan memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) tingkat diskonto paling tinggi sebesar rata-rata tingkat imbal hasil (yield) surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia pada akhir tahun selama 3 (tiga) tahun terakhir. 2) asumsi tingkat diskonto sebagaimana dimaksud pada butir 1) dapat ditambah paling tinggi sebesar 0,5% (nol koma lima persen). 3) untuk polis dengan denominasi rupiah, rata-rata tingkat rata-rata tingkat imbal hasil (yield) surat berharga mengacu pada kurva imbal hasil (yield curve) yang dipublikasikan oleh IBPA (Indonesian Bond Pricing Agency) untuk surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia 4) untuk polis dengan denominasi selain rupiah, rata-rata tingkat imbal hasil (yield) surat berharga mengacu pada kurva imbal hasil (yield curve) yang dipublikasikan oleh IBPA (Indonesian Bond Pricing Agency) untuk surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia dengan nominasi dollar Amerika Serikat. 5) surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir 1) adalah surat berharga yang memiliki sisa masa jatuh tempo yang sesuai/mendekati rata-rata sisa masa kontrak asuransi dari polis Perusahaan yang masih aktif (inforce). 3. Dalam hal Perusahaan menggunakan asumsi pengeluaran, asumsi mutasi polis atau peserta, dan/atau asumsi inflasi selain yang dimaksud pada angka 2 huruf a sampai dengan huruf d, aktuaris Perusahaan harus menjelaskan bahwa asumsi yang digunakan sudah mencerminkan kondisi Perusahaan secara wajar. 4. Nilai total penyisihan ujrah tidak boleh kurang dari nol. II. PENYISIHAN ATAS PAYDI YANG DIGARANSI Penyisihan atas PAYDI yang digaransi adalah sebesar selisih lebih antara pokok yang digaransi dengan akumulasi dana peserta.

Contoh: Produk unit link dimana kontribusi dikonversi menjadi unit penempatan dana, dan dibentuk dana khusus.