BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara harfiah efektivitas berasal dari kata efektif. Berdasarkan kamus besar bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Proses

dilakukan di dalam kelau maupun di luar kelas.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODEMIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI DI KELAS IV A SDN BUAHBATU LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung lancarnya proses belajar mengajar disekolah. Seperti yang dikemukakan Norris

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

JUDUL : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ISU STRATEGI MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu dengan menempuh proses pembelajaran. juga dikembangkan seperti dibuatnya metode-metode baru dalam belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta komunikasi menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar, penelitian yang relevan, kerangka pikir serta hipotesis penelitian. Tidak lupa peneliti juga membuat kesimpulan dari beberapa pendapat para ahli tersebut. Berikut adalah pendapat para ahli dan kesimpulan peneliti. 2.1.1 Pembelajaran IPA Dalam KBBI kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar (Depdikbud, 2002). Dimyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa pembelajaaran adalah program kegiatan guru secara tersrtuktur untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA) Concise Dictionary of Science (1983) menyatakan bahwa : ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa. 7

8 Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran IPA adalah suatu proses atau cara guru untuk mengenalkan kepada siswa mengenai ilmu alam dengan menggunakan observasi atau eksperimen secara langsung. 2.1.2 Metode Pembelajaran mind mapping Menurut Pribadi, (2009) tujuan proses pembelajaran sangat diperlukan agar siswa mencapai kemampuan yang diharapkan, untuk itu pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik. Dan metode pembelajaran menurut Sudjana (2005) dan Sutikno (2009) adalah metode yang dipergunakan guru atau pendidik dalam mengadakan hubungan dengan siswa dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk mencapai tujuan pada saat berlangsungnya pengajaran. Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut, peneliti dapat memberi kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tony Buzan memperkenalkan model pembelajaran mind mapping pada tahun 1970-an. Teknik ini disebut juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide sentral atau ide utama kemudian ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind mapping dapat mengorganisasikan informasi yang kita miliki. Bentuk diagramnnya seperti gambar pohon kemudian terdapat cabang-cabang pohon untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada contoh gambar mind mapping dibawah ini.

9 Gambar 2.1 Mind mapping Sumber: Buku pintar mind map untuk anak Menurut Tony Buzan (2003) Mind mapping mempunyai beberapa manfaat, yaitu: a. Merencana b. Berkomunikasi c. Menjadi Kreatif d. Menghemat Waktu e. Menyelesaikan Masalah f. Memusatkan Perhatian g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran h. Mengingat dengan lebih baik i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien j. Melihat gambar keseluruhan

10 Selain mempunyai manfaat Mind mapping juga mempunyai kelebihan saat digunakan di dalam kelas, yaitu: a. Cara ini cepat b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis. Sedangkan menurut Olivia (2008), keunggulan dari Mind Mapping adalah: 1. Cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. 2. Cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan ampuh. 3. Cara membuat catatan agar tidak membosankan. 4. Cara terbaik mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek. 5. Alat berpikir yang mengasikkan karena membantu berpikir 2 kali lebih baik, 2 kali lebih cepat, 2 kali lebih jernih dan lebih menyenangkan. Dari uraian tersebut, mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan dan memadukan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping (Sugiarto, 2004) Menurut Djohan (2008) dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran Mind Mapping yaitu: 1. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Mind Mapping yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal

11 siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan. 2. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview. 3. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan. 4. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Metode Mind Mapping dapat digunakan dalam setiap pembelajaran di sekolah dasar. Karena metode ini dapat memudahkan siswa dalam belajar dan mengingat kembali dengan menggunakan simbol dan warna yang beragam.

12 Berdasarkan buku pintar Tony Buzan (2008) ada tujuh langkah membuat Mind Mapping, antara lain sebagai berikut: 1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar,karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. 2. Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral,karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita. 3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebih hidup,menambah energy kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan 4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan hubungkan cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua, seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus.bila kita menghubungkan cabang-cabang,akan lebih mudah mengerti dan mengingat. 5. Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan membosankan otak. 6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Map.Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi, lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru. 7. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar bermakna seribu kata. Sedangkan langkah-langkah pembelajaran dengan Mind Mapping (Tony Buzan 2009:15) adalah sebagai berikut: 1. Membagi kelompok kecil untuk membuat Mind mapping dengan jumlah anggota 4 orang.

13 2. Membuat gambar atau simbol sesuai dengan imajinasi siswa menggunakan pensil warna sebagai ide sentral dengan menulis topik pembelajaran. 3. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topik pembelajaran dengan menggunakan symbol gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa. 4. Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran ke sub topik pembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat selanjutnya. 5. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topik pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya. 6. Hasil peta konsep siswa di presentasikan di depan kelas. 7. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja kelompok presentasi. 8. Secara bersama sama guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran. Metode yang digunakan sangat penting dalam proses pembelajaran karena pemilihan metode pembelajaran dapat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Mind mapping menekankan pada daya tangkap siswa dalam memahami materi pelajaran. Materi yang di pelajari siswa, akan di aplikasikan dengan membuat sebuah peta konsep atau catatan yang berisi inti dari pelajaran yang sudah dipelajari sehingga mempermudah siswa dalam mengingat. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan hasil belajar adalah dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping. Karena dengan metode ini proses pembelajaran akan melibatkan siswa dalam kelompok untuk membuat mind mapping yang sesuai dengan keinginan siswa. Metode ini juga menekankan pada proses menyederhanakan materi yang kompleks, dari materi yang sangat banyak akan disederhanakan menjadi inti materi, sehingga dengan begitu siswa akan mudah mempelajari kembali materi yang singkat dan jelas yang telah mereka buat sendiri. Penggunaan simbol dan warna-warna yang menarik dalam mind mapping juga akan

14 mempengaruhi daya ingat siswa sehingga siswa mudah mengingat materi yang dicatat dengan metode mind mapping. 2.1.3 Hasil Belajar Ada kesamaan pengertian hasil belajar menurut Horward Kingsley (dalam Sudjana 2002), Winkel (2004) dan Hamalik (2006), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku yang dimaksud adalah yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak mengerti menjadi mengerti, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil dan keberhasilan yang dicapai. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Sedangkan Arif Gunarso (dalam Lina, 2009) berpendapat hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usahausaha belajar. Jadi hasil belajar adalah hasil maksimal yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar yang dimaksud biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar dapat dicapai dengan melalui 2 kategori ranah, yaitu melalui ranah kognitif dan afektif. (Teori Taksonomi Bloom dalam Arikunto 2006), kedua ranah tersebuta adalah sebagai berikut. 1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelek- tual yang terdiri dari aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Hasil belajar adalah hasil dari usaha yang telah dilakukan seseorang yang bisanya hasil tersebut berupa nilai dan perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dalam sekolah hasil belajar digunakan oleh guru sebagai tolok ukur untuk mengetahui siswa tersebut

15 akan naik ke level selanjutnya atau tidak. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku menjadi baik, misalnya nilai siswa awalnya dibawah nilai KKM, karena telah mengalami proses belajar maka hasilnya adalah nilai siswa diatas nilai KKM. Kingsley (dalam Sudjana 2002) membagi hasil belajar menjadi 3, yaitu: a. Keterampilan dan kebiasaan, b. Pengetahuan dan pengertian, c. Sikap dan cita-cita. Hasil belajar dapat dipandang dari 2 sisi, yaitu sisi siwa dan sisi guru. Dari sisi guru adalah bagaimana guru menyampaikan pembelajaran dengan baik sehingga siswa mampu menerima dengan baik pula, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan keadaan mental yang lebih baik dibandingkan sebelum siswa belajar (Dimyati dan Mudjiono 2002). Keberhasilan siswa dalam belajar diukur dengan menggunakan nilai yang diperoleh setelah proses belajar. Penilaian ini dapat membantu guru mengetahui sejauh mana perkembangan anak dalam belajar, dan dari sini pula guru dapat menentukan langkah selanjutnya untuk proses pembelajaran. Melalui hasil yang diperoleh guru juga dapat menentukan kegiatan atau program apa yang akan dilakukan untuk anak yang kurang berhasil dalam kegiatan belajar tersebut. Hasil yang dicapai siswa setelah belajar haruslah lebih tinggi dibandingkan ketika siswa belum belajar sama sekali, hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar, dengan kata lain proses belajar sangat berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai siswa (Sudjana 1989). Hasil belajar sangat penting karena siswa akan mengalami perubahan tingkah laku belajar yang lebih baik sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar diukur dari tingkat keberhasilan siswa tersebut mencapai tujuan pengajaran. Hasil ini di wujudkan dalam bentuk nilai yang dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dan merupakan bukti dari keberhasilan siswa dalam pencapaian belajarnya. Setelah melihat beberapa pengertian dari para ahli, dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa hasil belajar adalah usaha maksimal yang dilakukan oleh seseorang

16 agar mencapai perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu. Dan bukti peningkatan hasil belajar seseorang tersebut dapat terlihat melalui nilai yang dicapai dan diukur melalui tes tertentu. 2.1.4. Penerapan mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar Penerapan metode mind mapping untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dapat terlihat pada keunggulan mind mapping yang dapat menyederhanakan materi yang kompleks. Mind mapping menekankan catatan yang berisi inti dari pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa sehingga mempermudah siswa dalam mengingat kembali materi dari catatan yang mereka buat sendiri. Dalam proses pembuatan mind mapping, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang 1 kelompoknya terdiri dari 4-5 orang siswa. Dalam kelompok tersebut siswa mendiskusikan simbol apa saja yang akan mereka gunakan dalam pembuatan catatan. Misalnya untuk menggambarkan bumi siswa menggunakan lingkaran berwarna biru, siswa diperbolehkan untuk menggunakan simbol yang mereka inginkan untuk menggambarkan sesuatu. Siswa juga akan menggunakan warnawarna dari spidol untuk menggabungkan topik utama ke sub-sub topik yang ada. Dengan demikian siswa tidak akan bosan untuk membaca catatan yang menarik, ringkas, dan jelas melalui catatan yang telah mereka buat sendiri. Sehingga dengan mudahnya materi untuk diingat kembali, dan menariknya catatan untuk dibaca kembali akan membantu siswa untuk mengingat materi yang telah mereka pelajari sebelumnya. Dengan alasan tersebut maka dengan penerapan metode mind mapping ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD N Kaligentong 1 Ampel. 2.2 Kajian Hasil yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariyam (2009) yang menyatakan bahwa penerapan metode mind mapping pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di MTS terbukti meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan minat belajar siswa. Hasil yang relevan juga dibuktikan dengan penelitian yang

17 dilakukan oleh Meca (2010) yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPS di SMP walisongo gempol pasuruan, dibuktikan dengan keberhasilan yang cukup tinggi yaitu 80%, minat siswa juga bertambah karena metode mind mapping adalah metode yang memakai simbol dan menggunakan warna-warna yang dapat menumbuhkan rasa ketertarikan siswa terhadap metode ini. Maka peneliti melanjutkan penelitian tersebut dengan sasaran di sekolah dasar dengan menggabungkan variabel minat dan hasil belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Mariyam dan Meca merupakan penelitian pada mata pelajaran IPS. Meca menggunakan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar di SMP, dan Mariyam menggunakan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar di MTS. Sedangkan peneliti menggunakan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar di SD dan pada mata pelajaran IPA. Peneliti ingin melihat apakah metode mind mapping cocok digunakan untuk anak SD kelas IV dan pada mata pelajaran IPA. 2.3 Kerangka Pikir Kondisi awal pembelajaran IPA di SD N Kaligentong 1 Ampel didominasi oleh guru, siswa hanya bertugas menerima informasi tanpa menggali informasi dari yang menyampaikan atau guru. Karena hanya disampaikan dengan metode ceramah, siswa mengalami kesulitan menghafal materi ajar karena materi yang diajarkan sangat banyak, siswa juga merasa bosan karena dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah. Karena itu terjadi kemerosotan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kaligentong 1 Ampel. Peneliti menggunakan metode mind mapping karena metode ini tepat digunakan dalam pembelajaran IPA, pembuatan peta konsep mempermudah siswa dalam mengingat suatu pokok bahasan yang dipelajari. Metode ini menekankan penyederhanaan materi yang kompleks, sehingga siswa mampu mengingat kembali materi yang dipelajari dengan baik. Metode ini juga sangat

18 menyenangkan karena siswa menggunakan simbol dan warna sehingga proses pembelajaran menjadi tidak membosankan. Mudahnya dipelajari kembali dan menariknya peta konsep ini untuk dibaca dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Catatan yang dibuat berupa inti dari pembelajaran yang disampaikan dengan menggunakan simbol dan warna-warna sehingga dapat dibuat bervariasi sesuai keinginan siswa. Ini menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga siswa dapat mengingat kembali materi apa yang telah disampaikan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut. Kondisi awal Guru : - Hanya menggunakan metode ceramah - Kurang alat peraga. Siswa : - Tidak mencapai KKM. Tindakan Menggunakan metode mind mapping. Kondisi akhir Hasil belajar siswa meningkat. Bagan 2.1 Kerangka Pikir Pada kondisi awal di SD N Kaligentong 1 Ampel cukup memprihatinkan, hampir setengah dari 30 siswa yaitu 13 siswa tidak mencapai KKM pada mata pelajaran IPA di SD tersebut. Karena selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah seperti biasanya, maka pada saat penelitian siswa tersebut diberikan tindakan yaitu dengan menggunakan metode mind mapping yang dapat menyederhanakan materi yang kompleks, sehingga materi siswa yang sangat banyak dapat menjadi singkat, mudah dan jelas untuk dipelajari. Setelah mendapatkan tindakan yaitu metode mind mapping, maka hasil belajar siswa SD N Kaligentong 1 Ampel dapat meningkat.

19 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kajian pustaka yang telah disusun, hipotesis penelitian yang didapat adalah : 1. Mind mapping diduga dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri Kaligentong 1 Ampel. 2. Proses penggunaan metode mind mapping diduga dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri Kaligentong 1 Ampel.